UJIAN BAB 1
1
KIMIA KUANTUM
Latar Belakang
Pendekatan kimia untuk mengerti tentang materi dan
transformasi kimianya harus dilihat dari pandangan
mikroskopik, yang dikaitkan dengan pengamatan
eksperimental sifat-sifat molekul penyusunnya
Tetapi pandangan mikroskopik pada skala atom dan
molekul serta partikel-partikel penyusunnya tidak
mematuhi hukum-hukum mekanika yang berlaku pada
skala makroskopik Gunanya belajar ini, biar tau kapan suatu gas
tidak memenuhi hukum gas ideal PV=nRT
Contoh : pada skala makroskopik
Spektra garis molekul mengidentifikasikan, bahwa
molekul-molekul dapat ditemukan hanya pada tingkatan-
tingkatan energi yang terdefinisi dengan benar.
Berlainan dengan bola tenis yang energinya merupakan
variabel kontinyu. 2
Emission of Energy
(2 Possibilities)
or
1. Electron absorbs
energy from the flame
goes to a higher energy Light Photon
state.
c
hc
E h
Kedua macam gerakan ini jelas berbeda. Argumen-
argumen yang sangat lama diperdebatkan adalah
mengenai cahaya, dimana ada 2 pendapat :
- cahaya memiliki suatu gerakan gelombang
mengikuti teori Huygens
- cahaya mengikuti teori Newton, yang menyatakan
cahaya sebagai korpuskular.
Argumentasi ini baru terselesaikan sesudah James
Young dapat membuktikan dengan mendemonstrasikan
interferensi sinar menggunakan percobaan dengan 2
celah kisi.
10
Untuk mengatasi ketidakcocokan penerapan teori
klasik, maka dikembangkan teori mekanika kuantum
dan teori relativitas. Dasar-dasar mekanika kuantum
merupakan teori matematik, yang lebih mudah dipahami
oleh orang kimia, seperti persamaan yang diturunkan
oleh Schrödinger.
11
Mekanika klasik :
diperkenalkan oleh Isaac Newton pada abad ke 17
mempelajari pergerakan sistem makroskopik, dimana
dimensi ukuran jarak relatif sangat besar
dibandingkan dengan ukuran atom dan bahwa posisi
dan kecepatan sistem pada waktu t, yaitu x(t) dan v(t)
atau p(t) dapat ditentukan secara tepat. Perubahan
besaran-besaran fisik, seperti energi, momentum,
muatan listrik dst.nya bersifat kontinyu.
12
tidak dapat menerangkan berbagai hasil eksperimen
yang berkaitan dengan sistem yang berukuran atom,
seperti laju elektron tidak dapat diukur secara tepat
dan posisi elektron hanya dapat ditentukan dengan
probabilitas.
Mekanika kuantum :
Mempelajari pergerakan sistem mikroskopik
Contoh : gerakan elektron dalam atom
Dasar mekanika kuantum adalah :
13
perubahan besaran-besaran fisik, seperti energi,
momentum sudut, muatan listrik terkuantisasi
aspek gelombang dari partikel yang bergerak
posisi suatu sistem hanya dapat ditentukan
mengikuti pola probabilitas
dp dx
F karena pm maka
dt dt
Perubahan momentum/ perubahan waktu
T t 2 2
E
2I
Catatan : momen putar dapat diberikan selama periode waktu
sesuai untuk mengeksitasi rotasi sampai energi tertentu.
18
Osilator harmonis
Jenis gerakan dasar ketiga adalah gerakan osilator,
seperti vibrasi atom pada sebuah ikatan.
19
Energi total osilator harmonis pada setiap saat adalah :
E = ½ k A2 artinya :
Energi partikel yang berosilasi dapat dinaikkan ke
sembarang nilai dengan impuls terkontrol yang sesuai
yang mendorongnya sampai amplitudo A
1 2 3
E (p x p y p z ) kT
2 2
2m 2
• Hukum Stefan : U = a T4
29
• Lord Rayleigh mempelajari radiasi benda hitam dari
sudut pandang klasik, yaitu medan elektromagnetik
sebagai kumpulan osilator harmonis. Satu osilator
diperlukan untuk setiap frekuensi sinar, n, dimana
c
n
Hukum Rayleigh-Jeans : dU = r d
8kT
r
4
31
32
Distribusi Planck
• Max Planck mempelajari radiasi benda hitan dari sudut
pandang termodinamika
• Energi setiap osilator elektromagnetik tidak dapat
diubah-ubah semaunya, melainkan ada pembatasan
energi pada nilai-nilai yang berlainan, yang disebut
kuantisasi energi.
• Energi yang diijinkan dari sebuah osilator yang
frekuensinya n adalah : E = n h n
dengan h = konstanta Planck = 6,626.10-34 JHz-1
33
• Karena osilator dengan frekuensi n hanya dapat
memiliki energi 0, hn, 2 hn, …, maka seberkas sinar
dengan frekuensi n dapat dianggap terdiri dari 0, 1, 2,
… partikel yang disebut foton yang mempunyai energi
hn.
• Efek kuantisasi adalah untuk menghilangkan kontribusi
dari osilator frekuensi tinggi, karena osilator-osilator ini
tidak dapat dieksitasikan dengan energi yang ada.
• Rapatan energi pada rentang sampai +d
dinyatakan dengan distribusi Planck : dU = r d
dengan
34
sesuai dengan kurva eksperimental pada gambar :
35
Distribusi Planck menyerupai hukum Rayleigh-Jeans,
kecuali
Untuk pendek, dimana hc/kT besar dan ehc/kT ,
karena itu
r 0 saat 0 dan n
8kT
r saat dann 0
4
36
• Distribusi Planck juga menerangkan hukum Stefan dan
hukum Wien :
Hukum Stefan diperoleh dengan mengintegrasikan
rapatan energi dari = 0 sampai =
Hukum Wien diperoleh dengan mencari dimana
dU/d = 0 pada temperatur tinggi yang terjadi pada :
hc sehingga hc
max T c 2 1,439cmK
5k k
37
• Teori radiasi benda hitam digunakan secara teratur di
bidang astronomi, yaitu untuk mengestimasikan
temperatur permukaan benda-benda di langit,
termasuk matahari
3N A hn
U m hn / kT
e 1 41
Rumus Einstein untuk kapasitas kalor adalah :
42
Pada temperatur rendah hanya beberapa osilator yang
memiliki cukup energi untuk memulai osilasi,
sedangkan pada temperatur tinggi tersedia cukup
energi untuk mengaktifkan semua osilator, sehingga
semua 3N osilator berkontribusi, maka Cv = 3R
43
Ketidakcocokan ini disebabkan oleh asumsi Einstein,
bahwa semua atom berosilasi dengan frekuensi yang
sama, sedangkan sebenarnya berosilasi dengan suatu
rentang frekuensi, yang oleh rumus Debey diambil rata-
ratanya.
44
Spektrum atom dan molekul
Bukti langsung yang paling kuat untuk kuantisasi energi
berasal dari pengamatan frekuensi radiasi yang
diabsorpsi dan dipancarkan oleh atom dan molekul
sebagai spektrum atom dan molekul.
Jika energi atom berkurang sebesar DE, maka energi ini
dibawa sebagai foton dengan frekuensi n = DE/h dan
sebuah garis muncul di dalam spektrum.
45
Johann Balmer menemukan hubungan yang linier
antara frekuensi garis-garis spektra terhadap 1/n2 :
14 4
n = 3, 4, 5, …
n 8,220.10 1 2 Hz
n
1 1 1 1
n 109680 2 2 cm
2 n
46
47
cm-1 (n = 1, 2, 3, …..)
R R 1 1
n spect 2 2 R 2 2 cm-1
n' n" n" n'
n” = 1 spektrum Lyman
n” = 2 spektrum Balmer
n” = 3 spektrum Paschen
n” = 4 spektrum Bracket
n” = 5 spektrum Pfund
48
Principal Energy
Energy of
Level, n electron
in n;
X 10-19J
1 -21.8
2 -5.45
3 -2.42
4 -1.36
5 -0.687
Efek fotolistrik
sehingga:
52
Efek Compton
Jika sinar X dihamburkan dari elektron, maka panjang
gelombang sedikit bertambah, bergantung pada sudut
datang sinar dan tidak tergantung pada panjang
gelombang radiasi :
D = C (1 - cos q)
dengan C = 2,43 pm, yaitu
panjang gelombang Compton
dari elektron.
53
Jika foton mempunyai momentum, maka hamburannya
dapat dianggap sebagai tumbukan antara partikel
dengan momentum h/ dan partikel lain dengan massa
me, sehingga pergeseran gelombang menjadi :
h
C diperoleh C = 2,426 pm
m e .c
54
Sebuah fenomena yang disebut hamburan Compton, pertama kali
diamati pada tahun 1924 oleh Compton, memberikan konfirmasi
tambahan langsung dari sifat kuantum radiasi elektromagnetik.
E p c m c
2 2 2 2 4
0
when m0 = 0, E = pc = mc2 = hν
E hn
∴ the mass of photon is m p 2 2
c c
and the momentum of photon should be
E hn h
p
c c
De Broglie Wave
In the previous sections we traced the development of
the quantum character of electromagnetic waves. Now
we will turn to the consequences of the discovery that
particles of classical physics also possess a wave
nature. The first person to propose this idea was the
French scientist Louis De Broglie.
De Broglie’s result came from the study of relativity. He
noted that the formula for the photon momentum can
also be written in terms of wavelength
hn hn h
P mpc 2 c
c c
(9.5.1)
If the relationship is true for massive particles as well as for
photons, the view of matter and light would be much more
unified.
In certain circumstances each could behave as a wave,
and in other instances each could behave as a particles.
De Broglie’s point was the assumption that momentum-
wavelength relation is true for both photons and massive
particles.
So De Broglie wave equations are
h h h
P E hn
p mv
Where P is the momentum of particles, λis the wavelength
of particles. At first sight, to claim that a particle such as an
electron has a wavelength seems somewhat absurd. The
classical concept
The classical concept of an electron is a point particle of
definite mass and charge, but De Broglie argued that the
wavelength of the wave associated with an electron might
be so small that it had not been previously noticed. If we
wish to prove that an electron has a wave nature, we must
perform an experiment in which electrons behave as waves.
60
Difraksi elektron
Efek fotolistrik dan efek Compton menunjukkan bahwa
cahaya mempunyai sifat partikel. Hal ini dibuktikan dari
pengamatan difraksi elektron oleh sebuah kristal :
Penghamburan elektron dari
kristal Ni memperlihatkan
variasi intensitas, yaitu
dimana gelombang berinter-
ferensi secara konstruktif dan
destruktif dengan arah yang
berbeda-beda.
61
Eksperimen Davisson-Germer menunjukkan dengan
jelas bahwa partikel-partikel mempunyai sifat seperti
gelombang, demikian juga bahwa gelombang
mempunyai sifat partikel (konsep fisika modern).
Louis de Broglie berpendapat bahwa setiap partikel,
tidak hanya foton, yang berjalan dengan momentum p
harus mempunyai panjang gelombang yang
dinyatakan dengan hubungan de Broglie :
h
p
62
Asas ketidakpastian
-Asas ketidakpastian Heisenberg adalah salah satu
dari hasil terpenting mekanika kuantum:
Kita tidak mungkin menentukan secara simultan,
dengan ketepatan mutlak, terhadap momentum dan
posisi sebuah partikel
Hubungan ketidakpastian posisi-momentum
dinyatakan sebagai:
Dp Dx ≥ ½ h/2 (Atkins)
Dp Dx ≥ h/2 (McQuarrie))
dimana Dp adalah ketidakpastian momentum linier dan
Dx adalah ketidakpastian posisi
63
limit of the uncertainty product as:
h h
Dp x p sin q p
Dx Dx θ
Dx Dpx h
But precise derivation is
h
Dx Dp x
4