Anda di halaman 1dari 39

1

GETARAN HARMONIS

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa sengaja kita telah melakukan gerakan-gerakan


yang merupakan fenomena getaran. Kegiatan menggosok gigi, menghapus papan tulis,
mengunyah makanan, dan sebagainya merupakan gerakan yang berulang-ulang yang
bersifat periodik. Gerakan ayunan jam dinding antik, gerakan bolak-balik piston pada mesin,
gerakan ke atas dan ke bawah benda di permukaan air yang bergelombang juga merupakan
fenomena gerakan yang periodik. Gerakan yang demikian disebut osilasi.

Suatu getaran akan terjadi bila suatu sistem diganggu dari posisi setimbang
stabilnya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak yang bersifat
periodik, yaitu berulang-ulang atau bolak-balik di sekitar titik setimbang. Sebagai contoh,
gerak pegas bolak-balik di sekitar titik setimbang sesaat setelah dilepas dari tarikan.

Sebelum membicarakan gelombang, kita perlu memahami getaran terlebih dahulu,


sebab getaran merupakan sumber gelombang. Sebagai contoh, gelombang bunyi
ditimbulkan oleh getaran benda yang menjadi sumber bunyi. Misalnya bunyi rebana, suara
manusia, bunyi seruling, bunyi petikan gitar dan sebagainya. Pada contoh-contoh tersebut
sistem yang bergetar menghasilkan osilasi pada molekul-molekul udara di sekitarnya.
Getaran ini akan menjalar melalui udara atau melalui medium lain, sehingga menghasilkan
gelombang bunyi yang diterima oleh pendengar. Jadi, gelombang akan muncul jika terdapat
obyek yang bergetar dalam suatu medium atau dengan kata lain gelombang adalah getaran
yang merambat.

Dalam bab ini akan dibahas tentang getaran sebagai sumber gelombang, baik yang
sederhana (tunggal) maupun yang lebih rumit (getaran bergandeng), yang meliputi getaran
mekanik dan elektromagnetik. Agar dapat menguasai konsep getaran ini dengan baik
diharapkan Anda sudah memahami konsep fungsi trigonometri.

Fenomena Gelombang 1
1.1. Getaran Harmonis Sederhana

Sistem Pegas Massa

k
m Keadaan Setimbang

 x

( + x)
Keadaan umum, bekerja
gaya Pemulih (FP)
m
FP

( - x)

Gambar 1.1. Getaran harmonis sederhana sistem pegas massa

Salah satu contoh dari sistem getaran mekanis sederhana adalah suatu pegas heliks
dengan konstanta pegas k, dengan sebuah massa m yang melekat pada ujungnya. Gambar
1.1 menunjukkan suatu sistem pegas massa yang terletak di atas bidang datar licin tanpa
gesekan. Jika massa disimpangkan sejauh x dari kedudukan setimbangnya, maka sesuai
dengan hukum Hooke pegas akan mengerjakan gaya sebesar kx. Gaya ini dinamakan gaya
pemulih.
Fp = -kx (1.1)
Tanda minus menunjukkan bahwa arah gaya pemulih berlawanan dengan arah
simpangannya. Kecepatan sesaat massa tersebut adalah
dx
v (1.2)
dt
Sedangkan percepatan sesaat dari massa tersebut adalah :

2 Getaran Harmonis
dv d dx d 2 x
a   (1.3)
dt dt dt dt 2
Menurut hukum kedua Newton, persamaan gerak untuk massa m dengan mengabaikan gaya
gesekan, adalah :
m  a  k x
d 2x
m kx0
dt 2
d 2x k
 x0
dt 2 m (1.4)
Jika k/m =  , maka 2

d 2x
 2x  0 (1.5)
dt 2

k
Persamaan (1.5) ini merupakan persamaan getaran umum dengan frekuensi ω  .
m
Persamaan getaran umum merupakan persamaan diferensial orde dua yang mempunyai
penyelesaian
xt   A cos  t   0 

atau xt   A sin  t   0  . (1.6)

Salah satu dari kedua penyelesaian dapat digunakan tergantung dari posisi awalnya.
Bukti bahwa x (t) = A cos ( t + o) merupakan solusi (penyelesaian) dari
persamaan getaran umum (1.5) adalah sebagai berikut :
x t   A cos ω t  φ o 
d x t 
 Aω sin ω t  φ o 
dt
d2x d
  Aω sin ω t  φ o 
dt 2 dt
d 2x
2
 A ω 2 cosω t  φ o 
dt
d 2x
  ω 2 A cosω t  φ o   ω 2 x
dt 2
d2x
2
 ω2x  0
d t

Fenomena Gelombang 3
Jadi persamaan x t   A cos  t   0  adalah salah satu bentuk persamaan getaran. Coba

Anda buktikan bahwa x (t) = A sin ( t + o) adalah salah satu penyelesaian dari persamaan
(1.5) !
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan x (t) = A cos ( t + o)
dan x (t) = A sin ( t + o) disebut persamaan getaran harmonis, karena :
1. Dinyatakan dalam persamaan sinusoidal.
2. Selalu bekerja gaya yang menuju titik setimbang dan besarnya sebanding dengan
simpangannya.
Secara empiris, x fungsi t dapat digambarkan dengan cara menambatkan pensil
pada pegas vertikal, sehingga pensil dapat melukis di atas kertas. Ketika pegas berosilasi
dan kertas ditarik ke kiri dengan laju konstan, maka kurva yang dilukiskan dapat berupa
kurva sinusoidal. Kurva tersebut dapat dituliskan dengan persamaan x = A cos ( t + o)
dengan A, , o merupakan konstanta. Besarnya simpangan merupakan proyeksi dari titik
yang bergerak melingkar beraturan pada garis tengahnya.

0 T/8 2T/8 3T/8 4T/8 5T/8 6T/8 7T/8 T

Gambar 1.2. Getaran Harmonis Sederhana (GHS) sebagai proyeksi titik P yang
melakukan gerak melingkar beraturan pada salah satu garis tengahnya. Simpangan
getaran dinyatakan dengan y = A sin ( t + o), dengan 0 =  2

4 Getaran Harmonis
Karena
cos ( t + o) = sin ( t + o + /2) (1.7)
maka persamaan getaran dapat ditulis sebagai fungsi sinus atau cosinus tergantung dari
phase awalnya (besarnya sudut phase pada saat t = 0). Besarnya simpangan maksimum
disebut amplitudo, ( t + o) disebut phase getaran, dan o disebut konstanta phase.
Setelah bergetar satu kali, besarnya sudut phase bertambah 2 , dan pada saat itu,
benda memiliki posisi dan kecepatan yang sama dengan posisi awal, karena
cos ( t + o + 2) = cos ( t + o).
Dari kenyataan ini dapat ditentukan phase setiap satu periode getaran T, yaitu pada saat t =
T maka phasenya adalah
phase pada waktu t + 2
 (t + T) + o = ( t + o) +2 (1.8)
 t +  T + o =  t + o + 2
 T = 2 (1.9)

k k
Jika ω  , maka T = 2 atau
m m

m
T = 2 (1.10)
k

1 k
dan f = (1.11)
2π m

Contoh 1.1
Sebuah partikel disimpangkan sejauh x dari sistem pegas massa yang digantung vertikal.
Setelah dilepas, pegas berosilasi dengan persamaan x(t) = - 5 cos (2t + /5) dengan x dalam
meter dan t dalam sekon.
a) Berapakah frekuensi, periode, amplitudo, frekuensi sudut, dan konstanta phase
getaran ?
b) Dimanakah partikel pada saat t = 1 sekon ?
c) Carilah percepatan dan kecepatan pada setiap saat t !
d) Carilah posisi dan kecepatan awal partikel !

Fenomena Gelombang 5
Penyelesaian
Dari persamaan x(t) = - 5 cos (2t + /5) dikonversi ke persamaan umum getaran
x (t) = A cos ( t + o), maka diperoleh :
a) Amplitudo A = 5 m (tanda – menunjukkan bahwa simpangan awal dalam arah
negatip)
 t = 2t, sehingga  = 2 rad/s
Karena  = 2f, maka f = 1/ = 1/(3,14) Hz dan T = 3,14 s
o = /5
b) Saat t = 1, posisi partikel, x = -5 cos {2(1) + /5} = -3,9400 m
c) kecepatan dan percepatan setiap saat t adalah
d(x) d  π   π
v   - 5 cos (2t  )   10 sin  2 t  
dt dt  5   5
d(v) d   π  π
a  10 sin  2 t    20 cos (2 t  )
dt dt   5  5

e) Posisi dan kecepatan awal dapat dicari dengan menyulihkan t = 0 ke dalam


persamaan x dan v sehingga diperoleh :
π π π
x(t  0)  - 5 cos (2t  )  - 5 cos (0  )  - 5 cos  4,045 m
5 5 5
 π  π π
v(t  0)  10 sin  2 t    10 sin (0  )  10 sin  5,878 m/s
 5 5 5

Contoh 1.2.
Suatu pegas yang mempunyai panjang 2 m, digantung pada atap. Suatu benda dengan massa
1,5 kg digantungkan pada ujung pegas, dan menyebabkan pegas bertambah panjang 30 cm
dalam kesetimbangan. Kemudian massa ditarik kebawah 5 cm dan dilepas. Jika massa pegas
diabaikan, tentukan persamaan gerak getaran massa !

Penyelesaian

Konstanta pegas diperoleh dengan mengingat persamaan Hukum Hooke

6 Getaran Harmonis
F  kl
mg  kl
mg 1,5  9,8
k   49 N m
l 0,3

k 49 N
  m  5,7 rad
m 1,5kg s

Pada saat t = 0, x 0  0,05 m

x0  A cost  0 
 0,05  A cos 0  0 

 0    A  0,05 m atau

Persamaan gerak getaran : x  0,05 cos 5,7t m

Atau x  0,05 cos 5,7t   

1.2. Perpindahan Energi dalam Getaran Mekanik

Pada persamaan getaran sistem pegas massa yang dinyatakan dengan


x(t) = xo cos t (1.12)
artinya massa ditarik sejauh xo, dan pada t = 0 massa tersebut dilepas. Sebelum melepaskan
massa, pegas menyimpan energi potensial sebesar
½ kxo2 (1.13)
Setelah dilepas, massa bergerak ke arah negatif dan memperolah energi kinetik
½ mv2 (1.14)
Pada waktu yang sama, pegas kehilangan energi potensialnya karena simpangan menjadi
lebih kecil dari xo.Untuk sebarang kedudukan, energi potensial sistem adalah :
EP = ½ kx2 = ½ kxo2 cos 2 t (1.15)
Adapun energi kinetik sistem adalah :
EK = ½ mv2 (1.16)
Karena

Fenomena Gelombang 7
d x o cos t 
v   x o ω sin ω t 
dt
maka
EK = ½ m 2 xo2 sin2 t (1.17)
Sehingga energi total sistem adalah
ET = Ep + EK = ½ kxo2 cos 2 t + ½ m 2 xo2 sin2 t
Untuk sistem pegas massa, sudah kita ketahui bahwa

k
ω
m
maka energi total sistem menjadi
k 2 2
ET = ½ kxo2 cos 2 t + ½ m xo sin t
m
= ½ kxo2 (cos 2 t + sin2 t)
= ½ kxo2 (1.18)

Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut


 Jika pada posisi awal EK = 0 dan EP = ½ kxo2 cos 2
t, Ep mencapai maksimum
jika harga cos2 t = 1, sehingga energi total ET = ½ kxo2.
 Jika pada posisi awal EP = 0 dan EK = ½ m 2 xo2 sin2 t, Ek mencapai maksimum
k 2
jika harga sin2 t =1, sehingga energi total ET = ½ m 2 xo2 = ½ m xo = ½ kxo2.
m
Dari dua kasus tersebut, tampak jumlah energi potensial dan energi kinetik pada setiap
kedudukan adalah konstan, yaitu ET = ½ kxo2. Ini berarti bahwa sebenarnya dalam sistem
pegas massa yang berosilasi adalah energinya.

8 Getaran Harmonis
1 2 1
t= kx Mv 2
2 2

0 X maks
0
V =0

X0

T/8

X0V2
X=0
T/4 V maks
0

3T/8

0
T/2

5T/8

X=0
V maks
3T/4
0

7T/8
X0

X maks 0
V =0
T

X0V2
Gambar 1.3. Gambar skema posisi massa pada setiap saat yang berkaitan dengan
energi potensial dan energi kinetiknya

Fenomena Gelombang 9
Besarnya energi total dari getaran sistem pegas-massa adalah konstan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan memperhatikan persamaan gerak
ma   kx
dv (1.19)
m   kx
dt
Persamaan (1.19) kita kalikan dengan kecepatan v
dv
mv  kvx (1.20)
dt
Karena

d 2 dv dv 2 dv
v   2v
dt dt dv dt
dx 1 d 2
xv  x  x
dt 2 dt
Persamaan (1.20) dapat ditulis sebagai
d 1 1 2
 mv  kx   0
2
dt  2 2 
atau
1 1 2
 mv  kx   konstan
2
(1.21)
2 2 

Gambar 1.4. adalah grafik simpangan, kecepatan, dan energi dari suatu getaran.

10 Getaran Harmonis
x (t)

½T T

v (t)

½T T

Energi

½T T
EK + EP = ET

Gambar 1.4. Grafik simpangan x(t), kecepatan v(t), dan energi dari suatu
getaran

Contoh 1.3

Kita tinjau suatu sistem pegas massa, dalam keadaan setimbang massa dipukul dengan
cepat dengan energi 0,1 joule. Jika konstanta pegas 30 N/m dan massa yang dipasang pada
sistem pegas horisontal 0,5 kg, tentukan persamaan gerak yang menggambarkan gerak
osilasi massa.

Penyelesaian
Misal persamaan gerak umum sistem pegas massa
x (t) = xo cos (t +o)
k = 30 N/m; m = 0,5 kg; E = 0,1 joule.

k
ω = 7,746 rad/s
m
Energi pemukul
E = ½ k xo 2
0,1 = ½ . 30. xo2 sehingga xo2 = 6,666 dan xo = 0,082 m

Fenomena Gelombang 11
Karena keadaan awal setimbang, maka pada t = 0, x (t) = 0.
x (t) = xo cos (t + o)
0 = 0,082 cos (7,7459 (0) + o )
0 = cos (0 + o)
o = /2
Jadi persamaan gerak sistem pegas massa tersebut adalah
x (t) = 0,082 cos (7,746 t + /2)

1.3. Contoh Getaran Harmonis Sederhana Lain

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, apabila gaya pemulih bekerja pada
suatu massa, maka akan terjadi getaran (osilasi). Seperti kita ketahui, dalam getaran
mekanik akan terjadi dua hal, yaitu kemampuan menyimpan energi potensial (oleh pegas)
dan kemampuan menyimpan energi kinetik (oleh massa). Di dalam getaran rotasi, torka
pemulih dan momen kelembaman menggantikan gaya pemulih dan gaya yang bekerja pada
massa. Di bawah ini adalah contoh getaran harmonis sederhana.

1.3.1.Ayunan matematis ( Bandul sederhana)

Bandul sederhana adalah benda ideal


yang terdiri dari sebuah titik massa, yang

digantungkan pada tali ringan yang tidak

T dapat mulur. Jika bandul ditarik


l kesamping dari posisi seimbangnya dan
dilepaskan, maka bandul akan berayun

P M dalam bidang vertikal, karena pengaruh


gravitasi.
Mg sin Mg cos 

Gambar 1.5. Ayunan Sederhana

Gerak bandul merupakan gerak osilasi dan periodik. Gambar 1.5 menunjukkan
sebuah bandul yang panjang talinya l dengan massa partikelnya M, membentuk sudut 

12 Getaran Harmonis
dengan vertikal. Gaya yang bekerja pada M adalah Mg, yaitu gaya gravitasi, dan T gaya
tegang tali. Jika Mg diuraikan atas komponen radial sebesar Mg cos  dan komponen
tangensial sebesar Mg sin . Komponen radial dari gaya tersebut memberi sumbangan pada
gaya sentripetal yang dibutuhkan agar benda tetap bergerak pada busur lingkaran.
Komponen tangensialnya berlaku sebagai gaya pemulih yang bekerja pada M, untuk
mengembalikan ke titik seimbang. Jadi gaya pemulihnya adalah

F = - Mg sin  (1. 22)

Sehingga persamaan gerak massa adalah


F = - Mg sin 
M . a = - Mg sin 
M . dv/dt = - Mg sin 
Karena
d
vl
dt
maka

 l dθ 
d 
M 
dt 
 M g sin θ
dt
Untuk sudut kecil, sin   , maka

d 2
l   g
dt 2

d 2 g
2
  (1.23)
dt l

g
jika ω  , maka persamaan (1.23) menjadi
l

d 2θ
 ω2θ  0 (1.24)
dt 2

Fenomena Gelombang 13
Persamaan (1.24) adalah persamaan getaran harmonis sederhana dengan frekuensi getaran

1 g
sebesar : f  (1.25)
2 l

1.3.2.Bandul puntiran

Penjepit
tetap

R P Q

Gambar 1.6. Bandul Puntiran. Garis yang ditarik dari pusat P berosilasi diantara Q
dan R, menyapu sudut sebesar 2 m dengan  m adalah amplitudo sudut

Gambar 1.6 adalah sebuah piringan yang digantungkan pada ujung sebuah batang
kawat yang dipasang pada pusat massa piringan. Batang kawat dibuat tetap terhadap sebuah
penyangga yang kokoh dan terhadap piringan tersebut. Dari pusat piringan ditarik sebuah
garis OP (seperti gambar). Jika piringan dirotasikan dalam arah horisontal kearah posisi
radial Q, kawat akan terpuntir. Kawat yang terpuntir akan melakukan torka pada piringan
yang cenderung akan mengembalikannya ke posisi P. Torka ini disebut torka pemulih.
Untuk puntiran kecil, torka pemulih sebanding dengan pergeseran sudut (Hukum Hooke),
sehingga

    (1.26)

14 Getaran Harmonis
 adalah konstanta yang bergantung pada sifat kawat dan disebut konstanta puntiran
(torsional). Tanda negatip menunjukkan bahwa torka tersebut berlawanan arah dengan
simpangan sudut. Persamaan (1.26) adalah syarat untuk gerak harmonik sudut sederhana
(simple angular harmonic motion).

Persamaan gerak untuk sistem tersebut adalah

d d 2
  I  I I 2
dt dt

Dengan I adalah momen inertia (kelembaman rotasi) dan  percepatan sudut. Dengan
menerapkan persamaan (1.26) akan kita peroleh

d 2
   I
dt 2

atau

d 2  
   (1.27)
dt 2
I

Persamaan (1.27) adalah persamaan getaran harmonik sudut sederhana, dengan penyelesaian

   m cos t   0  (1.28)

dan dengan periode

I
T  2 (1.29)

Contoh 1.4

Sebuah batang kecil dengan massa 0,10 kg dan panjang 0,10 m digantungkan pada kawat
pada pusatnya dan tegak lurus pada panjangnya. Kawat dipuntir dan batang mulai berosilasi
dengan periode 2,0 s. Jika sebuah keping datar dengan bentuk sembarang digantungkan
pada kawat tersebut pada pusatnya, ternyata mempunyai periode 5,0 s. Tentukan momen
kelembaman keping tersebut terhadap sumbu.

Fenomena Gelombang 15
Penyelesaian

Momen kelembaman batang adalah

Ml 2 0,10kg 0,10m 2
I ba tan g    8,3  10 5 kg.m 2
12 12

Tba tan g I ba tan g



Tkeping I keping

2
 Tkeping 
atau I keping   I ba tan g
 Tba tan g 
 

 
2
 5,0 
I keping    8,3  10 5 kg.m 2  51,86  10 5 kg.m 2
 2,0 

1.3.3. Bandul fisis

Sembarang benda tegar yang digantungkan sehingga benda dapat berayun dalam
bidang vertikal terhadap sumbu yang melalui benda tersebut dinamakan bandul fisis. Bandul
fisis merupakan perluasan dari bandul sederhana, yang hanya terdiri dari tali tak bermassa
yang digantungi sebuah partikel tunggal. Pada kenyataannya semua benda yang berayun
adalah bandul fisis.

Seperti Gambar 1.7, kita pilih sebagai bandul fisis adalah benda pipih dengan
bentuk tak beraturan dipasak pada sumbu tanpa gesekan yang melalui P. Benda dalam posisi
seimbang jika dalam keadaan pusat massa benda C terletak vertikal di bawah P. Jarak dari
pasak ke pusat massa adalah d. Momen kelembaman benda terhadap sumbu yang melalui
pasak adalah I. Massa benda adalah M. Jika benda disimpangkan dari posisi seimbangnya
sebesar sudut , maka torka pemulih dalam keadaan simpangan sudut  yang disebabkan
oleh komponen tangensial gaya gravitasi adalah

  Mgd sin  (1.30)

16 Getaran Harmonis
P

d

C

Mg
Gambar 1.7. Bandul fisis yang berupa benda pipih dengan pusat massa C, dipasak di
P dan disimpangkan dengan sudut  dari posisi seimbangnya. Torka pemulih
disebabkan oleh berat Mg.
Jika simpangan sudut kecil, maka berlaku pendekatan yang sangat baik sin    ,
sehingga untuk amplitudo kecil,

   Mgd

atau

  

dengan

  Mgd

Tetapi

d 2
  I  I
dt 2

Sehingga

d 2  
2
  
dt I I

Fenomena Gelombang 17
Jadi periode bandul fisis yang berosilasi dengan amplitudo kecil adalah

I I
T  2  2 (1.31)
 Mgd

Contoh 1.5

Sebuah piringan yang berjari-jari 10,2 cm yang dipasak di bagian tepinya, mengalami osilasi
kecil terhadap pasak tersebut. Periode osilasi adalah 0,784 s. Berapakah percepatan gravitasi
di tempat tersebut ?

Penyelesaian

Momen kelembaman piringan terhadap sumbu yang melalui pusatnya adalah

1
Mr 2
2

dengan r adalah jari-jari piringan dan M adalah massanya.

Momen kelembaman terhadap pasak di tepi piringan adalah

1 3
I Mr 2  Mr 2  Mr 2
2 2

dengan d = r, periodenya adalah

3 2
I 2 Mr 3 r
T  2  2  2
Mgd Mgr 2g

6 2 r 6 2 10,2
g  m s 2  9,82 m s 2
T2 0,7842

18 Getaran Harmonis
1.4. Getaran Elektromagnetik

s
t=0 Kapasitor diberi muatan sebesar qo
s
Coulomb, kemudian secara cepat
dihubungkan dengan induktor L.
Muatan yang semula tersimpan di dalam
VC (t) C L VL(t)
+qo kapasitor mengalir ke induktor dan akan
menimbulkan arus listrik dalam
rangkaian.
-qo
Potensial induktor VL = L (di/dt)
Potensial kapasitor VC = q/C
i (t)

Gambar 1.8. Getaran Elektromagnetik

Sesuai hukum Kirchoff, untuk rangkaian tertutup berlaku


VC + V L = 0
sehingga
q/C + L (di/dt) = 0 atau
q/C = - L (di/dt) (1.32)
Jika i = dq/dt, maka di/dt = d2q/dt2, dengan demikian persamaan (1.32) dapat dituliskan
menjadi :

q d 2q
  L 2 atau
C dt
(1.33)
d 2q 1
 q
dt 2 LC

1
Jika ω  , maka persamaan (1.33) merupakan persamaan getaran secara umum
LC

d 2q
2
 ω2q  0
dt

Fenomena Gelombang 19
yang mempunyai penyelesaian
q = qo sin ( t + o), atau (1.34)
q = qo cos ( t + o). (1.35)
Persamaan (1.34) dan (1.35) adalah persamaan getaran dengan frekuensi

1 1
f  (1.36)
2 LC
Seperti dijelaskan di depan bahwa kapasitor diberi muatan awal sebesar q o. Persamaan yang
menyatakan besarnya muatan pada setiap saat misalnya
q = qo cos  t (1.37)
Sedangkan besarnya arus adalah
dq
i   q0 sin t (1.38)
dt
Sehingga energi listrik yang tersimpan di dalam kapasitor adalah

1 q2 1
UE   q 0 2 cos 2 t (1.40)
2 C 2C
Sedang energi magnetik yang tersimpan di dalam induktor adalah
1 2 1
UM  Li  L 2 q0 2 sin 2 t (1.41)
2 2
1
Mengingat  2  , maka kita dapatkan bahwa jumlah energi listrik dan energi magnetik
LC
adalah konstan
2
1 q0
UE UM  (1.42)
2 C
Jumlah kedua macam energi sama dengan besarnya energi listrik yang tersimpan di dalam
kapasitor. Kapasitor dan induktor selalu bertukar energi secara periodik, mirip dengan pegas
dan massa pada sistem energi mekanik.

20 Getaran Harmonis
Contoh 1.6
t=0 2 Pada rangkaian LC seperti gambar
s di samping, saklar S ditutup untuk
beberapa saat, kemudian dibuka.
pada t = 0, tentukan pernyataan
5 F 2 mH + 12 V
- untuk arus yang mengalir dalam
rangkaian LC tersebut dan tentukan
besar muatan dalam kapasitor !

Penyelesaian
Besarnya arus mula-mula yang melewati induktor adalah
io = V/R = 6A

1 1
ω , maka ω  3
 10 4 rad/s
LC 2x10  5x10 6

Jadi persamaan arus yang mengalir dalam rangkaian adalah


i (t) = 6 cos 104 t ampere
dq/dt = i, maka dq = i dt
Sehingga muatan dalam kapasitor adalah

qt   it dt  i0 cos tdt


t t

0 
0

qt  
i0
sin t

qt   6  10  4 sin t coulomb

Catatan : kondisi awal berbeda dengan keadaan pada Gambar 1.8

1.5. Getaran Teredam (Damped Oscillation)

Selama ini kita menganggap bahwa semua kasus pada getaran harmonis sederhana
adalah sesuatu yang ideal, yaitu energi yang terbuang selama sistem bergetar diabaikan.
Sebagai contoh, dalam sistem pegas massa horisontal antara massa beban dan lantai
dianggap tidak terjadi gesekan. Demikian pula dalam rangkaian LC, kita menganggap
bahwa tidak ada hambatan dalam rangkaian. Padahal pada kenyataannya, dalam peristiwa

Fenomena Gelombang 21
getaran, sebagian energi getaran diubah menjadi energi panas yang dipancarkan melalui
medium di sekitarnya, sehingga getaran tidak terjadi secara terus menerus.

1.5.1. Getaran teredam pada kapasitor

t=0 R Misal kapasitor dengan muatan qo


s
dihubungkan secara cepat dengan
+qo induktor L melalui R, maka menurut
VC (t) C L VL(t)
Hukum Kirchoff untuk rangkaian
-qo
tertutup berlaku :

i (t)

Gambar 1.9. Rangkaian LCR

q di
 Ri  L
C dt
Dengan mengingat
dq
i ,
dt

q dq d 2q
maka  R L 2
C dt dt
Kita peroleh persamaan diferensial untuk muatan q(t), sebagai berikut

d 2q R dq 1
2
  q0 (1.43)
dt L dt LC
1
Jika besar tahanan R limit mendekati nol, maka ω  , maka berlakulah persamaan
LC
getaran harmonis

d 2q
2
 ω 2 q  0.
dt

22 Getaran Harmonis
Penyelesaian dari persamaan (1.43) tidak ada, karena terdapat derivatif orde pertama. Jika
tidak ada L, maka muatan di dalam kapasitor teredam secara eksponensial

q t   q o e γ t cos ω t

dengan  = konstanta redaman, maka:

 q o  γ cos ω t  ω sin ω t  e  γ t
dq
dt
(1.44)
d 2q
dt 2
 
 q o γ 2  ω 2 cos ω t  2 γ ω sin ω t e  γ t 
Dengan tanpa menuliskan qo e- t, dan menyulihkan persamaan (1.44) ke persamaan (1.43)
diperoleh :
R 1  R 
(γ 2  ω 2  γ ) cos ω t   2γ ω  ω  sin ω t  0 (1.45)
L LC  L 

yang berlaku setiap saat t, sehingga koefisien cos  t dan sin  t harus sama dengan nol

R 1
γ 2  ω2  γ 0 (1.46)
L LC
R
2γ ω  ω0
L

Dari persamaan (1.46) diperoleh


1
 = R/2L, dan ω  .
LC

Fungsi q (t) = qo e-  t cos  t secara kualitatif diperlihatkan dalam grafik sebagai berikut :
+qo

qo e- t
0 v (t) = t / 2

- qo e- t
- qo
Gambar 1.10. Kelakuan muatan di dalam kapasitor dalam Gambar 1.9

Fenomena Gelombang 23
Perlu ditekankan bahwa solusi ini hanya berlaku untuk kasus redaman kecil (  <<  atau

L
sebanding dengan R<< .
C

1.5.2. Getaran teredam pada sistem pegas massa


Pada sistem ini, gaya gesek antara massa dengan lantai diperhitungkan.
x,v
FP
m
Fgesek
Besarnya gaya gesek sebanding dengan kecepatan
dx
Fgesek  bv  2m (1.47)
dt
b
Dengan    frekuensi redaman.
2m
Di bawah pengaruh gaya gesek, maka persamaan gerak massa dinyatakan dengan

d 2x dx
m 2
 kx  2m (1.48)
dt dt

e t
Persamaan (1.48) dikalikan dengan , kemudian ruas kanan dipindahkan ke kiri,
m
sehingga persamaan dapat diubah menjadi

d x 

 x  0
2
dx
e t  2  2   2 x  0 2   2 (1.49)

 dt dt 
 

atau

d2
dt 2
e xt  
t
0
2
 
  2 e t xt   0 (1.50)

24 Getaran Harmonis
k
dengan  0  yang merupakan frekuensi alamiah pengayun. Dengan peubah tak bebas
m

baru xt  et xt  , persamaan (1.50) merupakan persamaan getaran tak teredam untuk
peubah xt yang berbentuk

d2
dt 2
 
xt  0 2   2 xt  0 (1.51)

Persamaan (1.51) mempunyai penyelesaian

xt  et xt  = A0 cos  ' t   

Sehingga xt   A0 e t cos' t    (1.51a)

2
k  b 
Dan  '  0 2   2    (1.52)
m  2m 

Untuk t besar, perilaku penyelesaian ini ditentukan oleh nilai frekuensi redaman  relatif
terhadap nilai  0 .

a. Getaran teredam kurang (underdamped oscillation) untuk    0

Pada getaran ini nilai  '  0 2   2 adalah riil dan untuk    0 maka  '  0
sehingga

xt   A sin ' t    dan


xt  Ae t sin ' t    (1.53)

Persamaan (1.53) dapat diartikan bahwa jika ada gesekan, frekuensinya menjadi lebih
kecil dan periodenya menjadi lebih panjang. Amplitudo semakin lama semakin kecil
mendekati nol

Fenomena Gelombang 25
+Ao

Ao e-𝝲t
t

Ao e-𝝲t
-Ao
Gambar 1.11. Getaran teredam kurang

b. Getaran teredam lampau ( Overdamped oscillation) untuk    0

Pada getaran ini nilai  '  0 2   2 adalah imaginer = i  , dengan

   2  0 2
Persamaan (1.51) akan menjadi

d2
2
xt   2 xt  0 (1.54)
dt
Persamaan (1.54) mempunyai penyelesaian
xt  A' exp t   B' exp  t 

Jadi
   
xt   A' exp      2   0 2 t   B' exp      2   0 2 t  (1.55)
     

Karena       2  0 2     2  0 2     0 , maka x(t) merupakan

gabungan dua fungsi eksponen turun yang mengecil dengan cepat dan lambat, jadi tidak
terjadi getaran, x(t) menuju nol dalam waktu yang cukup lama.

26 Getaran Harmonis
x

xt   Ae t  Be   t

t
Gambar 1.12. Getaran teredam lampau

c. Getaran teredam kritis (critically damped oscillation) untuk    0

Jika    0 maka persamaan (1.51) menjadi

d 2x
0
dt 2

dengan penyelesaian xt  At  B , dengan A dan B adalah konstanta. Dengan


demikian x(t) merupakan suatu fungsi eksponen yang turun dengan cepat.

x t   ( At  B)e t (1.56)

Over Damped Oscilations

1
Displacement x

0,5
0
1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100
-0,5
-1
Time t

Gambar 1.13.Getaran teredam kritis

Fenomena Gelombang 27
d. Getaran Harmonis Teredam Terpaksa (Forced Damped harmonic Oscillation)

Selama ini yang kita pelajari hanya getaran benda secara alamiah, yaitu getaran

yang terjadi jika benda disimpangkan dan kemudian dilepaskan. Untuk massa yang

digantung pada pegas, frekuensi sudut alamiahnya jika tidak ada gesekan adalah

k
  2f 
m

Dan jika gaya gesekan (kecil) diperhitungkan, maka frekuensi sudutnya

2
k  b 
 '  2f '   
m  2m 

Keadaan akan menjadi lain jika pada benda dikenai gaya luar yang bergetar. Biasanya untuk

mempertahankan suatu sistem agar tetap bergetar, energi harus tetap diberikan kepada

sistem tersebut. Bila hal ini dilakukan, penggetar atau osilator dikatakan “digerakkan atau

dipaksa”. Sebagai contoh :

- Sebuah pegas vertikal dapat dipaksa dengan menggerakkan titik gantung

keatas-kebawah, atau bandul sederhana dapat dipaksa dengan menggerakkan

titik gantung maju-mundur.

- Seorang anak yang duduk pada ayunan dan ingin membuatnya tetap berayun

dapat menggerakkan tubuh dan kakinya pada saat-saat tertentu. Pada saat itu

sebenarnya dia sedang memaksa osilator.

Pada persamaan gerak getaran terpaksa, kita memperhitungkan gaya pemulih  kx ,

dx
gaya peredam  bv  b dan gaya lain yang bekerja yaitu gaya luar yang bergetar, yang
dt

diberikan kepada massa yang digantungkan. Misal gaya luar dinyatakan dengan persamaan

Feks  Fm cos " t (1.57)

28 Getaran Harmonis
Dengan Fm adalah harga maksimum gaya luar dan " adalah frekuensi sudut gaya luar.

Berdasarkan hukum kedua Newton

F  ma

Kita peroleh

dx d 2x
 kx  b  Fm cos " t  m 2 (1.58)
dt dt

b k
Persamaan (1.58) dibagi dengan m, dan mengingat bahwa   serta  2 maka
2m m

dapat ditulis

d 2x dx F
2
 2   2 x  m cos " t (1.59)
dt dt m

Penyelesaian persamaan (1.59) adalah

xt   x p t   xk t  (1.60)

x p t  adalah penyelesaian transient, yaitu penyelesaian getaran teredam tanpa gaya luar,

sedangkan x k t  adalah penyelesaian keadaan tunak yang tidak tergantung pada syarat-

syarat awal. Penyelesaian persamaan (1.59) tidak dibuktikan dalam buku ini, dan dapat

ditulis (Halliday Resnick, 1999)

xt   sin " t   


Fm
(1.61)
G

xt   cos" t   
Fm
Atau (1.62)
G

Fm
adalah amplitudo getaran terpaksa dan  adalah kostanta phase
G


Dengan G  m 2 "2  2  b 2"2  (1.63)

Fenomena Gelombang 29
b"
Dan   cos 1 (1.64)
G

Dari persamaan (1.61) dapat dikatakan bahwa sistem bergetar dengan frekuensi

sudut gaya pemicunya " , bukan dengan frekuensi sudut alamiahnya.


- Jika tidak ada redaman maka b = 0, sehingga dari persamaan (1.63) faktor G

 
sama dengan m "2  2 . Jika frekuensi gaya pemicu jauh berbeda dengan

frekuensi alamiahnya, maka harga G sangat besar. Hal ini akan mengakibatkan

amplitudo getarannya kecil.

- Jika harga frekuensi gaya pemicu mendekati harga frekuensi alamiahnya, yaitu

Fm
"   , maka harga G menjadi kecil mendekati nol, dan amplitudonya
G

mendekati harga tak hingga. Tetapi karena dalam praktek redaman selalu ada,

sehingga amplitudo getarannya walaupun besar, tetap terbatas.

- Untuk getaran dengan redaman ( b  0  , ada harga karakteristik frekuensi

pemicu  " yang memberikan harga G minimum, sehingga mengakibatkan

amplitudo getaran maksimum. Keadaan ini disebut resonansi, dan harga

 " yang memberikan resonansi, disebut frekuensi resonan. Makin kecil

redaman pada suatu system, makin dekat pula frekuensi resonannya kepada

frekuensi alamiah tak teredam. Seringkali redaman cukup kecil (misal redaman

getaran pegas di udara) sehingga frekuensi resonannya dapat dianggap sama

dengan frekuensi alamiah tak teredam.

Persoalan getaran yang dipaksa dan resonansi adalah persoalan umum, solusinya sangat
bermanfaat dalam sistem akustik, mekanika, rangkaian arus bolak-balik maupun fisika atom.
Sebagai contoh gelas dengan redaman rendah, dapat pecah oleh gelombang bunyi yang kuat

30 Getaran Harmonis
pada frekuensi yang sama atau mendekati frekuensi alami getaran gelas. Derap langkah
barisan yang melalui jembatan dapat menggetarkan jembatan dengan amplitudo yang cukup
besar dan dapat merusakkannya. Oleh karena itu barisan tentara dibubarkan jika melaui
jembatan.

1.6. Sistem Getaran Dua Derajat Kebebasan (Getaran Tergandeng)

Kita tinjau getaran dengan gandengan pegas identik seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.14. Berdasarkan gambar tersebut dapat dituliskan persamaan gerak untuk benda a
dan benda b secra terpisah, sebagai berikut

a b
k m k m k

xa xb

Gambar 1.14. Getaran bergandeng dalam a). Kedudukan setimbang,


b). Kedudukan umum,

F   kx
d 2 xa
Benda a : m  kxa  k ( xa  xb ) (1.65)
dt 2

d 2 xb
Benda b : m  kxb  k ( xb  xa ) (1.66)
dt 2
Persamaan diferensial (1.65) dan (1.66) tidak bebas satu dari yang lain. Dengan
menganggap
x1  x a  xb

maka penjumlahan kedua persamaan tersebut adalah :

Fenomena Gelombang 31
d 2 x1 d2
m m xa  xb   kxa  k ( xa  xb )  (kxb  k ( xb  xa )  k ( xa  xb )  kx1
dt 2 dt 2
.............. (1.67)
Penyelesaian persamaan (1.67) merupakan getaran pusat massa, sebagai berikut
x1(t) = xa (t)+ xb(t) = A1 cos (1t+1) (1.68)

k
dengan 1 = , yang dikenal dengan mode 1 atau mode rendah. Gerak getarannya seperti
m
ditunjukkan pada Gambar (1.15). Tampak bahwa getaran pusat massa ini mempunyai
frekuensi yang sama dengan frekuensi getaran pegas tunggal, pegas penggandeng hanya
berfungsi sebagai penyelaras getaran. Perpindahan masing-masing benda mempunyai besar
dan arah yang sama.
xa xb = xa

xa = xb xb

Gambar 1.15. Getaran pusat massa

Jika persamaan (1.65) dan (1.66) dikurangkan, dan dengan menganggap bahwa
x2 = xa – xb
Hasil pengurangannya adalah

d 2 x2 d2
m m xa  xb   3k ( xa  xb )  3kx2 (1.69)
dt 2 dt 2
Penyelesaian persamaan (1.69) merupakan getaran relatif, sebagai berikut
x2(t) = xa(t) – xb(t) = A2 cos (2t + 2) (1.70)

32 Getaran Harmonis
3k
dengan 2 = , yang dikenal dengan mode 2 atau mode tinggi. Gerak getarannya
m
ditunjukkan seperti pada Gambar 1.16. Frekunsi getaran relatif ini lebih besar dari pada
frekuensi getaran pusat massa. Perpindahan benda mempunyai besar yang sama tetapi
arahnya berlawanan.
xa xb = xa

xa = xb xb

Gambar 1.16. Gerak getaran relatif

Sedangkan getaran seluruh sistem merupakan superposisi linier dari kedua getaran harmonik
pada persamaan (1.68) dan (1.70), yaitu
x(t) = A1 cos (1t+1) + A2 cos (2t+2)

Contoh 1.7
Sebuah benda bermassa m dan dua buah pegas dengan panjang asli l0 tetapi mempunyai
konstanta pegas yang berbeda disusun sebagai berikut

K1 m K2

Dengan mengabaikan gaya gesek dan massa pegas, tentukan


a. Persamaan geraknya dalam bentuk persamaan diferensial.
b. Bentuk penyelesaian umum

Fenomena Gelombang 33
Penyelesaian

Persamaan gerak massa dinyatakan

d 2 xa
m  k1 x a  k 2 x a
dt 2
d 2 xa
m  k1  k 2 x a
dt 2
d 2 xa k1  k 2
2
 xa
dt m
(1.71)
Persamaan (1.71) adalah persamaan gerak benda, yang mempunyai penyelesaian
x  A cos t    dan

k1  k 2

m

1.7. Superposisi Getaran


1.7.1. Getaran segaris
Sudah kita ketahui bahwa grafik getaran yang mempunyai persamaan
y  A cos t   0  ataupun y  A sin t   0  dapat digambarkan dengan simpangan

sebagai fungsi waktu y  f t  , seperti Gambar 1.2. Jika kita akan menjumlahkan dua buah

getaran yang arah geraknya segaris, maka untuk memperoleh hasil penjumlahan dua getaran
tersebut dengan cara melukiskan grafik untuk tiap getaran lebih dulu.
Misal lengkungan 1 melukiskan getaran dengan persamaan
y1  A1 sin 1t

Kemudian lukiskan lengkungan 2 untuk getaran dengan persamaan


y 2  A2 sin  2 t   

Maka lengkungan 3 diperoleh dengan menjumlahkan simpangan y1 dan simpangan y2 , jadi


y  y1  y 2

34 Getaran Harmonis
y

y1

y2

Gambar 1.17. Hasil superposisi dua getaran segaris

1.7.2. Dua getaran yang arah geraknya tegak lurus satu sama lain
Jika dua getaran harmonis dengan frekuensi sama tetapi memiliki simpangan dalam
arah yang saling tegak lurus, maka gangguan masing-masing getaran pada suatu titik dapat
dinyatakan
y = a1 sin ( t - 1 ) (1.72)
dan z = a2 sin ( t - 2 ) (1.73)
y
 sin t cos 1 – cos t sin 1 (1.74)
a1

z
 sin t cos 2 – cos t sin 2 (1.75)
a2

Persamaan (1.74) dikalikan dengan sin 2 dan persamaan (1.75) dikalikan dengan sin 1
kemudian digabungkan, maka akan menghasilkan
y z
- sin 2 + sin 1 = sin t ( cos 2 sin 1 – cos 1 sin 2 ) (1.76)
a1 a2

Persamaan (1.74) dikalikan dengan cos 2 dan persamaan (1.75) dikalikan dengan
cos 1 kemudian digabungkan, maka diperoleh

y z
cos 2 - cos 1 = cos t ( cos 2 sin 1 – cos 1 sin 2 ) (1.77)
a1 a2

Fenomena Gelombang 35
Selanjutnya kita akan mengeliminasi t dari persamaan (1.76) dan (1.77) dengan
mengkuadratkan dan menjumlahkan kedua persamaan tersebut, maka diperoleh :

y2 z2 2 yz
sin2 ( 1 - 2 ) =   cos ( 1 - 2 ) (1.78)
a12 a2 2 a1a2

Persamaan (1.78) menunjukkan resultan dari superposisi kedua getaran, dan dari persamaan
(1.78) tersebut tampak bahwa bentuk kurva getaran resultan bergantung kepada beda phase

kedua getaran   1   2

δ=0 δ = π/4 δ = π/2 δ =3π/4

Gambar 1.18. Superposisi dua getaran yang arah getarnya saling tegak lurus. Pola
yang dibentuk dinamakan pola Lissajous

Contoh 1.8
Lukiskan hasil penjumlahan dua buah getaran yang mempunyai persamaan
2
y  Ay sin t , Ay= 2 cm dan T1 = 0,25 s
T1

 2 7 
x  Ax sin  t    , Ax = 3 cm dan T2 = 0,5 s
 2
T 6 

Cara melukis:
-. Ay: Ax = 2 : 3
- . T1 : T2 = 0,25 : 0,5 = 1 : 2
Jika titik pertolongan getaran I sudah melalui sudut 600 , maka titik pertolongan getaran II
menempuh sudut 300, sehingga lingkaran I dibagi dengan sudut-sudut 600 sedangkan
lingkaran II dibagi menjadi sudut-sudut 300.

36 Getaran Harmonis
-. Untuk getaran I, titik 1 dimulai pada saat proyeksinya pada sumbu y tepat di M. Pada
getaran II, titik 1 dimulai pada saat proyeksinya pada sumbu x, dengan sudut phase
7
mendahului  atau 2100.
6

Gambar 1.19. Gambar Lissajous

SOAL-SOAL
1.1. Sebuah partikel bermassa m, mulai dari keadaan diam pada x = + 25 cm dan berosilasi
di sekitar posisi kesetimbangannya dengan periode 1,5 sekon. Tentukan persamaan
gerak untuk :
a. posisi x terhadap waktu t
b. kecepatan v terhadap waktu t
c. percepatan a terhadap waktu t

Fenomena Gelombang 37
1.2. Carilah (a) laju maksimum dan (b) percepatan maksimum dari soal nomor (1). Kapan
partikel pertama kali berada di x = 0 dan bergerak ke kanan ?

1.3 Pada sebuah pegas digantungkan beban 200 gram, ternyata pegas bertambah panjang 1
cm. Pegas kemudian ditarik 5 cm lalu dilepaskan. Tentukan
a. Konstanta pegas
b. Kecepatan sudut
c. Periode dan frekuensi getaran
d. Kecepatan maksimum gerakan massa
e. Persamaan getaran gerak benda
f. Percepatan maksimum gerakan massa
g. Energi total getaran.

1.4. Berapakah simpangan getaran harmonis agar pada saat itu energi potensialnya sama
dengan energi kinetiknya ?

1.5. Buktikan bahwa kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup adalah sebesar
i =  qo sin ( t + o) atau i =  qo cos ( t + o) ! Gunakan i = dq/dt
1.6. Rencanakan suatu kegiatan laboratorium untuk menentukan momen kelembaman
suatu benda yang berbentuk sembarang terhadap suatu sumbu rotasi (sumbu rotasi
tidak melalui pusat massa). Rencanakan pula bagaimana cara menentukan pusat
massa suatu benda !

1.7. Sebuah kelereng dilepaskan kedalam cekungan sebuah mangkok, sehingga kelereng
tersebut mempunyai gerak getaran. Anggap bahwa cekungan mangkok tersebut
mempunyai bentuk parabolik (y = ax2). Dengan mengabaikan besarnya gesekan,

buktikan bahwa frekuensi getarannya adalah   2ag (dengan a mempunyai

dimensi m- 1).
1.8. Tunjukkan bahwa fungsi-fungsi di bawah ini adalah penyelesaian dari persamaan

k
gerak getaran, dengan frekuensi  
M
a. x  A sin t
b. x  A sin t  B cos t

38 Getaran Harmonis
c. x  A cos t   

1.9. Dua buah massa yang berbeda m1 dan m2 dikaitkan dengan tiga pegas yang memiliki
konstanta pegas sama k. Tentukan persamaan geraknya dan tentukan pula bentuk
penyelesaiannya !

1.10. Pada rangkaian LC seperti Gambar 1.8.


a. Tunjukkan bahwa besarnya arus dinyatakan dengan

i t  
V0
sin t
L
C
dengan V0 = q0/C merupakan tegangan awal dalam kapasitor

b. Tunjukkan bahwa L mempunyai dimensi ohm


C
1.11. Dua getaran yang berarah sama bekerja pada suatu titik. Gangguan pada titik
tersebut dinyatakan dengan persamaan

 
y1  3 sin 60 t  dan y 2  5 sin  20t  
 2

Gambarkan getaran resultannya !

1.12. Dua getaran yang saling tegak lurus bekerja pada suatu titik. Gangguan pada titik
tersebut dinyatakan dengan persamaan


(a). y  5 sin 10 t  dan x  3sin 5t  600 
Gambarkan getaran resultannya !

Fenomena Gelombang 39

Anda mungkin juga menyukai