Anda di halaman 1dari 41

Burnup dan Konversi

Manajemen Bahan Bakar dalam


Teras Reaktor Nuklir

Program Studi Teknik Nukli


Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisik
FT - UG
M

Faktor multiplikasi (dan konsekuensinya, reaktivitas) akan berkurang seiring


dengan waktu ketika reaktor beroperasi karena bahan bakar mengalami deplesi
dan produk si terakumulasi.

Faktor multiplikasi: k = ⌘T f ✏pPN L

Pengaruh burnup bahan bakar dan pembentukan produk fisi utamanya muncul di
tampang lintang termal, sehingga mempengaruhi nilai ηT dan f

νΣFf
k= ϵpPNL
+ ζ ( V ) ΣM
VM
ΣFa a
F

Karena deplesi bahan bakar dan pembentukan produk fisi berubah terhadap
waktu, maka kritikalitas juga mengalami perubahan

νΣFf(t)
k(t) = ϵpPNL
+ ζ ( V ) ΣM
VM
ΣFa(t) + ΣFP
γ (t) a
F
2
fi
Reaktivitas lebih (excess reactivity)

k(t) 1
⇢ex (t) = ⇡ k(t) 1
k(t)
k(t) harus lebih besar dari 1 sampai akhir operasi reaktor (EOL).

Sejumlah besar reaktivitas lebih harus disediakan di saat awal (BOL) agar reaktor
dapat dioperasikan cukup lama sebelum dilakukan pengisian ulang bahan bakar.

Untuk mengkompensasi reaktivitas lebih agar reaktor beroperasi dengan nilai


k(t) = 1 atau ρ(t) = 0, digunakan sistem kontrol :

Batang kendali (control rods)


Racun terlarut (soluble poisons)
Racun dapat bakar (burnable poisons)

3
Konsumsi bahan fisil dan fertil tidak seragam di reaktor

konsentrasi isotop tergantung pada waktu dan posisi.

Konsentrasi isotop tergantung pada fluks.


Fluks tergantung pada konsentrasi isotop.

permasalahan yang saling terkait dapat dipecahkan secara numerik


dengan mengasumsikan fluks yang sudah diketahui untuk perhitungan
deplesi, kemudian mengasumsikan distribusi konsentrasi untuk
perhitungan fluks, dan seterusnya, dan seterusnya.

4
PEMBENTUKAN DAN PELURUHAN PRODUK FISI
Setiap peristiwa fisi menghasilkan dua inti atom yang massanya tidak sama persis
dengan setengah dari massa inti yang mengalami pembelahan, akan tetapi
terdistribusi dengan puncak sekitar 100 dan 140 amu.

Isotop-isotop tersebut cenderung


kaya akan neutron dan mengalami
peluruhan.

Di samping itu isotop tersebut juga


dapat mengalami tangkapan
neutron dengan tampang lintang
mulai dari seperpuluhan sampai
jutaan barn.

5
Persamaan produksi-destruksi untuk spesies produk fisi j

dnj X
i!j i!j j j
= j ⌃f + + ni ( + a )nj
dt i

dengan

j adalah fraksi dari fisi yang menghasilkan produk fisi spesies j,


i!j adalah konstanta peluruhan isotop i untuk menghasilkan isotop j
(peluruhan beta, alfa, neutron, dsb)
i!j
adalah tampang lintang transmutasi untuk produksi isotop j dengan
tangkapan neutron pada isotop i.

6
Jika produksi spesies tersebut dari peluruhan maupun tangkapan spesies yang
lain jauh lebih kecil dibandingkan dengan produksi langsung dari reaksi fisi, maka

dnj j j
= j ⌃f ( + a )nj
dt

sehingga
⇣ ⌘
j ⌃f ( j
+ j
)t
n(t) = j
1 e a
j + a

7
DEPLESI BAHAN BAKAR

U-235 (0,72% sebagai uranium alam) adalah satu-satunya isotop alami yang
dapat dibelah oleh neutron termal.

Tiga bahan fisil yang lain diperoleh dari rantai transmutasi-peluruhan. Isotop yang
dapat dikonversi menjadi isotop fisil melalui transmutasi neutron dan peluruhan
disebut isotop fertil.

Pu-239 dan Pu-241 merupakan produk rantai transmutasi-peluruhan yang


dimulai dari isotop fertil U-238.

U-233 adalah produk rantai transmutasi-peluruhan yang diawali oleh isotop fertil
Th-232.

8
Densitas daya reaktor :

000
P = Q f ⌃f
Pada reaktor berbahan bakar uranium, U-238 akan menangkap neutron dan
melalui runtutan peluruhan akan menghasilkan Pu-239 yang fisil.

Densitas daya reaktor dikaitkan dengan material fisil:

P 000 = Qf ( 25 25
f N (t) + 49 49
f N (t))

9
antai Transmutasi-Peluruhan Bahan Bakar II

Ø° Ø°
U238 (n, ∞)U239 °°°°°°! Np239 °°°°°! Pu239
23 menit 23 hari
239
Pu + n °! fisi
240 241
°! Pu (n, ∞)Pu

Pu241 + n °! fisi
°! Pu242

Ø° Ø°
Th232 (n, ∞)Th233 °°°°°°°! Pa233 °°°°°! U233
28,3 menit 27 hari

10
11
Konsentrasi berbagai isotop bahan bakar pada reaktor dinyatakan sebagai satu
an Deplesi - Transmutasi
set persamaan - Peluruhan
produksi-destruksi II terkait.
yang saling

Untuk reaktor yang menggunakan siklus uranium, konsentrasi isotopnya


ktor yang menggunakan
dinyatakan sebagaisiklus uranium,
berikut: konsentrasi
Persamaan isotopnya
Deplesi - Transmutasi - Peluruhan III
n sebagai berikut:
@n29 28 ° 29 29 ¢ 29
@n24 = 28
æ∞ ¡n ° ∏ + æa ¡ n
= °æ24
a ¡n 24 @t (1)
@t @n36 37 37 ° 36 36 ¢ 36
= æn,2n ¡n ° ∏ + æa ¡ n
@n25 @t
= æ24 ¡n 24
° æ25
¡n 25
(2)
@t ∞ a @n37
= ∏27 n27 ° æ27
a ¡n
27
@n26 @t
= æ25
∞ ¡n 25
° æ26
a ¡n 26
+ ∏36 36
ec n @n38 (3)
37 37 ° 38 38 ¢ 38
@t = æ∞ ¡n ° ∏ + æa ¡ n
@t
@n27
= æ26
∞ ¡n 26
° æ28
n , 2n ¡n 28
° ∏27 27
n @n39
=
(4)
29 29 ° 39 39 ¢ 39
∏ n ° ∏ +æ ¡ n
@t @t a
@n28 @n48
= °æ28
a ¡n 28
= ∏(5)
38 38
n ° æ48
a ¡n 48
@t @t
@n49
= ∏39 n39 ° æ49
a ¡n 49
+ æ48
∞ ¡n 48
@t
eaktor Nuklir Burnup dan Konversi 3 Desember 2015 7 / 34 12
Analisis Reaktor Nuklir Burnup dan Konversi 3 Desember
Persamaan Deplesi - Transmutasi - Peluruhan IV
@n40
= æ49
∞ ¡n 49
° æ40
a ¡n 40
+ æ29
∞ ¡n 29
+ æ39
∞ ¡n 39
(13)
@t
@n41 40 40 ° 41 41 ¢ 41
= æ∞ ¡n ° ∏ + æa ¡) n (14)
@t
@n42
= æ41
∞ ¡n 41
° æ42
a ¡n 42
(15)
@t
@n43 42 42 ° 43 43 ¢ 43
= æ∞ ¡n ° ∏ + æa ¡ n (16)
@t
@n51 41 41 ° 51 51 ¢ 51
= ∏ n ° ∏ + æa ¡ n (17)
@t
@n52
= æ51
∞ ¡n 51
° æ52
a ¡n 52
(18)
@t
@n53
= ∏43 n43 ° æ53
a ¡n 53
+ æ52
∞ ¡n 52
(19)
@t

13
Analisis Reaktor Nuklir Burnup dan Konversi 3 Desember 2015 9 / 34
14
2.36

15
KONSENTRASI NUKLIDA DAPAT BELAH

Isotop uranium :
d 25
N (t) = N 25 (t) 25
a (t)
dt

d 28
N (t) = N 28 (t) 28
a (t)
dt

Isotop plutonium :
Diasumsikan plutonium dihasilkan seketika dari tangkapan U-238 dan hilang
hanya karena serapan neutron, baik itu karena fisi maupun tangkapan untuk
menghasilkan Pu-240.

d 49 28
N (t) = (t)N 28 (t) 49
a (t)N 49 (t)
dt

16
Penyelesaian ketiga persamaan diferensial untuk nuklida dapat belah :

N 25 (t) = N 25 (0) exp( 25


a (t))

N 28 (t) = N 28 (0) exp( 28


a (t))
Z t
Fluensi : (t) = (t0 ) dt0
0

Karena tampang lintang serapan U-238 cukup kecil, maka diasumsikan


perubahan konsentrasi U-238 dapat diabaikan.

N 28 (t) ⇡ N 28 (0)
Sehingga persamaan untuk plutonium menjadi
d 49 28
N (t) = (t)N 28 (0) 49
a (t)N 49 (t)
dt
dengan solusi
28
N 49 (t) = 49
N 28
(0) 1 exp( 49
a (t))
a 17
Jika U-238 tidak dianggap konstan, maka persamaan untuk plutonium menjadi

d 49
N (t) = σγ28ϕ(t)N 28(t) − σa49ϕ(t)N 49(t)
dt

dengan solusi

σγ28
N 49(t) = [ a Φ(t))]
28 28 49
N (0) exp(−σγ Φ(t)) − exp(−σ
σa49 − σγ 28

18
4

2
235U

1.0 ucts
rod
p 239Pu
6 on

i
ss
4 236U

Fi
2 240Pu
Atomic percent in fuel

10–1 241Pu

6
242Pu
4

10–2

6
4

10–3
0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 × 1021
Fluence, Neutrons/cm2
19
20
EX.

Sebuah reaktor termal bermoderator air menggunakan bahan bakar uranium


diperkaya 4% sebesar 1 ton.

Perkirakan berapa massa U-235 dan U-238 yang tersisa dan Pu-239 yang
terbentuk jika reaktor tersebut dioperasikan dengan fluks neutron rata-rata
sebesar 1014 n/cm2.s selama satu tahun.

21
Dengan mempertimbangkan deplesi U-235 dan pembentukan plutonium, maka

νσf25N 25(t) + νσf49N 49(t) + νσf41N 41(t)


k(t) = ϵpPNL
( VF ) a
VM
σa25N 25(t) + σa49N 49(t) + σa41N 41(t) + Σ28
γ + Σ FP(t) + ζ
γ ΣM

Umumnya deplesi U-235 dan pembentukan produk fisi lebih banyak


dibandingkan dengan pembentukan Pu-239 dan Pu-241.

Faktor multiplikasi akan berkurang seiring waktu.

22
URANIUM ALAM URANIUM/PLUTONIUM DIPERKAYA

k∞ k∞
≈ -1 pcm per MWd/t (U)
1000-2000 pcm ≈ -0,1 pcm per MWd/t (Pu)

4000 MWd/T
Reaktivitas lebih
(Excess reactivity)

waktu waktu

23
Pembelahan inti bahan bakar menghasilkan pengaruh reaktivitas negatif, yaitu:
1. berkurangnya jumlah inti bahan bakar
2. dihasilkannya produk fisi yang banyak di antaranya mempunyai tampang
lintang tangkapan neutron yang tinggi

Rantai transmutasi-peluruhan dari inti bahan bakar fertil akan menghasilkan


urutan isotop aktinida (untuk reaktor berbahan bakar uranium) atau uranium
(untuk reaktor berbahan bakar thorium) dan beberapa di antaranya merupakan
bahan fisil.

Transmutasi satu isotop fertil menjadi isotop non- sil yang lain dapat
memberikan efek reaktivitas positif atau negatif tergantung dari tampang
lintang isotop fisil yang bersangkutan.
Transmutasi isotop fertil menjadi isotop sil akan memberikan efek
reaktivitas positif.

Tergantung dari tingkat pengkayaan awal, proses transmutasi-peluruhan pada


umumnya akan menghasilkan lebih banyak isotop sil daripada yang dikonsumsi
pada awal siklus yang akan menyebabkan pengaruh reaktivitas positif, sampai
konsentrasi inti fisil hasil transmutasi mengalami kondisi setimbang.

24
fi
fi
fi
Pembentukan Pu-239 di awal masa hidup reaktor berbahan bakar uranium akan
menghasilkan sejumlah besar reaktivitas positif yang mungkin lebih besar
daripada pengaruh reaktivitas negatif dari deplesi U-235 dan pembentukan
produk fisi.
Untuk reaktor termal, η49 < η25, sehingga pembentukan Pu-239 harus
melebihi burnup U-235 agar diperoleh reaktivitas positif.
Untuk reaktor cepat, η49 > η25 untuk energi neutron lebih dari 10 keV dan
mungkin akan ada reaktivitas positif awal jika pengurangan U-235 lebih
besar daripada pembentukan Pu-239.

Akan tetapi konsentrasi Pu-239 akan jenuh pada satu nilai yang ditentukan oleh
kesetimbangan antara laju transmutasi U-238 dan laju deplesi Pu-239, di mana
pada nilai tersebut deplesi U-235 dan pembentukan produk fisi akan
menghasilkan reaktivitas negatif.

25
KETERSEDIAAN NEUTRON
KETERSEDIAAN NEUTRON

Laju transmutasi isotop fertil menjadi fisil tergantung dari banyaknya kelebihan
neutron dari yang diperlukan untuk mempertahankan reaksi fisi berantai. Tanpa
adanya serapan neutron oleh material selain bahan bakar dan tanpa adanya
bocoran, banyaknya kelebihan neutron adalah η−1.

Karakteristik konversi fertil ke fisil ditentukan oleh siklus bahan bakar dan
spektrum energi neutron.
untuk spektrum neutron termal (E < 1 eV), U-233 mempunyai nilai η yang
paling tinggi.
➜ siklus bahan bakar Th232-U233.
untuk spektrum neutron cepat (E > 5×104 eV), Pu-239 dan Pu-241
mempunyai nilai η yang terbesar.
➜ FBR berdasar pada siklus bahan bakar 238U-239Pu dimaksudkan untuk
memanfaatkan kenaikan η49 pada energi tinggi.

26
27
28
CONVERSION RATIO

Rasio bahan fisil yang dihasilkan terhadap bahan fisil yang dikonsumsi.

Jika nilainya lebih dari satu, disebut dengan Breeding Ratio

Z Z X
Nn (r, t) c,n (E) (r, E) dE dV
V
n E
CR(t) = Z Z X
Nm (r, t) a,m (E) (r, E) dE dV
V E m

Untuk model yang disederhanakan

28
N 28 (0)
CR(t) = 25 25 49 N 49 (t)
a N (t) + a

29
Sistem reaktor Bahan bakar awal Siklus konversi CR

BWR 2 - 4 wt% U235 U-238 - Pu239 0,6

PWR 2 - 4 wt% U235 U-238 - Pu239 0,6

PHWR U alam U-238 - Pu239 0,8

HTGR ≈ 5 wt% U235 Th232 - U233 0,8

LMFBR 10 - 20 wt% Pu U238 - Pu239 1,0 - 1,6

30
CR untuk PWR dan BWR sama karena desain yang serupa.
CR untuk HTGR sedikit tinggi karena nilai η U-233 yang lebih tinggi daripada
U-235.
CR untuk CANDU-PHWR juga sedikit tinggi karena ekonomi neutron yang
lebih baik dikarenakan proses pengisian ulang secara online dan sedikitnya
kebutuhan akan batang penyerap.
BR untuk LMFBR dapat bervariasi tergantung dari spektrum energi neutron.
Untuk mendapatkan nilai η yang tinggi sehingga nilai BR juga tinggi
membutuhkan spektrum neutron yang keras.
Spektrum yang lebih lunak lebih disukai untuk alasan keselamatan, akan
tetapi semakin rendah energi neutron, kemungkinan radiative capture
lebih besar daripada untuk menghasilkan fisi.

31
Contoh :

Staffan Qvist, “Reactivity Swing as a Function of Burnup for Uranium-Fueled Fast


Reactors”, Nuclear Technology, vol. 190, pp. 11-27, 2015.
32
UKURAN DARI BURNUP BAHAN BAKAR
Ukuran yang paling umum digunakan :
pelepasan energi fisi per satuan massa bahan bakar

Z ⌧
Qf Qf
B= (t)⌃f (t) dt = · ⌃f ⌧
⇢F 0 ⇢F

B = burnup
ρf = densitas bahan bakar
Qf = energi fisi rata-rata (200 MeV)
τ = waktu pembakaran bahan bakar

33
Cara praktis

P0 ⇥ CF ⇥ ⌧
B=
MTU

Po = daya reaktor
MTU = massa uranium di tera
CF = capacity factor

Z ⌧
P (t) dt
CF =
0 P0 ⌧

Satuan:
Pelepasan energi fisi dalam megawatt-days dibagi dengan massa total (dalam
satuan 1000 kg atau ton) inti bahan bakar (fisil plus fertil) pada pengisian awal
dinyatakan sebagai megawatt-days per tonne (MWd/T).

Kadang dituliskan pula sebagai MWD/MTU (megawatt-days per metric tonne


uranium).
34
s

54 Nuclear Systems

Coastdown
(optional)
1.0
Fraction of full power

Refueling
period

Startup Time in cycle Startup

FIGURE 2.12 Hypothetical nuclear plant-operating power history (the skyline chart).

35
2. Plant Capacity Factor, L : Considerable management attention is paid to
c01a c01b c02 c03 c04 c05 c06 c07 c08 c09 c10 c11
Figure 1:0 SIMULATE-3 calculations of the history of the Ringhals-3 PWR (from cycle 01a to
Operasi 0
cycle 11 aktual
in the20upper 40
figure, and from 60
cycle 12 to 80
cycle 22 in the100
lower 120
figure).
Cumulative burnup since the start of the plant (GWd/tHM)
Relative
Boron power level (ppm)
concentration (%)
100
1000
50 c01a
500 c01a c01b
c01b c02
c02 c03
c03 c04
c04 c05
c05 c06
c06 c07
c07 c08
c08 c09
c09 c10
c10 c11
c11
0
00 20
20 40
40 60
60 80
80 100
100 120
120
Cumulative
Cumulativeburnup
burnupsince
sincethe
thestart
startofofthe
theplant
plant(GWd/tHM)
(GWd/tHM)
Relative control
Core−averaged rod insertion
moderator density (g/cm3)
(%)
5
0.74
c01a
c01a c01b
c01b c02
c02 c03
c03 c04
c04 c05
c05 c06
c06 c07
c07 c08
c08 c09
c09 c10
c10 c11
c11
0.72
0
00 20
20 40
40 60
60 8080 100
100 120
120
Cumulative
Cumulativeburnup
burnupsince
sincethe
thestart
startofofthe
theplant
plant(GWd/tHM)
(GWd/tHM)
Boron concentration
Relative power level (ppm)
(%)
100
1000
50 c01a
500 c01b
c12ac12b c13 c02 c14 c03 c15c04 c05
c16 c06
c17 c07
c18 c08
c19 c09c20 c10 c21 c11c22
00
0 14020 160 40 60
180 80
200 100
220 120
240
Cumulative
Cumulativeburnup
burnupsince
sincethe
thestart
startofofthe
theplant
plant(GWd/tHM)
(GWd/tHM)
3
Core−averaged moderator
Relative control density (g/cm
rod insertion (%) )

0.74
20 c01a c01b
c12ac12b c13 c02 c14 c03 c15c04 c05
c16 c06
c17 c07
c18 c08
c19 c09c20 c10 c21 c11c22
0.72
0
0 14020 16040 60
180 80
200 100
220 120
240
Cumulative
Cumulativeburnup
burnupsince
sincethe
thestart
startofofthe
theplant
plant(GWd/tHM)
(GWd/tHM) 36
Relative
Boron power level (ppm)
concentration (%)
Konsep terkait:

Availability Factor (AF)

waktu operasional reaktor dalam periode ⌧


AF =

Jika refueling berlangsung selama 4 minggu, nilai maksimum AF untuk siklus satu
tahun adalah sebesar AF = 48 minggu/52 minggu = 0,92
Untuk siklus 18 bulan, AF = 74 minggu/78 minggu = 0,95.

Effective Full Power Day (EFPD)

Z ⌧
EF P D = CF (t) dt = CF ⇥ ⌧ (hari)
0

37
Satuan burnup yang lain:

% FIMA ( ssion in initial metalic atoms)

⌃f ⌧ ⌃f ⌧ M rF BM rF
F IM A = = =
NF ⇢NAV Qf NAV

1% FIMA nilainya sekitar 9600 MWd/T.


100% FIMA = 960 GWd/T

Rule of thumb: 1% FIMA = 10 GWd/T

% FIFA ( ssion per initial ssile atoms)

NF 100
F IF A = F IM A = F IM A
Nf isil e0

e0 adalah pengkayaan awal dalam %.


38
fi
fi
fi
EX.

Sebuah reaktor dengan muatan awal bahan bakar sebesar 100 ribu kg
beroperasi dengan daya 3000 MWt selama 1000 hari.

a. Tentukan burnup yang dicapai dalam GWd/T dan %FIMA, jika capacity
factor pembangkit sebesar 90%.
b. Jika pengkayaan awal bahan bakar sebesar 4%, berapa besarnya
burnup dalam %FIFA

39
Energi termal tahunan

Z 1 tahun
Pel T
Eth = Pth dt = Pth T =
0 ⌘/100

Kebutuhan bahan bakar per tahun

Eth Pel T 1
ṁF = =
B ⌘/100 B

40
EX.

PLTN dengan daya listrik sebesar 1.300 MW dan efisiensi sebesar 33%
beroperasi selama 6500 jam per tahun dengan burnup sebesar 35.000 MWd/t.
Tentukan kebutuhan pengisian ulang bahan bakar per tahun.

41

Anda mungkin juga menyukai