Anda di halaman 1dari 42

SIFAT GELOMBANG

DARI PARTIKEL
DUALISME PARTIKEL –
GELOMBANG
PENDAHULUAN
• Louis de Broglie mengemukakan hipotesis bhw sifat
dualisme gelombang – partikel pd radiasi sehrsnya dpt
diterapkan pd materi.

• Spt foton yg memiliki gelombang cahaya yg menyertainya


& yg menyebabkan pergerakan, mk partikel materi
(misal: elektron) memiliki penyerta gelombang materi yg
menyebabkan pergerakannya.

• De Broglie mengajukan bhw aspek gelombang dr materi


dihubungkan dg aspek partikelnya dg cara kuantitatif yg
tepat sama spt kasus utk radiasi.
• Utk materi, energi total dihubungkan dg
frekuensi gelombang yg menyertai
pergerakannya
𝑬
𝝊= (1)
𝒉
• Momentum 𝒑 dikaitkan dg panjang
gelombang yg menyertai gelombang
berdasarkan persamaan,
𝒉
𝒑= (2)
𝝀
• l disebut sbg panjang gelombang de Broglie.

• Utk foton, persamaan yg sama langsung


dihasilkan dr kuantisasi Einstein utk radiasi
𝑬 = 𝒉 % 𝝊 dan utk partikel dg energi rehat
𝑬 = 𝒑𝒄 adlh sbg berikut:

𝒉𝒄
𝑬=𝒑$𝒄=𝒉$𝝊=
𝝀
(3)
• Konsep partikel, energi, dan momentum
dihubungkan melalui konstanta Planck dg konsep
gelombang, frekuensi dan panjang gelombang.
• Persamaan de Broglie relation mjd,

𝒉
𝝀= (4)
𝒑
• Persamaan tsb memprediksikan bhw panjang
gelombang de Broglie dr gelombang materi yg
menyertai pergerakan partikel materi memiliki
momentum sebesar 𝒑
Kondisi kuantisasi Bohr
• Salah satu asumsi Bohr pd
model atom hidrogennya
menyatakan bhw momentum
angular sistem elektron – inti
dlm keadaan stasioner mrp
kelipatan bilangan bulat ℏ.

• De Broglie menunjukkan bhw


persamaan2 di atas
menyebabkan interpretasi
fisis dr kuantisasi Bohr utk
momentum angular elektron
dlm atom2 yg mirip hidrogen, • Gelombang berdiri di sekitar
yaitu kuantisasinya sama dg keliling lingkaran.
kondisi gelombang berdiri (a • Pd kasus ini, dlm lingkaran terdiri
standing – wave condition) 3l pd keliling lingkaran.
• dr model atom Bohr
𝒏𝒉
𝒎𝒗𝒓 = 𝒏ℏ = utk n = bil. bulat
𝟐𝝅

𝒏𝒉 𝒏 𝒉
𝟐𝝅𝒓 = = = 𝒏𝝀 = 𝐤𝐞𝐥𝐢𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐫𝐛𝐢𝐭
𝒎𝒗 𝒑
(5)
Contoh soal
• Tentukan panjang gelombang de Broglie dr
baseball yg bergerak dg kecepatan 10 m/s.
Diasumsikan bhw berat bola 1 kg,
• Tentukan panjang gelombang de Broglie utk
elektron yg memiliki energi kinetik 100 eV.
Bukti eksperimental utk gelombang de Broglie
• Indikasi sifat gelombang dr
elektron kebanyakan berasal
dr eksperimen interferensi
dan difraksi.
• Difraksi gelombang cahaya
telah banyak dibahas di
bidang fisika spt terlihat pd
gambar utk cahaya yg
didifraksi dg celah tunggal.
• Utk cahaya dg panjang
gelombang l pd celah selebar
a, mk difraksi cahaya adlh

𝒂 𝒔𝒊𝒏 𝜽 = 𝒏𝝀 𝑛 = 1, 2, 3, … (6)
Eksperimen difraksi elektron salah
satunya dilakukan oleh Davisson dan
Germer yg menginvestigasi refleksi
berkas elektron dr permukaan kristal
nikel:
• Berkas elektron dr filamen yg
dipanaskan dipercepat melalui
beda potensial DV.
• Stlh melewati lubang kecil, berkas
elektron menumbuk kristal tunggal
nikel.
• Elektron akan dihamburkan ke
segala arah oleh atom nikel,
sebagian akan terdeteksi pd
berbagai sudut f yg dpt diukur
intensitasnya.
Hasil eksperimen Davisson & Setiap atom dlm kristal dpt
Germer. berperan sbg penghambur, shg
gelombang elektron yg terhambur
Jk beda potensial pemercepat dpt terganggu
elektron diatur 54 V, terdpt
puncak hamburan berkas Þ kisi2 difraksi kristal utk
elektron pd sudut f = 50°. elektron dg lebar celah d
• Karena elektron berenergi rendah, mk elektron2 tdk dpt
menembus lbh jauh ke dlm kristal, shg difraksi tjd di
permukaan atom.
• Situasi tsb keseluruhannya hampir sama dg pd penggunaan
kisi2 difraksi jenis – refleksi utk cahaya; jarak celah d antara
dua atom pd kristal analog dg jarak antara celah2 dlm kisi2
optik.
• Maxima utk kisi2 difraksi terjadi pd sudut f sdmkn rupa shg
perbedaan jejak antara sinar2 yg berdekatan 𝑑 sin 𝜙 adlh
sama dg jumlah keseluruhan panjang gelombang

𝒅 𝐬𝐢𝐧 𝝓 = 𝒏𝝀 𝒏 = 𝟏, 𝟐, 𝟑, … (7)

dg n adalah jumlah maxima


• Dr data diketahui bhw jarak antara baris atom
dlm kristel nikel d = 0,215 nm.
• Puncak pd f = 50° sehrsnya adlh puncak
urutan pertama (n = 1), krn tidak ada puncak
yg teramati pd sudut yg lebih kecil.
Þ Jk hal ini mmg maksimum interferensi, mk
panjang gelombang yg terkait adlh

𝜆 = 𝑑 sin 𝜙
= 0,215 nm sin 50° = 0,165 nm
• Nilai tsb dpt dibandingkan dg panjang
gelombang de Broglie.

• Elektron yg dipercepat melalui beda potensial


54 V memiliki energi kinetik 54 eV shg
momentumnya

&
𝑝 = 2𝑚𝐾 = 2𝑚𝑐 ( 𝐾
'
&
𝑝= 2 511000 𝑒𝑉 54 𝑒𝑉
'
&
= 7430 𝑒𝑉
'
• Panjang gelombang de Broglie adlh
ℎ ℎ𝑐 1240 eV % nm
𝜆= = = = 0,167 nm
𝑝 𝑝𝑐 7430 eV

• Hasil ini 0,167 nm mirip dg hasil perhitungan


sblmnya 0,165 nm yg mjd bukti kuat utk teori
de Broglie.
• Sifat gelombang dr partikel bukan hanya
berlaku utk elektron, suatu partikel dg
momentum p memiliki panjang gelombang
h/p.
• Neutron yg diproduksi di dlm
reaktor nuklir dg energi kinetik
yg berkaitan dg panjang
gelombang sktr 0,1 nm, jg dpt
mengalami difraksi dg kristal.
• Utk mempelajari inti atom,
diperlukan panjang
gelombang yg jauh lbh
pendek, berorde 10-15 m.
• Proton jg dpt mengalami
difraksi dg inti oksigen.
• Maxima dan minima Intensitas Difraksi neutron dg kristal
yg terdifraksi memiliki pola yg
mirip dg difraksi cahaya pd natrium klorida menunjukkan
celah tunggal. pola karakteristik yg sama dg
difraksi elektron atau sinar – X
PRINSIP KETIDAKPASTIAN
HEISENBERG
(1) (2)

• Pd mekanika kuantum, perlu


digunakan gelombang de Broglie
utk menggambarkan partikel.
• Pd pulsa gelombang sempit
• Amplitudo gelombang akan spt gambar di atas, lokasi
menjelaskan sesuatu ttg lokasi partikel dpt ditentukan dg
partikel. baik di daerah yg kecil.

• Gelombang sinusoidal di atas • Ttp gelombang ini tidak


tidak dapat digunakan utk dapat dg mudah
menentukan lokasi – gelombang diidentifikasi panjang
diperpanjang dr - ¥ sampai gelombangnya.
dengan + ¥, shg partikel kmgkn
dpt ditemukan di manapun jg di
daerah tsb.
• Pd kasus (1), panjang gelombang dpt diketahui dg tepat,
ttp lokasi partikel tidak diketahui dg tepat.
• Pd kasus (2), lokasi partikel dapat ditentukan dg tepat, ttp
panjang gelombang blm diketahui.
• Krn panjang gelombang dihubungkan dg momentum
melalui teori de Broglie (pers. (4)), mk penentuan
panjang gelombang yg tdk pasti dikaitkan dg penentuan
momentum partikel yg tdk pasti.
• Utk partikel klasik, perlu diketahui baik lokasi maupun
momentum setepat mungkin.
• Utk partikel kuantum, semakin tepat diketahui
momentumnya (atau panjang gelombangnya), mk
semakin tidak tepat lokasi partikel tsb.
• Semua gelombang riil dpt
dinyatakan sbg paket gelombang –
gangguan (disturbance) yg dilokalisir
pd daerah berhingga (dlm ruang).
• Gambar (a) menunjukkan paket
gelombang yg sangat kecil.
Ø Paket gelombang dpt dilokalisir di
daerah kecil dg panjang D x.
Ø panjang gelombang dr paket ∆𝝀~𝜺𝝀 (8)
gelombang tsb diukur dg
“menempatkan penggaris” sepanjang
gelombang. fraksi e kurang dr 1,
Þ mgkn lbh besar dr 0,01,
Ø terdpt kesulitan dlm mendefinisikan
dg tepat letak awal dan akhir Þ jk diperkirakan e ~ 0,1 mk
gelombang. ketidakpastian dlm
pengukuran panjang
Ø pengukuran panjang gelombang mjd gelombang kira2 10% dr
ketidakpastian dr D l, shg panjang gelombang
• Ukuran gelombang scr kasar adlh satu panjang gelombang,
shg Dx » l.
• Dg dmk, hasil dr ukuran paket gelombang dan ketidakpastian
dlm panjang gelombang
Dx dikalikan Dl dg Dx » l dan Dl ~ el

𝜟𝒙𝜟𝝀~𝜺𝝀𝟐 (9)
• Pernyataan tsb menunjukkan hubungan kebalikan antara
ukuran paket gelombang dg ketidakpastian pd panjang
gelombang:
utk panjang gelombang tertentu, semakin kecil ukuran
paket gelombang, mk semakin besar ketidakpastian dlm
menentukan panjang gelombang
Þ Semakin kecil Dx, mk Dl harus mjd lebih besar.
• Dg membuat paket gelombang semakin besar, tidak akan
menyelesaikan problem ketidakpastian tsb.

• paket gelombang yg semakin besar ini terdiri dr N siklus


gelombang; shg Dx » Nl.

• dg menggunakan “penggaris”, ditentukan ukuran N panjang


gelombang, dan dibagi panjangnya dg N, mk dpt diketahui
panjang gelombangnya.
• Tetap ada ketidakpastian el dlm lokasi awal dan
akhir dr paket gelombang.
• jk dibagi dg N mk dpt diketahui panjang gelombang.
• ketidakpastian dlm satu panjang gelombang
𝜺𝝀
𝜟𝝀~
𝑵
• Utk paket gelombang yg lebih besar ini, hasil
perkalian dari Dx dg Dl adalah

𝜺𝝀
𝜟𝒙𝜟𝝀~ 𝑵𝝀 = 𝜺𝝀𝟐
𝑵
• tepat sama dg kasus paket gelombang yg lebih kecil.
• Pers. (9) mrp sifat fundamental gelombang
klasik, tidak tergantung pd jenis
gelombangnya atau metode yg digunakan utk
mengukur panjang gelombangnya.

• Ini mrp hubungan ketidakpastian (uncertainty


relationship) yg pertama utk gelombang
klasik.
• Pendekatan yg berbeda utk
ketidakpastian gelombang
klasik dpt dilakukan dg
mengimajinasi pengukuran
periode dr paket
gelombang.

• Misalkan ada alat pewaktu


yg dpt digunakan utk
mengukur durasi paket
gelombang, spt pd gambar.
Þ Gelombang dinyatakan
sbg fungsi waktu
• “Ukuran” dr paket gelombang skrg dinyatakan
sbg durasi dlm waktu, yaitu satu periode T utk
paket gelombang, shg Dt » T.
• Apapun alat pengukur yg digunakan, tdpt
kesulitan dlm menentukan dg tepat lokasi
awal dan akhir dr satu siklus, shg tdpt
ketidakpastian DT dlm pengukuran periode.
Þ ketidakpastian ini mrp fraksi kecil dr
periode

𝜟𝑻~𝜺𝑻
• utk mengetahui perbandingan antara durasi
paket gelombang dg kemampuan dlm
mengukur periodenya, mk dihitung hasil
perkalian Dt dan DT

𝟐
∆𝒕∆𝑻~𝜺𝑻 (10)

• utk gelombang pd periode tertentu, semakin


kecil durasi paket gelombang, mk semakin
besar ketidakpastian dlm pengukuran
periodenya.
• jk periode dinyatakan sbg frekuensi,
𝟏
𝒇=
𝑻
#
ttp tentu saja Df tidak sama dg
∆%
• utk menentukan hubungan Df dg DT, maka pers. di
atas didiferensialkan
𝟏
𝒅𝒇 = − 𝟐 𝒅𝑻
𝑻
• Dg mengkonversi diferensial yg sangat kecil mjd
interval berhingga, dan krn hanya diinginkan
besarnya (magnitude) ketidakpastian, mk tanda
minus diabaikan.
𝟏
∆𝒇 = ∆𝑻 (11)
𝑻𝟐
• Dg menggabungkan pers. (10) dg pers. (11)

∆𝒇∆𝒕~𝜺 (12)

• Pers. (12) menunjukkan semakin lama durasi


paket gelombang, mk semakin tepat
pengukuran frekuensinya.
• Hubungan ketidakpastian yg telah dibahas
berlaku utk semua gelombang, shg dpt
diterapkan pd gelombang de Broglie.
*
• dg menggunakan teori de Broglie 𝑝 = dan
+
*
mendiferensialkannya mjd 𝑑𝑝 = − 𝑑𝜆
+!
dan mengabaikan tanda minus, mk

𝒉
𝜟𝒑 = 𝟐 𝜟𝝀 (13)
𝝀
• Ketidakpastian dlm momentum partikel scr
langsung dikaitkan dg ketidakpastian dlm
panjang gelombang dr paket gelombang
partikel de Broglie.

• Dg menggabungkan pers. (10) dg pers. (13),


mk
𝜟𝒙𝜟𝒑~𝜺𝒉 (14)
&
dg 𝜀 =
,-
• Prinsip ketidakpastian Heisenberg:
Eksperimen tidak dapat menentukan scr
bersamaan nilai eksak komponen
momentum (px) dari partikel dan jg nilai
eksak posisi koordinatnya (x).
• Sebaliknya, presisi pengukuran dibatasi oleh
proses pengukuran itu sendiri shg,

ℏ $
∆𝑝! # ∆𝑥 ≥ (1); ℏ= (2)
# #%
dlm hal ini,
Dpx : ketidakpastian pengukuran momentum,
D X : ketidakpastian pengukuran posisi x

• Hubungan (1) berlaku jg utk komponen


momentum lain

∆𝑝. % ∆𝑦 ≥ (3)
(

∆𝑝0 % ∆𝑧 ≥ (4)
(
• Prinsip ini tidak ada kaitannya dg peningkatan/
perbaikan instrumentasi utk membuat penentuan px
dan x scr bersamaan mjd lebih baik.
• Prinsip tsb mengungkapkan bhw bahkan dg instrumen
ideal, penentuan tidak pernah mencapai hasil yg lebih
baik dari Dpx×Dx ³ ħ/2
Semakin eksperimen ditingkatkan dlm pengukuran
px, semakin berkurang ketepatan dlm pengukuran
x.
Jk px diketahui scr pasti, mk posisi x tdk dpt
diketahui (Dpx = 0, Dx = ¥), dan berlaku jg
sebaliknya.
Pembatasan tsb bukan pd akurasi dpt diukurnya x
atau px, ttp pd hasil Dpx×Dx dlm pengukuran scr
bersamaan.
• Prinsip ketidakpastian juga berkaitan dg
pengukuran energi E dan waktu t,
(pengukuran interval waktu Dt selama foton dg
sebaran energi DE dipancarkan dari suatu atom),

!
DE × Dt ³ (5)
2
DE Þ ketidakpastian energi sistem (mis, atom
berada dlm keadaan tereksitasi)
Dt Þ interval waktu utk pengukuran E (rerata
waktu ‘hidup’ atom berada dlm keadaan
tereksitasi)
ketidaksamaan (5) dpt dibuktikan dr ketidaksamaan (1)
sbb:
– suatu elektron bergerak sepanjang sumbu – x dg energi
sebesar
2
p
E= x (6)
2m
– Jk px memiliki ketidakpastian Dpx, mk ketidakpastian utk
energi, E, ditentukan dg mendeferensiasikan menjadi

æ 2 px ö
DE = ç ÷ × Dp x = v x × Dp x (7)
è 2m ø
• jk interval waktu yg diperlukan utk mengamati
elektron adlh Dt, mk ketidakpastian posisi
Dx = v x × Dt (8)
Dx
Dt = (9)
vx
• jk pers.(7) digabungkan dg pers. (9) diperoleh
æ Dx ö
DE × Dt = (v x × Dp x ) × çç ÷÷
è vx ø
! (10)
= Dp x × Dx ³
2
Contoh soal
Peluru & elektron
Peluru yg bermassa 50 g dan elektron bermassa
9,11 ´ 10-28 g memiliki kecepatan yg sama, 300
m/s, dg ketidakpastian 0,01%.
Dg ketepatan (keakuratan) berapa dpt
ditentukan posisi masing2, jk posisi diukur scr
bersamaan dg kecepatan pd eksperimen yg
sama
Utk elektron,

(
p = mv = 9,11´10 -31
)
kg (300 m/s )
= 2,73 ´10 - 28
kg × m/s
Δp = 0 ,01% ´ p
(
= (0,0001) 2,73 ´10-28 kg × m/s )
= 2,73 ´10-32 kg × m/s
-34
! 6,63 ´10 J × s
Dx ³ =
(
2 × Dp 2 ´ 2 ´ 3,14 2,73 ´10 kg × m/s
-32
)
-3
@ 1,6 ´10 m = 1,6 mm
Utk peluru,
p = mv = (0,05 kg )(300 m/s )
= 15 kg × m/s
Δp = 0 ,01% ´ p
= (0,0001)(15 kg × m/s )
= 1,5 ´10-3 kg × m/s
-34
! 6,63 ´10 J × s
Dx ³ =
(
2 × Dp 2 ´ 2 ´ 3,14 1,5 ´10 kg × m/s
-3
)
-32
= 3,2 ´10 m

Anda mungkin juga menyukai