GETARAN HARMONIS
Suatu getaran akan terjadi bila suatu sistem diganggu dari posisi setimbang
stabilnya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak yang bersifat
periodik, yaitu berulang-ulang atau bolak-balik di sekitar titik setimbang. Sebagai contoh,
gerak pegas bolak-balik di sekitar titik setimbang sesaat setelah dilepas dari tarikan.
Dalam bab ini akan dibahas tentang getaran sebagai sumber gelombang, baik yang
sederhana (tunggal) maupun yang lebih rumit (getaran bergandeng), yang meliputi getaran
mekanik dan elektromagnetik. Agar dapat menguasai konsep getaran ini dengan baik
diharapkan Anda sudah memahami konsep fungsi trigonometri.
Fenomena Gelombang 1
1.1. Getaran Harmonis Sederhana
k
m Keadaan Setimbang
x
( + x)
Keadaan umum, bekerja
gaya Pemulih (FP)
m
FP
( - x)
Salah satu contoh dari sistem getaran mekanis sederhana adalah suatu pegas heliks
dengan konstanta pegas k, dengan sebuah massa m yang melekat pada ujungnya. Gambar
1.1 menunjukkan suatu sistem pegas massa yang terletak di atas bidang datar licin tanpa
gesekan. Jika massa disimpangkan sejauh x dari kedudukan setimbangnya, maka sesuai
dengan hukum Hooke pegas akan mengerjakan gaya sebesar kx. Gaya ini dinamakan gaya
pemulih.
Fp = -kx (1.1)
Tanda minus menunjukkan bahwa arah gaya pemulih berlawanan dengan arah
simpangannya. Kecepatan sesaat massa tersebut adalah
dx
v (1.2)
dt
Sedangkan percepatan sesaat dari massa tersebut adalah :
2 Getaran Harmonis
dv d dx d 2 x
a (1.3)
dt dt dt dt 2
Menurut hukum kedua Newton, persamaan gerak untuk massa m dengan mengabaikan gaya
gesekan, adalah :
m a k x
d 2x
m kx0
dt 2
d 2x k
x0
dt 2 m (1.4)
Jika k/m = , maka 2
d 2x
2x 0 (1.5)
dt 2
k
Persamaan (1.5) ini merupakan persamaan getaran umum dengan frekuensi ω .
m
Persamaan getaran umum merupakan persamaan diferensial orde dua yang mempunyai
penyelesaian
xt A cos t 0
Salah satu dari kedua penyelesaian dapat digunakan tergantung dari posisi awalnya.
Bukti bahwa x (t) = A cos ( t + o) merupakan solusi (penyelesaian) dari
persamaan getaran umum (1.5) adalah sebagai berikut :
x t A cos ω t φ o
d x t
Aω sin ω t φ o
dt
d2x d
Aω sin ω t φ o
dt 2 dt
d 2x
2
A ω 2 cosω t φ o
dt
d 2x
ω 2 A cosω t φ o ω 2 x
dt 2
d2x
2
ω2x 0
d t
Fenomena Gelombang 3
Jadi persamaan x t A cos t 0 adalah salah satu bentuk persamaan getaran. Coba
Anda buktikan bahwa x (t) = A sin ( t + o) adalah salah satu penyelesaian dari persamaan
(1.5) !
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan x (t) = A cos ( t + o)
dan x (t) = A sin ( t + o) disebut persamaan getaran harmonis, karena :
1. Dinyatakan dalam persamaan sinusoidal.
2. Selalu bekerja gaya yang menuju titik setimbang dan besarnya sebanding dengan
simpangannya.
Secara empiris, x fungsi t dapat digambarkan dengan cara menambatkan pensil
pada pegas vertikal, sehingga pensil dapat melukis di atas kertas. Ketika pegas berosilasi
dan kertas ditarik ke kiri dengan laju konstan, maka kurva yang dilukiskan dapat berupa
kurva sinusoidal. Kurva tersebut dapat dituliskan dengan persamaan x = A cos ( t + o)
dengan A, , o merupakan konstanta. Besarnya simpangan merupakan proyeksi dari titik
yang bergerak melingkar beraturan pada garis tengahnya.
Gambar 1.2. Getaran Harmonis Sederhana (GHS) sebagai proyeksi titik P yang
melakukan gerak melingkar beraturan pada salah satu garis tengahnya. Simpangan
getaran dinyatakan dengan y = A sin ( t + o), dengan 0 = 2
4 Getaran Harmonis
Karena
cos ( t + o) = sin ( t + o + /2) (1.7)
maka persamaan getaran dapat ditulis sebagai fungsi sinus atau cosinus tergantung dari
phase awalnya (besarnya sudut phase pada saat t = 0). Besarnya simpangan maksimum
disebut amplitudo, ( t + o) disebut phase getaran, dan o disebut konstanta phase.
Setelah bergetar satu kali, besarnya sudut phase bertambah 2 , dan pada saat itu,
benda memiliki posisi dan kecepatan yang sama dengan posisi awal, karena
cos ( t + o + 2) = cos ( t + o).
Dari kenyataan ini dapat ditentukan phase setiap satu periode getaran T, yaitu pada saat t =
T maka phasenya adalah
phase pada waktu t + 2
(t + T) + o = ( t + o) +2 (1.8)
t + T + o = t + o + 2
T = 2 (1.9)
k k
Jika ω , maka T = 2 atau
m m
m
T = 2 (1.10)
k
1 k
dan f = (1.11)
2π m
Contoh 1.1
Sebuah partikel disimpangkan sejauh x dari sistem pegas massa yang digantung vertikal.
Setelah dilepas, pegas berosilasi dengan persamaan x(t) = - 5 cos (2t + /5) dengan x dalam
meter dan t dalam sekon.
a) Berapakah frekuensi, periode, amplitudo, frekuensi sudut, dan konstanta phase
getaran ?
b) Dimanakah partikel pada saat t = 1 sekon ?
c) Carilah percepatan dan kecepatan pada setiap saat t !
d) Carilah posisi dan kecepatan awal partikel !
Fenomena Gelombang 5
Penyelesaian
Dari persamaan x(t) = - 5 cos (2t + /5) dikonversi ke persamaan umum getaran
x (t) = A cos ( t + o), maka diperoleh :
a) Amplitudo A = 5 m (tanda – menunjukkan bahwa simpangan awal dalam arah
negatip)
t = 2t, sehingga = 2 rad/s
Karena = 2f, maka f = 1/ = 1/(3,14) Hz dan T = 3,14 s
o = /5
b) Saat t = 1, posisi partikel, x = -5 cos {2(1) + /5} = -3,9400 m
c) kecepatan dan percepatan setiap saat t adalah
d(x) d π π
v - 5 cos (2t ) 10 sin 2 t
dt dt 5 5
d(v) d π π
a 10 sin 2 t 20 cos (2 t )
dt dt 5 5
Contoh 1.2.
Suatu pegas yang mempunyai panjang 2 m, digantung pada atap. Suatu benda dengan massa
1,5 kg digantungkan pada ujung pegas, dan menyebabkan pegas bertambah panjang 30 cm
dalam kesetimbangan. Kemudian massa ditarik kebawah 5 cm dan dilepas. Jika massa pegas
diabaikan, tentukan persamaan gerak getaran massa !
Penyelesaian
6 Getaran Harmonis
F kl
mg kl
mg 1,5 9,8
k 49 N m
l 0,3
k 49 N
m 5,7 rad
m 1,5kg s
x0 A cost 0
0,05 A cos 0 0
0 A 0,05 m atau
Fenomena Gelombang 7
d x o cos t
v x o ω sin ω t
dt
maka
EK = ½ m 2 xo2 sin2 t (1.17)
Sehingga energi total sistem adalah
ET = Ep + EK = ½ kxo2 cos 2 t + ½ m 2 xo2 sin2 t
Untuk sistem pegas massa, sudah kita ketahui bahwa
k
ω
m
maka energi total sistem menjadi
k 2 2
ET = ½ kxo2 cos 2 t + ½ m xo sin t
m
= ½ kxo2 (cos 2 t + sin2 t)
= ½ kxo2 (1.18)
8 Getaran Harmonis
1 2 1
t= kx Mv 2
2 2
0 X maks
0
V =0
X0
T/8
X0V2
X=0
T/4 V maks
0
3T/8
0
T/2
5T/8
X=0
V maks
3T/4
0
7T/8
X0
X maks 0
V =0
T
X0V2
Gambar 1.3. Gambar skema posisi massa pada setiap saat yang berkaitan dengan
energi potensial dan energi kinetiknya
Fenomena Gelombang 9
Besarnya energi total dari getaran sistem pegas-massa adalah konstan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan memperhatikan persamaan gerak
ma kx
dv (1.19)
m kx
dt
Persamaan (1.19) kita kalikan dengan kecepatan v
dv
mv kvx (1.20)
dt
Karena
d 2 dv dv 2 dv
v 2v
dt dt dv dt
dx 1 d 2
xv x x
dt 2 dt
Persamaan (1.20) dapat ditulis sebagai
d 1 1 2
mv kx 0
2
dt 2 2
atau
1 1 2
mv kx konstan
2
(1.21)
2 2
Gambar 1.4. adalah grafik simpangan, kecepatan, dan energi dari suatu getaran.
10 Getaran Harmonis
x (t)
½T T
v (t)
½T T
Energi
½T T
EK + EP = ET
Gambar 1.4. Grafik simpangan x(t), kecepatan v(t), dan energi dari suatu
getaran
Contoh 1.3
Kita tinjau suatu sistem pegas massa, dalam keadaan setimbang massa dipukul dengan
cepat dengan energi 0,1 joule. Jika konstanta pegas 30 N/m dan massa yang dipasang pada
sistem pegas horisontal 0,5 kg, tentukan persamaan gerak yang menggambarkan gerak
osilasi massa.
Penyelesaian
Misal persamaan gerak umum sistem pegas massa
x (t) = xo cos (t +o)
k = 30 N/m; m = 0,5 kg; E = 0,1 joule.
k
ω = 7,746 rad/s
m
Energi pemukul
E = ½ k xo 2
0,1 = ½ . 30. xo2 sehingga xo2 = 6,666 dan xo = 0,082 m
Fenomena Gelombang 11
Karena keadaan awal setimbang, maka pada t = 0, x (t) = 0.
x (t) = xo cos (t + o)
0 = 0,082 cos (7,7459 (0) + o )
0 = cos (0 + o)
o = /2
Jadi persamaan gerak sistem pegas massa tersebut adalah
x (t) = 0,082 cos (7,746 t + /2)
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, apabila gaya pemulih bekerja pada
suatu massa, maka akan terjadi getaran (osilasi). Seperti kita ketahui, dalam getaran
mekanik akan terjadi dua hal, yaitu kemampuan menyimpan energi potensial (oleh pegas)
dan kemampuan menyimpan energi kinetik (oleh massa). Di dalam getaran rotasi, torka
pemulih dan momen kelembaman menggantikan gaya pemulih dan gaya yang bekerja pada
massa. Di bawah ini adalah contoh getaran harmonis sederhana.
Gerak bandul merupakan gerak osilasi dan periodik. Gambar 1.5 menunjukkan
sebuah bandul yang panjang talinya l dengan massa partikelnya M, membentuk sudut
12 Getaran Harmonis
dengan vertikal. Gaya yang bekerja pada M adalah Mg, yaitu gaya gravitasi, dan T gaya
tegang tali. Jika Mg diuraikan atas komponen radial sebesar Mg cos dan komponen
tangensial sebesar Mg sin . Komponen radial dari gaya tersebut memberi sumbangan pada
gaya sentripetal yang dibutuhkan agar benda tetap bergerak pada busur lingkaran.
Komponen tangensialnya berlaku sebagai gaya pemulih yang bekerja pada M, untuk
mengembalikan ke titik seimbang. Jadi gaya pemulihnya adalah
l dθ
d
M
dt
M g sin θ
dt
Untuk sudut kecil, sin , maka
d 2
l g
dt 2
d 2 g
2
(1.23)
dt l
g
jika ω , maka persamaan (1.23) menjadi
l
d 2θ
ω2θ 0 (1.24)
dt 2
Fenomena Gelombang 13
Persamaan (1.24) adalah persamaan getaran harmonis sederhana dengan frekuensi getaran
1 g
sebesar : f (1.25)
2 l
1.3.2.Bandul puntiran
Penjepit
tetap
R P Q
Gambar 1.6. Bandul Puntiran. Garis yang ditarik dari pusat P berosilasi diantara Q
dan R, menyapu sudut sebesar 2 m dengan m adalah amplitudo sudut
Gambar 1.6 adalah sebuah piringan yang digantungkan pada ujung sebuah batang
kawat yang dipasang pada pusat massa piringan. Batang kawat dibuat tetap terhadap sebuah
penyangga yang kokoh dan terhadap piringan tersebut. Dari pusat piringan ditarik sebuah
garis OP (seperti gambar). Jika piringan dirotasikan dalam arah horisontal kearah posisi
radial Q, kawat akan terpuntir. Kawat yang terpuntir akan melakukan torka pada piringan
yang cenderung akan mengembalikannya ke posisi P. Torka ini disebut torka pemulih.
Untuk puntiran kecil, torka pemulih sebanding dengan pergeseran sudut (Hukum Hooke),
sehingga
(1.26)
14 Getaran Harmonis
adalah konstanta yang bergantung pada sifat kawat dan disebut konstanta puntiran
(torsional). Tanda negatip menunjukkan bahwa torka tersebut berlawanan arah dengan
simpangan sudut. Persamaan (1.26) adalah syarat untuk gerak harmonik sudut sederhana
(simple angular harmonic motion).
d d 2
I I I 2
dt dt
Dengan I adalah momen inertia (kelembaman rotasi) dan percepatan sudut. Dengan
menerapkan persamaan (1.26) akan kita peroleh
d 2
I
dt 2
atau
d 2
(1.27)
dt 2
I
Persamaan (1.27) adalah persamaan getaran harmonik sudut sederhana, dengan penyelesaian
I
T 2 (1.29)
Contoh 1.4
Sebuah batang kecil dengan massa 0,10 kg dan panjang 0,10 m digantungkan pada kawat
pada pusatnya dan tegak lurus pada panjangnya. Kawat dipuntir dan batang mulai berosilasi
dengan periode 2,0 s. Jika sebuah keping datar dengan bentuk sembarang digantungkan
pada kawat tersebut pada pusatnya, ternyata mempunyai periode 5,0 s. Tentukan momen
kelembaman keping tersebut terhadap sumbu.
Fenomena Gelombang 15
Penyelesaian
Ml 2 0,10kg 0,10m 2
I ba tan g 8,3 10 5 kg.m 2
12 12
2
Tkeping
atau I keping I ba tan g
Tba tan g
2
5,0
I keping 8,3 10 5 kg.m 2 51,86 10 5 kg.m 2
2,0
Sembarang benda tegar yang digantungkan sehingga benda dapat berayun dalam
bidang vertikal terhadap sumbu yang melalui benda tersebut dinamakan bandul fisis. Bandul
fisis merupakan perluasan dari bandul sederhana, yang hanya terdiri dari tali tak bermassa
yang digantungi sebuah partikel tunggal. Pada kenyataannya semua benda yang berayun
adalah bandul fisis.
Seperti Gambar 1.7, kita pilih sebagai bandul fisis adalah benda pipih dengan
bentuk tak beraturan dipasak pada sumbu tanpa gesekan yang melalui P. Benda dalam posisi
seimbang jika dalam keadaan pusat massa benda C terletak vertikal di bawah P. Jarak dari
pasak ke pusat massa adalah d. Momen kelembaman benda terhadap sumbu yang melalui
pasak adalah I. Massa benda adalah M. Jika benda disimpangkan dari posisi seimbangnya
sebesar sudut , maka torka pemulih dalam keadaan simpangan sudut yang disebabkan
oleh komponen tangensial gaya gravitasi adalah
16 Getaran Harmonis
P
d
C
Mg
Gambar 1.7. Bandul fisis yang berupa benda pipih dengan pusat massa C, dipasak di
P dan disimpangkan dengan sudut dari posisi seimbangnya. Torka pemulih
disebabkan oleh berat Mg.
Jika simpangan sudut kecil, maka berlaku pendekatan yang sangat baik sin ,
sehingga untuk amplitudo kecil,
Mgd
atau
dengan
Mgd
Tetapi
d 2
I I
dt 2
Sehingga
d 2
2
dt I I
Fenomena Gelombang 17
Jadi periode bandul fisis yang berosilasi dengan amplitudo kecil adalah
I I
T 2 2 (1.31)
Mgd
Contoh 1.5
Sebuah piringan yang berjari-jari 10,2 cm yang dipasak di bagian tepinya, mengalami osilasi
kecil terhadap pasak tersebut. Periode osilasi adalah 0,784 s. Berapakah percepatan gravitasi
di tempat tersebut ?
Penyelesaian
1
Mr 2
2
1 3
I Mr 2 Mr 2 Mr 2
2 2
3 2
I 2 Mr 3 r
T 2 2 2
Mgd Mgr 2g
6 2 r 6 2 10,2
g m s 2 9,82 m s 2
T2 0,7842
18 Getaran Harmonis
1.4. Getaran Elektromagnetik
s
t=0 Kapasitor diberi muatan sebesar qo
s
Coulomb, kemudian secara cepat
dihubungkan dengan induktor L.
Muatan yang semula tersimpan di dalam
VC (t) C L VL(t)
+qo kapasitor mengalir ke induktor dan akan
menimbulkan arus listrik dalam
rangkaian.
-qo
Potensial induktor VL = L (di/dt)
Potensial kapasitor VC = q/C
i (t)
q d 2q
L 2 atau
C dt
(1.33)
d 2q 1
q
dt 2 LC
1
Jika ω , maka persamaan (1.33) merupakan persamaan getaran secara umum
LC
d 2q
2
ω2q 0
dt
Fenomena Gelombang 19
yang mempunyai penyelesaian
q = qo sin ( t + o), atau (1.34)
q = qo cos ( t + o). (1.35)
Persamaan (1.34) dan (1.35) adalah persamaan getaran dengan frekuensi
1 1
f (1.36)
2 LC
Seperti dijelaskan di depan bahwa kapasitor diberi muatan awal sebesar q o. Persamaan yang
menyatakan besarnya muatan pada setiap saat misalnya
q = qo cos t (1.37)
Sedangkan besarnya arus adalah
dq
i q0 sin t (1.38)
dt
Sehingga energi listrik yang tersimpan di dalam kapasitor adalah
1 q2 1
UE q 0 2 cos 2 t (1.40)
2 C 2C
Sedang energi magnetik yang tersimpan di dalam induktor adalah
1 2 1
UM Li L 2 q0 2 sin 2 t (1.41)
2 2
1
Mengingat 2 , maka kita dapatkan bahwa jumlah energi listrik dan energi magnetik
LC
adalah konstan
2
1 q0
UE UM (1.42)
2 C
Jumlah kedua macam energi sama dengan besarnya energi listrik yang tersimpan di dalam
kapasitor. Kapasitor dan induktor selalu bertukar energi secara periodik, mirip dengan pegas
dan massa pada sistem energi mekanik.
20 Getaran Harmonis
Contoh 1.6
t=0 2 Pada rangkaian LC seperti gambar
s di samping, saklar S ditutup untuk
beberapa saat, kemudian dibuka.
pada t = 0, tentukan pernyataan
5 F 2 mH + 12 V
- untuk arus yang mengalir dalam
rangkaian LC tersebut dan tentukan
besar muatan dalam kapasitor !
Penyelesaian
Besarnya arus mula-mula yang melewati induktor adalah
io = V/R = 6A
1 1
ω , maka ω 3
10 4 rad/s
LC 2x10 5x10 6
qt
i0
sin t
qt 6 10 4 sin t coulomb
Selama ini kita menganggap bahwa semua kasus pada getaran harmonis sederhana
adalah sesuatu yang ideal, yaitu energi yang terbuang selama sistem bergetar diabaikan.
Sebagai contoh, dalam sistem pegas massa horisontal antara massa beban dan lantai
dianggap tidak terjadi gesekan. Demikian pula dalam rangkaian LC, kita menganggap
bahwa tidak ada hambatan dalam rangkaian. Padahal pada kenyataannya, dalam peristiwa
Fenomena Gelombang 21
getaran, sebagian energi getaran diubah menjadi energi panas yang dipancarkan melalui
medium di sekitarnya, sehingga getaran tidak terjadi secara terus menerus.
i (t)
q di
Ri L
C dt
Dengan mengingat
dq
i ,
dt
q dq d 2q
maka R L 2
C dt dt
Kita peroleh persamaan diferensial untuk muatan q(t), sebagai berikut
d 2q R dq 1
2
q0 (1.43)
dt L dt LC
1
Jika besar tahanan R limit mendekati nol, maka ω , maka berlakulah persamaan
LC
getaran harmonis
d 2q
2
ω 2 q 0.
dt
22 Getaran Harmonis
Penyelesaian dari persamaan (1.43) tidak ada, karena terdapat derivatif orde pertama. Jika
tidak ada L, maka muatan di dalam kapasitor teredam secara eksponensial
q t q o e γ t cos ω t
q o γ cos ω t ω sin ω t e γ t
dq
dt
(1.44)
d 2q
dt 2
q o γ 2 ω 2 cos ω t 2 γ ω sin ω t e γ t
Dengan tanpa menuliskan qo e- t, dan menyulihkan persamaan (1.44) ke persamaan (1.43)
diperoleh :
R 1 R
(γ 2 ω 2 γ ) cos ω t 2γ ω ω sin ω t 0 (1.45)
L LC L
yang berlaku setiap saat t, sehingga koefisien cos t dan sin t harus sama dengan nol
R 1
γ 2 ω2 γ 0 (1.46)
L LC
R
2γ ω ω0
L
Fungsi q (t) = qo e- t cos t secara kualitatif diperlihatkan dalam grafik sebagai berikut :
+qo
qo e- t
0 v (t) = t / 2
- qo e- t
- qo
Gambar 1.10. Kelakuan muatan di dalam kapasitor dalam Gambar 1.9
Fenomena Gelombang 23
Perlu ditekankan bahwa solusi ini hanya berlaku untuk kasus redaman kecil ( << atau
L
sebanding dengan R<< .
C
d 2x dx
m 2
kx 2m (1.48)
dt dt
e t
Persamaan (1.48) dikalikan dengan , kemudian ruas kanan dipindahkan ke kiri,
m
sehingga persamaan dapat diubah menjadi
d x
x 0
2
dx
e t 2 2 2 x 0 2 2 (1.49)
dt dt
atau
d2
dt 2
e xt
t
0
2
2 e t xt 0 (1.50)
24 Getaran Harmonis
k
dengan 0 yang merupakan frekuensi alamiah pengayun. Dengan peubah tak bebas
m
baru xt et xt , persamaan (1.50) merupakan persamaan getaran tak teredam untuk
peubah xt yang berbentuk
d2
dt 2
xt 0 2 2 xt 0 (1.51)
2
k b
Dan ' 0 2 2 (1.52)
m 2m
Untuk t besar, perilaku penyelesaian ini ditentukan oleh nilai frekuensi redaman relatif
terhadap nilai 0 .
Pada getaran ini nilai ' 0 2 2 adalah riil dan untuk 0 maka ' 0
sehingga
Persamaan (1.53) dapat diartikan bahwa jika ada gesekan, frekuensinya menjadi lebih
kecil dan periodenya menjadi lebih panjang. Amplitudo semakin lama semakin kecil
mendekati nol
Fenomena Gelombang 25
+Ao
Ao e-𝝲t
t
Ao e-𝝲t
-Ao
Gambar 1.11. Getaran teredam kurang
2 0 2
Persamaan (1.51) akan menjadi
d2
2
xt 2 xt 0 (1.54)
dt
Persamaan (1.54) mempunyai penyelesaian
xt A' exp t B' exp t
Jadi
xt A' exp 2 0 2 t B' exp 2 0 2 t (1.55)
gabungan dua fungsi eksponen turun yang mengecil dengan cepat dan lambat, jadi tidak
terjadi getaran, x(t) menuju nol dalam waktu yang cukup lama.
26 Getaran Harmonis
x
xt Ae t Be t
t
Gambar 1.12. Getaran teredam lampau
d 2x
0
dt 2
1
Displacement x
0,5
0
1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100
-0,5
-1
Time t
Fenomena Gelombang 27
d. Getaran Harmonis Teredam Terpaksa (Forced Damped harmonic Oscillation)
Selama ini yang kita pelajari hanya getaran benda secara alamiah, yaitu getaran
yang terjadi jika benda disimpangkan dan kemudian dilepaskan. Untuk massa yang
digantung pada pegas, frekuensi sudut alamiahnya jika tidak ada gesekan adalah
k
2f
m
2
k b
' 2f '
m 2m
Keadaan akan menjadi lain jika pada benda dikenai gaya luar yang bergetar. Biasanya untuk
mempertahankan suatu sistem agar tetap bergetar, energi harus tetap diberikan kepada
sistem tersebut. Bila hal ini dilakukan, penggetar atau osilator dikatakan “digerakkan atau
- Seorang anak yang duduk pada ayunan dan ingin membuatnya tetap berayun
dapat menggerakkan tubuh dan kakinya pada saat-saat tertentu. Pada saat itu
dx
gaya peredam bv b dan gaya lain yang bekerja yaitu gaya luar yang bergetar, yang
dt
diberikan kepada massa yang digantungkan. Misal gaya luar dinyatakan dengan persamaan
28 Getaran Harmonis
Dengan Fm adalah harga maksimum gaya luar dan " adalah frekuensi sudut gaya luar.
F ma
Kita peroleh
dx d 2x
kx b Fm cos " t m 2 (1.58)
dt dt
b k
Persamaan (1.58) dibagi dengan m, dan mengingat bahwa serta 2 maka
2m m
dapat ditulis
d 2x dx F
2
2 2 x m cos " t (1.59)
dt dt m
xt x p t xk t (1.60)
x p t adalah penyelesaian transient, yaitu penyelesaian getaran teredam tanpa gaya luar,
sedangkan x k t adalah penyelesaian keadaan tunak yang tidak tergantung pada syarat-
syarat awal. Penyelesaian persamaan (1.59) tidak dibuktikan dalam buku ini, dan dapat
xt cos" t
Fm
Atau (1.62)
G
Fm
adalah amplitudo getaran terpaksa dan adalah kostanta phase
G
Dengan G m 2 "2 2 b 2"2 (1.63)
Fenomena Gelombang 29
b"
Dan cos 1 (1.64)
G
Dari persamaan (1.61) dapat dikatakan bahwa sistem bergetar dengan frekuensi
sama dengan m "2 2 . Jika frekuensi gaya pemicu jauh berbeda dengan
frekuensi alamiahnya, maka harga G sangat besar. Hal ini akan mengakibatkan
- Jika harga frekuensi gaya pemicu mendekati harga frekuensi alamiahnya, yaitu
Fm
" , maka harga G menjadi kecil mendekati nol, dan amplitudonya
G
mendekati harga tak hingga. Tetapi karena dalam praktek redaman selalu ada,
redaman pada suatu system, makin dekat pula frekuensi resonannya kepada
frekuensi alamiah tak teredam. Seringkali redaman cukup kecil (misal redaman
Persoalan getaran yang dipaksa dan resonansi adalah persoalan umum, solusinya sangat
bermanfaat dalam sistem akustik, mekanika, rangkaian arus bolak-balik maupun fisika atom.
Sebagai contoh gelas dengan redaman rendah, dapat pecah oleh gelombang bunyi yang kuat
30 Getaran Harmonis
pada frekuensi yang sama atau mendekati frekuensi alami getaran gelas. Derap langkah
barisan yang melalui jembatan dapat menggetarkan jembatan dengan amplitudo yang cukup
besar dan dapat merusakkannya. Oleh karena itu barisan tentara dibubarkan jika melaui
jembatan.
Kita tinjau getaran dengan gandengan pegas identik seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.14. Berdasarkan gambar tersebut dapat dituliskan persamaan gerak untuk benda a
dan benda b secra terpisah, sebagai berikut
a b
k m k m k
xa xb
d 2 xb
Benda b : m kxb k ( xb xa ) (1.66)
dt 2
Persamaan diferensial (1.65) dan (1.66) tidak bebas satu dari yang lain. Dengan
menganggap
x1 x a xb
Fenomena Gelombang 31
d 2 x1 d2
m m xa xb kxa k ( xa xb ) (kxb k ( xb xa ) k ( xa xb ) kx1
dt 2 dt 2
.............. (1.67)
Penyelesaian persamaan (1.67) merupakan getaran pusat massa, sebagai berikut
x1(t) = xa (t)+ xb(t) = A1 cos (1t+1) (1.68)
k
dengan 1 = , yang dikenal dengan mode 1 atau mode rendah. Gerak getarannya seperti
m
ditunjukkan pada Gambar (1.15). Tampak bahwa getaran pusat massa ini mempunyai
frekuensi yang sama dengan frekuensi getaran pegas tunggal, pegas penggandeng hanya
berfungsi sebagai penyelaras getaran. Perpindahan masing-masing benda mempunyai besar
dan arah yang sama.
xa xb = xa
xa = xb xb
Jika persamaan (1.65) dan (1.66) dikurangkan, dan dengan menganggap bahwa
x2 = xa – xb
Hasil pengurangannya adalah
d 2 x2 d2
m m xa xb 3k ( xa xb ) 3kx2 (1.69)
dt 2 dt 2
Penyelesaian persamaan (1.69) merupakan getaran relatif, sebagai berikut
x2(t) = xa(t) – xb(t) = A2 cos (2t + 2) (1.70)
32 Getaran Harmonis
3k
dengan 2 = , yang dikenal dengan mode 2 atau mode tinggi. Gerak getarannya
m
ditunjukkan seperti pada Gambar 1.16. Frekunsi getaran relatif ini lebih besar dari pada
frekuensi getaran pusat massa. Perpindahan benda mempunyai besar yang sama tetapi
arahnya berlawanan.
xa xb = xa
xa = xb xb
Sedangkan getaran seluruh sistem merupakan superposisi linier dari kedua getaran harmonik
pada persamaan (1.68) dan (1.70), yaitu
x(t) = A1 cos (1t+1) + A2 cos (2t+2)
Contoh 1.7
Sebuah benda bermassa m dan dua buah pegas dengan panjang asli l0 tetapi mempunyai
konstanta pegas yang berbeda disusun sebagai berikut
K1 m K2
Fenomena Gelombang 33
Penyelesaian
d 2 xa
m k1 x a k 2 x a
dt 2
d 2 xa
m k1 k 2 x a
dt 2
d 2 xa k1 k 2
2
xa
dt m
(1.71)
Persamaan (1.71) adalah persamaan gerak benda, yang mempunyai penyelesaian
x A cos t dan
k1 k 2
m
sebagai fungsi waktu y f t , seperti Gambar 1.2. Jika kita akan menjumlahkan dua buah
getaran yang arah geraknya segaris, maka untuk memperoleh hasil penjumlahan dua getaran
tersebut dengan cara melukiskan grafik untuk tiap getaran lebih dulu.
Misal lengkungan 1 melukiskan getaran dengan persamaan
y1 A1 sin 1t
34 Getaran Harmonis
y
y1
y2
1.7.2. Dua getaran yang arah geraknya tegak lurus satu sama lain
Jika dua getaran harmonis dengan frekuensi sama tetapi memiliki simpangan dalam
arah yang saling tegak lurus, maka gangguan masing-masing getaran pada suatu titik dapat
dinyatakan
y = a1 sin ( t - 1 ) (1.72)
dan z = a2 sin ( t - 2 ) (1.73)
y
sin t cos 1 – cos t sin 1 (1.74)
a1
z
sin t cos 2 – cos t sin 2 (1.75)
a2
Persamaan (1.74) dikalikan dengan sin 2 dan persamaan (1.75) dikalikan dengan sin 1
kemudian digabungkan, maka akan menghasilkan
y z
- sin 2 + sin 1 = sin t ( cos 2 sin 1 – cos 1 sin 2 ) (1.76)
a1 a2
Persamaan (1.74) dikalikan dengan cos 2 dan persamaan (1.75) dikalikan dengan
cos 1 kemudian digabungkan, maka diperoleh
y z
cos 2 - cos 1 = cos t ( cos 2 sin 1 – cos 1 sin 2 ) (1.77)
a1 a2
Fenomena Gelombang 35
Selanjutnya kita akan mengeliminasi t dari persamaan (1.76) dan (1.77) dengan
mengkuadratkan dan menjumlahkan kedua persamaan tersebut, maka diperoleh :
y2 z2 2 yz
sin2 ( 1 - 2 ) = cos ( 1 - 2 ) (1.78)
a12 a2 2 a1a2
Persamaan (1.78) menunjukkan resultan dari superposisi kedua getaran, dan dari persamaan
(1.78) tersebut tampak bahwa bentuk kurva getaran resultan bergantung kepada beda phase
kedua getaran 1 2
Gambar 1.18. Superposisi dua getaran yang arah getarnya saling tegak lurus. Pola
yang dibentuk dinamakan pola Lissajous
Contoh 1.8
Lukiskan hasil penjumlahan dua buah getaran yang mempunyai persamaan
2
y Ay sin t , Ay= 2 cm dan T1 = 0,25 s
T1
2 7
x Ax sin t , Ax = 3 cm dan T2 = 0,5 s
2
T 6
Cara melukis:
-. Ay: Ax = 2 : 3
- . T1 : T2 = 0,25 : 0,5 = 1 : 2
Jika titik pertolongan getaran I sudah melalui sudut 600 , maka titik pertolongan getaran II
menempuh sudut 300, sehingga lingkaran I dibagi dengan sudut-sudut 600 sedangkan
lingkaran II dibagi menjadi sudut-sudut 300.
36 Getaran Harmonis
-. Untuk getaran I, titik 1 dimulai pada saat proyeksinya pada sumbu y tepat di M. Pada
getaran II, titik 1 dimulai pada saat proyeksinya pada sumbu x, dengan sudut phase
7
mendahului atau 2100.
6
SOAL-SOAL
1.1. Sebuah partikel bermassa m, mulai dari keadaan diam pada x = + 25 cm dan berosilasi
di sekitar posisi kesetimbangannya dengan periode 1,5 sekon. Tentukan persamaan
gerak untuk :
a. posisi x terhadap waktu t
b. kecepatan v terhadap waktu t
c. percepatan a terhadap waktu t
Fenomena Gelombang 37
1.2. Carilah (a) laju maksimum dan (b) percepatan maksimum dari soal nomor (1). Kapan
partikel pertama kali berada di x = 0 dan bergerak ke kanan ?
1.3 Pada sebuah pegas digantungkan beban 200 gram, ternyata pegas bertambah panjang 1
cm. Pegas kemudian ditarik 5 cm lalu dilepaskan. Tentukan
a. Konstanta pegas
b. Kecepatan sudut
c. Periode dan frekuensi getaran
d. Kecepatan maksimum gerakan massa
e. Persamaan getaran gerak benda
f. Percepatan maksimum gerakan massa
g. Energi total getaran.
1.4. Berapakah simpangan getaran harmonis agar pada saat itu energi potensialnya sama
dengan energi kinetiknya ?
1.5. Buktikan bahwa kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup adalah sebesar
i = qo sin ( t + o) atau i = qo cos ( t + o) ! Gunakan i = dq/dt
1.6. Rencanakan suatu kegiatan laboratorium untuk menentukan momen kelembaman
suatu benda yang berbentuk sembarang terhadap suatu sumbu rotasi (sumbu rotasi
tidak melalui pusat massa). Rencanakan pula bagaimana cara menentukan pusat
massa suatu benda !
1.7. Sebuah kelereng dilepaskan kedalam cekungan sebuah mangkok, sehingga kelereng
tersebut mempunyai gerak getaran. Anggap bahwa cekungan mangkok tersebut
mempunyai bentuk parabolik (y = ax2). Dengan mengabaikan besarnya gesekan,
dimensi m- 1).
1.8. Tunjukkan bahwa fungsi-fungsi di bawah ini adalah penyelesaian dari persamaan
k
gerak getaran, dengan frekuensi
M
a. x A sin t
b. x A sin t B cos t
38 Getaran Harmonis
c. x A cos t
1.9. Dua buah massa yang berbeda m1 dan m2 dikaitkan dengan tiga pegas yang memiliki
konstanta pegas sama k. Tentukan persamaan geraknya dan tentukan pula bentuk
penyelesaiannya !
i t
V0
sin t
L
C
dengan V0 = q0/C merupakan tegangan awal dalam kapasitor
y1 3 sin 60 t dan y 2 5 sin 20t
2
1.12. Dua getaran yang saling tegak lurus bekerja pada suatu titik. Gangguan pada titik
tersebut dinyatakan dengan persamaan
(a). y 5 sin 10 t dan x 3sin 5t 600
Gambarkan getaran resultannya !
Fenomena Gelombang 39