Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN TUGAS TUTORIAL 3

Nama Mahasiswa : Silvi Juwita

Nomor Induk Mahasiswa : 857161534

Kode/ Nama Mata Kuliah : PDGK 4301/ Evaluasi Pembelajaran di SD

Kode/ Nama UPBJJ : 21/ JAKARTA

Masa Ujian : 2022.22

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
URAIAN TUGAS TUTORIAL 3
1. Dalam Proses pembelajaran yang anda lakukan dapat berhasil dengan efektif, terdapat beberapa
jenis tes yang dapat dimanfaatkan seperti Pre test- Post test, tes Formatif dan tes Diagnostik.
Coba anda jelaskan fungsi dari jenis-jenis tes tersebut!
JAWABAN:
Jika dikaitkan dengan evaluasi pendidikan dapat ditarik kesimpulan bahwa tes adalah prosedur yang
sistematis, objektif dan standar yang berupa serentetan pertanyaan atau latihan yang harus dijawab oleh
siswa untuk menghasilkan suatu nilai yang mencerminkan tingkah laku atau prestasi siswa sebagai
peserta didik.
1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat
perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat
diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai. Secara
umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
Ada berbagai macam tes yang dapat dilakukan guna mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki
peserta didik. Beberapa diantaranya adalah Pre Test - Post Test, Tes Formatif dan Tes Diagnostik.
a. Pre test - Post test
Pre test dan post test adalah adalah bentuk evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru kepada
peserta didik. Kedua bentuk evaluasi ini sering digunakan untuk mengukur kompetensi awal dan
kompetensi akhir mereka. Kompetensi awal merupakan tingkat pemahaman peserta didik sebelum
menerima pembelajaran, sedangkan kompetensi akhir merupakan tingkat penguasaan materi peserta
didik setelah menerima pembelajaran.Tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang
dipersyaratkan dan tujuan pembelajaran tertentu perlu untuk dievaluasi menggunakan pre test dan
post test.
● Pre Test
Secara sederhana, pengertian pre test adalah tes yang dilakukan sebelum guru memulai
pembelajaran. Fungsi pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik terkait
materi yang akan disampaikan. Dengan mengetahui kemampuan awal tersebut, maka guru lebih
mudah untuk menentukan model dan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Soal pre
test biasanya mengacu pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Bentuk soal pre test dapat
berupa pilihan ganda, isian singkat, atau uraian. Tidak ada ketentuan dalam jumlah soal pre test,
karena tergantung kebijakan guru. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat peserta didik
mengerjakan soal pre test, tidak mengurangi alokasi waktu pembelajaran yang direncanakan.
Melalui pemberian pre test, guru akan memperoleh gambaran mengenai berapa jumlah peserta
didik yang sudah memiliki pengetahuan awal terhadap materi yang akan diberikan. Pengetahuan
awal peserta didik penting untuk diukur karena akan menjadi prasyarat untuk menerima
pengetahuan baru selanjutnya.
● Post Test
Pengertian post test adalah tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai
dilaksanakan. Post test merupakan bentuk evaluasi akhir dari sebuah pembelajaran. Dengan
demikian, post test dilakukan pada tahap penutup kegiatan pembelajaran. Fungsi post test adalah
untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan mengukur penguasaan kompetensi
peserta didik terhadap materi yang diajarkan guru. Seperti halnya pre test, soal post test dapat
berbentuk pilihan ganda dan uraian. Soal yang diberikan guru bisa juga sama dengan soal pre
test. Guru dapat memperoleh data hasil belajar peserta didik dengan membandingkan antara nilai
keduanya. Biasanya, nilai post test akan meningkat jika peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Sebaliknya, apabila peserta didik tidak mampu mengikuti proses
pembelajaran dengan baik, nilai post test nya tidak jauh beda dengan sebelumnya.
b. Tes formatif
Istilah formatif diambil dari kata dalam bahasa Inggris, yakni form yang artinya bentuk. Dalam dunia
pendidikan, formatif sering dikenal sebagai salah satu bentuk tes evaluasi yang diberikan oleh guru
kepada peserta didik. Tes formatif bisa didefinisikan sebagai evaluasi yang dilakukan pada setiap
akhir pembahasan suatu pokok bahasan atau topik yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
manakah proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana telah direncanakan.
Tes formatif juga dapat diartikan sebagai suatu tes untuk mengevaluasi sejauh manakah peserta didik
telah memahami dan menguasai suatu materi dalam jangka waktu tertentu yang dilaksanakan untuk
memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung. Tes formatif pada umumnya
diadakan sebelum atau selama pelajaran berlangsung. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa
pelaksanaan tes sudah diberi tahu lebih dahulu sebelum akhirnya tes dilaksanakan. Tujuan utama tes
formatif adalah untuk memperbaiki proses belajar, bukan untuk menentukan tingkat kemampuan
anak. Selain itu, tes formatif juga dilakukan untuk memperoleh informasi agar bisa menentukan
tingkat perkembangan siswa dalam periode tertentu. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa tes formatif adalah suatu evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar dan mengajar.
Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar-
mengajar. Hasilnya dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memperbaiki dan
menyempurnakan proses belajar-mengajar yang telah dilaksanakan. Fungsi tes formatif juga untuk
mengidentifikasi dan mengetahui masalah serta hambatan kegiatan belajar mengajar. Kendala yang
dimaksud termasuk metode belajar dan pembelajaran yang digunakan guru, apakah kekuatan dan
kelemahan dari metode yang telah dilakukan.
Pelaksanaan suatu evaluasi pembelajaran tentunya memiliki tujuan dan manfaat. Tes formatif tidak
hanya memiliki fungsi, tetapi juga memiliki sejumlah manfaat. Ada banyak manfaat dari pelaksanaan
tes formatif, baik untuk guru, siswa, dan untuk program pendidikan yang sedang dijalankan. Secara
umum, berikut adalah manfaat dari tes formatif.

1) Manfaat untuk Guru


Tes formatif perlu dilaksanakan oleh seorang guru karena jenis evaluasi ini memiliki banyak
manfaat bagi tenaga pendidik. Berikut adalah manfaat tes formatif untuk guru:
● Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah diterima oleh siswa.
● Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum dipelajari atau dipahami
oleh siswa.
● Dapat memperkirakan sukses dan tidaknya seluruh strategi pembelajaran yang telah
dijelaskan.

2) Manfaat untuk Siswa


Tidak hanya bermanfaat bagi guru, tes formatif juga memiliki manfaat yang baik bagi siswa,
yakni di antaranya:
● Mengetahui materi apa yang belum diketahui.
● Mengukur pemahaman mengenai suatu materi.
● Mendorong adanya usaha untuk memperbaiki nilai.
● Memberikan penguatan pada siswa.

3) Manfaat untuk Program Pendidikan


Tes formatif juga memiliki manfaat bagi program pendidikan. Secara umum, manfaat tes
formatif untuk program pendidikan adalah untuk menjawab pertanyaan berikut:
● Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai
dengan kecakapan anak?
● Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum
diperhitungkan?
● Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk meningkatkan hasil yang akan dicapai?
● Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat?
● Apakah target pelaksanaan secara periodik tercapai?
● Apakah penggunaan sumber sesuai dengan rencana?
● Apakah terjadi penyimpangan kuantitas dan kualitas?
● Koreksi apa yang perlu dilakukan agar pelaksanaan program tetap berada di jalurnya?

c. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa ketika
mempelajari sesuatu, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai dasar memberikan tindak lanjut.
Tes ini dapat berupa sejumlah pertanyaan atau permintaan untuk melakukan sesuatu. Tes diagnostik
biasanya dilakukan sebelum tes sumatif. Hal ini dikarenakan tujuan diagnostik adalah melihat
kemajuan belajar siswa yang berkaitan dengan proses menemukan kelemahan siswa pada materi
tertentu. Pendekatan yang dilakukan guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa berbeda-beda,
tergantung kepada kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
Depdiknas (2002) menguraikan lima pendekatan untuk tes diagnosis yaitu: pendekatan profil materi,
pendekatan prasyarat pengetahuan, pendekatan pencapaian tujuan pembelajaran, pendekatan
identifikasi kesalahan, dan pendekatan pengetahuan berstruktur.
Fungsi dan Karakteristik Tes Diagnostik Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa
2. Merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai dengan masalah atau
kesulitan yang telah teridentifikasi.
Karakteristik tes diagnostik adalah sebagai berikut:
● Untuk mendeteksi kesulitan belajar
● Dikembangkan berdasarkan analisis terhadap sumber-sumber kesulitan
● Menggunakan bentuk soal supply response (uraian/jawaban singkat)
● Bila menggunakan bentuk soal selected response, disertai alasan pemilihan
● Disertai rancangan tindak lanjut, sesuai dengan kesulitan yang teridentifikasi
2. Dalam memberikan penilaian ada prinsip penilaian berkelanjutan. Jelaskan ciri-ciri prinsip
berkelanjutan dalam penilaian!

JAWABAN:

Penilaian berkelanjutan adalah penilaian yang melibatkan semua indikator melalui pengembangan soal
yang terkait hasilnya dianalisis untuk menentukan kemampuan dasar mana yang telah atau belum
dimiliki siswa serta kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
Pada dasarnya ada enam macam ciri pokok penilaian berkelanjutan yaitu:

1) Berdasarkan asas tujuan instruksional yang hendak dicapai yang sudah ditentukan lebih dahulu.
Kegiatan penentuan tujuan instruksional yang hendak dicapai berangkat dari kurikulum yang telah
ada di masing-masing sekolah dengan menerjemahkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke
dalam tujuan instruksional sehingga jelas hal-hal yang harus dikuasai oleh
setiap peserta didik. Tujuan instruksional merupakan tujuan kegiatan pembelajaran yang harus
dikuasai oleh setiap peserta didik yang kemudian disajikan melalui kegiatan pembelajaran dengan
strategi dan metode yang tepat.
2) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik terutama dalam kemampuan dan kecepatan
belajarnya.
Sistem pembelajaran kelas tuntas berkelanjutan meyakini bahwa setiap peserta didik memiliki
kemampuan dan kecepatan yang berbeda-beda akan tetapi, filosofi dari sistem ini beranggapan
bahwa setiap peserta didik dapat belajar bila diberi waktu yang cukup untuk belajar dan kesempatan
yang memadai sehingga dampak dari perbedaan individu hampir tidak ada. Untuk meminimalisir
bahkan menghilangkan dampak dari perbedaan individu maka, dalam sistem ini dikenal program
pengayaan (enrichment) bagi kelompok peserta didik yang cepat dalam belajar dan program
perbaikan (remedial) bagi kelompok peserta didik yang lambat dalam belajar. Perbedaan individu
juga dapat diminimalisir dengan peran guru yang memperhatikan setiap kebutuhan peserta didik
secara individu dalam artian bahwa peserta didik yang membutuhkan perhatian/ bimbingan khusus,
guru hendaknya melayani kebutuhan tersebut.
3) Menggunakan prinsip belajar peserta didik aktif.
Filosofi dasar mengapa belajar itu harus berpusat pada anak didasarkan pada keyakinan bahwa anak-
anak akan tumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar mengajar.
Dalam sistem pembelajaran kelas tuntas dengan ciri belajar peserta didik aktif, lingkungan belajar
dirancang secara cermat yang mendorong peserta didik untuk bereksplorasi, mempelopori dan
menciptakan serta mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
4) Menggunakan satuan pelajaran yang kecil/ sistem modul.
Sistem pembelajaran tuntas berkelanjutan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
menguasai kompetensi secara tuntas. Kompetensi tersebut hendaknya disajikan dalam satuan
pelajaran yang kecil dapat berupa modul-modul pelajaran yang berisi pelajaran yang hendak dicapai
sesuai dengan kompetensi yang ada. Dengan memecah pelajaran menjadi bagian-bagian kecil
memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik secara bertahap dapat menuntaskan kompetensi
yang ada sesuai dengan kemampuan belajar yang dimiliki. Selain itu, pemecahan satuan
pembelajaran ke dalam unit-unit kecil akan memudahkan peserta didik untuk menguasai semua
kompetensi secara bertahap sekaligus memacu peserta didik untuk berkompetisi menguasai setiap
kompetensi. Satuan pembelajaran yang kecil ini juga memungkinkan percepatan peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang ada karena adanya pembelajaran yang tidak terbatas hanya di ruang-
ruang kelas akan tetapi memungkinkan bagi peserta didik untuk belajar kapan saja dan dimana saja.
5) Menggunakan sistem evaluasi yang berkelanjutan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang memiliki peran yang sangat penting dalam sistem kelas
tuntas berkelanjutan. Oleh karena itu, satuan pembelajaran yang dipecah ke dalam unit-unit yang
kecil hendaknya memiliki sistem evaluasi yang jelas dan tuntas untuk mengukur keberhasilan peserta
didik menguasai kompetensi yang ada. Standar yang digunakan sebagai acuan evaluasi yaitu adanya
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Setelah dilakukan evaluasi yang tepat, peserta didik yang tidak
dapat melampaui KKM dinyatakan belum tuntas sehingga harus kembali mempelajari dan
menguasai bagian/ hal yang belum tuntas tersebut sesuai hasil evaluasi. Pengulangan ini dilakukan
melalui program perbaikan (remedial). Sedangkan peserta didik yang telah melampaui KKM
berdasarkan hasil evaluasi dapat diberikan program pengayaan (enrichment) atau diberikan
kesempatan untuk melanjutkan ke kompetensi selanjutnya. Hal ini tentu berdampak positif bagi
peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata (cepat dalam belajar) yang tidak terhambat
dalam belajarnya sehingga dapat menuntaskan pembelajaran sesuai dengan kemampuannya.

6) Menggunakan program pengayaan (enrichment) dan perbaikan (remedial).


Setelah dilakukan evaluasi, dan ternyata ada kelompok peserta didik yang telah dinyatakan tuntas
atau hasil penilaiannya sama atau melampaui KKM maka diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
kompetensi berikutnya atau diberikan program pengayaan (enrichment) sambil menunggu temannya
yang belum tuntas yang memperoleh program perbaikan (remedial). Program remedial
diperuntukkan bagi kelompok peserta didik yang setelah di evaluasi belum memperoleh nilai di atas
KKM. Program remedial per butir soal juga perlu dilakukan, misalnya saja dalam 5 nomor soal,
terdapat 2 nomor soal yang tidak dapat dikerjakan oleh peserta didik maka dua nomor soal itulah
yang akan diremedialkan.

3. Sebelum kita memberikan butir soal tes kepada peserta didik anda harus melakukan analisis
butir soal, mengapa analisis butir soal perlu dilakukan ! Jelaskan!

JAWABAN:
Kegiatan menganalisis butir soal merupakan kegiatan yang wajib yang dilakukan guru untuk mengetahui
tingkat hasil belajar peserta didik dan untuk meningkatkan mutu soal yang telah disusun. Kegiatan ini
merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban peserta didik
untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian. Tujuan penelaahan adalah untuk mengkaji dan
menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Di samping itu,
tujuan analisis butir soal juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal
yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada peserta didik apakah mereka
sudah/belum memahami materi yang telah diajarkan. Soal yang bermutu adalah soal yang dapat
memberikan informasi yang sesuai dengan tujuannya diantaranya dapat menentukan peserta didik mana
yang telah atau belum menguasai materi yang diajarkan guru. Dalam menganalisis butir soal terdapat
dua cara yang dapat digunakan yaitu menganalisis soal secara kualitatif dan kuantitatif. Kedua teknik ini
masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu teknik terbaik adalah
menggunakan keduanya (penggabungan).
Manfaat analisis butir soal adalah
1. Menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi dengan baik
2. Meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu tingkat kesukaran, daya pembeda, dan
pengecoh soal
3. Meningkatkan validitas soal dan reliabilitas
4. Merevisi soal yang tidak relevan dengan materi yang diajarkan, ditandai dengan banyaknya anak
yang tidak dapat menjawab butir soal tertentu.

Anda mungkin juga menyukai