PRAKTIKUM FISIKA
III IPA-1
Oleh :
Tujuan :
Untuk mengetahui bahwa sebuah benda terdiri dari kumpulan partikel dimana setiap titik partikel memiliki gaya
berat sekaligus untuk mengetahui letak titik berat sebuah benda
Cara Kerja :
• PERCOBAAN I
1. Ambil karbon lalu gunting sehingga menghasilkan bentuk sembarang
2. Buat Lubang A , B dan C seperti pada gambar
3. Jepitkan paku pada penjepit yang terpasang pada statif
4. Gantungkan beban pada tali yang diikatkan pada paku tersebut
5. Gantungkan karton pada paku di lubang A
6. Tandai bagian karton yang dilalui oleh benang di titik A
7. Ulangi percobaan diatas pada lubang B hingga didapat B' dan C didapat C'
8. Hubungkan titik A dengan titik A' sehingga terbentuk garis AA' demikian pula B dengan B' didapapat BB'
dan C dengan C' didapat garis CC'
9. Tampak bahwa ketiga baris tersebut berpotongan pada 1 titik
Garis-garis yang mempunyai sifat-sifat seperti AA', BB' dan CC' ini disebut garis berat. Titik potong garis-garis berat
disebut titik berat. Titik berat diberi symbol Z
• PERCOBAAN II
1. Potonglah karton melalui garis AA' atau BB' menjadi 2 bagian
• PERCOBAAN III
1. Ulangi percobaand 1 untyk menentukan titik berat potongan karton 1 sehingga didapat Z1 sebagai titik
beratnya dan Z2 sebagai titik berat potongan karton kedua (usahakan penggaris dibalik karton)
2. Sambungkan kembali potongan ke 1 dengan potongan ke 2
3. Hubungkan titik Z1 dengan Z2 memotong garis yang menghubungkan titik P dengan titik Z. Jika demikian
titik P merupakan titik berat.
• PERCOBAAN IV
Tempelkan kedua karton tersebut diatas kertas grafik seperti tampak pada gambar di bawah ini
PENUTUP
Untuk benda homogen, jika yang diketahui hanya bagian-bagian panjang ( l ) atau luas (A) atau massa (m), maka
rumus untuk menetukan koordinat titik beratnya yaitu :
Benda yang berupa batang ( l) x0 = (Σl . x) : Σl ; y0 = (Σl . y) : Σl
Benda yang berupa bidang (A) x0 = (ΣA . x) : ΣA ; y0 = (ΣA . y) : ΣA
Benda yang berupa pertikel(m) x0 = (Σm . x) : Σm ; y0 = (Σm . y) : Σm
PEMBIASAN PADA 2 BIDANG BATAS
Tujuan :
Untuk melihat efek pembiasan pada sebuah prisma, dimana pembiasan terjadi 2 kali berturut-turut pada 2 bidang
batas yang berbeda dan menentukan hubungan dari sudut antara sinar datang dengan sinar yang keluar dari prisma
dengan sudut datang pada bidang batas pertama, sudut bias pada bidang batas kedua dari sudut pembias prisma.
Cara Kerja :
1. Sisi bawah prisma digambar pada ketas HVS kemudian dari salah satu sisi tegak prisma digambar garis
normal yang saling tegak lurus dan diukur besar sudut yang telah ditentukan terhadap garis normal
2. Setelah terbentuk gambar seperti di atas, prisma diletakkan sesuai dengan gambar tersebut. Setelah itu dua
buah jarum pentul ditancapkan pada garis yang terbentuk terhadap garis normal dengan sudut tertentu. Jarum
pentul yang leinnya ditancapkan sambil melihat dari sisi miring prisma sehingga segaris dengan 2 jarum
pentul pertama yang terlihat pada prisma.
3. Garis yang terbentuk dari kedua titik pada kertas ditarik dan dari ujung garis yg bersinggungan dengan sisi
miring alas prisma ditarik garis normal sehingga terbentuk gambar sudut-sudut yang harus dicari.
4. Setelah gambar selesai,semua sudut yang terbentuk dihitung dengan busur derajat. Misalnya sudut dating ( i ),
sudut bias ( r ) dan sudut deviasi ( δ )
5. Percobaan I telah selesai dilakukan kemudian percobaan berikutnya diulangi sebanyak 4 kali dengan sudut
sinar dating terhadap garis normal yang berbeda-beda.
Hasil Pengamatan :
Cara Kerja:
1. Hitung konstan kisi dan amati spektrum kisi berdasarkan garis persatuan panjang yang tertulis pada masing-
masing jendela kisi.
3. Hasil yang terlihat pada layar terbentuk pola terang-gelap-terang-gelap yang terdiri dari terang pusat,orde
1,orde 2,dan orde 3.
4. Agar diperoleh warna yang mendekati monokromatis,berfilter warna pada lampu jarak kisi ke layar L = 1m
5. Hasil pengukuran jarak dari garis terang sentral ke warna di kiri-kanannya:
Bacaan sebelah kiri : 20 cm = 0,2 m
Bacaan sebelah kanan : 20 cm = 0,2 m
Jarak x rata-rata : 20 cm = 0,2 m
6. Ulangi kegiatan (f) untuk orde ke 2 dan ke 3
Hasil pengamatan :
Tujuan :
Untuk mengetahui bentuk gelombang yang terjadi pada sebuah senar yang digetarkan dengan sebuah alat tertentu
dan mengetahui hubungan yg terjadi antara cepat rambat gelombang pada senar dan massa yang membebani senar
tiap satuan panjang senar sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh MELDE.
Cara kerja :
1. Ujung benang yang direntangkan diikat pada vibrator sedangkan ujung lainnya pada katrol digantungi sebuah
beban yg bermassa 20 gr seperti gambar
Power Supply
2. Vibrator yang hidup diatur dengan rheostat agar amplitudonya tidak terlalu besar. Panjang AB dapat diubah
dengan mengatur letak vibrator sehingga panjang Ab terbentuk, gelombang stationer dapat terlihat jelas
seperti gambar di atas
3. Gelombang stationer yang terbentuk pada sepanjang AB dilukis dan beri symbol pada tempat yang terjadi
simpangan terbesar ,<dengan symbol s:simpul>
4. Panjang gelombang yang terjadi dari gelombang stationer tersebut diukur dengan mengukur panjang 1 perut
dan 1 lembah serta 3 simpul berturut-turut
5. percobaan pembentukan gelombang stationer dilakukan sebanyak 3 kali dengan massa yang berbeda-beda
Hasil pengamatn :
Tabel 1
Percobaan Massa Panjang gel Cepat rambat gel V2 (m2/s2) Tegangan tali
ke beban(kg) λ(m) V= f . λ (m . s-1) F = m. g (N)
1 20 x 10-3 1m V= 50 . 1 = 50 V2= 502= 2500 F= 20 . 10-3 . 10= 0.2
2 40 x 10-3 1,36 m V= 50. 1,36 = 68 V2= 682= 4624 F= 40 . 10-3. 10= 0,4
3 60 x 10-3 1,64 m V= 50 . 1,64 = 82 V2= 822= 6724 F= 60 . 10-3. 10= 0,6
4 80 x 10-3 1,84 m V= 50 . 1,84 = 92 V2= 922= 8464 F= 80 . 10-3. 10= 0,8
Dengan grafik di atasdapat disimpulkan bahwa hubungan antara V2 dan F berbanding lurus.
Tabel 2
Dengan 1 harga massa beban <missal = 40gr> diulangi dengan massa persatuan panjang <N> yang berbedabeda.
Percobaan ke µ (kg . m-1) λ (m) V= f . λ (m s-1) V2 (m2 s-2) 1/µ (m kg-1)
1 µ1 = µ 1m V= 50 . 1= 50m/s V2= 502 = 2500 1
2 µ2 = 2µ 0,9 m V= 50 . 0,9 = 45m/s V2= 452 = 2025 0,5
3 µ3 = 3µ 0,8 m V= 50 . 0,8 = 40m/s V2= 402 = 1600 0,3
2 2
4 µ4 = 4µ 0,64 m V= 50 . 0,64 = 32m/s V = 32 = 1024 0,25
Lukislah grafik V2 terhadap 1/N
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara V2 berbanding lurus dengan 1/N
2. Grafik tersebut dapat digunakan untuk mencari konstanta perbandingan dengan cara:
F=V2
1/N
= tg 20o = 0,36
3. konstanta perbandingan yang di atas mempunyai nilai yang sama dengan F pada kegiatan “h” yaitu
F = 0,4
F
V =
µ