I. IDENTITAS
Mata kuliah : Fisika Umum
Program Studi : Pendidikan IPA
Jurusan : IPA
Fakultas : MIPA
Dosen : Tim Fisika Umum
SKS :4
Kode : FMA.1.60.1303
Minggu ke : 14
III. MATERI
A. Pendahuluan
B. Sistem Termodinamika
157
perpindahan kalor dan perantaraan kerja, sehingga sistem dapat dibedakan atas 3
macam, yaitu :
1. sistem terbuka , yaitu suatu sistem yang dapat melakukan pertukaran energi atau
benda/zat sistem dengan lingkungannya, misalnya pompa, kompressor udara dll.
2. sistem tertutup, yaitu sistem yang hanya dapat melakukan pertukaran energi
dengan lingkungannya, misalnya ; gas dalam silinder yang dilengkapi dengan
piston.
3. sistem terisolasi, yaitu sistem yang tidak dapat melakukan pertukaran energi dan
benda/zat sistem dengan lingkungannya.
C. Koordinat Termodinamika
Sifat atau keadaan sistem ditentukan oleh besaran-besaran seperti ; volume, tekanan,
temperatur, kapasitas kalor, massa jenis dsb. Besaran besaran yang mempengaruhi
sifat-sifat atau keadaan sistem disebut koordinat termodinamika /koordinat sistem
atau variable keadaan sistem. Variabel keadaan sistem ini dibedakan atas :
1. variabel ekstensif, yaitu variable keadaan yang dipengaruhi oleh massa atau
jumlah mol sistem, seperti volume dan energi
2. variabel intensif, yaitu variabel keadaan yang tidak dipengaruhi oleh massa atau
jumlah mol sistem
D. Keseimbangan Termodinamik
Bila suatu sistem dalam keadaan setimbang termal, setimbang mekanik, dan
setimbang kimia, dikatakan sistem tersebut berada dalam keadaan setimbang
termodinamik. Dalam keadaan setimbang antara variabel-variabel sistem memberikan
gambaran mengenai keadaan sistem. Hubungan antara sesama variebel/koordinat
sistem disebut persamaan keadaan sistem. Perubahan salah satu atau lebih variabel
keadaan sistem disebut proses . Jadi proses dalam termodinamika dapat diartikan
sebagai interaksi antara sistem dan lingkungan yang mengubah keadaan sistem dari
keadaan keseimbangan awal (i) menjadi keseimbangan akhir (f).
158
selama proses kuasistatik dianggap sistem berada dala keseimbangan. Dalam
kenyataan proses kuasistatik sebenarnya tidak ada, dan ini merupakan suatu proses
ideal yang dimaksudkan untuk mempermudah pembahasan. Proses yang dijumpai
dalam kenyataan adalah proses nonkuasistatik.
2. Proses isometric (isovolum, isokhorik) adalah proses yang berlangsung pada
volume tetap.
3. Proses Isobarik adalah proses yang berlangsung pada tekanan tetap
4. Proses isotermal adalah proses yang berlangsung pada temperatur tetap.
Persamaan keadaan yang paling sederhana adalah persamaan gas ideal yang
diperoleh melalui eksperimen.
Misalkan dari hasil pengukuran n kmol gas CO2 pada pada suatu saat , temperatur,
volume, dan tekanan masing-masing adalah T, V, dan p . Bila v = V/n (volume
jenis molar), maka selanjutnya di hitung harga ( pv) / T nya. Kalau v di ubah-
ubah pada T tetap, maka harga p akan berubah pula. Untuk tiap harga V dihitung
harga ( pv) / T nya. Harga ( pv) / T dijadikan sumbu koordinat, dapn p sebagai
absis. Percobaan ini dilakukan untuk berbagai harga temperatur. Grafik hasil
percobaan adalah seperti oad gambar berikut ini.
2520C
R 1370C
600C
600C
Bila CO2 diganti dengan O2 grafiknya akan tetap menuju titik R sehingga dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pada semua temperatur grafik memotong sumbu ordinat ( pv) / T pada titik yang
sama
159
2. Grafik dari semua macam gas juga memotong sumbu ( pv) / T pada titik yang
sama.
Harga limit ( pv) / T dari semua harga temperatur dan semua jenis gas disebut
konstanta gas umum (R) dan pada tekanan rendah memenuhi :
pv
= R atau pv = RT disebut persamaan keadaan gas ideal
T
V m R
karena v = maka pV = nRT dan n= maka pV = m T atau
n M M
R
pV = mR0T dengan R0 = ( konstanta gas khusus)
M
P P V1 v p1
p2>p1
T2>T1 V2
T2 p2
v2>v1
T1
v T T
160
Misalkan didalam silinder yang tertutup piston yang sangat tipis (dianggap
tak bermassa) berisi gas . Piston dapat bergerak maju/mundur tanpa gesekan.
F F’ F F’
Gas Gas
dX
Bila gaya yang dilakukan gas (F) lebih besar dari gaya yang udara luar (F’) maka
piston akan bergeser ke arah luar dikatakan sistem (gas) melakukan usaha luar .
Bila F < F’ maka piston akan bergeser kearah dalam maka dikatakan usaha
dilakukan terhadap sistem .
Berdasarkan rumus usaha dalam mekanika , maka usaha yang dilakukan
oleh/terhadap sistem memenuhi persamaan :
x2 x2 V2
Konvensi tanda :
Bila sistem (gas) berekspansi sehingga volume sistem bertambah sebesar dV maka
dikatakan gas melakukan usaha luar terhadap lingkungannya, karena itu energi
sistem berkurang, sehingga usaha luar ini dihitung negatif (-) dan sebaliknya bila
gas mengalami kompressi usaha yang dilakukan lingkungan terhadap gas dihitung
positif.
a. Bila gas berekspansi dW = - p dV
b. Bila gas mengalami kompressi dW = p dV
161
dengan lingkungan. Selain itu ada lagi energi internal (energi dalam = U) yang
dimiliki sistem, yaitu semua energi yang dimiliki sistem seperti energi kinetik, energi
potensial, energi rotasi, energi vibrasi, energi listrik dll. Untuk gas ideal energi
dalamnya hanya terdiri dari energi kinetik partikel-partikel gas yang merupakan
fungsi temperatur. (T) saja. Perubahan energi dalam sistem akibat suatu proses
termodinamika dinyatakan oleh persamaan :
f
U = dU = U f − U i
i
1. Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah proses yang berlangsung pada volume konstan. Untuk gas
ideal memenuhi persamaan
p p p
V = kons tan atau V1 = V2 sehingga memenuhi : = kons tan atau 1 = 2
T T1 T2
Pada proses isokhorik ini tidak ada kerja yang dilakukan gas, sebab volume gas
tidak berubah. dan memenuhi persamaan :
v2
W = − pdV = 0
V1
Proses isokhorik diatas jika , p2 > p1 dan T2 > T1 dapat dinyatakan dalam
grafik p-V, p-T dan V-T seperti berikut ini :
P2 P2 V
P
P V1 =V2
P1
P1
V T1 T T2 T1 T T2
V1 =V2
2. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses yang berlangsung pada tekanan tetap (p = konstan)
Untuk gas ideal memenuhi persamaan :
V1 V2
p1 = p2 sehingga = , dan kerja yang dilakukan memenuhi persamaan :
T1 T2
162
V2
W = − p.dV = − p(V2 − V1 )
V1
p2V2 − p1V1 = p(V2 − V1 ) = nR(T2 − T1 ) sehingga kerja yang dilakukan dapat juga
dirumuskan sebagai :
W = −nR (T2 − T1 )
Proses isokhorik diatas jika , V2 > V1 dan T2 > T1 dapat dinyatakan dalam
grafik p-V, p-T dan V-T seperti berikut ini :
P P V2
V
p1 = p2 p1 = p2
V1
V1 V V2 T1 T T2 T1 T T2
3. Proses Isotermal
Proses isotermal adalah proses yang berlangsung pada temperatur tetap (T =C) .
Untuk gas ideal memenuhu persamaan :
T1 = T2 sehingga p1V1 = p2V2
nRT
Persamaan gas ideal : pV = nRT .sehingga p =
V
Kerja yang dilakukan memenuhi persamaan :
V2 V2
dV V
W = − p.dV = − nRT = −nRT ln 2
V1 V1 V V1
Proses isotermal diatas jika , V2 > V1 dan p2 < p1 dapat dinyatakan dalam
grafik p-V, p-T dan V-T seperti berikut ini :
P P V
P1 P1 V2
p2
p2 V1
V1 V2 V T T1 T2 T
T1 = T2
163
4. Proses adiabatik
Yaitu suatu proses yang terjadi sedemikian rupa sehingga selama proses
berlangsung tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem . Dalam proses
adiabatik usaha luar yang dilakukan biasanya akan menyebabkan perubahan
temperatur. Bila yang mengalami proses adalah gas ideal, tidak akan terjadi
perubahan kalor pada gas, (dQ = 0).
Pada proses adiabatik berlaku persamaan :
𝑝 𝑉 𝛾 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
P
Dengan 𝛾 > 1 adalah tetapan gas
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
sebagai sistem . Karena 𝑝 = 𝑉 𝛾 P1 1
Proses adiabatik
maka kurva p-V berbentukhiperbola
seperti pada proses isotermik. Hanya Proses isotermik
kurva p-V pada proses adiabatik
lebih curam dari proses isotermik. T1
2
P2 T2
Pada proses adiabatik T1 menyatakan
keadaan 1 dari sistim dan T2 V
V1 V2
menyatakan keadaan 2 dari sistem.
Jika kejadian ini kita masukkan ke
persamaan diatas, maka : Kurva p-V dari proses adiabatik
T2 < T1 pada proses ini.
𝛾 𝛾
𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2
Jika sistemnya adalah gas ideal berlaku persamaan pV = nRT sehingga persamaan
diatas dapat ditulis :
𝑃1 𝑉1𝛾 = 𝑃2 𝑉2𝛾
𝑛 𝑅 𝑇1 𝛾 𝑛 𝑅 𝑇2 𝛾
( ) 𝑉1 = ( ) 𝑉2
𝑉1 𝑉2
𝛾−1 𝛾−1
𝑇1𝑉1 = 𝑇2 𝑉2
164
𝑛 𝑐𝑣 𝑑𝑇 𝑛 𝑅 𝑇 𝑑𝑉
0= +
𝑇𝑐𝑣 𝑉 𝑇𝑐𝑣
𝑑𝑇 𝑅 𝑑𝑉
0= +
𝑇 𝑐𝑣 𝑉
𝑐𝑝 𝑅 𝑐𝑝
𝑐𝑝 − 𝑐𝑣 = 𝑅 → 𝑐𝑣
−1 = 𝑐𝑣
, 𝑐𝑣
=𝛾
𝑑𝑇 𝑐𝑝 − 𝑐𝑣 𝑑𝑉
0= +
𝑇 𝑐𝑣 𝑉
𝑑𝑇 𝑑𝑉
0= +(𝛾−1)
𝑇 𝑉
ln 𝑇 + (𝛾 − 1) ln 𝑉 = 0
ln 𝑇 𝑉 (𝛾−1) = 0
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑻 𝑽(𝜸−𝟏) = 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏 →𝑇=
𝑉 (𝛾−1)
PV=nRT = konstan
𝑛𝑅
𝑃𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑉 (𝛾−1)
𝑃 𝑉 𝑉 (𝛾−1) = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑷 𝑽𝜸 = 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏
p C VC
B
WABC = - pdV = luas bidang VABCVC
VA
VC
VA VC
165
Perhatikan Proses Siklis berikut ini yang berlangsung mulai dari A dan kembali ke
A
p A VB
WBA = pdV
VB
= luas bidang BAVAVB
B
Wtotal = WAB-WBA = Luas bidang ABA
VA VC
J. Hukum I Termodinamika
Q = U − W = (U 2 − U1 ) − W
166
Artinya : kalor yang diserap oleh sistem sebagian digunakan untuk menaikkan
energi dalam (U positif ) dan sisanya untuk melakukan usaha luar (W negatif )
167
d. Pada proses adiabatic (tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem , dQ = 0)
akibatnya dU = dW, artinya untuk menambah energi dalam sistem maka
pada sistem dilakukan usaha.
dQ = dU − dW ……………………….(1) atau
dQ = dU + pdV ………………………(2)
dQ dU dV
= +p …………………….(3)
dT dT dT
dQ dU dQ
( )V = ( )V dan bila ( )V = kapasitas kalor pada volume tetap (Cv)
dT dT dT
maka diperoleh :
dU
CV = ( )V ………………………….(4)
dT
Untuk gas ideal energi dalam gas hanya tergantung pada temperatur T saja
sehingga berdasarkan persamaan (4) diperoleh
dU = CvdT ……………………………..(5)
Bila persamaan (5) disubstitusikan ke persamaan (2) diperoleh :
dQ = CV dT + pdV ……………….……. (6)
168
(kapasitas kalor pada tekanan tetap )
Persamaan (6) dan (10) merupakan bentuk lain dari persamaan hukum I
Termodinamika .
Pada proses adiabatic tidak terjadi pertukaran kalor antara sistem dengan
lingkungan sehingga :
dQ = 0 dan Q = dQ = 0 ……………….(11)
dp C p dp
Dari persamaan (12) dan (13) diperoleh : = −( ) ………………(14)
p CV p
Cp
Selanjutnya = (konstanta laplace) dan dengan menggunakan persamaan (14)
Cv
dV dp
diperoleh : - = ……………………………...(15)
V p
Bila kedua ruas pada persamaan (15), maka diperoleh persamaan :
V2 p2
dV dp
− =
V1 V p1 p
− ln(V2 − V1 ) = ln( p2 − p1 )
ln(V1 − V2 ) = ln( p2 − p1 )
V p
ln 1 = ln 2
V2 p1
sehingga diperoleh :
p1V1 = p2V2 atau pV = konstan ………………(16).
169
SOAL-SOAL DAN SOLUSI
170
2
171
3
172
5
173
6
174
7
REFERENSI
P.A. Tipler. 1998. Fisika untuk sains dan teknik, Terjemahan, Erlangga. Jakarta.
H.D. Young dan R.A. Freedman, 2008. University Physics. 12th Edition. Addison
Wesley.New York.
D. Halliday, R. Resnick, J. Walker, 2007, Fundamental of Physics, 8th Edition, John
Wiley & Sons.
Sears & Zemansky. 1985. Fisika Universitas Jilid 1 Seri Mekanika, Panas & Bunyi.
Jakarta.
175