Anda di halaman 1dari 4

Wayang: Seni, Budaya dan Imajinasi Anak

yang Terlupakan…
23 April 2011   20:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:28  1364  25 0

1303509061994091363

[caption id="attachment_103410" align="aligncenter" width="320" caption="Kartun Wayang


Indonesia"][/caption] Ismail, anak pertamaku yang berusia empat tahun kalau mau tidur selalu
minta ditemani, terkadang sama Mamanya atau juga sama saya sendiri. Menjelang tidur, ia selalu
minta diceritakan dongeng atau kisah-kisah fable pengantar tidur. Tapi pada suatu malam, ia
tidak mau dibacakan dongeng lagi. Ia berhenti untuk didongengkan Mamanya sebelum
tidur. "Ma, Iil ocen tiap alam mama celitain itu mlulu. Iil mau dicelitain jagoan cpidelmen cama
dlagonbol". (Mama, Ismail bosan setiap malam, mama cerita itu terus. Ismail mau diceritain
jagoan Spiderman sama Dragon Ball). Kata anakku dengan logat cadel sambil merengek, saat
istriku hendak bercerita si Kancil yang cerdik. Usut punya usut ternyata, siang hari saat ia
bermain dengan teman-temannya, ia menonton film kartun Dragon Ball dan Spiderman. Pantas
saja...

***

Ia memaksa Mamanya untuk menceritakan dongeng tentang Son Go Ku, tokoh utama dalam
serial Dragon Ball. Karuan saja istri saya jadi kelimpungan, sebab istri saya sama sekali tidak
tahu tentang film kartun Dragon Ball, hanya sedikit mengenal Spiderman. Itu pun karena ia
pernah menonton sekali di bioskop saat kami masih pacaran dulu. Akhirnya, sayalah yang
menggantikan sang istri untuk mendongengkan si kecil ini. Sebelum memulai cerita, pikiran saya
terbayang kenapa harus mendongengkan kisah dari luar negeri. Kenapa tidak dalam negeri saja?
Karena gawat kalau anak seusia itu sudah dicekoki budaya dari luar, nantinya setelah dewasa
bisa-bisa menjadi asing pada budayanya sendiri. Lagipula Dragon Ball dan Spiderman tidak baik
untuk dikonsumsi anak sekecil itu, sebab banyak adegan kekerasan seperti membanting dan
membunuh lawannya. [caption id="attachment_103412" align="aligncenter" width="450"
caption="Gatot Kaca, tidak kalah hebat dengan tokoh kartun Mancanegara"]

13035093832032171057

[/caption] Hmm. Sambil memutar otak, saya menemukan ide untuk bercerita tentang wayang.
"Mail, Papah akan dongengin kamu kisah jagoan yang luar biasa hebat" "Ga mau, Iil pengennya
cama dlagonbol cama cpidelmen..." "Eh, jangan salah. Yang mau papah ceritain ini lebih kuat
dari Son Goku atau Spiderman. Malah kalau dibandingkan, lucuan ini". Ujarku merayu. "api,
jagoan yang papa clitain kuat ga? Kalo tadi iil liat felem dlagonbol bica telbang, dah gitu punya
julus kamekamekame buat ngalain musuhnya" "Yaaah, itu sih kecil. Jagoan Papa ini bisa
terbang, bisa memanah, bisa ngeluarin jurus yang ada sinarnya, dah gitu bisa..." Ujarku sambil
memancing Ismail. "Bica apa pa? ayo dong clitain bial iil dengel" sambar anakku penasaran.
Kena deh, pikirku. "Jagoan ini orangnya biasa saja, ramah, dan baik hati. Terutama sering
menolong kepada yang lemah. Tapi dia tidak suka dengan orang nakal, apalagi kalau yang jahat
akan segera dikalahkan supaya tobat dan tidak berbuat jahat lagi." "Tlus, kalo iil olang jaat apa
baik pa?" Ujar anakku bertanya. "Ismail itu anak Papah dan Mama yang baik, juga tidak nakal.
Makanya dengarin Papa cerita ya, kalau sudah selesai Ismail harus tidur." Ucapku sembari
melirik istriku yang tersenyum disamping Ismail. "ya pa..." Jawab Ismail.
***

[caption id="attachment_103411" align="aligncenter" width="504" caption="Tokoh Punakawan


Asli Indonesia: Semar, Petruk, Gareng dan Bagong"]
1303509273232845409

[/caption] Kemudian saya bercerita mulai dari Gatot Kaca, Arjuna, Wisanggeni, tak lupa saya
selingi dengan tokoh-tokoh lucu Punakawan seperti Semar, Petruk, Gareng dan Bagong.
Supaya ia semakin tertarik pada cerita wayang. Dan ketika saya menoleh, Ismail sudah terlelap
pulas. Selesai tugas saya malam ini untuk mendongeng pada anak saya, tinggal mengumpulkan
ide buat malam besok dan selanjutnya. Rencana saya akan menuturkan kisah Malin
Kundang, Si Pitung, Loro Jonggrang, Si Unyil dan Pak Raden, serta cerita lainnya yang
berasal dari Indonesia. Agar imajinasi anak saya tetap berkembang seukuran usianya. Dan
supaya  tidak lupa akan Adat, Budayanya sendiri dari derasnya cerita-cerita yang masuk dari luar
negeri.
Hari ini, sudahkah Anda mendongeng untuk Anak?

***

_____________________________________________________________________________
Penulis : Choirul Huda  (No.  153)

Anda mungkin juga menyukai