Anda di halaman 1dari 11

BAB II ISI 2.

1 Pengertian Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh kita, terutama di dalam liver (hati). Tubuh menggunakan kolesterol untuk membuat: Hormon seks (yang sangat penting bagi perkembangan dan fungsi organ seksual) Hormon korteks adrenal (penting bagi metabolisme dan keseimbangan garam di dalam tubuh) Vitamin D (tanpa vitamin D kita tidak bisa menyerap kalsium untuk tubuh kita) Garam empedu (yang membantu usus menyerap lemak)

Jadi, kolesterol adalah lemak yang penting sekali, tidak jahat atau berbahaya. Walaupun demikian, terlalu banyak kolesterol dalam aliran darah sangat berbahaya. 2.2 Peredaran Kolesterol dalam Tubuh Peredaran kolesterol dalam tubuh mengikuti distribusi lemak, yaitu melalui darah. Darah merupakan jalur pengiriman lemak yang paling penting dari usus ke seluruh bagian tubuh, melalui arteri dan pembuluh-pembuluh darah yang lebih halus. Karena kolesterol merupakan turunan lemak, maka tidak larut dalam air dan darah. Maka pengubahannya menjadi zat yang larut sangat perlu, caranya yaitu lemak harus bisa mengikatkan diri dengan protein yang larut dalam darah. Gabungan lemak dan protein disebut lipoprotein (lemak-protein). Gabungan ini berfungsi sebagai pengangkut lemak dan kolesterol dalam darah. Dua jenis lipoprotein yang berperan sebagai pengirim kolesterol adalah LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein). LDL adalah lipoprotein

37

yang mengandung lebih banyak lemak daripada protein. Sebagian besar lemaknya adalah kolesterol. Sedangkan HDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung protein daripada lipoprotein lainnya,dan konsentrasi lemaknya paling kecil. Karena LDL mengandung paling banyak kolesterol dari semua lipoprotein, maka ia merupakan pengirim utama kolesterol dalam darah. Sel-sel tubuh memerlukan kolesterol untuk bisa tumbuh dan berkembang secara semestinya. Sel-sel ini memperoleh kolesterol dari liver yang dikirim oleh LDL. Walaupun demikian jumlah kolesterol yang bisa diserap sebuah sel ada batasnya. Pada orang-orang yang makan banyak lemak jenuh, maka kadar LDL dalam darahnya tinggi, dan demikian pula kadar kolesterol dalam sel. Ini berarti bahwa kadar kolesterol dalam darah naik dengan konsekuensi risiko penumpukan kolesterol pada dinding dalam arteri, yang disusul dengan terjadinya arteriosklerosis. Kelebihan kolesterol dari jaringan tubuh dikumpulkan oleh HDL ketika melalui darah untuk dikembalikan ke liver, dan dari sana HDL mengeluarkannya bersama dengan empedu. Sebagai kesimpulan bisa dikatakan bahwa HDL adalah kolesterol yang baik sedangkan LDL adalah kolesterol yang buruk. Kadar kolesterol LDL dalam darah harus serendah-rendahnya, lebih baik lagi di bawah 5. tingkat kolesterol HDL harus setinggi-tingginya, lebih baik lagi di atas 1 milimol/liter. Maka secara umum disepakati bahwa: Kolesterol total darah (yaitu kolesterol dalam darah) harus sebanyak 5 m.mol atau lebih rendah daripada itu. Kalau kita mempunyai kadar kolesterol antara 5-7 m.mol, kita harus mengubah gaya hidup terutama susunan menu kita serta kegiatan rutin dan kebiasaan yang membuat kesehatan kita menghadapi risiko. Kalau kadar kolesterol di atas 7 m.mol, secara serius kita harus mempertimbangkan untuk membuat perubahan mengakar.

47

Faktor risiko terhadap kesehatan kita akan meningkat 3-4 kali apabila kadar kolesterol darah naik menjadi 7-8 m.mol. Cara mengevaluasi kadar kolesterol: 7-9 6-7 Lebih besar dari 9 => Cukup tinggi => Garis perbatasan => Bisa diterima => Sangat tinggi

Kurang dari 5

Kolesterol diukur dalam milimol (m.mol) per liter darah, yaitu jumlah molekul per liter plasma darah. Maka kadar 6 berarti 6 milimol per liter darah. Kolesterol yang berlebihan dapat mengancam kesehatan, Semakin tinggi kadar kolesterol dalam darah, semakin besar pula risiko kematian sebagai akibat pengerasan (arteriosklerosis) pembuluh darah koroner. Kolesterol dalam darah memainkan peran yang penting dalam pembentukan arteriosklerosis. 2.3 Perkembangan Arteriosklerosis Jantunglah yang memompa darah ke seluruh tubuh, dan darah mengangkut oksigen melalui arteri ke seluruh bagian tubuh, tempat oksigen kemudian diserap. Otot jantung, seperti jaringan tubuh lainnya memerlukan oksigen agar bisa berfungsi. Oksigen ini dipasok oleh arteri koroner. Kalau salah satu cabang arteri ini tersumbat sebagai akibat arteriosklerosis, bagian otot jantung yang biasanya dipasok oleh arteri tersebut rusak, sebagian mungkin rusak secara permanen (infraksi kardiak). Jika darah mengandung kolesterol secara berlebihan, mungkin kolesterol ini mengendap dalam arteri. Hal itu berlaku terutama bagi arteri yang memasok darah ke dalam jantung (arteri koroner). Ini berarti bahwa satu bagian otot jantung (myokardium) akan mati dan dalam pekanpekan berikutnya bagian yang terpengaruh akan diperbaiki oleh jaringan parut. Berlawanan dengan otot jantung, jaringan parut ini tidak bisa berkontraksi.

57

Hilangnya daya pompa jantung bergantung pada banyaknya jaringan otot jantung yang rusak akibat terjadinya arteriosklerosis. Pembentukan parut besar pada jaringan ini dapat berakibat fatal. Sklerosis pada arteri koroner (penyakit jantung koroner) secara khas muncul dalam tiga cara: 1. 2. 3. Serangan jantung, yang menyebabkan penghentian total pasokan oksigen dan menyebabkan kerusakan pada otot jantung. Angina pectoris, yang menimbulkan rasa nyeri pada jantung dalam waktu yang singkat atau lebih lama. Gangguan jantung yang tiba-tiba sebagai akibat dari penurunan pasok darah. Hal ini secara serius bisa mengganggu irama denyut jantung dan bisa menimbulkan kematian mendadak. Setiap faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung dikenal sebagai faktorfaktor risiko, yaitu: 1. Kolesterol Dari semua faktor risiko yang bertalian dengan arteriosclerosis/penyakit jantung, kolesterol darah adalah yang paling penting, yaitu salah satu faktor yang memberikan tanda-tanda paling jelas tentang bakal timbulnya penyakit jantung. Secara umum bisa dikatakan bahwa pada tiap satu persen peningkatan kadar kolesterol darah, ada 2% peningkatan risiko, dan pada pria dalam kelompok umur 30-49 tahun risiko itu bahkan lebih besar. 2. Usia dan jenis kelamin 80% kematian akibat penyakit jantung koroner terjadi pada orang dengan usia 65 tahun atau lebih. Pria dengan usia kurang dari 65 tahun kira-kira mempunyai kemungkinan meninggal akibat penyakit jantung koroner empat kali lebih besar dibandingkan wanita. Tetapi pada orang tua risiko ini kira-kira sama di antara kedua jenis kelamin tersebut. 3. Faktor keturunan

67

Faktor keturunan mungkin disebabkan oleh kecenderungan bawaan terhadap kadar kolesterol tinggi dalam darah sebagai akibat memakan makanan yang mengandung lebih banyak lemak dan kolesterol. 4. Tekanan darah tinggi Hipertensi atau tekanan darah tinggi mempercepat pengerasan arteri dan dengan demikian merupakan penyebab utama terjadinya arteriosklerosis, biasanya pada arteri koroner tetapi juga pada arteri yang memasok darah ke otak dan kaki. 5. Merokok Perokok membuka dirinya terhadap risiko serius arteriosklerosis dan penyakit jantung. Orang yang mengisap 20 batang rokok atau lebih sehari mempunyai risiko 2 kali lipat untuk mendapat penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang bukan perokok. Alasan yang tepat mengapa merokok demikian berbahaya belum dipahami sepenuhnya, tetapi sudah diketahui bahwa: Merokok akan meningkatkan kecenderungan sel-sel darah untuk menggumpal dalam pembuluhnya dan kecenderungan ini melekat pada lapisan dalam pembuluh darah. Ini meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah atau thrombus, yang biasanya terjadi di daerah-daerah yang terpengaruh oleh arteriosklerosis. Merokok menurunkan jumlah HDL dalam darah. Merokok mengurangi kemampuan HDL menyingkirkan kolesterol darah yang berlebihan dan kolesterol dari daerah-daerah yang terpengaruh oleh arteriosklerosis. 6. Kelebihan berat badan Orang yang kelebihan berat badan cenderung mempunyai kadar kolesterol dan lemak yang lebih tinggi dalam darah dan kerap kali mempunyai HDL yang rendah. HDL melindungi jantung dari arteriosklerosis. Selain itu, orang yang kelebihan berat badan mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi, hal itu mendorong terjadinya arteriosklerosis. Karena kelebihan berat badan meningkatkan risiko terjadinya diabetes, maka terjadinya arteriosklerosis juga akan terangsang. 7. Diabetes

77

Pada penderita diabetes, selain gangguan metabolisme gula, konversi lemak oleh tubuh juga terganggu, yang menyebabkan kadar lemak darah meningkat. Bagi penderita diabetes, kenaikan kadar lemak darah sangat meningkatkan risiko penyakit jantung yang disebabkan oleh arteriosklerosis. 8. Stress Stress bisa meningkatkan pengeluaran hormon stress oleh tubuh, yang berakibat naiknya tekanan darah. Belum bisa dipastikan apakah ini mendorong arteriosklerosis. Tetapi stress mendorong kita untuk membentuk kebiasaan yang merugikan, bahkan merusak, seperti minum minuman keras dan merokok sampai berlebih-lebihan di samping makan secara tidak beraturan. 2.4 Pengukuran Kadar Kolesterol Tujuan pengukuran kolesterol darah adalah untuk mengetahui apakah seseorang menghadapi risiko memperoleh arteriosklerosis pada usia muda. Risiko sklerosis pada arteri koroner bisa dikurangi, bahkan pada kaum pria yang hanya sedikit menghadapi risiko denganmenurunkan kadar kolesterol darahnya. Karena alasan itulah, maka orang-orang dari kelompok umur 20-60 tahun harus diukur kadar kolesterol darahnya apabila: 1. 2. 3. 4. 5. 6. orang tua atau saudara sekandung mereka menunjukkan tanda-tanda sklerosis pembuluh darah koroner sebelum usia 60 tahun, mereka mempunyai kerabat dekat dengan kadar lemak darah yang tinggi. mereka pernah diberi perawatan dengan obat menurunkan tekanan darah), mereka menderita diabetes, mereka memperlihatkan tanda-tanda penyakit jantung atau arteriosklerosis yang mengganggu pasokan darah ke kaki atau otak, mereka perokok berat (lebih dari 15 batang rokok sehari). hipotensif (obat untuk

Beberapa orang mempunyai tanda-tanda penumpukan kolesterol yang terlihat dalam jaringan tubuhnya. Pengumpulan kolesterol ini, atau dikenal dengan istilah

87

xanthomata, terutama ditemukan dalam kulit atau urat. Pada orang dengan kadar kolesterol tinggi karena factor keturunan (bawaan), penumpukan ini kadang-kadang tampak pada kulit seperti separuh biji kacang, yang bisa dirasakan dan dilihat dalam urat dekat buku jari atau sebagai gumpalan di sekitar urat Achilles. Pada peningkatan kadar lemak darah (hiperlipidemia), xanthomata bisa merupakan pembengkakan yang bulat, berwarna kuning atau jingga, biasanya keadaan di atas siku atau sebagai garisgaris jingga pada telapak tangan. Harus ditekankan bahwa banyak orang dengan kadar kolesterol tinggi tidak menemui xanthomata, san satu-satunya cara untuk memastikan diagnosanya adalah dengan cara mengukur kadar kolesterol dan kadar lemak dalam darah. Mungkin ada tanda-tanda lain akibat meningkatnya kadar kolesterol, tetapi hal ini tidak bisa dijadikan pegangan. Sebuah lingkaran putih atau bentuk setengah lingkaran dalam kornea mata biasanya merupakan pertanda naiknya kadar kolesterol darah pada orang yang berumur di bawah 30 tahun tetapi lebih sering pada mereka yang termasuk dalam kelompok umur 30-50 tahun. Pada mereka yang berumur di atas 50 tahun, hal itu tidak selalu merupakan pertanda peningkatan kadar kolesterol darah. Pertanda lainnya adalah bercak-bercak kuning di bawah kulit kelopak mata (xanthelasma). Kalau tanda ini tampak pada orang yang berumur di bawah 30 tahun, maka hal itusering ada kaitannya dengan peningkatan kadar kolesterol, tetapi hal seperti itu bisa juga terjadi pada orang yang kadar kolesterolnya normal. 2.5 Lemak Jenuh dan Lemak Tidak Jenuh Lemak jenuh dikenali karena bentuknya selalu padat dalam suhu ruangan. Kebanyakan lemak hewani dan margarin keras termasuk lemak jenuh. Semakin banyak lemak jenuh yang kita makan, semakin tinggi pula kadar kolesterol darah kita, dan semakin besar risiko kita terkena penyakit jantung. Contoh makanan yang banyak mengandung lemak jenuh: daging, kepala susu, susu murni dan keju berlemak, kue dan biskuit, margarin keras dan coklat.

97

Lemak tidak jenuh dikenali dari bentuknya yang selalu cair atau paling-tidak, lunak dalam suhu ruangan. Berlawanan dengan lemak jenuh, jenis ini biasanya lemak nabati. Satu-satunya perkecualian adalah minyak ikan. Contoh lemak tidak jenuh: minyak biji bunga matahari, minyak zaitun, minyak jagung, dan beberapa jenis margarin lunak. Pembagian dilakukan atas lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Yang paling penting diketahui adalah bahwa lemak tidak jenuh ganda lebih baik dalam menurunkan kadar kolesterol dibandingkan dengan lemak tidak jenuh tunggal, sedangkan lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol. Maka jika kita menggantikan lemak jenuh dalam susunan menu kita dengan minyak dan lemak tidak jenuh, kadar kolesterol dalam darah kita akan turun. Contoh lemak tidak jenuh ganda: minyak biji buah anggur, minyak kemiri, minyak biji bunga matahari, minyak kedelai, dan minyak jagung. Kadar lemak tidak jenuh ganda juga memberikan pengaruh. Jenis lemak ini mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku, yang berlawanan dengan pengaruh yang diberikan oleh lemak jenuh. Ini mengurangi risiko penggumpalan darah. Kemampuan minyak tidak jenuh ganda lainnya adalah kemampuannya melarutkan lemak jenuh dalam tubuh, yang berarti bahwa lemak ini meleleh dan bukannya terkumpul dalam arteri,yang akhirnya menyumbat aliran darah. Sebagai pedoman bisa dikatakan bahwa: 1. Lemak jenuh menaikkan kadar kolesterol dalam darah (ini adalah lemak yang jahat) 2. lemak tidak jenuh tunggal tidak punya pengaruh baik atau buruk 3. Lemak tidak jenuh ganda menurunkan kadar kolesterol dalam darah (ini adalah lemak yang baik) Sebagai ketentuan umum bisa kita katakan bahwa susunan menu harus mengandung lemak tidak jenuh ganda sebanyak dua kali lipat jumlah lemak jenuh untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah.

107

2.6 Cara-cara Menjaga Kadar Kolesterol dalam Darah Agar Tetap Normal

Diet rendah kolesterol Kolesterol tidak hanya berasal dari makanan yang kita makan, tetapi juga diproduksi dalam liver. Sulit untuk meramalkan perubahan kadar kolesterol darah hanya dengan mengurangi konsumsi kolesterol, sebab kalau jumlah yang dikonsumsi dalam makanan dikurangi, liver meningkatkan produksinya. Oleh karena itu asupan kolesterol yang bisa kita kendalikan adalah kolesterol yang berasal dari makanan. Maka penting sekali untuk memperhatikan menu kita agar tidak mengandung kolesterol berlebihan. a. Protein Pilihlah: ikan, ayam (tetapi hindari kulitnya), daging sapi tak berlemak, kambing muda, sapi muda, kerang. Kurangi: konsumsi daging sapi berlemak, kambing dan babi, daging iga, jeroan, telur ikan, hati, jantung, ginjal, sosis, dendeng babi, sarden. Singkirkan lemak yang kelihatan. b. Produk susu Pilihlah: susu skim atau susu berkadar lemak rendah, yoghurt berkadar lemak rendah, keju berkadar lemak rendah, lebih baik lagi yang kaddar lemaknya kurang dari 30%. Hindari: mentega susu, susu murni, yoghurt berlemak, krim susu, keju krim, krim asam, keju berlemak (45%) atau keju lunak berkadar lemak tinggi. c. d. Telur Hindari kuning telur. Paling banyak dua butir telur dalam seminggu. Buah-buahan dan sayuran Pilihlah: sayuran segar, beku atau kalengan, buah-buahan kering. Hindari: sayuran dalam krim atau saus putih, atau yang digoreng dalam mentega susu.

117

e.

Roti dan produk biji-bijian Pilihlah: roti buatan sendiri yang mengandung lemak tidak jenuh, biskuit berkadar lemak rendah, nasi, pasta, kentang, roti gandum, dan emping jagung. Hindari: pastri, kue dan biskuit yang mengandung lemak jenuh, misalnya kue yang dibeli di bakery, kue tart, croissant, dan biskuit berkadar lemak tinggi.

f.

Lemak dan minyak Pilihlah: lemak nabati tidak jenuh seperti minyak jagung, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak biji bunga matahari. Margarin yang dibuat dari lemak tidak jenuh, margarin nabati atau margarin diet dengan kadar lemak tidak jenuh ganda 55% atau lebih. Bumbu selada yang terbuat dari jenisjenis minyak di atas, terutama dengan kadar lemak yang dikurangi. Minyak ikan menurunkan kadar lemak darah. Hindari: mentega susu, margarin keras, krim selada, mayones, selada dengan bumbu mayones, bumbu selada yang mengandung kuning telur, kelapa dan minyak kelapa, coklat.

Berolahraga Berolahraga secara teratur meningkatkan pembakaran lemak dan kolesterol. Berolahraga keras bisa meningkatkan jumlah HDL kolesterol dalam darah. Tetapi perlu dilakukan latihan secara teratur kalau kita ingin memperbaiki kadar kolesterol dalam tubuh. Kalau mempunyai kelebihan berat badan atau rentan terhadap penyakit jantung maka paling baik berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum merencanakan program latihan olahraga secara teratur. Tidak merokok Konsumsi serat Jumlah serat dalam susunan menu mempengaruhi jumlah kolesterol dalam darah. Terdapat dua jenis serat: yakni yang bisa larut dan tidak bisa larut. Serat larut menurunkan kadar kolesterol, sedangkan serat tidak larut mempunyai efek

127

melancarkan pembuangan sisa makanan secara alami. Contoh serat larut yaitu produk terigu seperti kue dan roti, dan emping jagung. 2.7 Perawatan Penyakit jantung dan arteriosklerosis pada pembuluh darah koroner sudah sangat lumrah. Walaupun perawatan pada keadaan ini penting sekali, hal ini belum berarti cukup, karena yang paling penting adalah mencegah terjadinya peningkatan kolesterol dan lemak darah. Kalau kita terpaksa merawat kadar kolesterol yang tinggi maka tentu saja kita harus mengukurnya lebih dulu. Kalau kadar kolesterol darah mendekati 6 atau mungkin agak tinggi, kita harus diet untuk menurunkan kadar tersebut dan menurunkan berat badan kalau berat badan berlebihan. Kalau kadar kolesterol darah 7 atau lebih,kita harus diet dan menurunkan berat badan. Diperhatikan juga apakah ada tanda-tanda penyakit lainnya seperti produksi hormon dari kelenjar thyroid, hipertensi dan diabetes. Kalau kadar kolesterol darah sangat tinggi, ada baiknya menyarankan agar keluarga dekat, misalnya kakak atau adik kandung, orangtua dan anak-anak juga dites kadar kolesterolnya. Pola bawaan yang diambil dari kadar kolesterol kerabat dekat kerap kali bisa membantu para dokter untuk membuat diagnosis yang akurat. Kalau mengubah kebiasaan makan dan kebiasaan lainnya tidak menghasilkan penurunan kadar kolesterol darah dalam jangka panjang, perawatan dengan obat akan dimulai atas konsultasi dengan dokter. Perawatan dengan obat akan diteruskan selama sisa hidup dan harus diminum setiap hari. Namun harus diperhatikan ada beberapa jenis obat yang digunakan dalam perawatan hipertensi bisa menaikkan kadar kolesterol darah. Mengganti jenis obat ini dengan obat yang tidak menaikkan kadar kolesterol darah harus dilakukan berdasarkan konsultasi dengan dokter.

Anda mungkin juga menyukai