Anda di halaman 1dari 45

BAB 1

Vektor
Sub Pokok Bahasan

 Definisi Vektor
 Penjumlahan Vektor
 Vektor Satuan
 Penjumlahan Vektor secara Analitis
 Perkalian Skalar
 Perkalian Vektor
Sasaran Pembelajaran
 Mahasiswa mampu menentukan besar dan arah
sebuah vector

 Mahasiswa mampu menyelesaikan operasi-


operasi vector, seperti operasi jumlah, operasi
titik, operasi silang dua buah vektor
Definisi Vektor
1.
1. Besaran
  Vektor adalah besaran yang terdiri dari dua variable, yaitu
BESAR dan ARAH. Contoh besaran vector adalah perpindahan.

2. Sebuah besaran vector dapat dinyatakan oleh huruf dicetak tebal


(misal A) atau diberi tanda panah diatas huruf (misal ).

3. Perpindahan dari a ke b dinyatakan oleh vektor

𝑅
 ⃗

a
Penjumlahan Vektor
1.
1. Penjumlahan
  vector yang menyatakan perpindahan a ke b dan
vector yang menyatakan perpindahan b ke c menghasilkan
vector yang menyatakan perpindahan a ke c.
b

 ⃗𝑅  +
⃗𝑆
 

⃗𝑇
 
c
a
2. Cara menjumlahkan dua buah vector dengan mempertemukan
ujung vector pertama, vector , dengan pangkal vector kedua,
vector . Maka resultan vektornya, vector , adalah
menghubungkan pangkal vector pertama dan ujung vector
kedua.
Besar Vektor Resultan
1.
1. Jika
  besar vector dinyatakan oleh R dan besar vector
dinyatakan oleh S, maka besar vector sama dengan :
T= (1.1)

θ
⃗ 𝑅 𝑆
 ⃗
 +
𝑇⃗
 
Sudut menyatakan sudut yang dibentuk antara vector dan
vector .
Pengurangan Vektor
1.
1. Untuk
  pengurangan vector, missal – dapat dinyatakan sebagai
penjumlahan dari + (-).
2. Vektor - atau negatif dari vektor adalah sebuah vektor yang
besarnya sama dengan vektor tetapi arahnya berlawanan.

  –
𝐶

 
 –
 𝐴

𝐵

 
Contoh
1. Sebuah mobil bergerak ke Utara sejauh 20 km, kemudian bergerak ke
Barat sejauh 40 km. Selanjutnya bergerak ke Selatan sejauh 10 km.
Tentukan besar perpindahan mobil tersebut !

N
B 40 km U

E
10 km

20 km
S
Jawab
1.   :
Jika perpindahan pertama dinyatakan vektor , perpindahan
kedua dinyatakan vector , dan perpindahan ketiga dinyatakan
vector , maka perpindahan total dinyatakan vector .

𝐵

  40 km
10 km
𝐶

   𝐴

20 km
10 km

40 km
Panjang vector adalah :
|D| = = 10 m
Vektor Satuan
1.  Vektor satuan didefenisikan sebagai : r =
1. (1.2)
2. Vektor satuan r tidak mempunyai dimensi dan besarnya
adalah satu satuan. Dari persamaan di atas, sebuah besaran
vektor dapat dinyatakan sebagai besar vektor tersebut dikali
vektor satuan. Vektor satuan r menyatakan arah dari vektor
R.
3. Terdapat vektor satuan standar dalam koordinat Kartesian di
mana arah-arah dari masing-masing sumbu dinyatakan
dalam vektor satuan.
• Vektor satuan i menyatakan arah sumbu X positif
• Vektor satuan j menyatakan arah sumbu Y positif
• Vektor satuan k menyatakan arah sumbu Z positif
Penulisan Vektor secara Analitis

1.   Rz

Ry

Rx

vektor dalam dua dimensi


1. Vektor dinyatakan oleh = Rxi + Ryj + Rzk
2. Besar vector adalah =
3. Vektor satuan standar tersebut setiap vektor dapat dinyatakan dalam
bentuk penjumlahan dari vektor komponen masing-masing sumbu
koordinat.
Contoh
1. Sebuah vector perpindahan dari titik (2,2) ke titik (-2,5).
Tentukan :
a) Vektor perpindahan dinyatakan secara analitis
b) Sudut yang dibentuk vektor tersebut dengan sumbu X
c) Panjang vector
Jawab :
y a) vector perpindahan :
(-2,5)
ujung R = (Xujung – Xpangkal)i + (Yujung –Ypangkal)j
Ry = (-2-2)i + (5-2)j
 (2,2)
= -4ipangkal
+ 3j

Rx
y
(-2,5)
1.   ujung

Ry
 (2,2)
pangkal

Rx

b) Sudut yang dibentuk :


Ry 3
  tan 1
 tan    37 o 1

Rx 4
c) Besar vektor
2 2
R  Rx  R y  32  4 2  5satuan
Penjumlahan Vektor secara Analitis
1.
1. Jika
  diketahui :
vektor = XAi + YAj dan vektor = XBi + YBj,
maka penjumlahan vektor + = (XA + XB)i + (YA + YB)j
2. Atau secara umum jika menjumlahkan n buah vektor berlaku:
= (X0 +…+Xi +… +Xn)i + (Y0 +…+Yi +… +Yn)j (1.3)

yA + yB

yB

𝐵

 
𝐵
 ⃗
yA

 𝐴

xB xA
𝐴
 ⃗
xA + x B
Contoh
1.
1. Diketahui
  dua buah vektor.
= 3i + 2j
= 2i  4j
Tentukan : -B
a. + dan  +  AB

b. - dan  - 
A
Jawab : B

a. + = 3i + 2j + 2i  4j
= 5i  2j
+==
b. - = 3i + 2j  (2i  4j) = i + 6j
-==
Perkalian Skalar
1.
1. Perkalian
  scalar atau sering disebut perkalian titik dari dua buah
vektor menghasilkan besaran scalar dimana berlaku :
. = AB cos  (1.4)
2. Jika diketahui = ax i + ay j + az k dan
= bx i + by j + bz k, maka :
. = axbx + ayby + azbz (1.5)
3. Sebagai hasil perkalian skalar adalah usaha, tenaga potensial, fluks
magnet, dan lain-lain.

Perlu diperhatikan dan diingat dalam perkalian titik


𝐴
 ⃗ adalah:
i.i=j.j=k.k=1
 i.j=j.k=k.i=0
Contoh
1.
1. Diketahui
  dua buah vektor,
= 3i + 4j dan = 4i  2j.
Tentukan sudut antara vektor dan A

Jawab :
Untuk menentukan sudut antara vektor dan dapat 
menggunakan persamaan (1.4). B

= (3i + 4j) . (4i  2j)


= 3.4 + 4.(-2) = 4
 Dengan demikian
Besar vector = = 79.7
Besar vector =
Cos = = =
Perkalian Vektor
1.
1. Perkalian vector atau perkalian silang dari dua buah vector menghasilkan
 besaran vector lain dimana berlaku :
x =
2. Besar vector adalah :
= AB sin
3. Arah vektor selalu tegak lurus dengan bidang yang dibentuk olek vector dan
vector . Untuk menentukan arah vector dapat diperhatikan gambar dibawah ini.
4. Diketahui bahwa hasil x tidak sama dengan x . Walaupun besar vector hasil
perkalian silang itu sama, tetapi arahnya saling berlawanan.

C=AB B


B
C = -C’ A

A C’ = B  A
Perkalian Vektor
1. Perlu diperhatikan dan diingat dalam perkalian silang
adalah:
ii=jj=kk=0
i  j = k ; j  k = i; k  i = j
j  i = -k ; k  j = -i; i  k = -j
Perkalian Vektor
1.
1. Untuk menentukan arah dari hasil perkalian silang dari dua buah vector
 dapat menggunakan aturan tangan kanan.
2. Jika urutan perkalian dari dua vector (misal x ), maka empat jari menyatakan
arah putaran sudut terkecil dari vector A ke vector B. ibu jari menyatakan
arah dari hasil kali kedua vector tersebut.
Contoh
1.
1. Diketahui
  dua buah vektor.
= 3i + 4j dan = 4i  2j + k
Tentukan :
a) x
b) Buktikan x = - 
Jawab :
c) x = (3i + 4j)  (4i  2j + k)
= 3.4(ii) + 3.(-2)(ij) + 3.1(ik) + 4.4(ji) + 4.(-2)(jj) + 4.1(jk)
= 12.0 – 6k + 3(-j) + 16(-k) – 8.0 + 4i = 4i – 3j – 22k
b) x = (4i  2j + k)  (3i + 4j)
= 4.3(ii) + 4.4(ij) +(-2).3(ji) + (-2).4(jj) + 1.3(ki) + 1.3(kj)
= 12.0 + 16k – 6(-k) – 8.0 + 3j + 4(-i) = -4i + 3j + 22k
= -  (terbukti)
Soal
1.
1. Tentukan
  sudut yang dibentuk oleh vektor = i + 2 j – k dan
vektor = 3 i – 4 k !
2. Tentukan panjang proyeksi dari vector = 4 i + 2 j – k terhadap
arah vektor = i + 3 j – 4 k !
3. Diberikan tiga buah vektor :
=1i+2j–k
=4i+2j+3k
=2j–3k
Tentukan :
a. . (  )
b. . ( + )
c.  ( + )
4. Buktikan vektor = 3 i + 2 j - 4 k dan = 2 i + j + 2 k adalah
tegak lurus !
Solusi
1.  Menurut persamaan (1.5) .= 1.3 + 2.0 + (-1).(-4) = 7. Besar vektor :
A  12  2 2  (1) 2  6
 Besar vektor : B  32  (4) 2  5
 Nilai sudut antara dan ditentukan oleh :
A.B 7
cos    Dengan demikian  = 55,1o
AB 5 6

2.  𝐴
⃗  Panjang AB menyatakan panjang proyeksi
 terhadap yang besarnya :
AB
𝐵

 

A.B 4.1  2.3  (1).(4) 14


AB  A cos    
B 1  3  (4)
2 2 2
26
Solusi
1.a.)   = (4i + 2j + 3k)  (2j – 3k)
3.
= 8(i  j) – 12(i  k) – 6(j  k) + 6(k  j)
= 8k + 12j  12i
. (  ) = (i + 2j – k) . (-12i + 12j + 8k)
= -12 + 24 – 8 = 4
b.) + = 4i + 4j
Nilai A . ( + ) = (i + 2j – k).(4i + 4j) = 12
c.)  ( + ) = (i + 2j – k)  (4i + 4j) = i – 4j – 4k
4. Dua buah vektor tegak lurus jika membentuk sudut 90o. Menurut persamaan (1.4)
dan (1.5) diperoleh :
. = RS cos 90o = RS . 0 = 0
. = RxSx + RySy + RzSz
Jika diketahui = 3 i + 2 j - 4 k dan = 2 i + j + 2 k, maka :
. = 3.2 + 2.1 + (-4).2 = 0
Besaran Fisis
1. Setiap keadaan fisis dari materi selalu dinyatakan sebagai fungsi
matematis dari besaran lain yang mempengaruhinya.

S = f(x1, x2, . . . , xn) (1.8)

2. S menyatakan besaran yang diukur, sedangkan xi menyatakan


variabel yang menentukan besaran S. Sebagai contoh gaya
interaksi antar dua partikel bermuatan F ditentukan oleh besar
muatan pertama q1, besar muatan kedua q2, jarak antar partikel
r12, dan medium di mana kedua partikel tersebut berada.

3. Namun untuk menggambarkan sebuah besaran yang merupakan


fungsi dari beberapa variabel cukup sulit. Pada pembahasan
materi di sini, ditinjau besaran yang hanya bergantung pada satu
variabel saja.
Besaran Fisis
1. Tinjau sebuah fungsi y = f(x) di bawah ini di mana nilai y hanya
ditentukan oleh satu variabel, yaitu x.

y
Dari grafik di samping
diketahui y1 = f(x1), y2 =
f(x2), y3 = f(x3), dan y4 = y1.
y1
y2

y3

x
x1 x2 x3 x4

2. Setiap besaran fisis yang bergantung pada satu variabel dapat


digambarkan dalam bentuk grafik seperti di atas.
Besaran Fisis
1. Di bawah ini contoh besaran fisika, yaitu posisi x sebagai fungsi
waktu. Posisi sebuah partikel dalam arah x sebagai fungsi waktu.

50
t (detik) x (meter)
45
0 9
40
1 4
35
2 1
30 3 0
4 1
x(t)

25

20 5 4

15
6 9
7 16
10
8 25
5
9 36
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t
Besaran Fisis
9 r (m) E (N/C)

8
1 9
2 2,25
7
3 1
6
4 0,5625
E(r) 5
5 0,36
4
6 0,25
3
7 0.1837
2 8 0,1406
1 9 0,1111
0 10 0,09
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
r

1. Medan listrik sebagai fungsi jarak. Diketahui besar q = 1 nC.


Contoh
1. Sebuah benda yang dihubungkan pada pegas mengalami gaya pegas
dinyatakan sebagai F = kx dengan k adalah konstanta pegas dan x
adalah jarak. Gambarkan grafik F sebagai fungsi jarak x !

kx
F=

x
2. Muatan dalam kapasitor yang terhubung dengan sumber tegangan
DC bergantung pada waktu yang dinyatakan oleh fungsi :
Q(t) = q(1 – e-At)
dengan q dan A adalah konstanta. Gambarkan grafik Q terhadap
t!

Q = q(1 – e-At)
q

t
Diferensial
1. Diferensial atau turunan pertama kali dibahas untuk menentukan garis singgung
dari suatu kurva. Masalah ini sudah dibahas sejak jaman Archimedes sekitar
abad ke 3 SM.
2. Dalam fisika, turunan pertama kali digunakan untuk menentukan besar
kecepatan sesaat pada t tertentu dari persamaan posisi terhadap waktu.

f(x) Lihat gambar di samping. Gradien


dari garis singgung pada titik P
dapat ditentukan oleh persamaan :
f(c+h)
un g
singg
Garis
P f (c  h)  f (c) (1.9)
f(c)
m  lim
h 0 h
x
c c+h
Diferensial
Jika x = c dan x’ = c + h, maka persamaan (1.9) menjadi :
f ( x' )  f ( x) f ( x) (1.10)
m  lim  lim
x  x' x' x x  x' x

Penulisan turunan dari suatu fungsi y = f(x) terhadap x dinyatakan oleh :


dy
f’(x) Dxy
dx
Berlaku untuk turunan :
1. Dx(cf(x)) = c Dxf(x) c : konstanta (1.11a)
2. Dx(f(x) + g(x)) = Dxf(x) + Dxg(x) (1.11b)
3. Dx(f(x)g(x)) = (Dxf(x))g(x) + f(x)(Dxg(x)) (1.11c)
4. Dx(f(g(x))) = Dg(x)f(g(x)).Dxg(x) (1.11d)
5. Dx(xn) = nXn-1 (1.11e)
Diferensial
1. Dalam fisika, suatu besaran A yang dinyatakan sebagai perbandingan
besaran B terhadap besaran C selalu dinyatakan dalam bentuk :

dB
2. A 
Hal ini berlaku karena pada umumnyadC besaran B merupakan fungsi
dari besaran C. Sebagai contoh :

Jarak dx
Kecepa tan  v
waktu dt

Usaha dW
Daya  P
waktu dt
Mua tan dq
Arus  I
waktu dt
Contoh
Muatan dalam kapasitor yang terhubung dengan sumber tegangan DC
bergantung pada waktu yang dinyatakan oleh fungsi :
Q(t) = q(1 – e-At)
dengan q dan A adalah konstanta. Tentukan :
a) Fungsi arus sebagai waktu
b) Besar arus saat t = 0
c) Gambarkan grafik I(t)
Jawab :
d) Besar arus I :

I
dQ d

dt dt
 
q (1  e  At )  qAe  At c. I(t)
qA
e) Pada saat t = 0 harga I
adalah:
I = qAe-A.0 = qA

t
Integral
1. Integral digunakan untuk menentukan luas daerah di antara kurva fungsi
f(x) dan sumbu x.

55

50

45

40
Sebagai contoh diketahui y =
35 f(x) = (x – 3)2 + 5 dan luas
30 yang ditentukan pada batas
y

25 dari x = 1 sampai dengan x =


20
8.
15

10 x

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
x0 x1 x2 x3 xx4 x5 x6 x7
Integral
1. Dari gambar diketahui luas yang dicari dapat didekati dengan :
A(n = 7) = f(1)x + f(2)x + f(3)x + f(4)x + f(5)x + f(6)x + f(7)x

7
2. ANilai ) = 
(n  7x f ( xi )x dengan membagi selang 1 < x < 8 dibagi
1 ditentukan
dengan n =i 07. Nilai A(n = 7) = 9 + 6 + 5 + 6 + 9 + 14 + 21 = 70 satuan
persegi.
3. Jika nilai n diperbesar, maka luas mendekati luas sebenarnya. Nilai A
sebenarnya diperoleh pada nilai n mendekati tak hingga.

n 8
A  lim A(n)  lim  f ( xi )x   f ( x)dx
n  n
i 0 1
Integral
1. Dalam fisika, integral digunakan untuk suatu besaran yang
merupakan hasil kali dari besaran-besaran lain dengan syarat masing-
masing besaran tersebut tidak saling bebas satu sama lain.
2. Tinjau suatu besaran R = ST. Jika besaran S fungsi dari T, maka
besaran R harus dinyatakan dalam bentuk :

3.

Sebagai contohR:  S dT
4. Usaha = Gaya  jarak
W   F ds
5. Fluks = Medan  luas
   E dA
Contoh
1. Sebuah benda yang dihubungkan pada pegas mengalami gaya pegas
dinyatakan sebagai F = kx dengan k adalah konstanta pegas dan x
adalah jarak. Tentukan :
a. Besar usaha yang dilakukan oleh gaya pegas
b. Gambarkan grafik usaha sebagai fungsi waktu
Jawab :
c. Usaha yang dilakukan :
W   F dx   kx dx  12 kx 2
W
b.

2
kx

W

x
Soal
1. Sebuah partikel bergerak akibat gaya yang dinyatakan oleh
persamaan F(x) = Ax  Bx2. Jika diketahui nilai A = 103 N/m dan B =
5.103 N/m2. Tentukan :
a. Grafik F terhadap x
b. Perubahan Gaya F terhadap jarak
c. Usaha yang dilakukan gaya dari x = 3 cm sampai x = 9 cm
2. Di bawah ini grafik dari potensial listrik terhadap jarak.

V (volt)
Tentukan :
8 a. Fungsi potensial V sebagai fungsi x
b. Jika diketahui medan listrik E adalah turunan
4
pertama dari potensial listrik V, tentukan
fungsi E(x)
c. Gambarkan grafik E terhadap x
x (m)
10
Soal
3. Sebuah partikel bergerak dengan kecepatan v(t) =
10t – 2t2 m/s bergerak dengan posisi awal di x = 1
m. Tentukan :
a. Gambarkan grafik v(t)
b. Kecepatan saat t = 1 detik dan t = 3 detik
c. Fungsi a(t) sebagai turunan pertama dari v(t)
d. Gambarkan grafik a(t)
e. Fungsi posisi x(t) terhadap waktu
f. Posisi saat kecepatan v = 0
Solusi
1. a.
50 F (N)
45

40

35

30

25

20

15

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
x (cm)

b. Perubahan
dF gaya terhadap jarak dinyatakan oleh
= A –dx
2Bx = 103 – 104x
Solusi
1. c. Usaha yang dilakukan :
9.102

  Ax  Bx  dx   A 
2
3 9.10
W   F dx  2 1
2 x B x
2 1
3 3.10 2
2
3.10
W = 36.10-4A – 234.10-6B = 2,43 Joule
2. a.
V (volt)
Dari grafik diketahui V(x) adalah fungsi linier yang
8 menghubungkan titik (0,4) dan titik (10,8). Dengan
menggunakan persamaan garis V = ax + b.
4 Untuk titik (0,4) 0.a + b = 4
Untuk titik (10,8) 10.a + b = 8

10 x (m)

Dengan metoda eliminasi diperoleh b = 4 dan a = 2,5. Dengan demikian


fungsi V(x) = 2,5x + 4
Solusi
dV ( x)
2. b. Medan listrik E(x) = = 2,5
dx
Dengan demikian nilai E(x) konstan.
2. c. E (V/m)
2,5

x (m)

20 v (m/s)
15

10

3. a. 5

-5

-10

-15

-20
x (m)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Solusi
3. b. Kecepatan saat t = 1 detik adalah v(1) = 10.1 – 2.12 = 6 m/s.
Sedangkan kecepatan saat t = 3 detik adalah v(1) = 10.3 – 2.32 = 12
m/s.
3. c. Percepatan a(t) =
dv(t ) = 10 – 4t
a (m/s2) dt
3. d. 10

-5

-10

-15

x (m)
-20
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Solusi
     
2 2 2 3
3. e. Fungsi posisi x(t) = v (t ) dt 10t 2t dt 5t 3t

3. f. Saat v = 10t – 2t2 = 0 terjadi saat t = 0 dan t = 5 detik. Pada saat t =


0 posisi x(0) = 0. Sedangkan pada saat t = 5 detik posisi x di :

125
x(5) = 5.52  23 53   41 2
3
3
Dengan demikian kecepatan v = 0 di posisi x = 0 dan x = 41,67 m

Anda mungkin juga menyukai