RANGKAIAN ELEKTRONIKA II
Disusun Oleh :
MUHAMMAD ARFAN S F
20202119
TEP 2A
B. TEORI DASAR
1. MOTOR DC
Motor DC sering disebut motor arus searah. Lebih sering digunakan untuk keperluan yang
membutuhkan pengaturan kecepatan dibandingkan dengan mesin AC. Penggunaan mesin DC
pada industry modern karena kecepatan kerja motor DC mudah diatur dalam suatu rentang
kecepatan yang luas, disamping banyaknya metode pengaturan kecepatan yang dapat digunakan.
Gambar 2. Kaidah tangan kiri arah medan magnet, arus dan gaya.
Rangkaian ekuivalen motor dc dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 7.2. Kontrol
motor dc, terdiri dari pengaturan kecepatan dan pengaturan arah putar motor. Kecepatan putar
motor dc dipengaruhi oleh gaya (F) yang dihasilkan pada motor dc. Sesuai kaidah tangan kiri
besarnya gaya dipengaruh oleh medan magnet (B) dan arus (I) yang melewati rotor pada motor
dc. Semakin kuat medan magnet medan magnet yang melintas pada rotor atau semakin besar
arus yang melewati rotor, maka besarnya gaya yang memutar rotor akan berbanding lurus,
demikian juga sebaliknya. Apabila medan magnet pada motor dc dihasilkan dari aliran arus
listrik pada kumparan medan, maka pengaturanarus yang melewati kumparan medan akan
mempengaruhi kekuatan medan magnet yang melintasi rotor.
Gambar 3. Rangkaian Ekuivalen Motor DC.
Sedangkan untuk mengubah arah gaya atau mengubah arah putar motor dapat dilakukan
dengan membalik arah medan magnet atau membalik arus yang mengalir melalui rotor motor dc.
2. DRIVER H – BRIDGE
Cara kerja
Pada Transistor Tipe NPN, Transistor akan aktif ketika Pada kaki Basis diberikan tegangan
yang lebih besar dari tegangan emitor. Dengan demikian maka bagian Kolektor dan Emitor
terhubung sehingga Arus listrik mengalir melalui Motor ke Groud. Ketika Tegangan pada Basis
putus, putaran motor berhenti.
Pada Transistor tipe PNP, Transistor akan Aktif apabila pada kaki basis diberikan tegangan
yang lebih rendah dari tegangan pada Emitor. Dengan demikian maka bagian Kolektor dan
Emitor terhubung sehingga Arus listrik mengalir melalui Transistor ke Motor menuju Groud.
Rangkaian ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat mengatur arah putaran motor DC.
Untuk mengatur arah putaran digunakan Rangkaian H-Bridge atau Jembatan-H.
5. MEMILIH TRANSISTOR
Transistor memiliki Spesifikasi yakni kemampuan arus dan panas yang berbeda,
tergantung dari tipe motor. Semakin besar arus yang diperlukan motor semakin besar pula
transistor yang harus digunakan. Berikut ini beberapa Transistor yang dapat digunakan.
a. Jika motor yang digunakan adalah motor DC kecil seperti motor pada mobil mainan maka
Transistor 2N3904, 2N222 atau D880
b. Jika motor memiliki torsi tinggi dan beban yang ringan seperti robot line follower maka
dapat menggunakan BD139, BD 136, BD 140 atau BD 142.
c. Jika menggunakan motor dengan torsi tinggi dan beban yang berat bisa menggunakan
Transistor daya tinggi seperti TIP41 dan TIP42 atau TIP3055 dan TIP2955.
Motor (kiri)