Dalam persamaan u adalah kecepatan S‟ sepanjang sumbu bersama x-x‟ relatif terhadap S. u positif jika S‟
bergerak dalam arah x-x‟ positif dan negatif jika S‟ bergerak dalam arah x-x‟ negatif.
Jika u sangat kecil daripada kelajuan cahaya (u<<c), maka γ →1 dan
transformasi Lorentz tereduksi menjadi transformasi koordinat
Galilean klasik.
1.6 Twin Paradox
Sebuah eksperimen yang melibatkan saudara kembar identik berusia 20 tahun bernama Speedo dan Goslo. Salah
satu si kembar meninggalkan saudara kembarnya untuk melakukan perjalanan dengan kelajuan konstan tinggi u ke
ruang angkasa pada tempat yang sangat jauh, dengan cepat berbelok dalam interval waktu yang sangat pendek,
dan kembali ke saudara kembarnya dgn kelajuan yang sama. Ketika si kembar membandingkan umur mereka pada
saat bersatu kembali, mereka menemukan bahwa saudara laki-lakinya berumur lebih tua daripada adik
perempuannya menurut pernyataan dilatasi waktu :
“Paradok” timbul disebabkan, dari sudut pandang saudara kembar perempuan, saudara kembar laki-laki bergerak
pada kelajuan v, dan berbelok kembali pada kelajuan yang sama. Oleh karena itu tampak bahwa saudara perempuan
kembarnya menemukan saudara kembarnya lebih muda. Tetapi anda tidak dapat mengalami kedua cara itu. Ketika
si kembar bersama, salah satu si kembar akan pasti lebih muda daripada yang lain, mereka keduanya memiliki umur
yang sama.Paradok dipecahkan dengan catatan bahwa gerakan si kembar tidak simetri.Pada saat kembali ke saudara
kembarnya, saudara kembar perempuan berbelok (berbalik arah). Berbelok ini sangat nyata, saudara perempuan
mengalami gaya sangat nyata dan percepatan selama waktu berbelok,ekivalen dengan dua pengamat dalam
kerangka acuan inersia berbeda, salah satu ketika ia bergerak menjauhi dan yang lain ketika ia bergerak ke arah
saudara kembar laki-lakinya pada kelajuan konstan. Berbeda dengan pengalaman saudara laki-laki kembarnya
yang tidak dapat gaya neto nyata atau tidak mendapat percepatan sepanjang perjalanannya, dan ini ekivalen dengan
satu pengamat inersia tunggal.
1.7 Dinamika Relativistik
1.7.1 Efek Doppler Relativistik
Efek Doppler suara dari gerakan sumber atau pengamat melalui udara,sebagai medium perambatan suara.
Sedangkan gelombang elektromagnetik tidak ada medium perambatan (eter tidak ada).Sebagai konsekuensinya,
persamaan Doppler menghubungkan frekuensi cahaya dan gelombang elektromagnetik yang lain berbeda dengan
hubungan efek doppler untuk suara. Apabila f0 adalah frekuensi sumber cahaya yang diukur oleh pengamat diam
terhadap sumber, jika sumber bergerak menuju pengamat lain dengan kecepatan v,frukuensi f’ yang diukur
pengamat lain dinyatakan:
Dalam kasus terakhir, f’ < f, frekuensi lebih kecil dari pada frekuensi sumber diketahui sebagai pergeseran merah
(redshift).Pergesaran merah biasanya teramati dalam cahaya yang kita lihat dari galaksi/bintang.Semua panjang
gelombang yang datang darinya tergeser menuju spektrum merah akhir (panjang gelombang yang lebih panjang).
Akhir-akhir ini dilaporkan redshifts lebih besar dari 5 bahkan 10 kali lebih besar. Jika panjang gelombang teramati
10 kali dari panjang gelombang sumber, maka sumber bergerak sangat cepat.
1.7.2 Transformasi Kecepatan Lorenzt
Misal pengamat dalam kerangka S dan S’ mengukur kecepatan sebuah objek tunggal,tembakan ke ruang angkasa. Pengamat
di S mengukur tiga komponen kecepatan (vx, vy, vz), sedangkan pengamat di S’ mengukur tiga komponen kecepatan berbeda
(vx’, vy’, vz’). Dengan mendeferensialkan persamaan Transformasi Koordinat Lorentz, diperoleh hubungan persamaan
transformasi kecepatan relativistik untuk komponen kecepatan dinyatakan sebagai berikut.
Jika sebuah objek diam terhadap pengamat inersia, pengamat dapat mengukur massanya, misalnya meletakkanpada
neraca. Massa ini disebut massa diam objek m0. Jika sebuah objek bergerak dengan kecepatan u relatif terhadap
pengamat, pengamat harus menyimpulkan massanya dari eksperimen momentum. Hasilnya bahwa massa
relativistik m lebih besar daripada massa diam m0 dan dinyatakan sebagai berikut.
Massa Relativistik
Momentum Relativistik
Untuk kecepatan rendah u <<c, persamaan ini tereduksi menjadi persamaan momentum klasik: Momentum
relativistik adalah kekal jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada
sistem.Variasi momentum Newtonian dan momentum relativistik suatu partikel
dengan kecepatan v ditunjukkan pada Gambar 1.4 berikut.
Jika objek tidak bergerak, u = 0 dan E = E0 = m0c2. Bila dicermati, anda menemukan bahwa energi kinetik relativistik adalah
energi yang disebabkan oleh gerakan partikel merupakan perbedaan antara energi total E dan energi diam E0: K=E-E0
Energi Kinetik Relativistik
Untuk kecepatan rendah u <<c, dengan menerapkan ekspansi binomial dapat ditunjukkan bahwa energi kinetik relativistik
tereduksi menjadi persamaan klasik K = ½ m0u2. Hubungan antara momentum relativistik dan energi relativistik untuk partikel
dengan kelajuan u dinyatakan: u/c =pc/E
Karena E=K+ m0c2 (K+ m0c2)2= p2c2+(m0c2)2 Jika diketahui momentum partikel, dapat menemukan energi total E atau
energi kinetik K dan sebaliknya.Bagian unsur pokok dari sebuah atom, inti atau partikel lain, memiliki energi potensial lebih
kecil ketika bersama-sama daripada ketika dalam keadaan terpisah. Selisih nilai ini disebut energi ikat/ binding energy (Eb)
sistem. Persamaan E0 = m0c2 menunjukkan bahwa energi ikat ekivalen dengan massa. Sebagai hasil, massa diam partikel
gabungan akan memiliki massa diam yang lebih kecil daripada bagian unsur pokoknya yang sama dengan energi ikat (BE):
Problem Solving
Sumber : Modern Physics Serwey Hal.40
38. Seperti yang terlihat dari Bumi, dua pesawat ruang angkasa A dan B mendekati sepanjang arah
tegak lurus.Jika A diamati oleh pengamat Bumi stasioner untuk memiliki kecepatan uy = −0,90c dan
B untuk memiliki kecepatan ux = + 0.90c, tentukan kecepatan kapal A yang diukur oleh pilot kapal
B.
Langkah 1: Memfokuskan Masalah
Diketahui β = 0,90 di sepanjang sumbu x
Ux = 0
Uy = −0.90c
Tentukan kecepatan kapal A yang diukur oleh pilot kapal B ?
Langkah 2: Menggambarkan Keadaan Fisis
Kita menggunakan kerangka inersia S pada bumi dan kerangka inersia S’ untuk pesawat
ruang angkasa B yang bergerak dengan kecepatan β = 0,90 di sepanjang sumbu x. Sedangkan
pesawat ruang angkasa A memiliki komponen kecepatan Ux=0 dan Uy=-0.90c terhadap
kerangka inersia S.
Langkah 3: Merencanakan Penyelesaian
Menggunakan Transformasi Kecepatan Lorentz :
Langkah 4 : Penyelesaian
Dengan kecepatan pesawat ruang angkasa A pada kerangka inersia S’ :
Ux’ = -v = -0.90c
𝑈𝑦 −0,90 1
Uy’ = = = −0,39𝑐 γ=
γ 2,32 √1−β2
1
=
√1−(−0,90)2
1
=0,43
=2,32
= √−0,902 + −0,392
= √0,81 + 0,1521
= √0,9621
= 0,98c
Langkah 5: Pengecekan Hasil
Kecepatan kapal A yang diukur oleh pilot kapal B adalah sebesar 0,98c
Sumber : Modern Physics Serwey Hal.37
3. Bola biliar bermassa 0,3 kg bergerak dengan kecepatan 5 m / s dan bertabrakan secara elastis
dengan bola bermassa 0,2 kg bergerak searah dengan kecepatan 3 m / s. Tunjukkan bahwa karena
momentum dikonservasi dalam bingkai istirahat, momentum juga dikonservasi dalam kerangka
referensi yang bergerak dengan kecepatan 2 m / s dalam arah bola kedua.
In the rest frame :
Langkah 1: Memfokuskan Masalah
Diketahui: m1= 0,3kg
m2= 0,2kg
v1i= 5m/s
v2i= 3m/s
Pf = m1 v1f + m2 v2f
Ditanya : Tunjukkan bahwa momentum dikonservasi dalam bingkai, momentum juga dikonservasi
dalam kerangka referensi yang bergerak dengan kecepatan 2 m / s dalam arah bola kedua.
Langkah 2: Menggambarkan Keadaan Fisis
Persamaan ini memiliki dua arti yang tidak diketahui, oleh karena itu, menerapkan
1 1
konservasi energi kinetik Ei = Ef = 2 m1 v1i2 + 2 m2 v2i2
1 1
= m1 v1f2 + m2 v2f2 dan konservasi momentum
2 2
Sehingga ditemukan v1f= -1,31 m/s v2f= 6,47 m/s atau v1f= -1,4 m/s v2f= 6,6 m/s
Pf = 0,9 kg . Dengan demikian Pi= Pf
Langkah 5: Pengecekan Hasil
Jadi pada momentum in the rest frame v1f= -1,31 m/s v2f= 6,47 m/s atau v1f= -1,4 m/s
v2f= 6,6 m/s Pf = 0,9 kg maka Pi= Pf.
In the moving frame :
Menggunakan persamaan transformasi kecepatan Galilean Pi` = m1 v`1i + m2 v`2i , dimana
V`1i = V1i – V` =5 m/s –(-2 m/s)= 7m/s Serupa V`2i= -1 m/s dan pi`= 1,9 kg . m/s .
Untuk menemukan Pf` menggunakan V`1i = V1i – V` dan V`2i = V2i – V`
Karena sistem sekarang bergerak ke kiri. Menggunakan persamaan diatas menghasilkan Pf`= 1,9 kg .
m/s