Anda di halaman 1dari 7

Nama : Sonya Senita Nainggolan

NPM : A1E019056
Kelas : 4B
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu
Program Studi Pendidikan Fisika
Ujian tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022
Mata Kuliah :Evaluasi Pembelajaran fisika
Dosen : Dr. Rosane Medriati
Hari/Tgl : Senin / 5 April 2021

1. Saudara analisis tentang pengertian pengukuran, penilaian dan evaluasi, berikan


contoh konkritnya dalam pembelajaran Fisika
2. Menurut pendapat saudra apa alat-alat Evaluasi yang di gunanakan guru untuk
menilai siswanya di sekolah
3. Dalam kurikulum 2013 dikenal dengan istilah asessmen autentik, coba saudara
uraikan dengan jelas, berikan contoh-masing masingnya dalam pembelajaran fisika
4. Menurut pendapat saudara apa kesulitan yang di hadapi guru dalam melakukan
evaluasi? Dan bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut, terutama dalam
pembelajaran fisika
5. Kalau guru ingin membuat tes harus mempertimbangkan syarat-syarat tes yang baik,
menurut pendapat saudara apa syarat-syarat tersebut? Uraikan satu persatu
6. Coba saudara kembangkan soal berdasarkan Taxsonomi Blom untuk C4,C5 danC 6
untuk materi fisika kls 2 SMA, Pokok bahasan terserah anda.masing-masing categori
sebanyak 3 buah
7. Berikan contoh menghitung validitas dan realibilitas tes melalui kuantitatif.
8. Saudara coba menganalisis tes standar dengan tes buatan guru, apa kesimpulan
saudara terhadap keduanya.

Jawaban:
1. a. Pengukuran

Esensi dari pengukuran adalah kuantifikasi / penetapan angka tentang karakteristik atau
keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa
kemampuan afektif dan psikomotorik, pengukuran ini dapat dilakukan dengan tes maupaun
non tes.Dalam proses pembelajaran guru juga melakukan pengukuran terhadap proses dan
hasil belajar  yang berupa angka-angka yang mencerminkan capaian, proses dan hasil belajar.

Measure (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan


menggunakan suatu sakala kuantitatiif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat
kualitatif dan performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka. Pernyataan
tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan
pemberian angka terhadap suatu atribut atau karak ter hadap suatu atriut atau karakter tertentu
yang dimiliki seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada auran dan formulasi
yang jelas. Aturan dan formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli
(Zainul & Nasution, 2001). Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti
mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini dikur bukan peserta
didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya. Senada-nada pendapat tersebut,
secara lebih ringkas, Arikunto dan jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran
(measurement) sebagau kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu
sehingga sifatnya memnjadi kreatif.

Contoh konkrit dalam pembelajaran fisika yaitu:  Misalnya mengukur suhu badan dengan
ukuran berupa thermometer: hasilnya: 360 celcius, 380 celcius, 390 celcius dan seterusnya.

b. Penilaian (assesmen)

Assesmen secara umum dapat diartikan sebagai prosen untuk mendapatkan informasi dalam bentuk
apaapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik menyangkut
kurikulum, program pembelajaran,iklim sekolah, maupun kebijakan sekolah.Penilaian secara
sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran dan non pengukuran untuk
memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu .

Penilaian dalam program pembelajaran merupakan salah satu kegiatan untuk menilai tingkat
pencapaian kurikulum dan berhasilnya proses pembelajaran, penilaian dalam konteks hasil belajar
diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran, tentang kecakapan yang dimiliki oleh
siswa setelah mengikuti beberapa pelajaran.

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan bagaimana pengajar(guru) dapat
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana
pembelajar telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dan
kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan
instruksional dan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

Contoh konkrit dalam pembelajaran fisika : mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan
mendasarkan diri atau berpegang teguh pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai
atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya adalah kualitatif. Dalam contoh di atas
tadi, seseorang yang suhu badannya 36°Celcius termasuk orang yang normal kesehatannya,
dengan demikian orang tersebut dapat ditentukan sehat badannya.

c. evaluasi

Menurut bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang artinya penilaian atau
penaksiran (john M. Echois dan Hasan Shadily). Sedangkan menurut istilah evaluasi merupakan
kegiatan yang terencana untuk mengetahui kedaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi juga diartikan
sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan

Jadi, Dari tiga pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa antara ketiganya saling berhubungan
dimana ketika dilakukan pengukuran maka akan ditemukan penilaian dan dari penilaian itu
maka akan terbentuklah sebuah evaluasi.

Jadi untuk melakukan evaluasi dalam suatu pembelajaran tim evaluator terlebih dahulu
melakukan Pengukuran dan penilaian terhadap peserta didik baik dengan instrumen tes
maupun non tes lalu di analisa maka akan bisa disimpulkan hal-hal apa saja yang perlu di
evaluasi.

2. Alat Evaluasi yang di gunakan guru untuk menilai siswanya di sekolah yaitu test dan
non test.
- Test adalah teknik penilaian yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam pencapaian suatu kompetensi tertentu. Hasil tes biasanya diolah  secara
kuantitatif, oleh karena itu hasil dari suatu tes berbentuk angka.
- Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah
laku termasuk sikap, minat dan motivasi. Jenis-jenis non tes sebagai alat evaluasi,
diantaranya wawancara, observasi, studi kasus, skala penilaian.
3. Menurut Jon Mueller (2006) penilaian otentik merupakan suatu ekspedisi yang
dibutuhkan oleh para siswanya untuk menampilkan tugas pada situasi yang
sebenarnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan yang
benar.  Asesmen otentik lebih dinyatakan sebagai asesmen berbasis kinerja (penilaian
berbasis kinerja).   

Berdasarkan fokusnya asesmen dapat dikolompokkanı sebagai ascsmen diagnoslik,


formakif, dan sumatif. 
- Asesmen diagnoslik yaitu
secara normal mendahului pembelajaran tetapi dapat digunakan untuk lingkungan khusus
untuk menemukan masalahmasalah belajar siswa. Evaluasi diagnostik dapat memberikan
informasi untuk guru tentang pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa untuk masuk suatu
mata pelajaran dan dapat digunakan sebagai suatu dasar untuk perbaikan individu atau
pembelajaran khusus. 
- Asesmen formatif yaitu
dihasilkan selama periode pembelajaran untuk memberikan umpan balik pada siswa
dan guru pada bagaimana baiknya bahan yang diajarkan dan dipelajari. Karena
mengajar merupakan proses dinamik, maka evaluasi formatif dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bahwa guru dapat menggunakan untuk memodifikasi
pembelajaran dan dapat meningkatkan efektifitas mengajar untuk individu dan
kelompok. 
- Sedangkan Asesmen sumatif yaitu
 Jenis evaluasi yang sering digunakan oleh guru dan utamanya ditujukan untuk
memberikan peringkat siswa dan melaporkan prestasi (hasil) belajar. Hal ini sering
didasarkan pada perolehan-perolehan kognitif dan jarang menggunakan pertimbangan
bidang-bidang intelektual lain. Beberapa istilah untuk asosrrien di antaranya: asesmen
tradisional, asesmen autentik.  asesmen allernatif, dar asesmen informal.

Contohnya dalam fisika yaitu:


Jika anda menggandakan arus melalui baterai, apakah perbedaan potensial di seluruh
baterai menjadi dua kali lipat?
a. Ya, karena hukum Ohm mengatakan V=IR
b. Ya, karena saat anda meningkatkan resistansi, anda meningkatkan selisih
potensial hingga setengahnya
c. Tidak, karena perbedaan potensial adalah mlik baterai
d. Tidak, karena beda potensial adalah milik semua yang ada di sirkuit.

4. 1) guru kurang memahami tujuan Kurikulum 2013 dan pendekakatn saintifik 


2) penggunaan bahasa dalam buku teks sulit dipahami dan kurang efektif dalam
meningkatkan proses pembelajaran, 
3) guru kurang mampu melaksanakan proses pembelajaran yang menuju keterampilan
aplikatif, 
4) guru kurang mampu melakukan proses pembelajaran yang membuat peserta didik
menjadi ingin melakukan pengamatan dan eksperimen 
5) guru kurang mampu melakukan proses pembelajaran 
yang menumbuhkan kreatifitas peserta didik 

Solusi dalam mengatasi kesulitan tersebut yaitu :


a. Perlu diadakan pelatihan/workshop tentang kurikulum 2013. 
b. Guru harus lebih banyak belajar dan membaca tentang implementasi kurikulum
2013.
c. Guru harus lebih kreatif dalam menerapkan model/metode pembelajaran yang
berpusat pada siswa.
d. Kemampuan guru dalam bidang teknologi, informasi dan komunikasi harus
ditingkatkan dengan mengikuti.
Bagi Guru Fisika Bagi guru fisika disarankan untuk menjadikan hasil penelitian
sebagai rujukan dalam memperbaiki proses pembelajaran fisika.Bagi Sekolah Sekolah
sangat diperlukan dalam mengawasi pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi sekolah dalam pengambilan
kebijakan pada proses pembelajaran dan profesionalisme guru. Bagi Penentu
Kebijakan Pendidikan Bagi penentu kebijakan pendidikan terutama dalam
pembelajaran fisika disarankan untuk mengevaluasi kembali sistem pendidikan pada
(1) konten/materi pelajaran fisika; (2) sistem evaluasi pelajaran fisika; dan (3) sistem
pengawasan dalam pembelajaran fisika.
5. 5. 1. Validitas Tes
Validitas tes merupakan sifat terpenting dari tes dalam kaitannya dengan mutu atau
kualitas. Tes yang baik memiliki validitas yang tinggi atau baik. Validitas tes adalah
kesesuaian hasil dengan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan serta sejauh mana
sebuah tes dapat mengukurnya. Sebuah alat ukur (tes) dapat dikatakan mempunyai
validitas yang baik apabila tes tersebut tepat mengukur kemampuan siswa dengan
benar sesuai kenyataan yang ada (sesungguhnya).
Ada 4 (empat) macam validitas tes yang seringkali menjadi perhatian untuk menguji
kualitasnya, yaitu: (a) validitas isi; (b) validitas susunan (konstruksi); (c) validitas
bandingan; dan (d) validitas ramalan.
a. Validitas Isi
Validitas isi merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui ketepatan dari
suatu instrumen (tes) bila ditinjau dari aspek isi (konten/materi). Pengecekan validitas
isi dapat dilakukan dengan cara membandingkan isi (konten/materi) tes dengan
komponen-komponen yang seharusnya diukur.
b. Validitas Susunan (Konstruksi)
Sebuah tes (instrumen/alat ukur) dikatakan memenuhi validitas susunan (konstruksi)
yang baik apabila susunan tes tersebut memenuhi syarat-syarat penyusunan tes yang
baik.
c. Validitas Bandingan
Validitas bandingan sebuah tes adalah ketepatan suatu tes bila ditelaah berdasarkan
hubungannya (korelasi) terhadap keadaan yang sebenarnya dari siswa saat
pengukuran (assessmen) dilakukan.
d. Validitas Ramalan
Validitas ramalan adalah ketepatan sebuah tes (instrumen) bila dilihat dari
kemampuannya untuk meramalkan keadaan individu (siswa) pada masa yang akan
datang.
2. Reliabelitas Tes
reliabilitas tes merujuk pada ketetapan (keajegan) nilai yang diperoleh sekelompok
siswa pada kesempatan yang berbeda dengan tes yang sama, ataupun tes serupa yang
butir-butir soal penyusunnya ekuivalen (sebanding). Sifat reliabilitas tes merupakan
pengecekan terhadap kesalahan yang mungkin terjadi pada nilai tunggal tertentu
sebagai susunan dari suatu kelompok siswa yang mungkin berubah karena tes itu
sendiri.
3. Daya Pembeda atau Diferensiasi Tes
Sifat tes yang berikutnya adalah daya pembeda atau diferensiasi tes atau tingkat
diskriminatif tes. Daya pembeda tes merupakan kemampuan sebuah tes untuk
menunjukkan perbedaan-perbedaan sifat/faktor tertentu yang terdapat pada siswa
yang satu dengan yang lain.
4. Keseimbangan Tes
Sebuah tes yang baik mempunyai sifat seimbang. Keseimbangan merujuk pada tes
terdapat semua aspek yang akan diukur. Tidak boleh tes hanya menumpuk pada suatu
aspek tertentu sehingga hasil tes benar-benar dapat mengukur apa yang akan diukur
dan dapat mengungkapkan apa yang sebenarnya harus diungkapkan.
5.Efisiensi atau Daya Guna Tes
Sebuah alat ukur atau tes harus memiliki sifat efisien (berdaya guna). Apakah suatu
tes akan memberikan informasi yang cukup bila dibandingkan dengan waktu yang
digunakan oleh guru saat menggali informasi tersebut.
6. Obyektivitas Tes
Suatu tes (instrumen) yang memiliki obyektivitas tinggi akan memberikan
kemungkinan jawaban siswa benar atau salah saja. Bila unsur subyektivitas terlalu
tinggi, maka berarti guru telah melakukan tindakan yang kurang jujur (adil) kepada
siswanya sendiri.
7. Kekhususan Tes
Sifat penting lainnya yang harus dimiliki oleh tes yang baik adalah kekhususan.
Kekhususan bermakna: pertanyaan-pertanyaan yang merupakan komponen-
komponen tes tersebut hanya akan dapat dijawab oleh siswa-siswa yang mempelajari
bahan pembelajaran yang diberikan.
8. Tingkat Kesulitan Tes
Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan sesuai dengan taraf kemampuan siswa untuk
menjawabnya. Guru harus pandai mengira, agar tes yang dibuat tidak terlalu mudah
dan juga tidak terlalu sulit (sukar).
9. Tingkat Kepercayaan Tes
Tingkat kepercayaan terhadap sebuah tes dikatakan rendah atau tidak baik apabila
justru siswa-siswa yang memiliki kemampuan bagus memperoleh nilai jelek dan
sebaliknya siswa-siswa berkemampuan kurang bagus memperoleh nilai yang baik.
10. Keadilan Tes
Semua siswa harus mempunyai kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap apa saja yang telah mereka kuasai setelah mengikuti
pembelajaran.
11. Alokasi Waktu Tes
6. Saat menggunakan sebuah tes (alat ukur), guru harus menyediakan alokasi waktu
yang wajar (memadai). Tidak kurang, tidak lebih.
7.
8. a. C4
1. Energi potensial dapat dituliskan dengan persamaan Ep = mgh (m = massa, g =
percepatan gravitasi, dan h = tinggi benda). Tentukan dimensi energi potensial.
2. Energi kinetik dari sebuah bola dinyatakan sebagai Ek = ½mv2 atau Ek = p2/2m, di mana
m adalah massa bola dan v adalah laju. Hubungan ini dapat digunakan untuk
mendefinisikan momentum bola p. Gunakan analisis dimensi untuk menentukan dimensi
momentum!
3. Sebuah benda yang bergerak diperlambat dengan perlambatan a yang tetap dari
kecepatan v0 dan menempuh jarak S maka akan berlaku hubungan v02 = 2aS. Buktikan
kebenaran persamaan itu dengan analisa dimensional!
b. C5
1. Tentukan dimensi besaran turunan luas, kecepatan, dan volume!
2. Tunjukan bahwa v = vo + at secara dimensional persamaan tersebut benar, dimana v =
kecepatan benda, vo = kecepatan awal benda, a adalah percepatan benda, dan t adalah
waktu.
3. Apakah besaran turunan gaya sentripetal berdimensi sama dengan berat benda?
Jelaskan!
c. C6
1. Suatu kereta api sedang bergerak dengan kelajuan 17 m/s. Ketika melewati tanda
akan memasuki stasiun, masinis memperlambat kelajuan kereta api sebesar 2,00 m/s2.
Waktu yang diperlukan kereta api sampai kereta api benarbenar berhenti adalah … s.
2. Mobil A dan B terpisah sejauh 100 m. Kedua mobil bergerak saling mendekati dengan
kecepatan konstan masing-masing 4 m/s dan 6 m/s. Tentukan waktu dan tempat kedua
mobil bertemu, jika mobil A berangkat 5 detik lebih dahulu!
3. Bola A bergerak ke arah kanan, kemudian bertumbukan dengan bola B yang bergerak
ke kiri dengan kecepatan 2 m/s. Kedua benda saling menempel satu sama lain dan
memiliki nilai kecepatan setelah tumbukan sebesar 3 m/s ke kanan. Jika massa bola A 25
gram dan massa bola B 30 gram, maka kecepatan bola A sebelum tumbukan adalah ...
m/s.

9.
10. Tes standar adalah suatu tes yang memenuhi suatu persyaratan
validitas,reliabilitas,kepraktisan dan lainnya.Tes standar umunya dibuat oleh suatu tim
(guru,ahli psikologi,ahli bidang studi) yang sebelum diteskan,diuji dahulu
validitas,reabilitas,kepraktisan dan daya bedanya. Tes buatan guru adalah suatu tes
yang tidak terlalu penting dipersoalkan validitas,reliabilitas dan lazimnya disusun oleh
guru tanpa bantuan para ahli dibidang tes. Perbedaan mendasar antara tes standar dan
tes buatan guru adalah pada validitas dan reabilitas tes tersebut. Tes standar dan tes
buatan guru sangat berguna untuk dilakukan sesuai dengan tujuan tes masing- masing.

Anda mungkin juga menyukai