Anda di halaman 1dari 12

A.

Relativitas Khusus

a.Transformasi Galileo

Untuk menyatakan kedudukan sebuah titik atau benda kita memerlukan satu sistem
koordinat atau kerangka acuan. Misalnya untuk menyatakan sebuah benda bergerak, seorang
pengamat memerlukan suatu kerangka acuan dengan sistem koordinat misalnya (x, y, z). Jadi
kerangka acuan adalah suatu sistem koordinat (x, y, z) di mana seorang pengamat melakukan
pengamatan suatu kejadian. Dalam hal ini kita gunakan kerangka acuan inersial di mana
hukum Newton berlaku. Kerangka acuan inersial yaitu suatu kerangka acuan yang berada
dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan terhadap kerangka acuan lain
pada garis lurus. Untuk menyatakan hubungan antara pengamatan suatu kejadian peristiwa
yang terjadi dalam suatu kerangka inersial, jika diamati oleh pengamat yang berada dalam
kerangka acuan lain yang bergerak dengan kecepatan relatif konstan, digunakan transformasi
Galileo.

Gambar diatas menggambarkan kerangka acuan S dengan sistem koordinat (x , y, z)


dan S’ dengan sistem koordinat (x’, y’, z’), di mana kerangka acuan S’ bergerak di dalam
kerangka acuan S ke arah sumbu x positif dengan kecepatan relatif konstan sebesar v terhadap
kerangka acuan S.
Mula-mula kedua kerangka acuan berimpit (t = 0), setelah bergerak selama t sekon maka
kerangka acuan S’ telah menempuh jarak d = v t. Sebagai ilustrasi seorang anak pergi naik
kereta. Apabila bersamaan kereta itu bergerak anak tersebut juga berjalan di dalam gerbong
kereta api, searah dengan gerak kereta dengan kecepatan vx’ relatif terhadap kereta api, maka
kedudukan anak tersebut dapat dinyatakan dalam koordinat (x, y, z) terhadap kerangka Sdan
(x’, y, z’) terhadap kerangka S’. Sehingga kedudukan benda antara kerangka
acuan S’ terhadap S dapat dinyatakan :
x’ = x – v.t, y’= y, z’= z, t’= t
Persamaan ini dikenal dengan transformasi Gallileo.

Kebalikan tranformasi Galileo dinyatakan :

x = x’ + v.t’, y = y’, z = z’, t = t’


Kecepatan anak dalam kereta tersebut berjalan menurut pengamat yang berada
di S dan S’ dapat ditentukan menurut transformasi Gallileo sebagai berikut :
Pengamat di S’ anak dalam kereta tersebut berjalan dengan kecepatan v’x sebesar :

Pengamat di S anak dalam kereta tersebut berjalan dengan kecepatan vx sebesar :

Kedua persamaan diatas merupakan penjumlahan kecepatan transformasi


Galileo yang kemudian dikenal dengan penjumlahan kecepatan menurut teori Relativitas
Newton, di mana relativitas Newton menyatakan bahwa semua hukum Fisika Mekanika
Newton berlaku untuk semua kerangka acuan inersial, sedangkan kecepatan benda
tergantung pada kerangka acuan (bersifat relatif).

B.Postulat Einstein Tentang TRK

Pada tahun 1905, albert eintein mempubilkasikan (bersama dengan makalah lainnya)
makalah yang berjudul, “On the Electrodynamics of Moving Bodies”atau dalam bahasa
indonesianya kurang lebih demikian,”Elektrodinamika benda bergerak” dalam jurnal Annalen
der physik. Makalah yang menyajikan teori relativitas khusus, berdasarkan dua postulat
utama:
Postulat Einstein
1) Prinsip relativtas (pestulat pertama): Hukum-hukum fisika adalah sma untuk setiap
kerangka acuan
2) Prinsip kekonstanan kecepatan cahaya (postulat kedua): Cahaya dapat merambat
dalam vakum (misalnya, ruang vakum, atau “ruang bebas”), kecepatan cahaya
dinotasikan dengan c, yang konstan terhadap gerak benda yang meiliki radiasi.
Sebenarnya, makalah tersebut menyajikan lebih formal, formulasi matematika dari postulat
tersebut. Bentuk dari postulat mungkin sedikit berbeda dari buku teks yang satu dengan yang
lain karena translasi dari bentuk matematika Jerman dengan bentuk Inggris yang selama ini
sering kita lihat.
Postulat kedua sering ditulis sembarangan dengan memasukkan bahwa kecepatan
cahaya dalam ruang hampa adalah c untuk setiap kerangka acuan. Sebenarnya postulat ini
adalah berasal dari dua postulat, bukan dari postulat kedua itu sendiri.

Postulat pertama kelihatan lebih masuk akal, tetapi bagaimanapun juga postulat kedua
merupakan revolusi besar dalam ilmu fisika. Einstein sudah memperkenalkan teori foton
cahaya dalam makalahnya pada efek fotolistrik (yang menghasilkan kesimpulan
ketidakperluan eter). Postulat kedua, adalah sebuah konsekuensi dari foton yang tak bermassa
bergerak dengan kecepatan c pada ruang hampa. Eter tidak lagi memiliki peran khusus
sebagai kerangka acuan inersia “mutlak” alam semesta, jadi bukan hanya tidak perlu, tetapi
juga secara kualitatif tidak berguna di dalam relativitas khusus.

Adapun makalah tersebut adalah untuk menggabungkan persamaan Maxwell untuk


listrik dan magnet dengan gerak elektron dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya.
Hasil dari makalah Einstein adalah memperkenalkan transformasi koordinat baru, dinamakan
transformasi Lorentz, antara kerangka acuan inersia. Pada kecepatan lambat, transformasi ini
pada dasarnya identik dengan moel klasik, untuk kecepetan yang mendekati kecepatan
cahaya, menghasilkan nilai yang berbeda secara radikal.

A.Prinsip Relativitas Khusus Eistein

Perluasan prinsip relativitas Galileo dirumuskan kali pertama oleh Einstein pada 1905
yang terkenal dengan nama prinsip relativitas khusus Einstein. Berikut ini adalah prinsip
relativitas Einstein yang didasarkan pada dua postulatnya.

1. Kelajuan cahaya ( c ) dalam ruang hampa adalah suatu besaran mutlak.


2. Hukum-hukum mekanika Newton dan elektromagnetik Maxwell invarian
dalam berbagai kerangka inersial.
Hal penting yang langsung dapat diturunkan dari prinsip di atas adalah bahwa waktu
ternyata merupakan besaran yang relatif. Bukti pernyataan tersebut sangat mudah. Tinjaulah
pengamat A dalam kerangka acuan S yang diam dan pengamat B dalam kerangka acuan S*
yang sedang bergerak realatif terhadap S dengan kecepatan tetap. Kedua pengamat tersebut
sedang mengukur laju cahaya. Menurut pengamat A, laju cahaya tersebut adalah c dan
menurut pengamat B lajunya c’. Maka,
Menurut postulat pertama, haruslah dipenuhi persyaratan

Akan tetapi, karena jarak yang ditempuh cahaya dalam kerangka S yang diam pada
umumnya belum tentu sama dengan yang ditempuh dalam kerangka acuan S* yang
bergerak.Maka,

dx ≠ dx’

Dengan demikian, agar persamaan (3) tetap terpenuhi maka, dx ≠ dx’yang


menyatakan bahwa waktu merupakan besaran relatif.

B. Transformasi Lorentz

Transformasi Lorentz (relativitas Kecepatan)


Pada transformasi Galileo telah dikemukakan bahwa selang waktu pengamatan
terhadap suatu peristiwa yang diamati oleh pengamat yang diam dengan pengamat yang
relatif bergerak terhadap peristiwa adalah sama(t = t’). Hal inilah yang menurut Einstein tidak
benar, selang waktu pengamatan antara pengamat yang diam dan pengamat yang bergerak
relatif adalah tidak sama (t ≠ t’). Transformasi Lorentz pertama kali dikemukaan oleh
Hendrik A. Lorentz, seorang fisikawan dari Belanda pada tahun 1895.

Karena waktu pengamatan oleh pengamat yang diam pada kerangka acuan S dan
pengamat yang bergerak pada kerangka acuan S’ hubungan transformasi pada Galileo
haruslah mengandung suatu tetapan pengali yang disebut tetapan transformasi. Sehingga
persamaan yang menyatakan hubungan antara koordinat pada kerangka acuan S dan S’
dituliskan sebagai berikut :
Transformasi Lorentz

x’ = ϒ(x – v.t), y’ = y, z’ = z dan t’≠ t

Kebalikan transformasi Lorentz

x = ϒ (x’ + v.t’), y = y’, z = z’ dan t’≠ t

Faktor pada kedua persamaan di atas adalah sama, karena tidak ada perbedaan antara
kerangka S dan S’ dan tidak ada perbedaan antara koordinat y,y’ dan z,z’. Hal ini dikarenakan
kerangka acuan S bergerak ke arah sumbu x positif pada kerangka S dengan kecepatan tetap
sebesar v1, yang berbeda adalah t dan t’, perbedaan ini dapat kita lihat jika kita
mensubstitusikan persamaan x’ ke dalam perasamaan x sehingga kita dapatkan:

di mana J adalah tetapan transformasi.

Misalkan kecepatan Hasan berjalan terhadap kerangka acuan S’ diganti dengan cahaya yaitu
v’ = c, maka menurut postulat Einstein yang kedua menyatakan bahwa pengamat pada
kerangka acuan S akan mendapatkan v = c, maka didapatkan bahwa :

x = c.t

dan
x’ = c.t’

Bila nilai x’ dan t’ dimasukkan pada persamaan didapat-

kan :

Berdasarkan persamaan ini bila yang mengandung nilai x dijadikan satu pada ruas kiri
didapat :

Karena nilai x = c.t maka

Sehingga transformasi Lorentz dituliskan menjadi :


Kebalikan transformasi Lorentz dapat dituliskan menjadi :

Maka transformasi Lorentz untuk kecepatan benda yang bergerak dapat dinyatakan :
Secara analog persamaan transformasi Lorentz balik untuk kecepatan dapat dituliskan :

Persamaan merupakan penjumlahan kecepatan transformasi Lorentz yang kemudian dikenal


denganpenjumlahan kecepatan menurut teori relativitas Einstein. Persamaan tersebut di atas
merupakan rumus kecepatan benda yang diamati oleh pengamat yang diam yang disebut
rumus penambahan kecepatan relativistik yang sesuai dengan teori relativitas Einstein.

1. Bila vx’ = 0 maka vx = v ini cocok dengan kejadian dalam kehidupan kita, jika
penumpang kereta api diam kecepatan penumpang terhadap tanah sama dengan
kecepatan kereta api terhadap tanah.
2. Bila v = 0 maka vx = vx’ hal ini juga sesuai yang kita harapkan, yaitu jika
kereta api diam, maka kecepatan penumpang terhadap tanah sama dengan kecepatan
penumpang terhadap kereta api.
3. Bila v dan vx’ sangat kecil dibandingkan kecepatan cahaya maka vx = vx’ + v
hal ini sesuai dengan rumus kecepatan dalam transformasi Galileo.
4. Bila vx’ = c dan v = c maka diperoleh nilai v x = c, hal ini sesuai dengan
postulat Einstein yang kedua.
C.Gejala Relativitas Khusus Einsten

a. Panjang Relativistik

Panjang L benda bergerak terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek dari panjang
Lo bila diukur dalam keadaan diam terhadap pengamat. Gejala ini disebut pengerutan
Lorentz FitzGerald
b. Waktu Relativistik

Kuantitas to yang ditentukan


menurut pengamat O selang waktu mengalami pemuaian

c.Massa, Energi dan Momentum Relativistik

 Massa Relativistik
Massa benda akan menjadi lebih besar terhadap pengamat dari pada massa ketika benda
diam, jika bergerak dengan kelajuan relativistik

 Hubungan Massa dan Energi


Hubungan yang paling terkenal yang diperoleh Einstein dari postulat relativitas khusus
adalah mengenai massa dan energi. Hubungannya dapat diturunkan langsung dari definisi
energi kinetik dari suatu benda yang bergerak.

 Hubungan Momentum dan Energi


Efek Doppler Relativistik

d. kesetaraan masaa dan energi

 Massa Relativitas

Telah dibuktikan bahwa panjang dan selang waktu ternyata bersifat relatif, sehingga
menimbulkan pertanyaan mungkinkah massa juga bersifat relatif. Berdasarkan hukum
kekekalan momentum akhirnya Einstein kembali dapat membuktikan bahwa massa suatu
benda yang bergerak dengan kecepatan relativistik akan bertambah besar dan berarti bersifat
relativistik pula.

Massa suatu benda yang diamati oleh pengamat (kerangka acuan) diam terhadap
benda disebut massa diam atau massa sejati (mo). Massa benda yang sama yang diamati oleh
pengamat (kerangka acuan) yang sedang bergerak terhadap benda denga kelajuan v disebut
massa relativistik. Hubungan massa sejati (mo) dengan massa relativistik (m) dinyatakan
dalam persamaan :
Dengan:

mo = massa diam benda (kg)


m = massa relativistis (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
c = cepat rambat cahaya (3.108 m/s)

 . Energi Relativitas

Albert Einstein pada tahun 1905 menyatakan bahwa ada kesetaraan antara massa dan energi
pada benda yang bergerak mendekati kecepatan cahaya. Pada penyinaran zat radioaktif,
selalu disertai energi yang sangat besar. Energi ini diserap dan berubah menjadi panas. Jika
benda diam menerima energi kinetik, massa relatif benda akan bertambah. Tetapi, jika
kehilangan energi, massa benda relatif akan berkurang. Dalam fisika klasik kita mengenal
dua prinsip kekekalan, yaitu kekekalan massa (klasik) dan kekekalan energi. Dalam
relativitas, kedua prinsip kekekalan tersebut bergabung menjadi prinsip kekekalan massa-
energi, dan memegang peranan penting dalam reaksi inti.

Menurut Einstein, benda yang bergerak dengan kelajuan v, akan memiliki energi kinetik. Ini
karena adanya kesetaraan antara massa dengan energi.
Dalam menghitung energi kinetik suatu partikel untuk mempercepatnya dari keadaan diam.

Anda mungkin juga menyukai