BAB
Vs1 2
PERMULAAN TEORI KUANTUM
Pada akhir abad ke 19 terdapat beberapa eksperimen yang tidak dapat
dijelaskan oleh ilmuwan fisika klasik (fisikawan yang merujuk sepenuhnya pada
mekanika Newton dan teori gelombang elektromagnet Maxwell) yaitu : radiasi
benda hitam, efek fotolistrik, efek Compton, dan garis terang pada spektrum optik.
Peristiwa-peristiwa tersebut semuanya melibatkan interaksi antara radiasi dengan
materi. Pengukuran berulang-ulang pada eksperimen tersebut oleh fisikawan
dengan ketelitian yang tinggi, tetap tidak dapat dijelaskan oleh teori fisika klasik.
Masing-masing peristiwa tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
2.1. Radiasi Benda Hitam
Suatu benda jika dipanaskan akan memancarkan radiasi gelombang
elektromagnetik dengan rentang frekuensi yang lebar. Pengukuran terhadap
radiasi rongga (lubang kecil dari bejana tertutup yang dipanaskan oven)
menunjukkan bahwa intensitas radiasi berubah terhadap frekuensi radiasi. Jika
suhu benda naik, maka frekuensi puncak radiasi yang dipancarkan juga bergeser
naik. Suatu benda juga dapat menyerap radiasi gelombang elektromagnetik yang
mengenainya. Benda yang dapat memancarkan seluruh frekuensi radiasi maupun
menyerap seluruh frekuensi radiasi gelombang elektromagnetik yang mengenai
I
benda tersebut disebut benda hitam.
Dinding dalam sebuah rongga T1 < T2 < T3 < T4
T4
yang dipanaskan juga dapat memancarkan
T3
radiasi gelombang elektromagnet dengan
T2
rentang panjang gelombang yang lebar
T1
melalui sebuah lubang kecil. Rongga ini
m4 m2
m1
juga dapat mewakili karakteristik benda
Gambar 2.1 Distribusi radiasi benda hitam
hitam.
Variasi intensitas radiasi (I) yang dipancarkan sebagai fungsi panjang
gelombang ditunjukkan dalam gambar 2.1 yang ternyata hampir mirip dengan
kurva distribusi kecepatan Maxwell. Beberapa teori yang menjelaskan kurva
distribusi radiasi benda hitam tersebut yaitu distribusi energi radiasi Wien,
distribusi energi radiasi Rayleigh-Jeans, dan distribusi energi radiasi Planck.
72
misal x = T
f λT dx 4 f x
I = A 0 x5 dx
x 5 5 T
= AT
0
T
f x
di mana integral 0 x 5 dx bernilai tetap, sehingga
I = T4 …………………………………………………...….. (2.03)
merupakan tetapan Stefan-Boltzmann
Jika persamaan (2.02) didiferensialkan terhadap
dIλ 5A AT
6 f λT + 5 f ' λT
dλ λ λ
dI λ watt
pada = m maka =0 di mana I =
dλ m2
73
AT ' 5A
f λ mT 6 f λ mT 0
λm
5
λm
x mf ' x m 5f x m 0 di mana x m = λ mT
u λ dλ
a
λ5
exp b
λT
dλ ………………………………...…..… (2.05)
2 φ 2 φ 2 φ ω2
+ + + φ=0
x 2 y2 z 2 c2
untuk gelombang stasioner = 0 pada x = y = z = 0 dan x = y = z =
Menggunakan metode pemisahan variabel
φ = φ x,y,z = φx x φ y y φz z = φx x φ yz y,z , sehingga
1 φ yz φ yz ω223
2 2
1 d 2 φ x ω2
= 2 = tetap
φ x dx 2 c2 φ yz y2 z 2 c
karena persamaan kiri hanya fungsi fungsi x saja, maka persamaan kanan bernilai
tetap.
1 d 2φ x ω12
0 ; di mana ω12 ω ω23
2
φ x dx 2 c2
solusi persamaan di atas yaitu
ω1x ωx
φ x x = A1sin + B1cos 1 …………………..………….….... (2.07)
c c
dengan syarat batas x = 0 pada x = 0, maka nilai B1 = 0 , sehingga
ω1x
φ x = A1sin
c
ω1 ω
karena x = 0 pada x = , maka n1π atau n1 = 1
c cπ
n1πx n 2 πy n 3 πz
φ x = A1sin , dan φ y = A 2sin ; φz = A3sin
n1πx n 2 πy n 3 πz
maka φ = φ0sin sin sin …………….……………..….. (2.08)
n2
n2
n1 n1
n3
n3
4πVf 2df
Nf df di mana V 3
c3
maka jumlah mode-mode getaran per satuan volume selubung untuk frekuensi
antara f dan f + df yaitu
2Nf df 8πf 2df
n f df = = …………………………..………..…. (2.10)
V c3
angka 2 dimasukkan karena radiasi gelombang elektromagnetik di alam adalah
transversal yang mempunyai dua arah polarisasi, sehingga jumlah osilator per
76
satuan volume radiasi yang dipancarkan dengan panjang gelombang antara dan
+ d yaitu
8πdλ
n λ dλ = ………………………..…………………..…. (2.11)
λ4
sedangkan kerapatan energi radiasi benda hitam dalam jangkauan yaitu
8πkTdλ
u λ dλ = < n λ dλ = ……………………………...…….…. (2.12)
λ4
persaaman di atas dikenal sebagai hukum radiasi Rayleigh – Jeans.
Intensitas radiasi yang dipancarkan yaitu
c
Iλ = uλ ……………………………………………..……..…. (2.13)
4
C. Distribusi Energi Radiasi Planck
Rumus distribusi energi radiasi benda hitam yang diturunkan Wien
ternyata hanya cocok dengan hasil eksperimen pada frekuensi tinggi, sedang pada
frekuensi rendah tidak sesuai dengan hasil eksperimen. Sebaliknya rumus
distribusi energi radiasi benda hitam yang diturunkan Rayleigh - Jeans hanya
cocok dengan hasil eksperimen pada frekuensi rendah, sedang pada frekuensi
tinggi tidak sesuai dengan hasil eksperimen (lihat gambar 2.4).
Max Planck lalu mengajukan postulat berkenaan dengan getaran alamiah
osilator-osilator harmonik linier yang berada dalam kesetimbangan dengan radiasi
gelombang elektromagnet dalam rongga yaitu sebuah osilator dapat mempunyai
energi diskrit yang merupakan kelipatan energi kuantum 0 = hf , di mana f
adalah frekuensi osilator, sehingga energi osilator dapat bernilai n = n0 = nhf ,
(di mana n = 0,1,2, …). Planck juga menganggap bahwa perubahan energi osilator
disebabkan pancaran atau serapan radiasi yang juga bernilai diskrit.
I
menurut Rayleigh – Jeans (garis putus-putus)
Gambar 2.4 Kurva distribusi radiasi benda hitam
77
hf 1
absorpsi
0 0
hf
di mana x = exp , sehingga rata-rata energi osilator yaitu
kT
hf
= hf ………………………...………………….…. (2.15)
e kT 1
hf hf
jika hf << kT, maka e kT 1+ sehingga <> = kT (seperti pada fisika klasik)
kT
Dari hasil di atas, maka kerapatan energi radiasi benda hitam menurut Planck
hf 8πf 2df 8πhf 3 df
u f df = < >n f df = hf ……. (2.16)
yaitu
kT 3 = 3
1 c
hf
e c e kT 1
1 = 1+
hc hc hc 8πkT
1 =
e λkT maka lim u λ =
λkT λkT λ λ4
persamaan di atas sesuai dengan hukum Rayleigh-Jeans (persamaan 2.12)
untuk frekuensi rendah.
jika λ = λ m (panjang gelombang pada intensitas maksimum/puncak kurva)
du λ
maka = 0 , sehingga
dλ
di mana fungsi gamma Γ n+1 = x n e x dx = n!
0
dan fungsi Riemann Zeta ζ p =
n=1
n p (lihat lampiran A)
kT
3
π4
u 8πkT 3!
hc 90
Dari persamaan (2.13)
c 2π5k 4 4
I= u= T
4 15h 3c2
hc hc hc
di mana x = ; λ= ; dλ = dx ;
λkT xkT kTx 2
jika =0 x=
maka = x = 0 , sehingga batasan integral dibalik
0 5
kTx 1 hc
u = 8πhc dx
hc e 1 kTx
x 2
8πk 4T 4
x3 8πk 4T 4 π 4
u=
h 3c3 0 ex 1 dx dan u=
h 3c3 15
c 2π5k 4 4
I= u= 3 2
T σT 4
4 15h c
didapat hasil yang sama dengan persamaan (2.18) di mana intensitas radiasi benda
hitam berbanding lurus suhu pangkat empat.
80
Contoh-contoh soal :
1. Berapa jumlah foton yang terdapat dalam 1 cm3 radiasi dalam kesetimbangan
termal pada 1000 K ? dan berapa energi rata-ratanya ?
Jawab :
a) Jumlah total foton per satuan volume yaitu
N
V 0 f
= n df ,
b) Energi rata-rata <> dari foton sama dengan energi total per satuan volume
dibagi dengan banyaknya foton per satuan volume.
0 u f df aT 4 4σVT 4
=
N Nc
0 n f df V
4σVT 4 σc2 h 3T
=
kT
8πcV
3
2 1,2025
2,405 2πk 3
hc
81
atau
8π kT
4
π4
3!
hc
3
90 kT 3! π 4
= =
kT
3
2!1,2025 90
8π 2!1,2025
hc
2,898.103 mK
T= 5700 K
5100.1010 m
2,898.103 mK 2,898.103 mK
T= = 8300 K
λm 3500.1010 m
E = σT 4 = 5,67.108 W
m2 K 4 8300 K 4
E = 271 MW
m2
82
atom
elektron
hf
hf Ek hf Ek Ek max
Ed
Ed
dan kecepatan elektron lepas dari permukaan logam juga akan maksimum (vmax ),
sehingga Einsten merumuskan persamaan untuk efek fotolistrik yaitu
hf = W + Ek max ………………………………...…….…..… (2.20)
84
datang. Jika logam yang disinari cahaya diberi voltase positif maka ½mv2 max =
Arus listrik turun tajam menuju nol ampere (artinya tak ada elektron
yang sampai ke logam S) pada voltase tertentu (stopping potensial) logam S.
Ketika intensitas cahaya datang diubah-ubah dan frekuensi cahaya datang tetap,
maka arus akan menuju nol pada nilai stopping potensial (Vs) tetap (gambar
2.11). Untuk frekuensi f sinar datang yang berbeda-beda dan intensitas cahaya
tetap, ketika voltase listrik logam S diturunkan (lebih negatif), maka arus listrik
akan turun menuju nol pada voltase Vs yang berbeda-beda (gambar 2.12). Ketika
frekuensi diturunkan terus maka suatu ketika tidak ada pelontaran elektron dari
logam R yang disinari, meskipun intensitas cahaya datang dinaikkan. Jadi nilai
stopping potensial (Vs) suatu logam tidak bergantung intensitas cahaya
datang, tetapi bergantung frekuensi cahaya datang.
Grafik antara stopping potensial
Vs
(Vs) terhadap frekuensi cahaya datang (f)
terlihat pada gambar 2.13. Jika gambar 2.8
dan gambar 2.11 digabungkan didapatkan Cesium
Calsium
grafik lengkap hubungan antara kuat arus i
dengan berbagai voltase V pada logam S f
0 f0 (Ce) f0 (Ca)
(sumbu x) dari voltase positif menuju ke Gambar 2.13 Grafik antara V s dan f
voltase negatif untuk intensitas I berbeda- pada logam berbeda
beda. i
I3
I1 < I 2 < I 3 I2
I1
V
-Vs 0
Gambar 2.14 Grafik antara i dan V pada intensitas (I) berbeda-beda
dan jika gambar 2.9 dan gambar 2.12 digabungkan untuk f yang berbeda-beda
i
f1 < f2 < f 3
f3
f2 f1
V
0
Kesimpulan yang dapat ditarik dari eksperimen efek fotolistrik di atas yaitu
1. Kecepatan elektron yang terlontar dari permukaan logam tergantung pada
frekuensi cahaya datang dan tidak tergantung intensitas cahaya datang. Energi
kinetik maksimum (Ek.max ) elektron yang dipancarkan meningkat secara linier
terhadap frekuensi cahaya datang.
2. Pelontaran/pemancaran elektron adalah peristiwa spontan. Tidak ada selisih
waktu antara cahaya datang dengan pelontaran elektron.
3. Terdapat frekuensi ambang (f0 ) atau frekuensi minimum cahaya datang agar
elektron dapat terlontar dari permukaan logam. Frekuensi ambang ini nilainya
tergantung pada jenis material yang digunakan.
4. Arus fotolistrik tergantung pada intensitas cahaya datang dan tidak tergantung
fekuensi cahaya datang untuk voltase logam S lebih tinggi dari logam R.
5. Nilai potensial stopping tidak tergantung pada intensitas cahaya datang, tetapi
bergantung pada frekuensi cahaya datang.
Terdapat 4 karakteristik efek fotolistrik yang tidak dapat dijelaskan oleh
teori gelombang elektromagnetik maupun teori fisika klasik yaitu :
1. Ek.max elektron tidak bergantung intensitas cahaya datang, padahal menurut
teori gelombang elektromagnet, energi kinetik akan meningkat bersamaan
meningkatnya intensitas cahaya datang.
2. Untuk masing-masing permukaan logam terdapat frekuensi minimum (f0 ) yang
jika f < f0 , maka tidak terjadi pemancaran/pelontaran fotoelektron, padahal
menurut teori gelombang elektromagnet, pemancaran elektron akan terjadi
pada setiap frekuensi yang datang.
3. Tidak terdapat selisih waktu antara cahaya datang dengan pemancaran elektron
(terjadi secara spontan), sedang menurut teori gelombang elektromagnet,
elektron memerlukan waktu untuk menyerap energi cahaya datang sebelum
terlontar dari permukaan logam.
4. Kecepatan elektron yang terlontar dari permukaan logam bergantung pada
frekuensi cahaya datang, sedang menurut teori gelombang elektromagnet,
apapun frekuensi cahaya datang, elektron akan dipancarkan jika memperoleh
cukup waktu untuk mengumpulkan energi cahaya datang yang diperlukan
untuk pemancaran.
88
Contoh-contoh soal :
1. Berapa panjang gelombang cahaya datang yang seharusnya untuk permukaan
Tungsten (Wolfram) yang mempunyai fungsi kerja 4,0 eV.
Jawab :
–19
W = 4,0 eV = 6,4.10 joule
hc hc
W = hf 0 = ; λ0 =
λ0 W
λ0 =
6,626.1034 3.108
= 9,64.10 7
m = 9640 A
o
4,5 1,6.1019
2. Permukaan sebuah fotolistrik mempunyai fungsi kerja 4 eV. Jika cahaya yang
menumbuk permukaan mempunyai frekuensi 10 15 Hertz, berapakah kecepatan
maksimum fotoelektron yang dilontarkan ?
Jawab :
–19
W = 4 eV = 4 (1,6.10 ) joule
mvm hf W = 6,626.1034 1015 6,4.1019 = 0,2.1019 joule
1 2
2
vm =
2 0,2.1019 = 2,11.10 5 m
31 s
9.10
3. Hitung energi fotoelektron dari permukaan Tungsten (dalam eV), jika diradiasi
dengan cahaya = 1800 Å, misal panjang gelombang ambang (0 ) pancaran
fotolistrik yaitu 2300 Å.
Jawab :
1 1 λ λ
E = h f f 0 = hc = hc 0
λ λ0 λλ 0
23.108 18.108
E = 6,626.1034 3.108
18.108 23.108
–19
E = 2,4.10 joule
2,4.1019
E= eV = 1,5 eV
1,6.1019
E = merupakan energi masing- masing elektron.
89
λ0 =
hc
dan λ0 =
6,626.1034 3.108
= 2,07.107 m = 2070 A
o
W 6 1,6.10
19
5. Suatu logam disinari cahaya panjang gelombang 3000 Ǻ. Jika fungsi kerja
logam tersebut 2 eV. Tentukan energi kinetik elektron yang terlontar dari
permukaan logam (dalam eV)?.
Jawab :
λ
λ0
600.10 9
600 nm
1
eVλ 0
1, 6.1019 2, 07 600.109 1
3, 2 2, 07
hc 1
6, 626.1034 3.108 6, 626
λ
600 nm 300 nm
1 0,999