Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

OPTIK DAN GELOMBANG

GELOMBANG STASIONER

Nama : M. Ashar Rifky

NIM : 11220163000034

Kelas : Tadris Fisika 3B

Kelompok : 2 (Dua)

Nama Anggota :

1. Devi Anggraeni (11220163000004)


2. Bayu Dwi Apriliani (11220163000020)
3. Hilman Firdaus (11220163000048)
4. Nurrahmah Nadya Putri (11220163000058)

LABORATORIUM FISIKA

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023
Gelombang Stasioner

M. Ashar Rifky*, Devi Anggraeni, Bayu Dwi Apriliani, Hilman Firdaus, Nurrahmah Nadya Putri

Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta

Email: ashar.rifky22@mhs.uinjkt.ac.id

Abstrak
Telah dilakukan praktikum yang berjudul gelombang stasioner atau yang biasa disebut dengan
gelombang berdiri. Praktikum ini dilaksanakan pada Jum’at, 29 September 2023 di Laboratorium
Fisika Dasar. Dalam praktikum ini, mahasiswa memiliki tujuan diantaranya membuktikan prinsip
kerja pada percobaan gelombang tali. Mampu menganalisis hubungan antara tegangan tali dengan
cepat rambat gelombang pada tali. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi cepat
rambat gelombang pada tali. Pada percobaan satu mahasiswa melakukan percobaan untuk
menyelidiki bagaimana hubungan kecepatan gelombang dengan tegangan tali dengan mengubah
variabel massa beban gantung dan pada percobaan dua mahasiswa melakukan percobaan dengan
menyelidiki hubungan antara kecepatan rambat gelombang dengan massa persatuan panjang tali
dengan menggunakan tiga jenis tali yang berbeda. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, maka
disimpulkan bahwa gelombang stasioner ini terjadi ketika adanya perpaduan (interferensi)
gelombang datang dan gelombang pantul. Pada kegiatan satu dapat dibuktikan bahwa cepat rambat
gelombang tali sebanding dengan tegangan tali. Sedangkan pada kegiatan dua dapat disimpulkan
bahwa cepat rambat gelombang tali berbanding terbalik dengan massa persatuan panjang tali.

Kata Kunci: Cepat rambat, Gelombang stasioner, Interverensi, Tegangan tali

Pendahuluan
Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah
rambatnya, sedangkan Gelombang longitudinal merupakan gelombang yang arah rambatnya searah
dengan arah getarannya. Berdasarkan amplitudonya, gelombang dibedakan menjadi dua, yaitu
gelombang berjalan dan gelombang stasioner. Gelombang berjalan yaitu gelombang yang
amplitudonya selalu tetap. Sedangkan gelombang stasioner merupakan gelombang hasil superposisi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan peristiwa yang menerapkan gelombang
stasioner, semisal pada jenis alat musik yaitu senar gitar, gelombang pada tali yang ujungnya diikat,
gelombang yang terjadi pada pipa organa. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa
gelombang stasioner sendiri mempunyai pengertian bahwa gelombang yang terjadi ketika adanya

1
perpaduan antara dua buah gelombang, yaitu gelombang datang dan gelombang pantul, dimana
frekuensi, cepat rambat, dan amplitdo yang sama besar namun arah rambatnya akan berlawanan.
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu, Mahasiswa mampu membuktikan bagaimana prinsip
kerja gelombang stasioner pada tali serta mahasiswa mampu untuk menganalisis hubungan antara
cepat rambat gelombang dengan tegangan tali ketika variabel massa beban gantung diubah-ubah dan
juga mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi cepat
rambat gelombang pada tali.

Kajian Teori
Gelombang adalah fenomena dari perambatan energi, yang dimana gelombang dapat
dikatakan sebagai usikan atau gangguan yang merambat. Gelombang dapat digolongkan tergantung
dari arah rambat dan medium yang menjadi perambatnya. Berdasarkan dari arah rambatnya terdapat
dua gelombang yaitu gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Sedangkan jika
berdasarkan dari medium yang menjadi perambatnya itu terdapat dua gelombang yaitu gelombang
mekanik dan gelombang elektromagnetik. (Yuberti, 2014)
Gelombang transversal merupakan gelombang dengan arah osilasi yang tegak lurus dengan
arah rambatnya. Pada gelombang bunyi yang dihasilkan akibat adanya pemberi tekanan, arah osilasi
yang terjadi searah dengan perambatan gelombang. Contohnya terdapat pada gelombang bunyi di
udara. Gelombang ini dihasilkan dengan cara memberikan tekanan secara periodik pada salah satu
tempat di udara yang mengakibatkan molekul-molekul yang terdapat di sekitar ikut bergetar. Molekul
yang bergetar akan menabrak molekul yang diam pada daerah sekitarnya menyebabkan molekul yang
awalnya diam menjadi bergetar pada arah yang sama. Ini merupakan fenomena dari perambatan
gelombang yang dimana arah getaran sebanding dengan arah rambat gelombang. (Abdullah, 2017).
Gelombang stasioner atau sering disebut dengan gelombang berdiri merupakan sebuah
gelombang yang amplitude nya tidak tetap pada titik yang dilewatinya. Gelombang stasioner
terbentuk dari suatu interferensi dari dua buah gelombang yang datang dan gelombang pantul dimana
masing – masing mempunyai frekuensi dan amplitude sama akan tetapi fase nya berlawanan. Ciri –
ciri dari gelombang stasioner adalah terdiri dari simpul dan perut. Tempat kedudukan titik yang
mempunyai amplitude (nol) disebut dengan simpul , sedangkan tempat kedudukan titik – titik yang
memiliki amplitudo maksimum disebut dengan perut. Gelombang stasioner terbagi menjadi 2 bagian
yaitu diantaranya gelombang stasioner yang terjadi pada ujung pemantul bebas dan gelombang
stasioner yang terjadi pada ujung pemantul.(Nurdiansah et al., 2020).
Geombang stasioner pada ujung tetap, gelobang stasioner pada ujung yang tetap dapat dilihat
pada gambar berikut :

2
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada ujung yang tetap atau ujung yang terikat akan
membentuk dua gelombang tali yang arah nya berlawanan atau berbalik fase, dan keduanya
memliki persamaanya masing masing diantaranya adalah :

 y1 = A sin (ωt – kx) (merambat ke kanan)


 y2 = A sin (ωt + kx) (merambat ke kiri)

Super posisi dari kedua gelombang tersebut dinyatakan :

ys = y1 + y2 = 2A sin kx cos ωt

Amplitudo gabungan Ap sebesar Ap = 2A sin kx(Susilo, 2016).


Terdapat hubungan antara rapat massa tali dan tegangan tali yang mempengaruhi cepat rambat
gelombang. Apabila tegangan tali semakin besar maka nilai cepat rambat gelombang yang dihasilkan
akan semakin besar kemudian ketika rapat massa tali semakin besar maka inersia yang dihasilkan
akan semakin besar dan cepat rambat gelombangnya pun akan semakin kecil seperti pada persamaan
di bawah ini :

𝐹
𝑣=√
𝜇

Dengan

𝑚
𝜇=
𝑙

Keterangan : 𝜇 : rapat massa tali 𝑚(𝑘𝑔)

𝑚 : massa tali (𝑘𝑔)

𝑙 : panjang tali (𝑚)

𝑣 : cepat rambat gelombang (𝑚/𝑠)

𝐹 : gaya tegangan tali (𝑁) (Umam et al., 2020).

3
Metode
Praktikum gelombang stasioner dilaksanakan di Laboratorium Fisika Dasar, Prodi Tadris
Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Negri Syarif Hidayatullah pada hari
jum’at, 29 September 2023 pukul 09.20 – 11.00. Adapun langkah pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum yaitu : vibrator (penggetar), neraca
digital, mistar, 3 jenis tali (tali bangunan, tali benang wall dan tali kasur).

Gambar 1. Alat dan bahan praktikum

Pada praktikum ini dilakukan 2 kegiatan, kegiatan pertama dilakukan untuk menganalisis
hubungan antara kecepatan gelombang dengan tegangan tali, kegiatan kedua dilakukan untuk
menganalisis hubungan antara kecepatan rambat gelombang dengan masa persatuan panjang tali.
Kegiatan pertama yaitu menganalisis hubungan kecepatan gelombang dengan tegangan tali. Langkah
pertama yaitu mengukur masa beban yang digunakan dengan 5 macam benda yang memiliki massa
berbeda menggunakan neraca digital. Kemudian menggunakan 1 jenis tali dikaitkan ke vibrator dan
salah satu ujung nya dikaitkan dengan beban sebesar M1. Setelah alat dan bahan selesai dirangkai,
nyalakan vibrator sehingga vibrator bergetar, kemudian mengatur panjang tali dengan menggeser –
geser vibrator sampai terbentuk gelombang stasioner dan mengukur panjang tali dari vibrator sampai
katrol pada saat terbentuknya gelombang stasioner. Setelah itu menentukan jumlah simpul dan
menghitung panjang gelombang yang terbentuk. Kemudian mengulangi langkah dengan cara
menambahkan beban yang sudah diukur dan mencatatnya pada tabel pengamatan dan menghitung
cepat rambat dari setiap percobaan.

4
Gambar 2. Kegiatan praktikum

Kegiatan kedua yaitu menganalisis hubungan antara kecepatan rapat gelombang dengan masa
persatuan panjang tali. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan berupa 3
tali yang berbeda kemudian mengukur panjang dan massa tali serta menghitung masa tiap persatuan
panjang tali. Setelah itu sepotong jenis tali pertama dikaitkan pada vibrator dan ujung lainnya pada
beban dengan beban yang digunakan konstan. Kemudian menyalakan vibrator dan menggesernya
sampai terbentuk gelombang stasioner dan menghitung simpul yang terbentuk serta panjang
gelombang nya. Kemudian menghitung cepat rambat gelombang tali tersebut. Hal yang sama
dilakukan pada tali yang berbeda secara berulang.

Hasil
Kegiatan 1 : Hubungan tegangan tali dengan kecepatan gelombang

Frekuensi gelombang = 50 Hz

Kecepatan gravitasi = 9,88 cm/s2

Tabel 1. Hubungan tegangan tali dengan kecepatan rambat gelombang

Cepat rambat
Massa beban Panjang tali Jumlah Panjang
No gelombang
(gram) (cm) gelombang gelombang (cm)
(cm/s)

1. 56 90 2,5 36 1800

2. 52 80 2 40 2000

3. 54 50 1 50 2500

4. 50 45 1 45 2250

5. 50 40 1 40 2000

5
Kegiatan 2 : Hubungan antara kecepatan rambat gelombang dengan massa persatuan panjang tali
Rapat masa tali Nilon : 0,01 gr/cm

Rapat massa tali Bangunan : 0,013 gr/cm

Rapat massa tali Woll : 0,010 gr/cm

Massa beban : 162 gr

Frekuensi gelombang : 50 Hz

Tabel 2 : Hubungan antara kecepatan rambat tali dengan massa persatuan panjang tali
Panjang Cepat rambat
Panjang Jumlah Tegangan tali
Jenis tali gelombang gelombang
tali (cm) gelombang (gr.cm/𝒔𝟐 )
(cm) (cm/s)

Nilon 70 2 0,3 35 1750

Bangunan 80 2 0,3 40 4000

Woll 96 2 0,3 48 4800

Pengolahan data percobaan I

Menghitung panjang gelombang

Pengulangan I Pengulangan II Pengulangan IV


panjang gelombang Panjang gelombang Panjang gelombang
𝑠 90
𝜆 = 𝑛 = 2,5 = 36 cm 𝜆 = 40 cm 𝜆 = 45 cm
Ketidakpastian pengukuran Ketidakpastian pengukuran
Ketidakpastian pengukuran (∆𝜆)
(∆𝜆) (∆𝜆)
𝜕𝜆 𝜕𝜆
∆𝜆 = | | ∆𝑠 + | | ∆𝑛 ∆𝜆 = 160 cm ∆𝜆 = 360 cm
𝜕𝑠 𝜕𝑛
= 𝑛∆𝑠 + 𝑠∆𝑛 Kesalahan relatif (KR) Kesalahan relatif (KR)
= 2,5 . 90 + 90 . 2,5 KR = 4% KR = 8 %
= 225 + 225 = 450 cm Pengulangan III Pengulangan V
Kesalahan relatif (KR) Panjang gelombang Panjang gelombang
∆𝜆 𝜆 = 50 cm 𝜆 = 40 cm
𝐾𝑅 = × 100%
𝜆 Ketidakpastian pengukuran Ketidakpastian pengukuran
(∆𝜆) (∆𝜆)

6
450
= × 100% = 12,5% ∆𝜆 = 300 cm ∆𝜆 = 400 cm
36
Kesalahan relatif (KR) Kesalahan relatif (KR)
KR = 6% KR = 10%
Menghitung cepat rambat gelombang

Pengulangan I Pengulangan II Pengulangan IV


Cepat rambat gelombang Cepat rambat gelombang Cepat rambat gelombang
v = 𝜆. 𝐹 v = 2000 cm/s v = 2250 cm/s
Ketidakpastian pengukuran Ketidakpastian pengukuran
= 36 × 50 = 1800 cm/s
∆𝑉 = 200000 cm/s ∆𝑉 = 225000 cm/s
Ketidakpastian pengukuran Kesalahan relatif Kesalahan relatif
𝜕𝑉 𝜕𝑉 KR = 100% KR = 100%
∆𝑉 = | | ∆𝑓 + | | ∆𝑠
𝜕𝑓 𝜕𝑠 Pengulanan III Pengulangan V
Cepat rambat gelombang Cepat rambat gelombang
= 𝑠∆𝑓 + 𝑓∆𝑠
v = 2500 cm/s v = 2000 cm/s
= 36 . 50 + 50 . 36 Ketidakpastian pengukuran Ketidakpastian pengukuran
= 1800 + 1800 = 3600 cm/s ∆𝑉 = 250000 cm/s ∆𝑉 = 200000 cm/s
Kesalahan relatif Kesalahan relatif
Kesalahan relatif
KR = 100% KR = 100%
∆𝑣
𝐾𝑅 = × 100%
𝑣

3600
= × 100%
1800

= 2%

Pengolahan data percobaan II

Menghitung rapat massa tali

Tali Nilon Tali woll


Rapat massa tali Rapat massa tali
𝑚 1 µ = 0,010 gr/cm
µ= = 70
𝑙
Ketidakpastian pengukuran
= 0,01 gr/cm
∆µ = 192 cm
ketidakpastian pengukuran
Kesalahan relative
𝜕µ 𝜕µ
∆µ = | | ∆𝑠 + | | ∆𝑚 KR = 1,92%
𝜕𝑠 𝜕𝑚
Tali bangunan

7
= 𝑚∆𝑠 + 𝑠∆𝑚 Rapat massa tali
µ = 0,13 gr/cm
= 1 . 70 + 70 . 1
Ketidakpastian pengukuran
= 70 + 70 ∆µ = 160 cm

= 140 cm Kesalahan relative

Kesalahan relatif KR = 13%


∆µ
𝐾𝑅 = × 100%
µ

140
= × 100%
0,01

= 1,4%
Menghitung Tegangan Tali

Tali Nilon Tali wol


Tegangan Tali Tegangan tali
𝐹 = 𝑚. 𝑔 𝐹 = 0,3 gr. cm/s 2

= 1 . 2,88 Ketidakpastian pengukuran


∆F = 5,76 cm
= 0,3 gr.cm/s 2
Kesalahan relatif
Ketidakpastian pengukuran
KR = 2%
𝜕F 𝜕𝐹
∆F = | | ∆𝑠 + | | ∆𝑔 Tali bangunan
𝜕𝑚 𝜕𝑔
Tegangan tali
= 𝑔∆𝑚 + 𝑚∆𝑔
𝐹 = 0,3 gr. cm/s 2
= 2,88 . 1 + 1 . 2,88
Ketidakpastian pengukuran
= 2,88 + 2,88 ∆F = 5,76 cm
Kesalahan relatif
= 5,76 cm
KR = 19,2%
Kesalahan relatif
∆F
𝐾𝑅 = × 100%
F

5,76
= × 100%
0,3

= 19,2%
Menghitung panjang gelombang

8
Tali Nilon Tali woll
Panjang gelombang Panjang gelombang
𝑠 70 𝜆 = 48 cm
𝜆= = = 35 cm
𝑛 2 Ketidakpastian pengukuran
Ketidakpastian pengukuran ∆𝜆 = 384 cm
Kesalahan relatif
𝜕𝜆 𝜕𝜆
∆𝜆 = | | ∆𝑠 + | | ∆𝑛 KR = 8%
𝜕𝑠 𝜕𝑛
Tali bangunan
= 𝑛∆𝑠 + 𝑠∆𝑛
Panjang gelombang
= 2 . 70 + 70 . 2 𝜆 = 40 cm

= 140 + 140 Ketidakpastian penggukuran


∆𝜆 = 320 cm
= 280 cm
Kesalahan relatif
Kesalahan relatif KR = 8 %

∆λ
𝐾𝑅 = × 100%
𝜆

280
= × 100%
35

= 8%

Menghitung cepat rambat gelombang

Tali Nilon Tali woll


Cepat rambat gelombang Cepat rambat gelombang
v = 𝜆. 𝐹 v = 4800 cm/s
Ketidakpastian pengukuran
= 35 × 50
∆𝑉 = 9550 cm/s
= 1750 cm/s Kesalahan relatif

Ketidakpastian pengukuran KR = 1,98%


Tali bangunan
𝜕𝑉 𝜕𝑉
∆𝑉 = | | ∆𝑓 + | | ∆𝑠 Cepat rambat gelombang
𝜕𝑓 𝜕𝑠
v = 4000 cm/s
= 𝑠∆𝑓 + 𝑓∆𝑠 Ketidakpastian pengukuran
= 70 . 50 + 50 . 70 ∆𝑉 = 8000 cm/s
Kesalahan relatif

9
= 3500 + 3500 KR = 2%

= 7000 cm/s

Kesalahan relatif

∆𝑣
𝐾𝑅 = × 100%
𝑣

7000
= × 100%
1750

= 4%

Analisis hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan tali


6000
4800
5000
cepat rambat gelombang

4000
4000
3000
1750
2000
1000
0
0,3 0,3 0,3

tegangan tali

Gambar grafik hubungan v (cepat rambat gelombang) dan F (tegangan tali)

Analisis Hubungan antara cepat rambat gelombang dengan rapat massa tali (𝝁)
5000
cepat rambat gelombang

4000
4000
3000
1750
2000
1000
32,25
0
0,01 0,13 0,01
rapat massa tali

Gambar grafik hubungan cepat rambat gelombang dengan rapat massa tali

Berdasarkan data grafik yang diperoleh, maka dapat terlihat bahwa massa beban berbanding
lurus dengan cepat rambat gelombang. Dimana, semakin besar massa beban yang pakai, maka akan
semakin besar juga cepat rambat gelombang yang dihasilkan. Serta hubungan antara tegangan tali
dengan cepat rambat gelombang yaitu berbanding lurus pula.

10
Dari grafik yang diproleh, maka dapat terlihat bahwa rapat massa persatuan panjang tali akan
berbanding terbalik dengan cepat rambat gelombang, dimana semakin besar rapat massa persatuan
panjang tali maka cepat rambat gelombang akan semakin kecil, begitupun sebaliknya.

Analisis dimensi hubungan besarnya cepat rambat gelombang dengan tegangan tali dan massa
persatuan panjang tali.

𝐹
𝑣 = √𝜇 atau 𝑣 = 𝜆 . 𝑓

𝐹
𝜆 .𝑓 = √
𝜇

𝜆 .𝑓 = 𝐹1/2 . 𝜇 1/2
1 −1
[L][𝑇]−1 = ( [M][L] [𝑇]−2 )2 ( [M] [𝐿]−1 ) 2
1 1 −1 1
[L][𝑇]−1 = ([𝑀]2 [𝐿]2 [𝑇]−1) ([𝑀] 2 [𝐿]2 )

[L][𝑇]−1 = [L][𝑇]−1

Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai gelombang stasioner atau biasa disebut dengan gelombang berdiri.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa gelombang stasioner ini terjadi ketika adanya perpaduan
atau interferensi antara gelombang datang dan gelombang pantul. Praktikum ini melakukan dua
percobaan yaitu untuk percobaan satu praktikan melakukan percobaan dengan menggunakan jenis
massa beban gantung yang berbeda, dimana pada percobaan ini mahasiswa bertujuan untuk
menganalisis bagaimana hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan pada tali.
Percobaan yang kedua yaitu menganalisis bagaimana hubungan antara cepat rambat gelombang
dengan rapat massa persatuan panjang tali, dimana dalam percobaan ini menggunakan 3 jenis tali
yang berbeda.
Pada percobaan I bila dilihat berdasarkan variabel, untuk variabel manipulasi atau variabel bebas
yaitu massa beban yang dimana massa tersebut digantungkan pada ujung tali dan panjang tali yang
diambil secara sembarang. Variabel kontrol atau tetapnya adalah frekuensi getar yang diperoleh dari
catu daya dan vibrator dengan frekuensi 50 Hz dan juga gravitasi bumi yaitu 9,88 m/s 2 . Variabel
terikat atau variabel yang dicari secara perhitungan yaitu panjang gelombang dan cepat rambat
gelombang.
Pada percobaan II variabel manipulasi atau variabel bebasnya adalah rapat massa tali dan panjang
tali. Untuk variabel kontrolnya adalah massa beban dimana dalam percobaan ini pada ketiga
11
pengulangan hanya menggunakan 1 nilai massa beban dan frekuensi getar 50 Hz. Variabel terikat
yaitu panjang gelombang, tegangan tali dan cepat rambat gelombang.
Berdasarkan percobaan pada kegiatan I yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara tegangan tali dengan cepat rambat gelombang berbanding lurus. Dimana ketika
tegangan tali semakin besar maka cepat rambat gelombangnya akan semakin besar atau semakin
cepat. Pada percobaan I semakin besar panjang gelombang, maka cepat rambat yang dihasilkan juga
akan semakin besar. Dan sebaliknya, jika nilai gelombang kecil, maka cepat rambatnya juga kecil.
Sedangkan pada percobaan II, menutur teori hubungan massa persatuan panjang tali berbanding
terbalik dengan cepat rambat gelombang. Dimana ketika massa persatuan panjang tali semakin besar
maka cepat rambat gelombang akan semakin kecil atau semakin pelan begitupun sebaliknya jika
massa persatuan panjang tali semakin kecil maka cepat rambat gelombang akan semakin besar.
Namun dari data yang didapat oleh praktikan tidak sesuai dengan teori yang ada, kesalahan yang
terjadi pada percobaan II bisa diakibatkan oleh kesalahan dari praktikan saat melakukan pengukuran
dan kekeliruan dalam pengambilan data
Hubungan Panjang gelombang dengan cepat rambat gelombang berbanding lurus, dimana ketika
panjang gelombang semakin besar maka cepat rambat akan semakin besar pula. Hubungan ini terjadi
pada percobaan percobaan I. Gelombang stasioner yang terbentuk pada percobaan Hukum melde kali
ini adalah dua buah gelombang yang memiliki amplitudo, frekuensi yang sama namun arah cepat
Rambat gelombang berlawanan arah, dimana kedua gelombang tersebut membentuk Superposisi
gelombang.

Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dan menganalisis data percobaan mengenai materi gelombang
Stasioner, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja pada praktikum gelombang stasioner yaitu
menggunakan jenis tali yang dikaitkan pada vibrator dan ujung tali sebelahnya dikaitkan dengan
massa beban tertentu dengan sumber getarnya dari vibrator sehingga menghasilkan gelombang
Stasioner dengan jumlah dan panjang gelombang yang beragam. Dalam praktikum ini dapat
membuktikan gelombang stasioner pada Hukum Medle yaitu hubungan cepat rambat gelombang
sebanding dengan akar gaya tegangan tali, dimana semakin besar tegangan tali maka akan semakin
besar pula kecepatan rambat gelombang begitupun sebaliknya semakin kecil tegangan tali maka akan
semakin secil juga kecepatan rambat gelombang. Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat
gelombang yaitu gaya tegangan tali, rapat massa tali, massa beban, massa tali, panjang Tali, panjang
gelombang, dan frekuensi getar dari vibrator.

12
Ucapan Terima kasih
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum “Gelombang Stasioner” tepat pada
waktunya. Dalam menyusun laporan ini penulis tidak luput dari bimbingan dan dorongan Dosen serta
asisten laboratorium optik, dengan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Praktikum Gelombang Dan Optik Bapak Dwi Nanto M.Si., Ph.D. dan Nala
Lidya sebagai asisten laboratorium gelombang dan optik serta jajaran aslab lainnya yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu telah berperan penuh dalam pelaksanaan Praktikum Gelombang Stasioner
ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya yang telah
membantu dalam penulisan laporan ini.

Daftar Rujukan

Abdullah, M. (2017). FISIKA DASAR II. Depok: UI press.

Nurdiansah, I. I. (2020). Penerapan model Poe2We terhadap pemahaman konsep fisika materi gelombang
berjalan dan gelombang stasioner. Jurnal Pendidikan Fisika, 5(1), 16–22.

Susilo, M. (2016). Sumber Belajar Penunjang Plpg 2016 Bab X Gelombang Stationer.

Umam, A. K. (2020). Pengaruh Rapat Massa Tali terhadap Cepat Rambat Gelom-bang Pada Percobaan
Hukum Melde . Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika Untirta, 348–354.

13
Lampiran
Tugas Pasca Praktikum

1. Gambarkan suatu bentuk gelombang tali yang dipantulkan pada ujung tetap, lalu tujukkan
simpul, perut panjang gelombang, amplitude, dan lembah!
2. Jika frekuensi gelombang adalah f dan panjang gelombang adalah λ. Maka tuliskan rumus
kecepatan V, nyatakan dalam frekuensi dan panjang gelombang!
3. Tuliskan secara matematis hubungan antara panjang gelombang dengan massa persatuan
persatuan tali! Berikan keterangannya!
4. Tuliskan rumus kecepatan rambat gelombang hubungannya dengan tegangan tali dan massa
persatuan panjang tali!
5. Apa yang dimaksud dengan gelombang diam (stasioner) atau gelombang berdiri?
6. Buktikan dengan persamaan simpangan dengan gelombang stasioner sepanjang tali akibat
pemantulan oleh ujung tetap dan ujung bebas!

Jawaban

1.

𝑣 𝑣
2. 𝑣 = 𝜆 . 𝑓 atau 𝑓= atau 𝜆=𝑓
𝜆
𝑚
3. 𝜇 = 𝑙

Keterangan :
𝜆 : massa persatuan panjang tali atau rapat massa tali (kg/m)
𝑚 ∶ massa tali (kg)
𝑙 ∶ panjang tali (m)
𝐹 𝐹. 𝑙
4. 𝑣 = √𝜇 atau 𝑣 = √𝑚
𝑡

Keterangan :
𝑣 : laju cepat rambat gelombang (m/s)
F : tegangan tali (N)
𝜆 : rapat massa tali (kg/m)

14
𝑓 : frekuensi getar pada alat vibrator (hz)
𝑚 ∶ massa tali (kg)
𝑙 ∶ panjang tali (m)
5. Gelombang yang amplitudonya tidak tetap pada titik yang dilewati disebut dengan gelombang
stasioner atau gelombang berdiri. Gelombang stasioner ini terjadi ketika gelombang pantul
dengan gelombang datang saling berinterferensi. Gelombang stasioner memiliki ciri yaitu terdiri
atas simpul (ketika amplitudo minimal) dan perut (ketika amplitudo maksimum. Gelombang
stasioner pun dikelompokkan menjadi dua yaitu gelombang pantul bebas dan gelombang ujung
pemantul tetap.
6. Gelombang stasioner yang diakibatkan pemantulan oleh ujung tetap (terikat) adalah ketika dua
buah getaran atau lebih dapat digabungkan menjadi gelombang pada seutas tali yang dimana
salah satu ujungnya diikat pada tiang sehingga tidak dapat bergerak bebas. Pada gelombang
ujung tetap, gelombang pantul terjadi pembalikan fase sebesar 1/2. Maka superposisi geombang
datang dan gelombang pantul pada ujung bebas adalah
𝑦 = 𝑦1 + 𝑦2
𝑦1 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) dan 𝑦2 = −𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝑘𝑥)
𝑦 = [ 𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) − sin( 𝜔𝑡 + 𝑘𝑥)]
Y = 2A sin kx cos 𝜔𝑡
Gelombang stasioner yang diakibatkan oleh ujung bebas gelombang pantul tidak akan
mengalami pembalikan fase. Ketika sebuah gelombang tegak pada tali akan menghasilkan titik
simpul di ujung tetap dan titik perut di ujung bebas. Maka superposisi geombang datang dan
gelombang pantul pada ujung bebas adalah
𝑦 = 𝑦1 + 𝑦2
𝑦1 = 𝐴 sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) dan 𝑦2 = −𝐴 sin(𝑘𝑥 + 𝜔𝑡)
𝑦 = [ 𝐴 sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) − sin( 𝑘𝑥 + 𝜔𝑡)]
y = 2A sin kx cos 𝜔𝑡

 Refleksi
 Kami dapat membuktikan Hukum/Percobaan Melde berdasarkan praktikum yang telah kami
lakukan
 Sebaiknya praktikkan mempelajari lebih baik lagi sebelum melaksanakan praktikum
mengenai materi dan kegiatan yang akan dilakukan ketika praktikum dan praktikkan lebih
aktif untuk bertanya kepada asistan laboratorium mengenai hal-hal yang belum dimengerti
tentang praktikum

15
 Seharusnya asisten laboratorium lebih membimbing para praktikkan ketika melakukan
praktikum dan setelah melakukan praktikum

Foto kegiatan praktikum

16
17

Anda mungkin juga menyukai