Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM PENGUKURAN
LISTRIK AC DAN DC

RIZAL ANDREANSYAH
20202121
TEP 2A

POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN


PROGRAM STUDY TEKNOLOGI ELEKTRO PERKERETAAPIAN A
TAHUN 2021
PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK AC DAN DC
A. TUJUAN :
- Mampu memilih alat ukur yang benar
- Mampu membaca alat ukur dengan benar
- Mampu menggunakan alat ukur dengan benar

B. TEORI DASAR
Alat ukur listrik ac (amperemeter ac, voltmeter ac, cos phi meper, wattmeter ac, frekuensi
meter, multimeter/avometer)
- Amperemeter AC
Amperemeter AC merupakan sebuah alat ukur AC yang digunakan untuk
mengetahui besar kecilnya pada arus yang terdapat pada rangkaian listrik AC. Alat ukur
ini biasa ada pada susunan seri. Alat ini akan memperoleh arus yang melalui penghantar
yang telah terpasang pada suatu rangkaian listrik AC.

Gambar Amperemeter

- Voltmeter AC
Alat yang berfungsi sebagai pengukur tegangan listrik selain multimeter dan
basicmeter. Dapat mengukur tegangan AC. Voltmeter dipasang secara pararel pada
rangkaian.

Gambar Voltmeter
- Cos Phi Meter
Alat ini digunakan untuk mengetahui besarnya faktor kerja (power factor) yang
merupakan beda fasa antara tegangan dan arus. Cara penyambungan adalah sama dengan
pengukuran watt meter.
Gambar Cos Phi Meter

- Wattmeter AC
Alat ukur untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif). Pada Watt meter
terdapat spoel/belitan arus dan spoel/belitan tegangan, sehingga cara penyambungan watt
meter pada umumnya merupakan kombinasi cara penyambungan voltmeter dan ampere
meter.

Gambar Wattmeter AC

- Frekuensi Meter
Frekuennsi meter digunakan untuk mengetahui frekwensi (berulang) gelombang
sinusoidal arus bolak-balik, yang merupakan jumlah siklus gelombang sinusoidal
perdetik (cycle/second). Frekuensi meter dipasang secara parallel pada rangkaian.
Frekwensi meter mempunyai peranan cukup penting khususnya dalam
mensinkronisasikan (memparalelkan) 2 unit mesin pembangkit dan stabilnya frekwensi
merupakan petunjuk kestabilan mesin pembangkit.

Gambar Frekuensi Meter


- Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dapat mengukur Tegangan AC maupun DC,
Arus AC maupun DC, dan hambatan. Cara pemakaian multimeter sesuai dengan aspek
apa yang ingin diukur.

Alat Ukur Dc (amperemeter dc, voltmeter dc) adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur aliran listrik searah atau DC.
- Amperemeter DC
Amperemeter DC merupakan sebuah alat ukur DC. Dari sini, kita dapat
menyimpulkan bahwa Amperemeter tidak cuma dapat digunakan untuk mengukur arus
listrik AC saja. Namun dapat juga untuk DC yang terhubung secara seri. Untuk
penggunaanya pun, tidak berbeda jauh dengan cara menggunakan jenis amperemeter AC.

Gambar Amperemeter

- Voltmeter DC
Voltmeter DC merupakan sebuah alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda
potensial pada tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau pada sebuah
rangkaian elektronika. Voltmeter DC dipasang secara pararel pada rangkaian.

Gambar Voltmeter

- Rumus Daya Tegangan DC (Pdc)


Pdc=Vdc . Idc
- Rumus tegangan
V =I . R
PRESISI, AKURASI, RANGE ALAT UKUR
- Presisi
Presisi adalah penyempurnaan dalam pengukuran, perhitungan, atau spesifikasi,
terutama yang diwakili oleh jumlah digit yang diberikan. Dengan kata lain, presisi
menunjukkan kedekatan dua atau lebih pengukuran satu sama lain. Jika Anda
mendapatkan pengukuran serupa setiap kali Anda mengukur, maka pengukuran Anda
tepat.

- Akurasi
Akurasi merupakan kedekatan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan nilai
yang sebenarnya. Akurasi dapat digambarkan dengan menghitung nilai galat (error) dan
persen galat. Semakin rendah nilai galat dan persen galat yang diperoleh maka akurasi
semakin baik. Galat merupakan angka perbedaan antara nilai pengukuran dengan nilai
sebenarnya.

- Range Alat Ukur


Range alat ukur adalah rentang atau batas yang dapat diukur oleh sebuah alat
ukur. Besaran range selalu ditulis dua bilangan, yaitu antara bilangan terkecil ukur berapa
sebagai batas minimal alat ukur itu mampu menunjukan pengukurannya. Dan bilangan
terbesar ukur sebagai batas maksimal alat ukur itu mampu memperlihatkan hasil
pengukurannya.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Modul praktek (catu daya, saklar, kabel penghubung dan beban)
2. Alat ukur ac (amperemeter AC, voltmeter AC)

D. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

E. LANGKAH LANGKAH PERCOBAAN


1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkailah modul praktek sesuai gambar rangkaian
(note :
- pastikan posisi saklar MCB/saklar dalam keadaan OFF!
- jangan menghubungkan rangkaian dengan jala – jala (stop kontak) sebelum rangkaian
dicek oleh dosen pengampu)
3. Bila sudah diperbolehkan untuk menghubungkan modul praktek ke jala – jala, maka
hubungkan rangkaian tersebut ke jala jala.
4. Lalu amati sebentar apa terjadi perubahan (jarum ukur, suara aneh dan bau hangus, dll)
5. Jika tidak bermasalah silahkan ambil data
6. Cabut hubungan modul ke jala – jala
7. Ulangi langkah 2 dengan mengganti nilai beban

F. DATA HASIL PERCOBAAN

R Vac Iac Vdc Idc Pdc


10 Ω 223 Vac 0,141 A 11,8 V 1,03 A 12,154 W
47 Ω 223 Vac 0,067 A 18,8 V 0,29 A 5,452 W
100 Ω 223 Vac 0,047 A 21,0 V 0,12 A 2,52 W
330 Ω 223 Vac 0,032 A 23,0 V 0A 0W
Battery 12 V 223Vac 0,103 A 15,0 V 0,6 A 9W

Grafik dari hasil data percobaan diatas adalah sebagai berikut:

Grafik Perbandingan Vac Terhadap R


Grafik Perbandingan Iac Terhadap R

Grafik Perbadingan Vdc Terhadap R

Grafik Perbandingan Idc Terhadap R


Grafik Perbandingan Pdc Terhadap R

G. ANALISIS
Berdasarkan grafik nilai tegangan AC (Vac) dapat diketahui bahwa nilai tegangan yang
diukur adalah sama yaitu 223 Vac meskipun variable beban diganti. Hal tersebut dikarenakan
rangkaian terhubung pararel dengan sumber tegangan sehingga nilai tegangan rangkaian akan
selalu sama dengan sumber (sebelum masuk trafo).
Berdasarkan grafik nilai arus AC (Iac) dapat diketahui bahwa nilai arus ac yang diukur
akan semakin kecil seiring dengan penambahan beban. Hal tersebut dikarenakan nilai arus
berbanding terbalik dengan nilai beban, sehingga jika beban ditambah maka arus yang mengalir
akan berkurang atau semakin kecil.
Berdasarkan grafik nilai tegangan DC (Vdc) dapat diketahui bahwa nilai output
dipengaruhi oleh beban/resistor. Semakin besar nilai beban maka tegangan output semakin
tinggi. Tegangan maksimal dari output seharusnya adalah 25V, karena sesuai dengan
perhitungan dimana trafo kita atur 18V maka 18 x 2^ 1/2 = 25 V. Akan tetapi dalam praktek,
tegangan tidak bisa mencapai maksimal. Hal demikian karena factor rugi-rugi daya pada trafo
berupa energi panas.
Berdasarkan grafik nilai arus DC (Idc) dapat diketahui bahwa nilai arus output semakin
rendah apabila nilai beban ditambah. Hal ini karena nilai beban memang berkebalikan dengan
nilai arus. Sesuai dengan rumus tegangan yaitu arus dikali beban.
Berdasarkan grafik daya diketahui semakin beban ditambah maka daya yang dihasilkan
semakin menurun.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalam praktikum rectifier gelombang
penuh, dapat diambil kesimpulan bahwa beban berpengaruh terhadap besar kecilnya output baik
yang dihasilkan oleh rectifier. Hasil output tidak bisa maksimal sesuai teori yang diajarkan
karena adanya factor rugi-rugi daya karena pengaruh energi panas yang dihasikan oleh trafo.
I. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai