Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perkembangan ilmu pengetahuaan secara tidak langsung
menuntut perkembangan pendidikan yang meningkat. Pendidikan memiliki
peranan penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh
karena itu, pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Indonesia melalui pendidikan. Pemerintah berusaha
mengembangkan berbagai cara dalam pendidikan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, salah satunya dengan memperbaharui
kurikulum. Kurikulum yang terbaru saat ini adalah kurikulum 2013 (K13).
Dalam kurikulum ini menuntut siswa agar lebih aktif dalam proses KBM.
Pada kurikulum ini, mata pelajaran fisika diharapkan terdapat sains proses
tidak hanya guru yang aktif mengajar akan tetapi siswa diminta aktif dalam
pembelajaran. Dalam standar isi diuraikan bahwa ilmu fisika berkaitan
dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga
fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan.
Pengembangan metode eksperimen adalah salah satu metode yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih
aktif dalam belajar. Dalam metode ini siswa dapat melakukan praktikum pada
setiap materi yang dipelajari. Untuk menunjang metode ini diperlukan sebuah
alat peraga atau alat praktikum yang dapat membantu pelaksanaan praktikum.
Tetapi terkadang ada beberapa materi yang masih dijelaskan dengan cara
konvensional. Hal ini dikarnakan kurangnya alat peraga atau alat praktikum
yang dimiliki. Salah satu materi yang sering dijelaskan dengan cara
konvensional adalah materi gelombang bunyi.
Gelombang merupakan rambatan energi getaran yang merambat
melalui medium atau tanpa melalui medium (Halliday, 2010). Berdasarkan
mediumnya gelombang dibedakan menjadi dua yaitu gelombang mekanik dan

1
elektromagnetik. Gelombang mekanik adalah gelombang yang arah
rambatannya memerlukan medium perantara sedangkan gelombang
elektromagnetik adalah gelombang yang arah rambatannya tanpa
menggunakan medium. Berdasarkan rambatannya gelombang dibagi menjadi
dua yaitu gelombang transversal dan longitudinal.
Gelombang transversal merupakan gelombang yang rambatan sejajar
dengan getaran dan mediumnya sedangkan gelombang longitudinal adalah
gelombang yang rambatannya sejajar dengan getaran dan
mediumnya(Bambang, 2008). Resonansi merupakan fenomena yang terjadi
apabila sebuah sistem berosilasi dipengaruhi oleh sederet pulsa periodik yang
sama atau hampir sama dengan salah satu frekuensi alami dari osilasi sistem.
Sistem tersebut akan berosilasi dengan amplitudo yang relatif besar atau
amplitudo maksimal (Sugiyanto, 2011).
Sarojo (2011:42) bunyi adalah gelombang mekanis elastik longtudinal
yang berjalan. Berarti untuk perambatannya dibutuhkan medium. Sumber
gelombang bunyi adalah benda-benda yang begetar pada frekuensi batas
dengar. Konsep bunyi ini sehari-hari kita hubungkan dengan indara
pendengaran. Daerah fekuensi yang dapat didengar adalah 16 Hz - 20.000
Hz, di luar daerah ini bunyi tidak dapa didenar. Identitas bunyi dinyatakan
dalam tiga hal yaitu, intensitas bunyi, frekuensi bunyi, dan warna bunyi atau
timbre.
Priyambodo (2008:203) panduan atau intefernsi gelombang adalah
superposisi atau lebih yang berfrekuensi senilai sehingga terbentuk
gelombang baru yang berbeda dengan masing-masing gelombang
penyusunya. Ditijau 2 buah gelombang yang masing-masing berfrekuensi
sudut (𝜔) dan aplitudo dari kedua gelombang itu juga senilai (A).
Penulis tertarik utuk membuat sebuah alat peraga atau alat praktikum
sederhana yang berkaitan dengan materi gelombang bunyi. Dengan membuat
alat peraga yaitu alat peraga Senometer kita bisa mengetahi hubungan
frekuensi yang dihasilkan pada petikan senar, beban, dan graputala.

2
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan masalah
yaitu alat praktikum untuk menunjukkan hubungan antara frekuensi suara
yang dihasilkan pada dawai yang dipetik digunakan sebagai media untuk
memberikan pengayaan terhadap siswa ?
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana cara mendesain alat praktikum pada materi gelombang
bunyi?
2. Bagaimana cara mendesain rancang bangun alat ukur gelombang bunyi
untuk mengukur cepat rambat pada dawai?
3. Bagaimana prinsip kerja dari alat ukur sonometer untuk menunjukkan
hubungan antara frekuensi suara yang dihasilkan pada dawai yang
dipetik?
4. Bagaimana uji kelayakan alat ukur sonometer untuk menunjukkan cepat
rambat dawai pada dawai yang dipetik?
5. Bagaimana cara mendesaian dan mengembangkan lembar kerja siswa
pada materi gelombang bunyi?
D. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka
dapat dibuat tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui cara mendesain alat praktikum pada materi
gelombang bunyi.
2. Untuk mengetahui cara mendesain rancang bangun alat ukur gelombang
bunyi untuk cepat rambat pada dawai?
3. Untuk mengetahui prinsip kerja dari alat ukur sonometer untuk
menunjukkan hubungan antara frekuensi suara yang dihasilkan pada
dawai yang dipetik.
4. Untuk mengetahui uji kelayakan alat ukur sonometer untuk menunjukkan
cepat rambat dawai pada dawai yang dipetik.

3
5. Untuk mengetahui cara mendesain dan mengembangkan lembar kerja
siswa pada materi gelombang bunyi?
E. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat digunakan
sebagai media pembelajaran fisika atau alat peraga untuk menjelaskan materi
Gelombang Bunyi. Serta memberikan pengalaman dan pengetahuan yang
baru bagi tim peneliti.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian teori
1. Pengertian Getaran
Getaran merupakan suatu peristiwa gerak bolak balik secara
teratur suatu benda melalui satu titik seimbang. Karena terjadi dengan
teratur, getaran sering juga disebut dengan gerak periodik. Kuat atau
lemahnya pergerakan benda tersebut dipengaruhi oleh jumlah energi yang
diberikan. Semakin besar energi yang diberikan maka semakin kuat pula
getaran yang terjadi. Satu Getaran sama dengan satu kali gerakan bolak
balik penuh dari benda tersebut. Contoh sederhana getaran yaitu gerakan
pegas yang diberikan beban, misalnya pemanfaatan pegas untuk menjadi
ayunan anak.
2. Pengertian Gelombang
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam
perambatannya gelombang membawa energi. Dengan kata lain,
gelombang merupakan getaran yang merambat dan getaran sendiri
merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang
merambat dan gelombang yang bergerak akan
merambatkan energi (tenaga).
Gelombang juga dapat diatikan sebagai bentuk dari getaran yang
merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang merambat adalah
gelombangnya, bukan zat medium perantaranya.Satu gelombang dapat
dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit
(gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan
satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang
adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu
detik.Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah
tampak bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat
lingkaran. Demikian pula, ketika kita menyaksikan gelombang laut
bergerak ke pantai, mungkin kita berpikir bahwa gelombang membawa

5
air laut menuju ke pantai. Kenyataannya bukan seperti itu.Sebenarnya
yang Kita saksikan adalah setiap partikel air tersebut berosilasi (bergerak
naik turun) terhadap titik setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang
tidak memindahkan air tersebut.
Kalau gelombang memindahkan air, maka benda yang terapung
juga ikut bepindah. Jadi, air hanya berfungsi sebagai medium bagi
gelombang untuk merambat. Misalnya ketika kita mandi di air laut, kita
akan merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut. Hal ini terjadi
karena setiap gelombang selalu membawa energi dari satu tempat ke
tempat yang lain. Ketika mandi di laut, tubuh kita terhempas ketika
diterpa gelombang laut karena terdapat energi pada gelombang
laut.Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari angin
dan lainnya.
a. Amplitudo Gelombang adalah simpangan maksimum dari getaran
yang berjalan (gelombang).
b. Periode Gelombang adalah waktu yang diperlukan oleh satu
gelombang untuk melewati satu titik.
c. Frekuensi Gelombang adalah jumlah gelombang yang melewati suatu
titik selama satu detik.
d. Panjang Gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang setiap
periode.
e. Cepat Rambat Gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang
setiap satuan waktu.
Persamaan (rumus) yang sering digunakan dalam perhitungan
soal tentang gelombang
f = 1/T
v = λ .f atau v = λ/T
Keterangan:
λ = Panjang gelombang (m)
v = Cepat rambat gelombang (m/s)
T = Periode gelombang (s)
f = frekuensi gelombang (Hz)

6
3. Gelombang Bunyi
Bunyi adalah hasil getaran sebuah benda yang merupakan
gelombang longitudinal. Bunyi yang kita dengar bermacam-macam antara
lain bunyi seruling, piano, lagu-lagu dari radio dan televisi. Sumber bunyi
adalah benda yang bergetar hingga menghasilkan bunyi. Pada saat
gendang, gitar maupun garputala bergetar, dapat menimbulkan bunyi dan
pada saat alat-alat tersebut diam (tidak bergetar) kita tidak mendengar
bunyi. Sifat-sifat bunyi adalah bunyi ditimbulkan oleh benda yang
bergetar, bunyi merupakan gelombang longitudinal dan bunyi merambat
memerlukan zat antara.
a. Syarat terjadi dan terdengarnya bunyi
Syarat terjadi dan terdengarnya bunyi adalah:
a) Ada sumber bunyi.
b) Ada medium atau zat antara, yaitu zat padat, cair dan gas.
c) Ada pendengar yang berada di dekat atau dalam jangkauan sumber
bunyi.
Di antara logam, zat cair dan gas, ternyata logam merupakan
penghantar bunyi yang paling baik. Karena bunyi merupakan
peristiwa getaran, maka bunyi memiliki frekuensi dan amplitudo.
Frekuensi menentukan tinggi rendahnya bunyi dan amplitudo
mempengaruhi kuat lemahnya bunyi. Jika jarak antara penerima dan
sumber bunyi semakin jauh maka penerima akan mendengar bunyi
semakin lemah. Bila jarak semakin dekat penerima mendengar bunyi
semakin kuat.
b. Cepat rambat bunyi
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mengamati kejadian-
kejadian sebagai berikut:
a) Pada saat hujan, sering kita amati adanya kilat dan guntur.
Sebetulnya kilat dan guntur terjadi pada saat yang bersamaan,
tetapi kita lebih dahulu melihat kilat (cahaya) baru beberapa saat
kemudian mendengar guntur (suara).

7
b) Ketika melihat orang yang menebang pohon dengan kampak, kita
mendengar bunyi beberapa saat setelah kampak mengenai pohon.
Untuk merambat dari suatu tempat ke tempat lain, bunyi
memerlukan waktu. Makin jauh jarak yang ditempuh makin lama
waktu yang dibutuhkannya. Cepat rambat bunyi adalah perbandingan
antara jarak yang ditempuh bunyi dengan selang waktunya. Untuk
mencari kecepatan bunyi digunakan rumus:
𝑠 𝑠
𝑣 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡 =
𝑡 𝑣
Keterangan:
s = jarak yang ditempuh bunyi dalam meter
v = cepat rambat bunyi dalam m/sekont
𝜆 = waktu tempuh dalam sekonSebagai gelombang,
pada bunyi berlaku juga rumus cepat rambat seperti pada gelombang,
yaitu sebagai berikut:
𝜆
𝑣 = 𝜆 . 𝑓 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣 =
𝑇
Keterangan:
v = kecepatan rambat bunyi dalam m/sekon
l = panjang gelombang bunyi dalam meter
f = frekuensi bunyi dalam Hz
T = waktu getar (periode) bunyi dalam sekon
Proses mendengar: sumber bunyi menghasilkan bunyi,
merambat di udara dalam bentuk gelombang longitudinal, di tangkap
daun telinga, menggetarkan selaput pendengar, di terima oleh saraf
pendengar diteruskan ke otak dan otak mendengar bunyinya.Syarat
agar bunyi terdengar:
a. Ada sumber bunyi yang menghasilkan bunyi dengan frekuensi 20
sampai 20000 Hz (20 Hz –20000 KHz)
b. Ada zat antara/medium. Telinga yang normal

8
Bunyi menurut frekuensinya terdiri dari:

a. Audiosonik
Audiosonik adalah bunyi yang dapat terdenagr oleh
telinga manusia denagn frekuensi 20 Hz asmpai 20000 Hz
b. Infrasonic
Infrasonic adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari
20 Hz. Bunyi ini tidak dapat di dengar manusia, karena
frekuensinya kurang dari 20 Hz. Yang dapat mendengar
infrasonic di antaranya anjing dan jangkrik.
c. Ultrasonic
Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebih tinggi
dari 20000 Hz bunyi ini tidak dapat didengar oleh
manusia.Kelelawar dan lumba–lumba dapat menimbulkan atau
mendengar ultrasonic.

Cara kelelawar terhindar dari tabrakan pada waktu gelap:


kelelawar mengeluarkan ultrasonic pada suatu benda, kemudian di
pantulkan kembali dan ditangkap oleh kelelawar yang menandakan di
depannya ada benda.Dalam industry modern ultrasonik dimanfaatkan
misalnya di pabrik susu untuk mengaduk campuran susu agar menjadi
homogen , memusnahkan bakteri pembusuk pada makanan yang
diawetkan, meratakan campuran besi dan timah yang dilebur
dansebagainya.
4. Cepat Rambat Gelombang Pada Dawai
Senar atau dawai banyak digunakan sebagai sumber bunyi, seperti
pada gitar dan biola. Panjang dawai adalah jarak dari sumber getar
(Osilator) sampai ke katrol licin, karena pada bagian inilah dawai
dirambati gelombang transversal. Tegangan dawai setara dengan gaya
berat beban , sedangkan frekunsi gelombang sama dengan frekuensi
getaran isolator. Berdasarkan frekuensi osilator yang digunakan dan
panjang gelombang pada dawai dapat ditentukan.

9
Gambar1. Getaran pada dawai
Sumber: https://ayo-sekolahfisika.com

Percobaan Melde dilakukan untuk menentukan cepat rambat


gelombang pada dawai. Alat yang digunakan disebut sonometer. Mendel
menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai sebanding
dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar
massa persatuan panjang dawai. Perhatikan gambar berikut :

Gambar 2. Percobaan Melde


Sumber: https://image.Fisikon./com

Pada salah satu unjung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat


sehelai kawat halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung
kawat diberi beban. Garpu tala digetarkan dengan electromagnet

10
secara terus menerus hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh garpu
tala sama dengan kostan.

Dari hasil percobaan melde hasil perumusan melde adalah


sebagai berikut :

𝐹
𝑣= √
𝜇

𝑚 𝜌𝑉 𝜌 (𝐴𝐿)
𝜇= = =
𝐿 𝐿 𝐿

𝐹
𝑣= √
𝜌𝐴

Keterangan:
v =cepat rambat (m/s) m = massa tali (kg)
F = gaya tegangan pada tali (N) A = luas Penampang (m2)
μ = massa persatuan panjang tali (kg/m) V = volume (m3)
L = panjang tali (m) ρ = massa jenis dawai (kg/m3)

5. Efek Doppler
Jika kita berdiri di pinggir jalan kemudian melintas sebuah
mobil ambulans dengan sirine yang berbunyi, kita akan mendengar
frekuensi sirine yang relatif lebih tinggi dari frekuensi sirine yang
sebenarnya. Sebaliknya frekuensi sirine akan terdengar lebih rendah
ketika ambulans bergerak menjauhi kita. Peristiwa naik-turunnya
frekuensi bunyi semacam ini disebut efek Doppler.
Doppler (1842) menyatakan bahwa “sumber dan pengamat
bergerak sepanjang garis yang menghubungkan sumber dan
pengamat medium melalui dimana bunyi berjalan. Untuk
menganalisis Efek Doppler pada gelombang bunyi, kita perlu
menentukan hubungan antara pergeseran frekuensi, kecepatan sumber
dan kecepatan pendengar relatif terhadap medium (biasanya udara)
yang dilalui gelombang bunyi tersebut. Dengan demikian seorang
pengamat yang bergerak menuju sumber bunyi yang diam akan
mendengar frekuensi yang lebih tinggi daripada frekuensi sumber

11
bunyi yang sebenarnya Sebaliknya seseorang pengamat yang
bergerak menjauhi sumber bunyi akan mendengar frrekuensi yang
lebih rendah daripada frekuensi sumber bunyi yang sebenarnya.

Gambar 3. Sumber bunyi dan pendengar saling mendekat serta Sumber


bunyi dan pendengar saling menjauhi
Sumber: htpps://image.studiobelajar.com

Dari Gambar 3 Sumber bunyi dan pendengar saling


mendekati, maka frekuensi yang terdengar lebih besar daripada
frekuensi sumber bunyi. Gambar 6 Sumber bunyi dan pendengar
saling menjauhi, maka frekuensi yang terdengar lebih kecil daripada
frekuensi sumber bunyi. Peristiwa ini dinamakan efek Doppler.

𝑣 ∓ 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = ( ) 𝑓𝑠
𝑣 ∓ 𝑣𝑠

Keterangan : fp = frekuensi pendengar (Hz)

fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)

vp = kecepatan pendengar (m/s)

vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)

12
Dimana,
V = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
(Bernilai plus (+), jika pendengar mendekati sumber bunyi
Bernilai minus (-), jika pendengar menjauhi sumber bunyi
Bernilai nol (0), jika pendengar diam)
= kecepatan sumber bunyi (m/s)
(Bernilai plus (+), jika sumber bunyi menjauhi pendengar
Bernilai minus (-), jika sumber bunyi mendekati pendengar
Bernilai nol (0), jika sumber bunyi diam)

B. Metode penelitian
1. Menyusun Konsep Perencanaan
Dalam pembuatan alat ini tahap awal yang dilakukan adalah
membuat sebuah perencanaan. Perencanaan yang dilakukan yaitu
merancang alat yang akan dibuat, mengumpulkan reverensi dan acuan
dari berbagai sumber. Selain itu juga menentukan konsep fisika yang
digunakan dalam alat ini dan mengumpulkan reverensi tentang konsep
yang digunakan dalam pembuatan alat ini. Selanjutnya dilakukan proses
pembuatan alat yang telah direncanakan sebelumnya. Setelah alat selesai
dibuat, maka selanjutnya melalukan uji coba. Hasil rancangan ini
nantinya dapat digunkan untuk dijadikan sebuah media pembelajaran atau
sebuah alat peraga dalam melakukan praktikum. Serta alat rancangan ini
dapat dijadikan contoh untuk membuat sebuh media yang lebih baik lagi
dalam materi geombang bunyi.
2. Estimasi Alat Dan Bahan
No Alat dan Bahan Jumlah Ukuran
1 Papan 2 100 cm x 15 cm
2 Senar Gitar 1 2m
3 Garputala 3 -
4 Beban 3 50 gr, 100 gr, 500 gr
5 Meteran 2 2m
7 Benang Nilon 1 2m

13
8 Gergaji 1 -
9 Seng Tipis 1 1m
10 Papan/kayu 2 1m
11 Pengait 1 -
12 Katrol Kecil 1 -
13 Spidol 1 -
14 Mur 10 -

3. Desain Rancangan Bangun Alat


a. Alat Tampak Atas

Gambar 4. Alat jadi tampak atas


b. Alat Tampak Samping

Gambar 5. Alat Jadi Tampak Samping

14
c. Alat Tampak Depan

Gambar 6. Alat Jadi Tampak Depan


d. Alat Tampak Belakang

Gambar 7. Alat Jadi Tampak Belakang


4. Sekesta Alat

Gambar 8. sketsa rangkaian alat modifikasi yang akan dibuat


Sumber: httpss://image.netxgurukul.com

15
Keterangan:
Pulley: Katrol
Support bridges: Jembatan Pendukung
String: Tali/Senar
Paper rider: Penunggang Kertas
Hollow woden box: Kotak Kayu Berongga
Wight hanger: Gantugan / beban
5. Sekema Alat Percobaan

Gambar 9. Seema alat percobaan


Sumber: htpps://image.seratusinsitit.com
6. Cara Pembuatan Alat
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Rangkailah seng tips, balok kayu, mur, sekrup, pengait dan katrol
menjadi satu kesatuan berbentuk persegi. Seperti pada gambar
c. Siapkan papan ukuran 100 cm x 30 cm untuk dijadikan bentuk kotak
persegi panjang, lalu pasangkan ragkaian plat besi yang telah jadi
pada di setiap ujung papan.
d. Pasanglah meteran dibagian kiri dan kanan pada tepi kotak yang
berbentuk persegi panjang tersebut
e. Berilah kawat tipis pada bajian pinggir kotak diatas meteran.
f. Pasanglah senar pada bagian yang sudah di buat di ujung kotak yang
sudah di sediakan.
g. Berikan dua pembatas pada kotak untuk menahan senar.
h. Pasangkan katrol pada plat besi. Seperti pada gambar
i. Terakhir catlah dengan warna yang diinginkan.

16
7. Prinsip Kerja Alat
Sonometer adalah alat untuk menyelidiki frekuensi getaran
senar. Alat ini terdiri atas sebuah kotak kosong yang berlubang dengan
kawat yang ditegangkan di atasnya. Satu ujung kawat diikat dan satu
ujung yang lain diberi beban lewat katrol. Jika kawat digetarkan, maka
nada yang dihasilkan dapat ditala dengan garpu tala. Dengan demikian,
efek dari panjang kawat dan tegangan (beban) dapat diselidiki. Sonometer
merupakan sebuah alat bantu penala dan digunakan dalam laboratorium
fisika sebagai alat penguji nilai frekuensi peralatan. Misalnya frekuensi
sebuah dawai yang ditarik. Sonometer adalah alat untuk menunjukkan
hubungan antara frekuensi suara yang dihasilkan oleh dawai yang dipetik,
dan tegangan, panjang dan massa per satuan panjang dari dawai.
Hubungan ini biasanya disebut hukum Mersenn. Untuk amplitudo getaran
kecil, frekuensi sebanding dengan:
a. akar kuadrat dari tegangan dawai,
b. kebalikan dari akar kuadrat dari massa jenis,
c. kebalikan dari panjang dawai.

Gambar 10. Sekema alat sonometer


Sumber:https://physics.nyu.edu

Sonometer terdiri dari sebuah peti kosong terbuat dari kayu


(A). Di atas peti terdapat sisir-sisir tetap (B) untuk menyokong senar (S)
dan sisir yang dapat digesergeser (C) serta beban tetap dengan
penggantungannya (D) untuk mengatur tegangan senar. Jika kawat
digetarkan transversal, maka getaran itu dipantulkan pada kedua
ujungnya sehingga terjadi gelombang diam dalam kawat. Pada kedua
ujung yakni pada sisir-sisir terdapat simpul. Bentuk getaran yang paling
sederhana ialah bentuk dimana ditengahtengah terdapat satu perut, jadi

17
berbentuk suatu “separuh gelombang diam“ . Dalam hal ini senar
menghasilkan nada dasar. P = Perut S = Simpul L = Panjang Senar

s p

L = 𝜆/2
Jika senar dihubungkan dengan suatu pemberat yang diketahui
massanya, maka tegangan F dapat dihitung yaitu F = mg. Dengan
mengatur panjang kawat (menggeser sisir-sisir D dan pemberat), maka
kita dapat menyesuaikan sehingga bunyi yang dikeluarkan oleh garputala
sama dengan bunyi yang ditimbulkan oleh senar (kawat) tersebut bila
digetarkan (nada dasarnya). Ini berarti frekuensinya sama. Proses
mendengar: sumber bunyi menghasilkan bunyi, merambat di udara dalam
bentuk gelombang longitudinal, di tangkap daun telinga, menggetarkan
selaput pendengar, di terima oleh saraf pendengar diteruskan ke otak dan
otak mendengar bunyinya.

8. Cara Kerja Alat


a. Percobaan Pertama
1. Menyusun seperti pada gambar 6.
2. Berikan beban pada ujung kawat sampai batas kawat tidak akan
putus
3. Pukul garputala dan letakan di atas sonometer
4. Jika kertas yang diletakan diatas senar jatuh, maka frekuensi pada
dawai besar
5. Mengukur frekuensi bunyi dengan Frekuensi garputala yang
berbeda
6. Ulangi langkah 2-5 ganti garputala yang digunakan dengan
frekuensi berbeda dan tali yang berbeda.
7. Memasukan data kedalam tabel yang digunakan
8. Hitung cepat rambat dawai pada senar

18
b. Percobaan kedua
1. Mengganti beban berbeda dan satu garputala saja dan senar sama.
2. Mengkukur frekunsi bunyi dengan beban berbeda tetapi garputala
dengan frekuensi sama
3. Gantungkan beban pada ujung senar
4. Pukul garputala dan letakan diatas sonometer jika kertas jatuh
maka frekuensi pada dawai besar
5. Ulangi langkah 2-4 denan mengganti beban yang berbeda
6. Mencatat data kedalam tabel
7. Membandingkan hasil dengan percobaan pertama
8. Hitung cepat rambat dawai pada senar
c. Percobaan Ketika
1. Mengamati dengan beban sama dan garputala sama serta jenis tali
berbeda
2. Mengukur frekuensi bunyi dengan beban sama dan garputala yang
sama tetapi tali yang berbeda
3. Pukul garputala dan letakan diatas sonometer jika kertas jatuh
maka frekuensi pada dawai besar
4. Ulangi langkah 2-3 dengan dawai yang berbeda.
5. Mencatat data kedalam tabel
6. Hitung cepat rambat dawai pada senar

C. Pengujian kelayakan alat Sonometer


Setelah melakukan pembuatan alat selama kurang lebih 9 hari mulai
dari pengumpulan alat dan bahan,pengukuran, perakitan, dan pengecatan
akhirnya pembuatan alat pun dapat diselesaikan dengan baik. Dari alat yang
kami buat yaitu alat ukur koefisien gesek statis dan dinamika rotasi kami
telah melakukan uji coba dan alat yang telah dibuat dilakukan uji kelayakan
pakai sebelum di seminarkan. Setelah dilakukannya uji kelayakan alat oleh
yang kami anggap sebagai ahli media dengan cara mengisi Lembar evaluasi
yang terdiri dari aspek kebahasaan, efek media terhadap strategi pembelajaran
dan tampilan media secara menyeluruh diperoleh hasil yaitu alat yang kami

19
gunakan layak untuk selanjutnya di gunakan dalam pembelajaran. Dari
validasi yang telah dilakukan terdapat beberapa revisi dari saran yang telah
diberikan.
D. Pembahasan hasil percobaan
1. Percobaan pertama , frekuensi gerputala berbeda, panjang benang nilon
berbeda dan massa beban sama

No Frekuensi Panjang Tali Massa Beban 𝑛𝑥𝑙=𝑘


Garputala (Hz) (m) (kg)

1 288 Hz 1,2 m 1,5 kg 345,6

2 341,3 Hz 1,2 m 1,5 kg 489,2


3 426,6 Hz 1,2 m 1,5 kg 511,9

Dik:
Massa jenis benang nilon (𝜌)= 1,5 g/cm2
Luas Penampang (A) = 1 m x 0,2 m = 0,2 m2
Gaya tali (F) = m/L = 1,5 kg / 1,22 m = 1,25 N
Dit. Cepat rambat dawai (v).....?
Jawab:
a. Percobaan pertama dengan frekuensi garputala 288 Hz

𝐹
𝑣= √
𝜌𝐴

1,25
𝑣= √
1,5 .0,2

1,25
𝑣= √
0,3

𝑣 = √4,16
𝑣 = 2,03 𝑚/𝑠

20
b. Percobaan kedua pada frekuensi garputala 341,3 Hz

𝐹
𝑣= √
𝜌𝐴

1,25
𝑣= √
1,5 .0,2

1,25
𝑣= √
0,3

𝑣 = √4,16
𝑣 = 2,03 𝑚/𝑠
c. Percobaan keriga pada frekuensi garputala 341 Hz

𝐹
𝑣= √
𝜌𝐴

1,25
𝑣= √
1,5 .0,2

1,25
𝑣= √
0,3

𝑣 = √4,16
𝑣 = 2,03 𝑚/𝑠

2. Percobaan kedua, frekuensi garputala sama, panjang tali sama, dan massa
beban berbeda

No Beban Tegangan Panjang Panjang Panjang


Tali Rata- √𝑇 / 1 =
Tali Tali 1 (m) Tali 2 (m)
rata
T = m.g k

1 1,5 kg 15 1.7 1.7 1,7 3,8


2 1,5 kg 15 1.7 1.7 1,7 3,8
3 1,5 kg 15 1.7 1.7 1,7 3,8

21
Dik:
Massa jenis benang nilon (𝜌)= 1,5 g/cm2
Luas Penampang (A) = 1 m x 0,2 m = 0,2 m2
Gaya Pada benang Nilon (F) = 0,06 N, 0,12 N, 0,18 N
Dit. Cepat rambat dawai (v).....?
Jawab
a. Percobaan pertama dengan massa beban 0,5 Kg

𝐹
𝑣= √
𝜌𝐴

0,6
𝑣= √
1,5 .0,2

0,6
𝑣= √
0,3

𝑣 = √2
𝑣 = 1,4 𝑚/𝑠
b. Percobaan kedua dengan massa beban 0,1 Kg

𝐹
𝑣= √
𝜌𝐴

0,12
𝑣= √
1,5 .0,2

0,12
𝑣= √
0,3

𝑣 = √0,4
𝑣 = 0,63 𝑚/𝑠
c. Percobaan ketiga dengan massa beban 0,15 Kg

𝐹
𝑣= √
𝜌𝐴

0,18
𝑣= √
1,5 .0,2

22
0,18
𝑣= √
0,3

𝑣 = √0,054
𝑣 = 0,23 𝑚/𝑠

3. Percobaan Ketiga frekuensi garputala sama, massa beban sama dan jenis
tali yang berbeda

Panjang Senar Rapat Massa


No Jenis Senar 1/õ
(m) µ = m/L
1 Nilon 1,15 m 0,08 m 5
Benang
2 1,20 m 0,08 m 5
Tembaga
3 Senar 1,30 m 0,08 m 5

Massa jenis benang Nilon (𝜌)= 1,5 g/cm2


Massa jenis benang tembaga (𝜌)= 8,96 g/cm2
Massa jenis Senar (𝜌)= g/cm2
Luas Penampang (A) = 1 m x 0,2 m = 0,2 m2
Gaya Pada benang Nilon (F) = 7,6 N
Gaya Pada benang Tembaga(F) = 8 N
Gaya Pada benang Senar (F) = 8,6 N
Dit. Cepat rambat dawai (v).....?
Jawab
a. Percobaan pertama dengan benang nilon

𝐹
𝑣= √
𝜌𝐴

7,6
𝑣= √
1,5 .0,2

23
7,6
𝑣= √
0,3

𝑣 = √25,3
𝑣 = 5,02 𝑚/𝑠
b. Percobaan kedua dengan benang tembaga

𝐹
𝑣= √
𝜌𝐴

8
𝑣= √
8,96 .0,2

8
𝑣= √
1,8

𝑣 = √4,5
𝑣 = 2,12 𝑚/𝑠
c. Percobaan ketiga dengan senar

𝐹
𝑣= √
𝜌𝐴

8,6
𝑣= √
.0,2

8,6
𝑣= √

𝑣= √
𝑣 = 𝑚/𝑠

E. Pembahasan Hasil Percobaan


1. Percobaan pertama dengan garputala dengan frekuensi yang berbeda
Dari data yang telah dikumpulkan dan dianalisis maka dapat
diperoleh hasil bahwa dawai akan bergetar sangat kencang abalila
menggunakan frekuensi yang lebih besar. Hal itu terbukti dengan jatunya
kertas yang diletakan diatas senar jatuh makan frekuensi pada senar

24
semakin besar, tetapi jika kertas diatas senar tidak jatuh maka frekuensi
yang dihasilkan kecil. Hal ini dikarenakan jembatan pendukung
mempengaruhi getaran yang dihasilkan oleh senar. Tegangan dawai setara
dengan gaya berat beban, sedangkan frekuensi gelombang sama dengan
getaran isolator.
2. Percobaan kedua pada beban yang berbeda dan garputala frekuensi sama
Dari percobaan yang telah dilakukan dan didapatkan data dapat
diketahui bahwa setian beban memiliki pengaruh masing-masing pada
fekuensi dawai. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan pada tabel.
Dari tabel yang ada beban memiliki besar yang berbeda , semakin besar
benda yang digunakan maka semakin nyaring suara yang dihasilkan oleh
senar, artinya semakin berat beban yang digunakan maka semakin besar
frekuensi yangdihasilkan oleh dawai ataum senar.
3. Percobaan ketiga dengan massa beban sama, frekuensi garputala sama,
tetapi tali yang berbeda
Dari data hasil percobaan yang telah ada dapat diketahui bahwa
setiap tali yang digunakan memiliki massa jenis yang berbeda-beda.
Setelah diketahui panjang masing-masing pada dawai dapat dicari rapat
massa dari masing-masing dawai yang dipakai dalam percobaan diatas.
Semakin panjang senar maka remakin rendah frekuensi yang dihasilka.
Semakin besar luas penampang senar, maka semakin rendah frekuensi
yang dihasilkan. Selain itu semakin besar tegangan pada senar semakin
tinggi frekuensi yang dihasilkan. Semakin kesil massa jenis senar semakin
tinggi frekuensi yang dihasilkan.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kegiatan pembuatan sebuah media pembelajaran berupa alat
peraga yang telah dilakukan dapat dikatan berjalan dengan baik, dan dipatkan
hasil sesuai dengan yang diinginkan. Kita dapat membuat suatu alat peraga dari
materi gelombang bunyi yang dapat membantu kita sebagai calon guru
menjelaskan kepada peserta didik tentang materi gelombang bunyi. Jadi,
kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan tersebut yaitu:

1. Desain rancangan bangun alat ukur Frekuensi pada dawai dibuat dengan
baik dan diberi warna yang menarik. Serta memiliki komponen yang
lenggkap dan mudah digunakan.

2. Berdasarkan uji kelayakan alat ukur gelombang bunyi yang telah dilakukan
dapat dikatakan bahwa alat yang telah dibuat layak digunakan sebagai alat
peraga.

B. Saran
Sebagai seorang calon guru harus lebih inovatif dalam proses
pembelajaran. Untuk pengoptimalkan alat ini, diharapkan seorang yang lebih
memahami lagi tentang konsep gelombang bunyi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2005. FISIKA konsep dan penerapannya. Jakarta: Erlangga

Priyambodo, Tri Kunto.2009. Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu Komputer &
Informatika. Yogyakarta:ANDI

Sarjono, Ganijati Aby. 2011. Gelombang dan Optika. Jakarta: Salemba Teknika

Saripudin, Ahmad. 2008. Fisika. Bandung: Grafindo Media Pratama

27

Anda mungkin juga menyukai