Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN ELEKTRONIKA II

Disusun Oleh :

MUHAMMAD ARFAN S F
20202119
TEP 2A

PROGRAM STUDI D III


TEKNOLOGI ELEKTRO PERKERETAAPIAN
POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN
2022
PRAKTIKUM MEMBUAT RANGKAIAN DRIVER MOTOR DC
A. TUJUAN
1. Mampu memilih komponen yang benar.
2. Mampi mensimulasikan rangkaian driver motor DC dengan benar.
3. Mampu merangkai dan membuat hardware driver motor DC.

B. TEORI DASAR
1. MOTOR DC
Motor DC sering disebut motor arus searah. Lebih sering digunakan untuk keperluan yang
membutuhkan pengaturan kecepatan dibandingkan dengan mesin AC. Penggunaan mesin DC
pada industry modern karena kecepatan kerja motor DC mudah diatur dalam suatu rentang
kecepatan yang luas, disamping banyaknya metode pengaturan kecepatan yang dapat digunakan.

Gambar 1. Konfigurasi Motor DC


Prinsip dasar motor DC
Jika sebuah kawat berarus diletakkan tegak lurus antara kutub magnit utara-selatan, maka
pada kawat itu akan bekerja suatu gaya yang menggerakkan kawat tersebut. Arah gerak kawat
tersebut ditentukan dengan kaidah tangan kiri seperti pada Gambar 2. Apabila arah medan
magnet (B) searah sumbu X negatif, sedangkan arah arus kawat (I) searah sumbu Z positif, maka
arah gaya (F) terhadap kawat tersebut searah sumbu Y positif.

Gambar 2. Kaidah tangan kiri arah medan magnet, arus dan gaya.
Rangkaian ekuivalen motor dc dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 7.2. Kontrol
motor dc, terdiri dari pengaturan kecepatan dan pengaturan arah putar motor. Kecepatan putar
motor dc dipengaruhi oleh gaya (F) yang dihasilkan pada motor dc. Sesuai kaidah tangan kiri
besarnya gaya dipengaruh oleh medan magnet (B) dan arus (I) yang melewati rotor pada motor
dc. Semakin kuat medan magnet medan magnet yang melintas pada rotor atau semakin besar
arus yang melewati rotor, maka besarnya gaya yang memutar rotor akan berbanding lurus,
demikian juga sebaliknya. Apabila medan magnet pada motor dc dihasilkan dari aliran arus
listrik pada kumparan medan, maka pengaturanarus yang melewati kumparan medan akan
mempengaruhi kekuatan medan magnet yang melintasi rotor.
Gambar 3. Rangkaian Ekuivalen Motor DC.
Sedangkan untuk mengubah arah gaya atau mengubah arah putar motor dapat dilakukan
dengan membalik arah medan magnet atau membalik arus yang mengalir melalui rotor motor dc.

2. DRIVER H – BRIDGE

Gambar 4. Rangkaian H-Bridge Transistor.


Proses mengendalikan motor DC menggunakan rangkaian driver motor DC H-Bridge
diatas dapat diuraikan dalam beberapa bagian sebagai berikut : Driver Motor DC dengan metode
logika TTL (0 dan 1) atau High dan Low hanya dapat mengendalikan arah putar motor DC
dalam 2 arah tanpa pengendalian kecepatan putaran (kepatan maksimum). untuk mengendalikan
motor DC dalam 2 arah dengan rangkaian driver motor dc h-bridge diatas konfiguarasi kontrol
pada jalur input adalah dengan memberikan input berupa logika TTL ke jalur input A dan B.
Untuk mengendalikan arah putar searah jarum jam adalah dengan memberikan logika TTL
1 (high) pada jalur input A dan logika TTL 0 (low) pada jalur input B. Untuk mengendalikan
arah putar berlawanan arah jarum jam adalah dengan memberikan logika TTL 1 (high) pada
jalur input B dan logika TTL 0 (low) pada jalur input A.
Driver motor DC dengan metode PWM (Pulse Width Modulation) dapat mengendalikan
arah putaran motor DC dan kecepatan motor DC menggunakan pulsa PWM yang diberikan ke
jalur input A dan B, dimana konfigurasi sinyal kontrol sebagai berikut. Untuk mengendalikan
arah putar motor DC searah jarum jam dengan kecepatan dikendalikan pulsa PWM maka jalur
input B selalu diberikan logikan TTL 0 (Low) dan jalur input A diberikan pulsa PWM.
Untuk mengendalikan arah putar motor DC berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan
dikendalikan pulsa PWM maka jalur input A selalu diberikan logikan TTL 0 (Low) dan jalur
input B diberikan pulsa PWM. Kecepatan putaran motor DC dikendalikan oleh persentasi ton-
duty cycle pulsa PWM yang diberikan ke jalur input rangkaian driver motor DC h-bridge
transistor diatas.
3. RANGKAIAN DRIVER MOTOR 1 TRANSISTOR

Gambar 5. Rangkaian Driver Motor 1 Transistor

Cara kerja
Pada Transistor Tipe NPN, Transistor akan aktif ketika Pada kaki Basis diberikan tegangan
yang lebih besar dari tegangan emitor. Dengan demikian maka bagian Kolektor dan Emitor
terhubung sehingga Arus listrik mengalir melalui Motor ke Groud. Ketika Tegangan pada Basis
putus, putaran motor berhenti.
Pada Transistor tipe PNP, Transistor akan Aktif apabila pada kaki basis diberikan tegangan
yang lebih rendah dari tegangan pada Emitor. Dengan demikian maka bagian Kolektor dan
Emitor terhubung sehingga Arus listrik mengalir melalui Transistor ke Motor menuju Groud. 
Rangkaian ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat mengatur arah putaran motor DC.
Untuk mengatur  arah putaran digunakan Rangkaian H-Bridge atau Jembatan-H.

4. RANGAKAIAN DRIVER MOTOR H-BRIDGE


Disebut Jembatan-H (H-Bridge) karena Prinsipnya memutus dan menghubungkan motor
listrik dengan empat transistor yang menyerupai huruf H. Perhatikan Skema rangkaian Dibawah
ini:

Gambar 6. Rangkaian Driver Motor H-Bridge


Skema diatas menggunakan masing-masing dua buah transistor PNP dan NPN. Jika ingin
memperkuat penguatan pada transistor maka rangkaian dapat ditambahan transistor dengan
konfigurasi Darlington. Transistor Darlington akan memperkuat sinyal yang masuk sehingga
motor akan lebih responsif.

Cara kerja rangkaian


a. Pada saat INPUT 1 dan INPUT 2 diberikan nilai logika yang berbeda (HIGH dan LOW)
maka dua dari empat transistor akan aktif secara berlainan dan membentuk putaran motor.
b. Ketika INPUT1=HIGH dan INPUT2=LOW maka Q1 dan Q4 akan aktif sehingga arus
listrik akan mengalir ke motor melalui Q1 dan Q4 sehingga motor berputar.
c. Ketika sebaliknya INPUT1 = LOW dan INPUT2=HIGH maka Q2 dan Q3 akan aktif
sehingga arus listrik akan mengalir ke motor melalui Q2 dan Q3 sehingga motor berputar
kearah sebaliknya.
d. Ketika logika paa kedua input sama HIGH atau LOW maka Motor akan diam tidak
berputar.
e. Putaran motor searah Jarum jam disebut Clock Wise (CW) sedangkan putaran yang
berlawanan arah jarum jam disebut CCW (Counter Clock Wise).

5. MEMILIH TRANSISTOR
Transistor memiliki Spesifikasi yakni kemampuan arus dan panas yang berbeda,
tergantung dari tipe motor. Semakin besar arus yang diperlukan motor semakin besar pula
transistor yang harus digunakan. Berikut ini beberapa Transistor yang dapat digunakan.
a. Jika motor yang digunakan adalah motor DC kecil  seperti motor pada mobil mainan maka
Transistor 2N3904, 2N222 atau D880
b. Jika motor memiliki torsi tinggi dan beban yang ringan seperti robot line follower maka
dapat menggunakan BD139, BD 136, BD 140 atau BD 142.
c. Jika menggunakan motor dengan torsi tinggi dan beban yang berat bisa menggunakan
Transistor daya tinggi seperti TIP41 dan TIP42 atau TIP3055 dan TIP2955.

6. KOMPONEN YANG DIGUNAKAN DAN SPESIFIKASINYA.


a. Baterai 9V, 2 buah
b. Transistor BD 139 (NPN, 4 buah) dan BD 140 (PNP, 2 buah)
c. Dioda IN4002, 4 buah
d. Resistor 330 ohm, 4 buah
e. Motor DC 5 Volt, 1 buah

C. ALAT DAN BAHAN


1. Laptop
2. PCB
3. Motor DC
4. Komponen driver H bridge

D. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

E. LANGKAH LANGKAH PERCOBAAN


1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkailah HARDWARE sesuai gambar rangkaian

F. HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS


Telah dilakukan simulasi dengan rangkaian sesuai gambar. Simulasi dilakukan dengan
menggunakan Baterai 9V, Transistor BD 139 (NPN, 4 buah); Dioda IN4002 (4 buah); Resistor 330
ohm (4 buah); Motor DC 5 Volt (1 buah).
Tabel Percobaan Software Proteus
SW1 SW2 MOTOR DC
0 0 Berhenti
0 1 Berhenti
1 0 Putar Kiri
1 1 Putar Kiri
Saat input SW1 dan SW2 adalah 0, serta saat input SW1=- 0 dan SW2=1 transistor BD139 tidak
mendapat picuan pada basis, transistor bersifat seperti saklar terbuka, tidak ada arus mengalir,
akibatnya motor tidak berputar.
Saat input SW1=1 dan SW2=0, serta saat input SW1=1 dan SW=1, arus akan mengalir dengan
urutan R3-Q3-Motor-Q2-Ground, akibatnya, motor berputar ke kiri. Arus terukur yang akan melalui
transistor Q3 adalah 0,01A, arus terukur yang akan melalui transistor Q3 adalah 0,02A. Tegangan
terukur pada motor adalah 4-5, sekian volt.

SW1-1 &SW2-0; PUTAR KIRI


SW1-1 & SW2-1; PUTAR KIRI

Pada Saat Percobaan Menggunakan Komponen Rangkaian dengan PCB


Kondisi 1
Vcc dihubung ke negative baterai
Sambungan R2 dan R4 dihubung ke positif baterai
Arus mengalir dari positif beterai—R4—Q3—Q2—R2—ground, akibatnya motor berputar ke kiri.
Kondisi 2
Vcc dihubung ke positif baterai
Sambungan R1 dan R3 dihubung ke positif baterai
Sambungan R2 dan R4 dihubung ke positif baterai
Ground dihubung ke negative baterai
Arus mengalir dari positif baterai—R1—Q1—Q4—R3—ground, akibatnya, motor berputar ke kanan.
LAMPIRAN

1. Hasil simulasi proteus.


Motor (kanan)

Motor (kiri)

2. Jumlah komponen yang dicantumkan


a. Baterai 9V, 2 buah
b. Transistor BD 139 (NPN, 4 buah)
c. Dioda IN4002, 4 buah
d. Resistor 330 ohm, 4 buah
e. Motor DC 5 Volt, 1 buah
3. Foto masing-masing komponen

Anda mungkin juga menyukai