Dalam suatu kejadian terdapat pengamat dan kerangka acunan. Kejadian merupakan suatu peristiwa
fisika yang terjadi dalam suatu ruang dan waktu tertentu. Pengamat melakukan pengukuran
terhadap suatu kejadian. Kerangka acuan merupakan suatu sistem koordinat yang digunakan
pengamat untuk menentukan posisi kejadian dalam suatu ruang.
1. Relativitas Newton
Menurut Galileo dan Newton, Prinsip ini menyatakan bahwa hukum-hukum mekanika berlaku sama
pada semua kerangka acuan inersial. Kerangka acuan inersial yaitu suatu kerangka acuan yang
berada dalam keadaan diam atau bergerak terhadap acuan lainnya dengan kecepatan konstan pada
suatu garis lurus.
Contoh ada orang didalam mobil melempar koin ke luar. Pada peristiwa ini berlaku hukum gravitasi
yang sama dan hukum-hukum gerak yang sama dalam kedua kerangka acuan inersial.
2. Percobaan Michelson-Morley
C. Kecepatan cahaya sama besar ke dalam segala arah dan tidak tergantung dari kerangka acuan
pengamat.
3. Postulat Einstein untuk Teori Relativitas Khusus
"Hukum-hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan inersial."
Adanya postulat ini membuktikan bahwa sesungguhnya hukum-hukum listrik dan magnet juga
berlaku untuk semua kerangka acuan.
Dari percobaan Michelson-Morley telah diketahui tidak ada perbedaan waktu antara cahaya yang
merambat secara vertikal atau horizontal. Oleh karena itu, Einstein mengemukakan postulatnya
yang berbunyi:
"Cahaya merambat melalui ruang hampa dengan cepat rambat c = 3 x 108 m/s, yang tidak
bergantung dari kecepatan sumber cahaya maupun pengamatnya."
Postulat kedua Einstein secara tidak langsung menentang adanya eter. Apabila eter ada maka
kecepatan cahaya tidak akan selalu sama dengan c.
4. Transformasi Galileo
Kerangka acuan inersia adalah suatu kerangka acuan yang berada dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan terhadap kerangka acuan lain pada Garis lurus. Untuk
menyatakan hubungan suatu kejadian (dalam kerangka acuan Inersia) yang diamati oleh pengamat
(dalam kerangka acuan lain) yang bergerak
X’ = x-vt
Y’ = y
Z’ = z
T’ = t
X = x’ – vt
Y = y’
Z = z’
T = t’
Transformasi Galileo untuk kecepatan dengan menurunkannya terhadap waktu dapat ditulis:
Transformasi sebaliknya :