Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA
III IPA-1

Oleh :

• Allen Tanoko (02)


• Ayu Puspawati (05)
• Cindy Gautama (06)
• Gayatri Wida (14)
• Hania Padma Dewi (16)
• Katherine Sarah (19)
• Mulyadi Witono (24)
• Vito Kuncoro (33)
BAHAN
1. Keseimbangan Benda Tegar
2. Cepat Lambat Gelombang
3. Sifat Gelombang Cahaya
4. Pembiasan pada 2 Bidang Batas
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Tujuan :
Untuk mengetahui bahwa sebuah benda terdiri dari kumpulan partikel dimana setiap titik partikel memiliki gaya
berat sekaligus untuk mengetahui letak titik berat sebuah benda

Alat dan Bahan :


1. Karton Tebal (1 lembar)
2. Paku / Jarum (secukupnya)
3. Benang (secukupnya)
4. Kertas Grafik (secukupnya)
5. Neraca Ohauss (1 buah)
6. Beban
7. Gunting (1 buah)
8. Statif & Penjepit (1 buah)

Cara Kerja :

• PERCOBAAN I
1. Ambil karbon lalu gunting sehingga menghasilkan bentuk sembarang
2. Buat Lubang A , B dan C seperti pada gambar
3. Jepitkan paku pada penjepit yang terpasang pada statif
4. Gantungkan beban pada tali yang diikatkan pada paku tersebut
5. Gantungkan karton pada paku di lubang A
6. Tandai bagian karton yang dilalui oleh benang di titik A

7. Ulangi percobaan diatas pada lubang B hingga didapat B' dan C didapat C'
8. Hubungkan titik A dengan titik A' sehingga terbentuk garis AA' demikian pula B dengan B' didapapat BB'
dan C dengan C' didapat garis CC'
9. Tampak bahwa ketiga baris tersebut berpotongan pada 1 titik

Garis-garis yang mempunyai sifat-sifat seperti AA', BB' dan CC' ini disebut garis berat. Titik potong garis-garis berat
disebut titik berat. Titik berat diberi symbol Z
• PERCOBAAN II
1. Potonglah karton melalui garis AA' atau BB' menjadi 2 bagian

2. Timbanglah masing-masing potongan tadi


3.
m1 = 12,57 gram , m2 = 12,5 gram

4. Nilai m1 dengan nilai m2 hampir sama

• PERCOBAAN III
1. Ulangi percobaand 1 untyk menentukan titik berat potongan karton 1 sehingga didapat Z1 sebagai titik
beratnya dan Z2 sebagai titik berat potongan karton kedua (usahakan penggaris dibalik karton)
2. Sambungkan kembali potongan ke 1 dengan potongan ke 2
3. Hubungkan titik Z1 dengan Z2 memotong garis yang menghubungkan titik P dengan titik Z. Jika demikian
titik P merupakan titik berat.

4. Ukur jarak Z1P dengan jarak Z2P


Jarak Z1P = 4,5 cm
Jarak Z2P = 4,5 cm
5. Z1P = Z2P
Momen gaya W1 terhadap titik P adalah
τ1 = 0,13 x 0,045
= 5,85 . 10-3 Nm
l1 = 4,5 cm = 0,045m Momen gaya W2 terhadap titik P adalah
m1 = 12,57 gr = 0,013 kg τ2 = 0,13 x 0,045
w1 = m1 . g
= 0,013 . 10
= 0,13 N = 5,85 . 10-3 Nm
l2 = 0,045 m
m2 = 12,5 gr = 0.0125 kg = 0,013 kg
w2 = m2 . g
= 0,013 . 10 = 0,13 N
6. Tandai Bagian karton yang melalui benang di titik A'

• PERCOBAAN IV
Tempelkan kedua karton tersebut diatas kertas grafik seperti tampak pada gambar di bawah ini

X y x1 y1 x2 y2 w1= m1g w2 = m2g x(w1+w2) y(w1+w2) (x1w1+x2w2) (y1w1+y2w2)


19 10, 8, 10, 17, 10,4 0,13 0,13 =0,13,0,26 =0,106.0,2 =0,01079+0, =0,01404+0,
6 3 8 4 =0,0338 6 01352 01352
=3,38.10-2 =0,02756 =0,03341 =0,02756

• Nilai x(w1+w2) hampir sama dengan nilai (x1w1+x2w2)


• Nilai y(w1+w2) = (y1w1+ w1+w2)

PENUTUP
Untuk benda homogen, jika yang diketahui hanya bagian-bagian panjang ( l ) atau luas (A) atau massa (m), maka
rumus untuk menetukan koordinat titik beratnya yaitu :
 Benda yang berupa batang ( l)  x0 = (Σl . x) : Σl ; y0 = (Σl . y) : Σl
 Benda yang berupa bidang (A)  x0 = (ΣA . x) : ΣA ; y0 = (ΣA . y) : ΣA
 Benda yang berupa pertikel(m)  x0 = (Σm . x) : Σm ; y0 = (Σm . y) : Σm
PEMBIASAN PADA 2 BIDANG BATAS
Tujuan :
Untuk melihat efek pembiasan pada sebuah prisma, dimana pembiasan terjadi 2 kali berturut-turut pada 2 bidang
batas yang berbeda dan menentukan hubungan dari sudut antara sinar datang dengan sinar yang keluar dari prisma
dengan sudut datang pada bidang batas pertama, sudut bias pada bidang batas kedua dari sudut pembias prisma.

Alat dan Bahan :


1. Prisma 45°
2. Busur derajat
3. Papan Softboard
4. Kertas HVS (4-5lembar)
5. Jarum Pentul (4buah)
6. Pensil
7. Mistar

Cara Kerja :

1. Sisi bawah prisma digambar pada ketas HVS kemudian dari salah satu sisi tegak prisma digambar garis
normal yang saling tegak lurus dan diukur besar sudut yang telah ditentukan terhadap garis normal
2. Setelah terbentuk gambar seperti di atas, prisma diletakkan sesuai dengan gambar tersebut. Setelah itu dua
buah jarum pentul ditancapkan pada garis yang terbentuk terhadap garis normal dengan sudut tertentu. Jarum
pentul yang leinnya ditancapkan sambil melihat dari sisi miring prisma sehingga segaris dengan 2 jarum
pentul pertama yang terlihat pada prisma.
3. Garis yang terbentuk dari kedua titik pada kertas ditarik dan dari ujung garis yg bersinggungan dengan sisi
miring alas prisma ditarik garis normal sehingga terbentuk gambar sudut-sudut yang harus dicari.
4. Setelah gambar selesai,semua sudut yang terbentuk dihitung dengan busur derajat. Misalnya sudut dating ( i ),
sudut bias ( r ) dan sudut deviasi ( δ )
5. Percobaan I telah selesai dilakukan kemudian percobaan berikutnya diulangi sebanyak 4 kali dengan sudut
sinar dating terhadap garis normal yang berbeda-beda.

Hasil Pengamatan :

No i r δ i + r' - β Bandingkan nilai i dan r'


mana yg lebih besar?
1 20° 50° 25° 25° i > r'
2 25° 46° 27° 20° i < r'
3 37° 35° 25° 27° i > r'
4 45° 25° 25° 25° i > r'
5 60° 15° 30° 30° i > r'
Dari hasil pengamatan diketahui :
1. Deviasi minimum terjadi saat i = r'
2. δ = i + r' – β
3. Sumber-sumber kesalahan dalam percobaan ini :
- Pengukuran yang kurang sempurna
- Alat yg kurang bagus
- Kurang Teliti dalam pengamatan
SIFAT GELOMBANG CAHAYA
Tujuan:
Mengukur panjang gelombang dari suatu warna cahaya tertentu dengan pola Interfensi yang terjadi setelah berkas
cahaya melalui 2 celah yang berdekatan dan melalui celah tunggal.

Alat dan Bahan:


1. Laser
2. Layar
3. Kisi
4. Mistar

Cara Kerja:
1. Hitung konstan kisi dan amati spektrum kisi berdasarkan garis persatuan panjang yang tertulis pada masing-
masing jendela kisi.

d1 = _1_ mm = 10-2 mm = 10-5 m


100
d2 = _1_ mm = 1.10-2 mm = 0,33.10-5 = 3,3.10-6 m
300 3
d3 = _1_ mm = 1.10-2 mm = 0,16.10-5 = 1,6.10-6 m
600 6
2. Susun alat dan bahan.

3. Hasil yang terlihat pada layar terbentuk pola terang-gelap-terang-gelap yang terdiri dari terang pusat,orde
1,orde 2,dan orde 3.
4. Agar diperoleh warna yang mendekati monokromatis,berfilter warna pada lampu jarak kisi ke layar L = 1m
5. Hasil pengukuran jarak dari garis terang sentral ke warna di kiri-kanannya:
Bacaan sebelah kiri : 20 cm = 0,2 m
Bacaan sebelah kanan : 20 cm = 0,2 m
Jarak x rata-rata : 20 cm = 0,2 m
6. Ulangi kegiatan (f) untuk orde ke 2 dan ke 3
Hasil pengamatan :

L (meter) Orde ke (n) Bacaan kiri Bacaan kanan X (m) λ= dx/n.L


1m 1 0,2 0,2 0,2 3,3.10-6.0,2 / 1.1 = 0.66.10-7m
1m 2 0,44 0,44 0,44 3,3.10-6.0,44 / 2.1 = 7,26.10-7m
1m 3 0,8 0,8 0,8 3,3.10-6.0,8 / 3.1 = 8,8.10-7m

Dari hasil pengamatan :


1. Panjang gelombang rata-rata = 7,55.10-7 m
2. Panjang gelombang cahaya merah yang dihasilkan filter λ = 7,55.10-7 m
3. Bandingkan hasil dengan nilai panjang gelombang cahaya merah dalam buku teks. Bagaimana pendapat
anda?
♠ Panjang gelombang cahaya merah dari hasil pengamatan sepanjang 7,55.10-7 m.
Pada buku teks panjang gelombang cahaya merah sepanjang λ = 8000 A0
1A0 = 10-10 m
Jadi λ = 8.10-7 m
CEPAT RAMBAT GELOMBANG TRANSVERSAL DALAM DAWAI

Tujuan :
Untuk mengetahui bentuk gelombang yang terjadi pada sebuah senar yang digetarkan dengan sebuah alat tertentu
dan mengetahui hubungan yg terjadi antara cepat rambat gelombang pada senar dan massa yang membebani senar
tiap satuan panjang senar sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh MELDE.

Alat dan bahan :


1. Katrol dengan penjepit
2. Vibrator
3. Catu claya <power supply>
4. Beban gantung (20gr,40gr, 60gr, 80gr)
5. Benang
6. Penggaris

Cara kerja :
1. Ujung benang yang direntangkan diikat pada vibrator sedangkan ujung lainnya pada katrol digantungi sebuah
beban yg bermassa 20 gr seperti gambar

Power Supply

2. Vibrator yang hidup diatur dengan rheostat agar amplitudonya tidak terlalu besar. Panjang AB dapat diubah
dengan mengatur letak vibrator sehingga panjang Ab terbentuk, gelombang stationer dapat terlihat jelas
seperti gambar di atas

3. Gelombang stationer yang terbentuk pada sepanjang AB dilukis dan beri symbol pada tempat yang terjadi
simpangan terbesar ,<dengan symbol s:simpul>
4. Panjang gelombang yang terjadi dari gelombang stationer tersebut diukur dengan mengukur panjang 1 perut
dan 1 lembah serta 3 simpul berturut-turut

5. percobaan pembentukan gelombang stationer dilakukan sebanyak 3 kali dengan massa yang berbeda-beda

Hasil pengamatn :

Tabel 1
Percobaan Massa Panjang gel Cepat rambat gel V2 (m2/s2) Tegangan tali
ke beban(kg) λ(m) V= f . λ (m . s-1) F = m. g (N)
1 20 x 10-3 1m V= 50 . 1 = 50 V2= 502= 2500 F= 20 . 10-3 . 10= 0.2
2 40 x 10-3 1,36 m V= 50. 1,36 = 68 V2= 682= 4624 F= 40 . 10-3. 10= 0,4
3 60 x 10-3 1,64 m V= 50 . 1,64 = 82 V2= 822= 6724 F= 60 . 10-3. 10= 0,6
4 80 x 10-3 1,84 m V= 50 . 1,84 = 92 V2= 922= 8464 F= 80 . 10-3. 10= 0,8

1. Lukislah grafik V2 terhadap F

Dengan grafik di atasdapat disimpulkan bahwa hubungan antara V2 dan F berbanding lurus.

Tabel 2
Dengan 1 harga massa beban <missal = 40gr> diulangi dengan massa persatuan panjang <N> yang berbedabeda.
Percobaan ke µ (kg . m-1) λ (m) V= f . λ (m s-1) V2 (m2 s-2) 1/µ (m kg-1)
1 µ1 = µ 1m V= 50 . 1= 50m/s V2= 502 = 2500 1
2 µ2 = 2µ 0,9 m V= 50 . 0,9 = 45m/s V2= 452 = 2025 0,5
3 µ3 = 3µ 0,8 m V= 50 . 0,8 = 40m/s V2= 402 = 1600 0,3
2 2
4 µ4 = 4µ 0,64 m V= 50 . 0,64 = 32m/s V = 32 = 1024 0,25
Lukislah grafik V2 terhadap 1/N

Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara V2 berbanding lurus dengan 1/N

2. Grafik tersebut dapat digunakan untuk mencari konstanta perbandingan dengan cara:

F=V2
1/N
= tg 20o = 0,36

di mana µ = massa tali


panjang tali

3. konstanta perbandingan yang di atas mempunyai nilai yang sama dengan F pada kegiatan “h” yaitu
F = 0,4

4. Hubungan antara V2 dengan F dapat dinyatakan dengan :

F
V =
µ

Anda mungkin juga menyukai