Anda di halaman 1dari 76

BAB 3

SIFAT GELOMBANG
DARI PERTIKEL

DEPARTEMEN FISIKA
F-SAAD ITS
Bab 3
Sifat gelombang dari partikel

Pendahuluan
Einstein memperkenalkan kepada kita sifat partikel dari
gelombang pada thn 1905 (efek photoelektrik). Teori Einstein ini
diperkuat oleh hamburan Compton

Tetapi, apakah berlaku kebalikannya? Apakah partikel memiliki


sifat gelombang?
Louis de Broglie, 1923, ketika masih mhs
pascasarjana di University of Paris,
mempublikasikan tulisan ringkas di journal
Comptes rendus yang berisi ide
revolusioner terhadap pemahaman fisika
pada level yang paling fundamental yaitu :

“sifat gelombang dari partikel”

Louis de Broglie, Werner Heisenberg dan


Erwin Schrödinger mengembangkan teori
sifat gelombang dari partikel.
Tokoh Sifat Gelombang dari Partikel
4.1. Gelombang de Broglie
Ingat bahwa photon memiliki energi E=hf, momentum p=h/λ, dan panjang
gelombang λ=h/p. Ingat Pers Energi Einstein
E = moc2 + pc

De Broglie mempostulatkan bahwa persamaan diatas berlaku juga untuk


partikel. Secara khusus, partikel dengan masa m dan momentum p memiliki
panjang gelombang de Broglie
𝒉
𝝀= Panjang gelombang foton
𝒑
Jika partikel bergerak cukup cepat sehingga diperlukan perhitungan secara
relativistik, maka gunakan persamaan momentum relativistik :
𝟏
𝒉 𝜸= Panjang gelombang de


𝝀= dimana 𝒗𝟐 Broglie
𝜸𝒎𝝊 𝟏− 𝟐
𝒄
Apa yang diusulkan de Broglie merupakan sebuah permulaan bahwa
partikel memiliki panjang gelombang?

partikel dgn momentum p


Digambarkan sbg gelombang

Partikel dengan Gelombang partikel dgn


momentum linear p panjang gelombang de
Broglie λ = h/p

Usulan sifat gelombang dari partikel muncul dari suatu hipotesis yang berani
dari seorang mahasiswa Ph.D fisika (Louis de Broglie)
Ingat
𝑚0 𝑣
𝒉 𝒉 𝑝=
𝝀= =

2
𝑣
𝒑 𝜸 𝒎𝒗 1−
𝐶
2
Sekarang kita memiliki persamaan yang mengatakan bahwa partikel
memiliki panjang gelombang. Lalu kenapa selama ini tdk dapat diamati dan
bagaimana cara membuktikannya?

Verifikasi dengan Eksperimen!

Agar kita dapat mengamati sifat gelombang dari partikel, panjang


gelombang de Broglie harus dapat dibandingkan dengan sesuatu yang
berinteraksi dengan partikel; misalnya jarak antara dua slit/celah, atau jarak
antara susunan atom dalam kristal.

Postulat ini membawa de Broglie mendapat Nobel Prize


tahun 1929
Gelombang Materi adalah Fenomena Quantum

• Efek gelombang dari partikel sulit diobservasi secara makroskopik (kecuali


jika dibantu alat khusus)
• Konstanta h yang kecil pada λ = h/p membuat karakteristik gelombang
dari partikel susah untuk diobservasi
• Jika h → 0, λ menjadi sangat kecil sekali yang berarti perilaku gelombang
dari partikel secara effektif akan “berhenti” dan akan kehilangan sifat
gelombangnya apabila momentum partikel tidak sebanding dengan h ~ 10-
34
Js
• Dengan kata lain, sifat gelombang partikel hanya akan muncul jika skala
momentum p sebanding dengan harga h
• Beberapa persamaan yang dapat gunakan:
E = hf p = h/λ ω= 2πf k = 2π/λ
ħ = h/2π E = ħω p = ħk
Fungsi Gelombang
• Jika benda memiliki panjang gelombang, maka akan ada suatu
fungsi –“fungsi gelombang”—yang menjelaskan sifat gelombang dari
benda tsb.
• Sesuatu dimana variasinya membentuk gelombang partikel adalah
fungsi gelombang, Ψ ("psi", biasa dibaca "si").
• Fungsi gelombang dari partikel bukan sesuatu yang dapat dilihat
atau dirasakan. Dia tidak memiliki arti fisik yang “langsung”.
• Ψ Adalah solusi Pers Schrödinger
• Ψ pada umunya bilangan komplek, dan tidak dapat diukur secara
langsung. Rata-rata waktu dan/atau ruang dari Ψ = 0.
• Akan tetapi, Ψ dapat merepresentasikan sesuatu tentang partikel
• Ψ*Ψ merupakan probabilitas menemukan benda yang
direpresentasikan dengan Ψ.
• Secara umum, Ψ adalah fungsi dari posisi (x,y,z) dan waktu
• Probabilitas untuk menemukan objek yang dinyatakan
dengan Ψ pada posisi (xyz) pada waktu t adalah sebanding
dengan harga Ψ*Ψ.
• jika Ψ* complex, maka Ψ*Ψ = [Ψ]2 adalah real (dan positif).
• Secara umum, harga Ψ*Ψ adalah antara 0 dan 1. Harga
yang kecil pada suatu posisi dan waktu menunjukkan
probabilitas menemukan objek adalah kecil; sebaliknya
angka yang besar menunjukan probabilitas yang besar
• Jika Ψ*Ψ=0 pada suatu posisi dan waktu, maka objek tidak
ada. Jika Ψ*Ψ=1 pada suatu posisi dan waktu, objek pasti
ada.
• Max Born pada tahun 1926 memberikan interprestasi statistik
dari fungsi gelombang ψ(x,y,z,t) sbb:

ψ(x,y,z,t) = A exp [i(kx-ωt)]


r=xi+yj+zk
maka [ψ(x,y,z,t)]2 ∆v = [A]2 ∆v
Volume

adalah kerapatan peluang atau kebolehjadian untuk


menemukan partikel yang mempunyai momentum p dalam
suatu elemen volume ∆v = ∆x ∆y ∆z pada waktu t
Probabilitas
• Untuk sistem partikel yang dijelaskan oleh fungsi
gelombang Ψ, Ψ*ΨdV adalah probabilitas menemukan
partikel (atau sistem) dalam elemen volume dV.
• Untuk mencari probabilitas menemukan partikel di suatu
tempat di dalam ruang, integrasikan probabilitas terhadap
seluruh ruang.
• Asumsikan bahwa probabilitas menemukan partikel disuatu
tempat di dalam ruang adalah 1 , sehingga

Fungsi gelombang yang dinormalisasi


all space
Berapa kecepatan gelombang de Broglie?
• Pada sisi lain, de Broglie mengatakan bahwa benda
yang bergerak memiliki momentum dan panjang
gelombang  dinyatakan dengan p = h/λ
• Momentum benda bergerak dihubungkan dengan
kecepatan yang terukur  dinyatakan dengan p = mv
• Maka secara logika kecepatan gelombang de Broglie
(sebut saja vp) harus sama dengan v
• Kecepatan gelombang de Broglie dihubungkan dgn
frekuensi gelombang dan panjang gelombang lewat
vp=λf Ingat :
• Panjang gelombang de Broglie λ, jika dihubungkan dengan
kecepatan benda yang terukur lewat adalah λ = h/(mv)
Energi yang dibawa oleh quantum gelombang de Broglie
adalah E=hf

• Energi E harus sama dengan energi relativistik dari benda


bergerak, E = mc2

• Sehingga diperoleh, hf = mc2 ⇒ f = mc2/h


Substitusikan frekuensi de Broglie ke dalam vp=λ f , kita
peroleh :
vp=(h/mv)(mc2/h) =c2/v
vp=c2/v
vp =c2/v

• Persamaan diatas tidak masalah jika partikel adalah photon


yang bergerak dengan kecepatan c, sehingga
vp = c
• Tetapi karena partikel tsb bermasa maka akan selalu
c2/v > c
suatu hasil yang secara fisik tidak dapat direalisasikan, yaitu
kecepatan gelombang de Broglie vp tidak sama dengan v tetapi
juga > c

Ada sesuatu yang salah disini


Kecepatan Fasa dan Group
• Group gelombang adalah superposisi dari gelombang gelombang yang
berbeda.
• Gelombang berinterferensi untuk menghasilkan suatu bentuk dari grup.
• Karena kecepatan gelombang de Broglie bervariasi terhadap λ, maka
masing-masing gelombang bergerak dengan kecepatan berbeda dengan
kecepatan group.
• Beiser menghitung kecepatan penjalaran, vg, dari grup sederhana yang
dibuat dari dua gelombang.
kl

y1 = A cos (ωt - kx)


y2 = A cos {(ω+dω) t - (k+dk) x}
ghk

Dua gelombang adalah jumlah minimal yang dibolehkan untuk membuat


gelombang "paket" atau "grup."
Dengan sedikit trigonometri, dan menggunakan fakta bahwa dω dan
dk adalah kecil dibanding ω dan k, Beiser menunjukkan :

[ (
𝒚 𝟏+ 𝒚 𝟐=𝟐 𝑨 [ 𝒄𝒐𝒔 ( 𝝎 𝒕 −𝒌𝒙 ) ] 𝒄𝒐𝒔
𝒅𝝎
𝟐
𝒕−
𝒅𝒌
𝟐
𝒙 )]
Gelombang dinyatakan oleh
y1+y2 dibangun dari gelombang
dengan frekuensi sudut ω dan
bilangan gelombang k, dan
mempunyai superposisi pada
suatu modulasi frekwensi dω/2
dan bilangan gelombang dk/2.
Gambar ini sedikit kurang
memuaskan, karena
merupakan snapshot dari
gelombang yang bergerak
pada ruang dan waktu
Pjg Gelb De Broglie
f = mc2/h
Kecepatan Group de
Broglie

Grup gelombang yang berkaitan dengan sebuah benda yang bergerak


menjalar dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan benda itu
Pertanyaan: kita sudah menunjukkan bahwa kecepatan fasa
gelombang dapat lebih besar dari c. Apakah ini berarti kita dapat
menemukan suatu jalan untuk memancarkan informasi tentang suatu
benda yang bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya c?

Menurut teori relatifitas: kita tidak dapat mempercepat partikel atau


“energi” ke suatu kecepatan lebih cepat dari c. Begitu Juga, kita tidak
dapat mengamati hasil dari suatu kejadian sebelum kejadian itu terjadi

Jadi teori relatifitas tidak benar-benar menunjukan kejelasan informasi,


tetapi dalam penafsiran ini, informasi ada di dalam modulasi, yang
menjalar pada suatu kecepatan yang sama dengan vg. Di Sini tidak
ada informasi tentang suatu kecepatan yang lebih besar dari c
Ini adalah gambar paket gelombang yang terlihat lebih
merepresentasikan partikel:
Pendahuluan
• Diffraksi adalah perilaku gelombang.
• Penjelasan diffraksi partikel dengan menggunakan
cara klasik sangatlah sulit.
• Diffraksi partikel hanya dapat dijelaskan dengan
mekanika kuantum
Eksperimen Davisson-Gremer (DG)
 DG mengkonfirmasi perilaku gelombang dari electron yang
mengalami diffraksi Bragg
 Elektron Thermionik yang dihasilkan oleh hot filament
dipercepat dan difokuskan ke target pada kondisi vacum.
 Menurut mekanika klasik seharusnya elektron akan
dihamburkan ke segala arah
 Tetapi kenyataannya elektron dihamburkan pada sudut  ke
detektor yang dapat digerakan
 DG menembakkan berkas elektron dengan energi tertentu pada
permukaan kristal tunggal nikel.
 Pantulan berkas elektron oleh permukaan kristal ternyata mencapai
nilai maksimum pada sudut tertentu, sesuai dengan relasi W.L. Bragg
ghj

nλ = 2d sin θ
ghk

dengan n adalah bilangan bulat, λ adalah panjang gelombang, dan d


adalah jarak dua bidang kisi yang berurutan dalam kristal.
 Panjang gelombang λ tergantung dari energi elektron yang ditembakkan
yang berarti tergantung dari tegangan akselerasi pada penembak elektron.
Nilai maksimum ini ditafsirkan sebagai interferensi yang saling menguatkan,
artinya gelombang pantulan mempunyai fasa yang sama.
 Persamaan di atas menunjukkan bahwa perbedaan sudut antara dua
pantulan maksimum yang berurutan, atau sin θ, tergantung dari λ/d. Jadi
jika panjang gelombang terlalu kecil maka posisi pantulan maksimum akan
sangat berdekatan.
 Panjang gelombang ditentukan oleh tegangan akselerasi penembak
elektron (karena tegangan akselerasi menentukan kecepatan elektron)
melalui hubungan

 dan kecepatan elektron akan menentukan λ melalui hubungan


h
𝑣 𝑒=
𝑚𝜆
Bagaimana menginterpretasikan hasil dari DG?

Elektron didifraksikan oleh atom


pd permukaan (yg bertindak sbg
grating) logam seperti elektron
berperilaku sebagai gelombang

 Elektron berperilaku sebagai


gelombang seperti yang
dipostulatkan oleh de Broglie
Diffraksi Konstruktif Bragg

 Puncak pola diffraksi adalah orde ke 1


interferensi konstruktif : d sin  = 1λ
 dimana  = 50O untuk V = 54 Volt
 Dari eksperimen diffraksi Bragg x-ray
yang dilakukan terpisah, kita
mengetahui bahwa d = 2.15 A
 Sehingga panjang gelombang elektron
adalah λ = dsinθ = 1.65 A
 1.65 A adalah hasil yg diperoleh dari
eksperimen dan harus dicek dengan
harga yang diprediksi secara teoritis
oleh de Broglie
Nilai Teoritis λ elektron
 Potensial eksternal V mempercepat elektron melalui EV=EK

 Pada percobaan DG energi kinetik elektron diakselerasi ke EK


= 54 eV (non-relativistic)

 Menurut de Broglie, panjang gelombang elektron yang


diakselerasi ke EK = p2/2me = 54 eV memiliki pajang
gelombang ekuivalen λ = h/p = h/(2Kme)-1/2 = 1.67 A

 Dalam bentuk potensial eksternal, λ = h/(2EVme)-1/2


PREDIKSI TEORI
SESUAI DENGAN HASIL PENGUKURAN
 Hasil percobaan DG (1.65 Angstrom) hampir mirip dengan
perkiraan de Broglie (1.67 Angstrom)

 Perilaku gelombang dari elektron secara eksperimen telah


dikonfirmasi

 Sebagai fakta, perilaku gelombang dari partikel mikroskopik


diobservasi tdk hanya dlm elektron saja tetapi juga dlm partikel
lain (misalnya neutron, proton, molekule dsb)
MIKROSKOP
ELEKTRON
 Mikroskop elektron lahir pada tahun
1932 oleh Ernst Ruska & Max Knol
 Aplikasi gelombang elektron:
Mikroskop Elektron (SEM), Nobel
Prize 1986 (Ernst Ruska)
 Panjang gelombang elektron de
Broglie dapat diatur lewat
λ = h/(2EVme)-1/2
 Mikroskop elektron dapat memiliki
perbesaran sampai 500000 kali
(EV= 30kV) resolusi 0.1 nm
Sebagaimana namanya, mikroskop
elektron menggunakan sinar elektron
yang panjang gelombangnya lebih pendek
dari cahaya.

Sebenarnya, dalam fungsi pembesaran


obyek, mikroskop elektron menggunakan
lensa dari jenis magnet. Sifat medan
magnet ini bisa mengontrol dan mempe-
ngaruhi elektron yang melaluinya.

Pengamatan obyeknya dalam kondisi


hampa udara (vacuum). Hal ini dilakukan
karena sinar elektron akan terhambat
alirannya bila menumbuk molekul-molekul
yang ada di udara normal.
Dualisme Pandangan Mengenai Elektron
Dalam dualisme elektron sebagai partikel dan sebagai gelombang,
beberapa hal yang perlu kita catat adalah :
 Bahwa elektron dapat dipandang sebagai gelombang, bukan
berarti bahwa elektron adalah gelombang; akan tetapi kita dapat
mempelajari gerakan elektron dengan menggunakan persamaan
diferensial yang sama bentuknya dengan persamaan diferensial
untuk gelombang.
 Elektron sebagai partikel mempunyai massa m, Elektron sebagai
gelombang mempunyai massa nol, tetapi memiliki panjang
gelombang yang terkait dengan massa dan kecepatan elektron
yaitu
λ = h/mve = h/mvg
 Elektron sebagai partikel memiliki energi total yang terdiri dari
energi potensial dan energi kinetik yaitu E = Ep + Ek = Ep +
mve. Elektron sebagai gelombang mempunyai energi total E =
hf = hω.

 Elektron sebagai partikel mempunyai momentum p = mve .


Elektron sebagai gelombang memiliki momentum p = hk = h /λ.

 Kita tidak dapat menentukan momentum dan posisi elektron


secara simultan dengan masing-masing mempunyai tingkat
ketelitian yang kita inginkan secara bebas. Kita dibatasi oleh
prinsip ketidakpastian Heisenberg: ∆p ∆x = h . Demikian pula
halnya dengan energi dan waktu: E t = h
3.6. PARTIKEL DALAM KOTAK
 Sekarang kita percaya bahwa partikel memiliki
perilaku gelombang
 Apa artinya perilaku gelombang dari partikel?
 Apakah hanya partikel yang nyata, dan gelombang
hanya sesuatu yang ditemukan fisikawan?
 Apakah seperti pertama kali yang dipercaya
Schrödinger bahwa gelombang itu nyata, bukan
partikel?
Apakah Elektron itu Gelombang atau Partikel?

 Kedua-duanya ada, tapi tidak


simultan.
 Pada beberapa eksperimen (atau
pengamatan empirik) hanya satu
aspek gelombang atau partikel saja
yang dapat teramati.
 Seperti coin dgn dua muka. Tetapi
kita hanya dapat melihat salah satu
sisinya saja pada suatu waktu
 Ini yang disebut sebagai dualitas
gelombang-partikel
Mari kita kembali pada gelombang berdiri yang telah kita bahas
didepan.

Kita medapatkan gelombang berdiri pada tali yang diikat kuat pada
satu ujung karena interferensi antara gelombang dating dan
gelombang pantul yang berbeda fasa 180° ketika mencapai ujung
terikat.

Gelombang berdiri terdiri dari deretan pulsa tali yang bergerak naik
turun. Ketika pulsa-pulsa bersuperposisi pada fasa yang sama,
maka akan kita peroleh gelombang maximum tapi jika berbeda fasa
180° akan diperoleh minimum
Kita hanya dapat melihat gelombang
berdiri pada kecepatan dan panjang
gelombang tertentu.

Misalnya gelombang berdiri pada


partikel di dalam kotak sebelah ini

Pada kotak dgn panjang L diatas, keberadaan partikel


direpresentasikan oleh gelombang. Gelombang partikel
bergerak “dengan” partikel dan akan dipantulkan ketika
mencapai dinding kotak.
Contoh :
Berapa energi 10 gram marble dalam kotak 10 cm

energi dan kecepatan minimum tidak sama dengan 0, dan marble


pada kecepatan tertentu memilki bilangan kuantum pada orde
1030. Dengan kata lain, kita tidak dapat merasakan perilaku
kuantum marble dalam kotak
Berapa energi elektron dlm kotak 0.1 nm (10 -10 m)

Ingat:
1 J = 6,242 x 1018 eV

energi minimum adalah 38 eV, cukup signifikan, dan tingkat


energi cukup terpisah shg dapat terukur
3.7. Prinsip Ketidakpastian Berdasarkan Sifat Gelombang
Partikel

X

prinsip ketidakpastian
Heisenberg: ∆p ∆x = h

p = h/
X
Newton.sec

Konstanta Plank
h = 4,14 x 10-15 eV.s
h = 1,06 x 10-34 J.s
Ingat:
1 J = 6,242 x 1018 eV
Partikel Yang Berada Pada Daerah Terbatas Harus
Memiliki EK Minimal

Salah satu konsekuensi yang dramatis dari prinsip ketidakpastian


adalah partikel yang diletakkan pada suatu daerah yang kecil
dengan lebar tertentu tidak dapat secara eksak berada pada
keadaan diam.

Kenapa ???, karena ………….

Karena jika partikel betul-betul diam, momentumnya pasti = 0,


artinya ∆p = 0, menyalahi prinsip ketidakpastian.
SOLUSI

Bergerak ke
kanan-kiri
Tanpa
kuadrat

Anda mungkin juga menyukai