Anda di halaman 1dari 4

KB.

3
PEMANFAATAN HASIL TES UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN

Agar proses pembelajaran yang kita lakukan dapat berhasil dengan baik, maka persiapan
mengajar merupakan hal yang sangat mutlak harus dibuat. Sebelum kita mengajar di depan
kelas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus sudah kita persiapkan terlebih dahulu.
Setelah membuat RPP dan melaksanakan Proses Pembelajaran, untuk mengetahui
efektivitas proses pembelajaran adalah dengan melakukan tes, baik berupa pre-test post-test, tes
formatif, maupun tes diagnostik. Selanjutnya kita lakukan      analisis terhadap hasil tes tersebut.

1.    Memanfaatkan hasil Pre Test dan Post test


Pre-test adalah tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran, sedangkan
post-test dilaksanaan setelah prses pembelajaran.
Pre-test bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi yang akan
diajarkan. Pengembangan butir soal pre-test didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam rencana pembelajaran. Cakupan materi pre-test meliputi seluruh materi
yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
Dengan melakukan pre-test maka aka nada kemungkinan bahwa kita tidak
mengajarkan konsep suatu materi dari awal tetapi dapat dimulai dengan konsep yang
memang belum dikuasai oleh siswa. Jika kita tetap mengajarkan konsep yang telah dikuasai
dengan baik oleh siswa maka besar kemungkinan siswa tidak akan memperhatikan lagi apa
yang kita jelaskan dan mereka cenderung membuat kegaduhan yang tentu saja akan sangat
mengganggu proses pembelajaran.
Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran maka kita dapat melakukan
post-test. Post-test adalah set tes yang pararel yaitu tes yang disusun dari kisi-kisi tes yang
sama. Set tes untuk post-test harus mengukur indikator yang sama dengan soal pre-test.
Untuk melihat apakah ada perbedaan atau tidak antara hasil pre-test dan post-test,
dapat dilihat dari sekor tertinggi, sekor terendah, rentang skor, dan skor rata-rata kedua hasil
test tersebut.

2.   Memanfaatkan Hasil  Tes formatif   


Test formatif merupakan salah satu jenis test yang diberikan kepada siswa setelah siswa
menyelesaikan satu unit pembelajaran. Test formatif digunakan untuk memonior apakah
proses pembelajaran yang telah dilakukan telah mencapai tujuan pemelajaran yang di
tetapkan.
Test formatif merupakan alat untuk melihat efektifitas proses pembelajaran. Jika dari
hasil test formatif ternyata terdapat sejumlah kompetensi yang belum dkuasai siswa, maka
guru harus mencari penyebabnya. Penyebab tidak dikuasainya kompetensi tersebut dapat
berasal dari diri siswa mapun dari pelaksanaan proses pembelajaran, seperti penggunaan
metode dan media pembelajaran yang tidak tepat. Titik berat test formatif adalah pada
pencapaian kompetensi siswa bukan mencari penyebab kesulitan belajar siswa.
Apabila kita perhatikan test formatif yang ada pada setiap modul Universitas Terbuka,
Pada setiap akhir kegiatan belajar terdapat kurang lebih 10 butir soal test formatif. Test
formatif tersebut dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan
pada setiap modul. Apabila tingkat penguasaan mahasiswa sama dengan atau lebih besar dari
80%, Mahasiswa dapat melanjutkan untuk melakukan kegiatan belajar berikutnya.
Perbaikan proses pembelajaran dilakukan dengan memperbaiki metode Pembelajaran
misalnya dengan lebih banyak melibatkan siswa pada hal-hal yan konkret dan contoh-contoh
untuk menuju pada kesimpulan konsep yang lebih abstrak. Perbaikan dapat pula dengan lebih
meningkatkan penggunaan alat bantu dan media yang sesuai sehingga siswa dapat lebih
mudah memahami konsep-konsep yang dipelajari. Perbaikan pula dapat dlakukan secara
klasikal dan individual sampai siswa dapat menguasai kompetensi yang di tetapkan.

3.    Memanfaatkan Hasil Test Diagnostik


Dengan tes diagnostik guru dapat mengetahui penyebab kesulitan belajar yang
dialami siswa selama proses pembelajaran. Karena tes dianostik akan digunakan untuk untuk
menemukan kesulitan pemahaman konsep yang dialami siswa, maka materi tes diagnostik
dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami siswa.
Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang
tepat dan dapat pula diseabkan oleh berbagai factor di luar pembelajaran.
Factor diluar pembelajaran yang dapat menjadi peyebab kesulitanbelajar siswa antara
lain adanya hambatan fisik, psikologis, dan social.
Kemungkinan-kemungkinan hambatan proses belajar lainnya dapat saja terjadi dalam
berbagai mata pelajaran. Hambatan/kesulitan dalam proses pembelajaran dapat diungkap
dengan jelas dengan menggunakan tes diagnostik. Tes diagnostik memang disusun untuk
dapat mengungkap penyebab kesulitan belajar siswa. Dengan mengetahui hasil tes
diagnostik maka guru dapat mengambil keputusan tindakan atau perlakuan yang tepat untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa.

4.   Pemanfaatan Hasil penilaian Non-Tes


Teknik penilaian non-tes dapat memberikan informasi umpan balik bagi proses
pembelajaran. Hasil penilaian sikap, penilaian diri, dan portofolio dapat dianalisis untuk
menjadi masukan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Teknik non-tes
yang digunakan antara lain penilaian diri, penilaian sikap, dan portofolio.
Manfaat utama penilaian sikap adalah untuk memperoleh masukan dan umpan
balik bagi peningkatan profesionalisme guru, perbaikan proses pembelajaran dan
pembinaan sikap siswa. Hasil penilaian sikap dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir
kecenderungan sikap negatif siswa secara umum terhadap bahasan materi atau mata
pelajaran tertentu. Berdasarkan hasil penilaian sikap seperti itu, selanjutnya guru
berupaya mengkaji lebih dalam penyebabnya, sehingga dapat dilakukan tindakan
mengatasi sikap negatif tersebut. Dengan demikian pembelajaran akan lebih efektif.
Selain itu, berdasarkann hasil penilaian sikap, guru dapat memperoleh informasi
tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berdasarkan persepsi siswa. Informasi
tersebut sangat berguna untuk peningkatan kualitas pribadi dan profesionalisme guru.
 Portofolio merupakan rangkaian atau kumpulan karya atau hasil kerja siswa yang
dilakukan dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu semester atau tahun ajaran, bahkan
selama siswa mengikuti pendidikan pada suatu jenjang tertentu.
Penilaian portofolio menekankan pada penilaian proses dan hasil. Oleh karena itu
penilaian portofolio diharapkan dapat memberikan informasi yang menyeluruh
mengenai :
1)        Perkembangan pemahaman dan pemikiran siswa dalam kurun waktu tentang konsep,
topik dan isi
2)        Hasil karya siswa yang berkaitan dengan bakat dan keterampilan khusus
3)        Dokumen kegiatan siswa selama periode waktu tertentu
4)        Refleksi nilai siswa sebagai individu dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dengan cakupannya yang lebih komprehensif, penilaian portofolio memberikan


manfaat bagi siswa, guru, dan orang tua siswa. Bagi siswa penilaian portofolio berguna
sebagai :
1)        Umpan balik penguasaan dan kemampuannya dalam kurun waktu tertentu
2)        Pendorong peningkatan pembelajaran pada aspek kemampuan yang masih  lemah
melalui bahan yang dikumpulkannya
3)        Pemahaman tentang keterbatasan kemampuan di bidang tertentu.

Bagi guru, penilaian portofolio berguna sebagai :


1)        Umpan balik penguasaan siswa selama kurun waktu tertentu
2)        Kemampuan yang belum dikuasai siswa
3)        Gambaran tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar
4)        Strategi pembelajaran dan penilaian siswa
5)        Pertimbangan penempatan siswa dalam jurusan/program studi
6)        Kecenderungan perilaku belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis terhadap penilaian portofolio yang dilakukannya,
guru  dapat membuat langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan proses
pembelajaran.
Dengan informasi yang komprehensif dari hasil penilaian, guru dapat memahami
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran sehingga dapat lebih
mampu menentukan langkah yang paling tepat dalam melaksanakan pembelajaran.  Di
sisi lain siswa dapat lebih memahami dirinya dan perilaku belajarnya, sehingga lebih
dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti proses pembelajaran .

Anda mungkin juga menyukai