Anda di halaman 1dari 28

Fisika Dasar 1

Vektor

Dosen : Yunita Citra Dewi, S.Si., M.Si.


Student Outcome
 SO1 : menguasai konsep teoretis sains alam,
aplikasi matematika rekayasa; prinsip-prinsip
rekayasa (engineering fundamentals), sains
rekayasa dan perancangan rekayasa yang
diperlukan untuk analisis dan perancangan sistem
logistik
Learning Outcome
 LO2 : memiliki ketrampilan dalam memanfaatkan
hukum-hukum mekanika dalam masalah fisik
Chapter 3. Vector

➢ Definisi Vektor
➢ Penjumlahan Vektor
➢ Vektor Satuan
➢ Penjumlahan Vektor secara Analitis
➢ Perkalian Skalar
➢ Perkalian Vektor
Vector vs Scalar

Besaran Vektor memiliki Besaran skalar memiliki


besar dan arah nilai, tapi tak memiliki arah

Contoh besaran vector : Contoh besaran scalar : waktu,


perpindahan, kecepatan, suhu, massa
percepatan
Definisi Vektor
 Besaran Vektor adalah besaran yang terdiri dari dua variable, yaitu
BESAR dan ARAH. Contoh besaran vector adalah perpindahan.

 Sebuah besaran vector dapat dinyatakan oleh huruf dicetak tebal (misal
Ԧ
A) atau diberi tanda panah diatas huruf (misal 𝐴).

 Perpindahan dari a ke b dinyatakan oleh vektor 𝑅


b

a
Penjumlahan Vektor

 Penjumlahan vector 𝑅 yang menyatakan perpindahan a ke b dan


vector 𝑆Ԧ yang menyatakan perpindahan b ke c menghasilkan
vector 𝑇 yang menyatakan perpindahan a ke c.

𝑅 𝑇 = 𝑅 + 𝑆Ԧ 𝑆Ԧ

 Cara menjumlahkan dua buah vector dengan mempertemukan


ujung vector pertama, vector 𝑅, dengan pangkal vector kedua,
vector 𝑆Ԧ . Maka resultan vektornya, vector 𝑇 , adalah
menghubungkan pangkal vector pertama dan ujung vector kedua.
Contoh Gambar Penjumlahan Vektor
Dua Sifat Penting Dalam Penjumlahan Vektor

(1) Commutative law:

a +b = b +a

(2) Associative law:

(a + b ) + c = a + (b + c )
Subtraction

d = a − b = a + (−b )
Besar Vektor Resultan
Jika besar vector 𝑅 dinyatakan oleh R dan besar vector 𝑆Ԧ
dinyatakan oleh S, maka besar vector 𝑇 sama dengan :
T= 𝑅2 + 𝑆 2 − 2𝑅𝑆 cos 𝜃 (1.1)

θ
𝑅 𝑆Ԧ
𝑇 = 𝑅 + 𝑆Ԧ
𝑇

Sudut 𝜃 menyatakan sudut yang dibentuk antara vector 𝑅 dan


Ԧ
vector 𝑆.
Pengurangan Vektor

 Untuk pengurangan vector, missal 𝐴Ԧ – 𝐵 dapat dinyatakan


sebagai penjumlahan dari 𝐴Ԧ + (- 𝐵).
 Vektor -𝐵 atau negatif dari vektor 𝐵 adalah sebuah vektor
yang besarnya sama dengan vektor 𝐵 tetapi arahnya
berlawanan.

𝐶Ԧ = 𝐴Ԧ – 𝐵
𝐶Ԧ
–𝐵
𝐴Ԧ
𝐵
Contoh
 Sebuah mobil bergerak ke Utara sejauh 20 km, kemudian bergerak ke
Barat sejauh 40 km. Selanjutnya bergerak ke Selatan sejauh 10 km.
Tentukan besar perpindahan mobil tersebut !

N
B 40 km U

E
10 km

20 km
S
Vektor Satuan
𝑅
 Vektor satuan didefenisikan sebagai : r = (1.2)
𝑅
 Vektor satuan r tidak mempunyai dimensi dan besarnya
adalah satu satuan. Dari persamaan di atas, sebuah besaran
vektor dapat dinyatakan sebagai besar vektor tersebut dikali
vektor satuan. Vektor satuan r menyatakan arah dari vektor R.
 Terdapat vektor satuan standar dalam koordinat Kartesian di
mana arah-arah dari masing-masing sumbu dinyatakan dalam
vektor satuan.
 Vektor satuan i menyatakan arah sumbu X positif
 Vektor satuan j menyatakan arah sumbu Y positif
 Vektor satuan k menyatakan arah sumbu Z positif
How to describe a two-dimension vector?

Vector Components:
The projection of a vector
on an axis is called its
component .

ax = a cos  ay = a sin 

a = ax + a y = ax i + a y j
Addition of Vectors by Means of Components

C = A+ B


=

 = tan −1 (C y / Cx )
Penulisan Vektor Secara Analitis
Rz

Ry

Rx

vektor dalam dua dimensi

 Vektor 𝑅 dinyatakan oleh 𝑅 = Rxi + Ryj + Rzk

 Besar vector 𝑅 adalah 𝑅 = 𝑅𝑥 2 + 𝑅𝑦 2 + 𝑅𝑧 2

 Vektor satuan standar tersebut setiap vektor dapat dinyatakan dalam


bentuk penjumlahan dari vektor komponen masing-masing sumbu koordinat.
Contoh
 Sebuah vector perpindahan dari titik (2,2) ke titik (-2,5).
Tentukan :
a) Vektor perpindahan dinyatakan secara analitis
b) Sudut yang dibentuk vektor tersebut dengan sumbu X
c) Panjang vector
Jawab :
y
(-2,5) a) vector perpindahan :
ujung
R = (Xujung – Xpangkal)i + (Yujung –Ypangkal)j
Ry
 (2,2) = (-2-2)i + (5-2)j
pangkal
= -4i + 3j
x

Rx
y
(-2,5)
ujung

Ry
 (2,2)
pangkal

Rx
b) Sudut yang dibentuk :
Ry 3
 = tan −1
= tan   = 37 o −1

Rx 4
c) Besar vektor 𝑅
2 2
R = Rx + R y = 32 + 4 2 = 5satuan
Penjumlahan Vektor Secara Analitis
 Jika diketahui :
vektor 𝐴Ԧ = XAi + YAj dan vektor 𝐵 = XBi + YBj,
maka penjumlahan vektor 𝐴Ԧ + 𝐵 = (XA + XB)i + (YA + YB)j
 Atau secara umum jika menjumlahkan n buah vektor berlaku:
𝑅 = (X0 +…+Xi +… +Xn)i + (Y0 +…+Yi +… +Yn)j (1.3)

yA + yB

yB

𝐵
𝐵
yA

𝐴Ԧ
𝐴Ԧ
xB xA
xA + xB
Contoh
 Diketahui dua buah vektor.
𝐴Ԧ = 3i + 2j
𝐵 = 2i − 4j
Tentukan :
-B
a. 𝐴Ԧ + 𝐵 dan 𝐴Ԧ + 𝐵 A−B
b. 𝐴Ԧ - 𝐵 dan 𝐴Ԧ - 𝐵
Jawab : A
B
a. 𝐴Ԧ + 𝐵= 3i + 2j + 2i − 4j
= 5i − 2j
𝐴Ԧ + 𝐵 = 52 + −2 2 = 29
b. 𝐴Ԧ - 𝐵= 3i + 2j − (2i − 4j) = i + 6j
𝐴Ԧ - 𝐵 = 12 + 62 = 37
Perkalian Dot (Skalar) dari Dua Vektor
 Perkalian scalar atau sering disebut perkalian titik dari dua buah vektor
menghasilkan besaran scalar dimana berlaku :
𝐴Ԧ . 𝐵 = AB cos  (1.4)
 Jika diketahui 𝐴Ԧ = ax i + ay j + az k dan
𝐵 = bx i + by j + bz k, maka :
𝐴Ԧ . 𝐵 = axbx + ayby + azbz (1.5)
 Sebagai hasil perkalian skalar adalah usaha, tenaga potensial, fluks
magnet, dan lain-lain.
Perlu diperhatikan dan diingat dalam perkalian
titik adalah:
𝐴Ԧ
i.i=j.j=k.k=1
i.j=j.k=k.i=0
𝐵
Contoh
 Diketahui dua buah vektor,
Ԧ 3i + 4j dan 𝐵 = 4i − 2j.
𝐴=
Tentukan sudut antara vektor 𝐴Ԧ dan 𝐵 ! A
Jawab :
Untuk menentukan sudut antara vektor 𝐴Ԧ dan 𝐵 dapat 
menggunakan persamaan (1.4).
𝐴Ԧ ∙ 𝐵 B
cos 𝜃 =
𝐴𝐵
𝐴Ԧ ∙ 𝐵= (3i + 4j) . (4i − 2j)
= 3.4 + 4.(-2) = 4
Dengan demikian
Besar vector 𝐴Ԧ = 32 + 42 = 5 𝜃 = 79.7°
Besar vector 𝐵 = 42 + (−2)2 = 20
Ԧ
𝐴∙𝐵 4 4 2
Cos 𝜃 = = = =
𝐴𝐵 5 20 10 5 125
Perkalian Cross (Silang) Dua Vektor
 Perkalian vector atau perkalian silang dari dua buah vector menghasilkan besaran
vector lain dimana berlaku :
𝐴Ԧ x 𝐵 = 𝐶Ԧ
 Besar vector 𝐶Ԧ adalah :
𝐶Ԧ = AB sin 𝜃
 Arah vektor 𝐶Ԧ selalu tegak lurus dengan bidang yang dibentuk olek vector 𝐴Ԧ dan
vector 𝐵. Untuk menentukan arah vector 𝐶Ԧ dapat diperhatikan gambar dibawah ini.
 Diketahui bahwa hasil 𝐴Ԧ x 𝐵 tidak sama dengan 𝐵 x 𝐴. Ԧ Walaupun besar vector
hasil perkalian silang itu sama, tetapi arahnya saling berlawanan.

C=AB B


B
C = -C’ A

A C’ = B  A
Perkalian Silang
 Perlu diperhatikan dan diingat dalam perkalian silang adalah:
ii=jj=kk=0
i  j = k ; j  k = i; k  i = j
j  i = -k ; k  j = -i; i  k = -j
Perkalian Silang
 Untuk menentukan arah dari hasil perkalian silang dari
dua buah vector dapat menggunakan aturan tangan
kanan.
 Jika urutan perkalian dari dua vector (misal 𝐴Ԧ x 𝐵),
maka empat jari menyatakan arah putaran sudut
terkecil dari vector A ke vector B. ibu jari menyatakan
arah dari hasil kali kedua vector tersebut.
Contoh
 Diketahui dua buah vektor.
𝐴Ԧ = 3i + 4j dan 𝐵 = 4i − 2j + k
Tentukan :
a) 𝐴Ԧ x 𝐵
b) Buktikan 𝐵 x 𝐴Ԧ = -𝐴Ԧ  𝐵
Jawab :
a) 𝐴Ԧ x 𝐵= (3i + 4j)  (4i − 2j + k)
= 3.4(ii) + 3.(-2)(ij) + 3.1(ik) + 4.4(ji) + 4.(-2)(jj) + 4.1(jk)
= 12.0 – 6k + 3(-j) + 16(-k) – 8.0 + 4i = 4i – 3j – 22k
b) Ԧ (4i − 2j + k)  (3i + 4j)
𝐵 x 𝐴=
= 4.3(ii) + 4.4(ij) +(-2).3(ji) + (-2).4(jj) + 1.3(ki) + 1.3(kj)
= 12.0 + 16k – 6(-k) – 8.0 + 3j + 4(-i) = -4i + 3j + 22k
= -𝐴Ԧ  𝐵 (terbukti)
Thank you ☺

Anda mungkin juga menyukai