Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM TERBIMBING

KEGIATAN PRAKTIKUM 1

GERAK

(Mengamati Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan)

Nama Mata Kuliah : Praktikum IPA di SD


Kode Mata Kuliah : PDGK 4107
Tutor : Ermawati Dewi M. Pd.

SILVI JUWITA
857161534

UPBJJ POKJAR PAKISJAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Silvi Juwita

NIM/ID Lainnya : 857161534

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Nama Sekolah : SDN Sumurlaban 2

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : Ermawati Dewi, M.Pd

Nip/Id Lainnya : 199210192022212005

Instansi Asal : SMAN 6 Karawang

Nomor Hp : 081295201598

Alamat Email : sayaermawatidewi@gmail.com


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Silvi Juwita


NIM : 857161534
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Karawang, Desember 2022


Yang membuat pernyataan

Silvi Juwita
PRAKTIKUM 1

1. JUDUL PERCOBAAN

Judul praktikum kali ini adalah Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) yang terdapat pada modul 4 di kegiatan praktikum 2 mengenai Gerak.

2. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari praktikum kali ini adalah mengamati dan mengetahui Gerak Lurus Beraturan
(GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

3. ALAT DAN BAHAN


● Katrol gantung tunggal
● Stop watch
● Penggaris
● Beban gantung 100 gr dua buah
● Statif dan klem
● Benang kasur
● Plastisin
● Beban tambahan

4. LANDASAN TEORI

Menurut ilmu fisika, gerak diartikan sebagai perpindahan posisi benda dari keadaan
awal (semula) ke keadaan akhir terhadap suatu acuan tertentu. Posisi tersebut merupakan
besaran vektor, yang menyatakan kedudukan suatu benda terhadap titik acuan
berhubungan dengan perpindahan, dan kecepatan.Sementara kedudukan benda
dinyatakan dalam suatu besar dan arah. Sedangkan jarak yang ditempuh suatu benda
merupakan panjang seluruh lintasan yang dilewati. Titik acuan benda bisa berbeda-beda,
oleh sebab itu gerak yang dihasilkan suatu benda bersifat relatif (tergantung bagaimana
keadaan bendanya). Benda yang bergerak menurut acuan X, belum tentu bergerak untuk
acuan Y, berlaku pula sebaliknya.
Suatu benda bisa bergerak diakibatkan karena adanya sebuah gaya. Dikutip dari buku
"Seri Sains: Gaya dan Gerak" karya Agus Riyadi, gaya merupakan dorongan, tarikan,
maupun putaran yang membuat suatu benda bergerak lebih cepat atau lebih lambat. Suatu
benda baru dapat bergerak atau dipindahkan, jika gaya yang diberikan cukup besar atau
setidaknya dapat mengatasi kondisi diam benda tersebut.
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan berbentuk
garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu tetap baik
besar maupun arah. Pada gerak lurus beraturan, rata-rata sama dengan sesaat yang tetap
baik besar maupun arah. Dengan perkataan lain: Kecepatan rata-rata pada gerak lurus
beraturan tak tergantung ada interval (jangka) waktu yang dipilih. Percepatan pada gerak
lurus beraturan adalah , sebab tetap, berarti pada gerak lurus beraturan tidak ada
percepatan (Sarojo, 2002 : 37-39). Pada gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak
yang sama dalam selang waktu yang sama pula. Gerak lurus terjadi pada kereta api yang
bergerak diatas relnya, karena kereta api bergerak pada lintasan yang lurus, kereta api
sedang mengalami gerak lurus.
5. PROSEDUR PERCOBAAN

Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk !


1) Rakitlah alat dan bahan.
2) Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan M2
naik
3) Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A
4) Ukur panjang BC
5) Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang diperlukan M1
untuk bergerak dari B ke C
6) Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A tetap,
B tetap, C berubah)
7) Catat datanya pada tabel di bawah ini

6. HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan GLB

No. Jarak BC s (cm) Waktu t (sek)

1 14 0,3

2 16 0,4

3 18 0,5

4 20 0,6

5 22 0,7

7. PERTANYAAN-PERTANYAAN

Pertanyaan:

1) Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (s sumbu vertikal dan t sumbu horizontal)
2) Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas
3) Buatlah kesimpulanya

Jawaban:

1) Grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data hasil
percobaan GLB
2) Rumus Kecepatan Benda
𝑠
𝑉= 𝑡

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4

0,14 0,16 0,18 0,20


𝑉= 0,3
𝑉= 0,4
𝑉= 0,5
𝑉= 0,6

𝑚/𝑠 𝑚/𝑠 𝑚/𝑠 𝑚/𝑠


= 0, 47 = 0, 4 = 0, 36 = 0, 33

Percobaan 5

0,22
𝑉= 0,7
𝑚/𝑠
= 0, 31

3) Kesimpulan
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis
lurus dengan kecepatan tetap atau konstan dengan beban yang sama beratnya,
semakin dekat jaraknya, semakin cepat pula waktu yang diperlukan.
8. PEMBAHASAN
Dengan beban yang sama beratnya, semakin dekat jaraknya, semakin cepat pula waktu
yang diperlukan.
Jadi dari hasil tabel Pengamatan Gerak Lurus Beraturan adalah
a. Jarak BC s (m) pada percobaan pertama adalah 0,14 m sedangkan waktu (t) dalam
sekon adalah 0,3 sek
b. Jarak BC s (m) pada percobaan kedua adalah 0,16 m sedangkan waktu (t) dalam
sekon adalah 0,4 sek
c. Jarak BC s (m) pada percobaan ketiga adalah 0,18 m sedangkan waktu (t) dalam
sekon adalah 0,5 sek
d. Jarak BC s (m) pada percobaan keempat adalah 0,20 m sedangkan waktu (t) dalam
sekon adalah 0,6 sek
e. Jarak BC s (m) pada percobaan ketiga adalah 0,22 m sedangkan waktu (t) dalam
sekon adalah 0,7 sek

9. KESIMPULAN
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis
lurus dengan kecepatan tetap. Dengan beban yang sama beratnya, makin dekat jaraknya
makin cepat pula waktu yang diperlukan.

10. DAFTAR PUSTAKA


Rumanta Maman, dkk (2022) Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

11. KESULITAN YANG DIALAMI


Dalam praktikum kali ini saya mengalami kesulitan pada proses cara memasang statif,
dan prosedur praktikum yang sulit dimengerti
12. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

❖ Alat dan Bahan

Statif 2 buah beban 100 gr Katrol

Benang Kasur

❖ Prosedur Praktikum
Perakitan Stativ

Uji Coba
PRAKTIKUM 2

a. Judul Percobaan
Judul praktikum kali ini adalah Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) yang terdapat
pada modul 4 di kegiatan praktikum 2 mengenai Gerak.

b. Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mengamati dan mengetahui Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB).

c. Alat dan Bahan


● Katrol gantung tunggal
● Stop watch
● Penggaris
● Beban gantung 100 gr dua buah
● Statif dan klem
● Benang kasur
● Plastisin
● Beban tambahan

d. Landasan Teori
Menurut ilmu fisika, gerak diartikan sebagai perpindahan posisi benda dari keadaan
awal (semula) ke keadaan akhir terhadap suatu acuan tertentu. Posisi tersebut merupakan
besaran vektor, yang menyatakan kedudukan suatu benda terhadap titik acuan
berhubungan dengan perpindahan, dan kecepatan.Sementara kedudukan benda
dinyatakan dalam suatu besar dan arah. Sedangkan jarak yang ditempuh suatu benda
merupakan panjang seluruh lintasan yang dilewati. Titik acuan benda bisa berbeda-beda,
oleh sebab itu gerak yang dihasilkan suatu benda bersifat relatif (tergantung bagaimana
keadaan bendanya). Benda yang bergerak menurut acuan X, belum tentu bergerak untuk
acuan Y, berlaku pula sebaliknya.
Suatu benda bisa bergerak diakibatkan karena adanya sebuah gaya. Dikutip dari buku
"Seri Sains: Gaya dan Gerak" karya Agus Riyadi, gaya merupakan dorongan, tarikan,
maupun putaran yang membuat suatu benda bergerak lebih cepat atau lebih lambat. Suatu
benda baru dapat bergerak atau dipindahkan, jika gaya yang diberikan cukup besar atau
setidaknya dapat mengatasi kondisi diam benda tersebut.
GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan percepatan linear tetap
dengan kecepatan (percepatan positif), maka kecepatannya semakin lama semakin cepat
yang disebut dengan GLBB dipercepat. Sebaliknya apabila percepatan berlawanan arah
maka kecepatannya semakin lama semakin lambat dan akhirnya berhenti. Hal tersebut
dinamakan GLBB diperlambat. Gerak jatuh bebas adalah salah satu contoh gerak lurus
berubah beraturan. Coba kalian perhatikan, ketika gerak suatu benda jatuh dari ketinggian
tertentu, tentu saja kecepatannya semakin besar. Contohnya peristiwa saat sepeda yang
bergerak menuruni sebuah bukit.

e. Prosedur Percobaan
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk !
1) Rakitlah alat dan bahan.
2) Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan M2
naik
3) Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A
4) Ukur panjang BC
5) Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang diperlukan M1
untuk bergerak dari B ke C
6) Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A tetap,
B tetap, C berubah)
7) Catat datanya pada tabel di bawah ini

f. Hasil Pengamatan

No. Beban (gr) 𝑠𝐴𝐵 (cm) 𝑡𝐴𝐵 𝑠𝐵𝐶 𝑡𝐵𝐶


(sek) (cm) (sek)

1 100 25 1,60 60 2,54

2 100 30 1,67 55 2,12

3 100 35 1,97 50 1,98

4 100 40 1,84 45 1,79

5 100 45 1,95 40 1,12

g. Pertanyaan - pertanyaan

PERTANYAAN:
1) Buatlah grafik hubungan antara jarak AB (sAB) sebagai fungsi waktu (tAB) pada
percobaan GLBB
2) Hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik di atas
3) Buatlah kesimpulan
4) Jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik pada percobaan GLB (s fungsi t)

JAWABAN:

1) Grafik hubungan antara jarak AB (sAB) sebagai fungsi waktu (tAB) pada percobaan
GLBB
2) Perhitungan percepatan benda berdasarkan grafik di atas
● Percobaan 1
𝑠
𝑉= 𝑡
0,25
= 1,60
𝑉 = 0, 16 𝑚/𝑠
Percepatan
∆𝑣 𝑉𝑡−𝑉𝑜
𝑎 = ∆𝑡 = ∆𝑡

0,16−0
𝑎= 1,60

𝑎 = 0, 1 𝑚/𝑠

● Percobaan 2
𝑠
𝑉= 𝑡
0,3
= 1,67
𝑉 = 0, 18 𝑚/𝑠
Percepatan
∆𝑣 𝑉𝑡−𝑉𝑜
𝑎 = ∆𝑡 = ∆𝑡

0,18−0
𝑎= 1,67

𝑎 = 0, 11 𝑚/𝑠
● Percobaan 3
𝑠
𝑉= 𝑡
0,35
= 1,97
𝑉 = 0, 18 𝑚/𝑠
Percepatan
∆𝑣 𝑉𝑡−𝑉𝑜
𝑎 = ∆𝑡 = ∆𝑡

0,18−0
𝑎= 1,97

𝑎 = 0, 1 𝑚/𝑠

● Percobaan 4
𝑠
𝑉= 𝑡
0,4
= 1,84
𝑉 = 0, 22 𝑚/𝑠
Percepatan
∆𝑣 𝑉𝑡−𝑉𝑜
𝑎 = ∆𝑡 = ∆𝑡

0,22−0
𝑎= 1,84

𝑎 = 0, 2 𝑚/𝑠

● Percobaan 5
𝑠
𝑉= 𝑡
0,45
= 1,95
𝑉 = 0, 23 𝑚/𝑠
Percepatan
∆𝑣 𝑉𝑡−𝑉𝑜
𝑎 = ∆𝑡 = ∆𝑡

0,23−0
𝑎= 1,95

𝑎 = 0, 12 𝑚/𝑠

3) Kesimpulan
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan
kecepatan yang berubah setiap saat, ini dikarenakan adanya percepatan yang tetap.
Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan
kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a=t) atau
perlambatan (a= -). Jadi, ciri GLBB adalah dari waktu ke waktu kecepatan benda
berubah, semakin lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke
waktu mengalami percepatan/perlambatan. Untuk nilai percepatan positif (+) maka
dikatakan dengan gerakan mengalami percepatan.
4) Perbedaan grafik GLBB dengan grafik pada percobaan GLB (s fungsi t)
Grafik GLB berupa garis lurus, karena kecepatan suatu benda yang bergerak lurus
adalah tetap bila dalam selang waktu jarak tempuh dan arahnya sama. Sedangkan
grafik GLBB berupa garis lurus tetapi berubah-ubah, dikarenakan mengalami
percepatan yang tetap/konstan.
h. Pembahasan
Benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan
berubah kecepatannya karena ada percepatan.
Jadi dari hasil tabel 4.6 Pengamatan Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah
1. Pada percobaan pertama Bebas (gr) adalah 100 gr, SAB (cm) adalah 25 cm, tAB
(sekon) adalah 1,60 sek, SBC (cm) adalah 60 cm sedangkan tBC (sekon) adalah 2,54
sek.
2. Pada percobaan kedua Bebas (gr) adalah 100 gr, SAB (cm) adalah 30 cm, tAB
(sekon) adalah 1,67 sek, SBC (cm) adalah 55 cm sedangkan tBC (sekon) adalah 2,12
sek.
3. Pada percobaan ketiga Bebas (gr) adalah 100 gr, SAB (cm) adalah 35 cm, tAB
(sekon) adalah 1,97 sek, SBC (cm) adalah 50 cm sedangkan tBC (sekon) adalah 1,98
sek.
4. Pada percobaan keempat Bebas (gr) adalah 100 gr, SAB (cm) adalah 40 cm, tAB
(sekon) adalah 1,84 sek, SBC (cm) adalah 45 cm sedangkan tBC (sekon) adalah 1,79
sek.
5. Pada percobaan ketiga Bebas (gr) adalah 100 gr, SAB (cm) adalah 45 cm, tAB
(sekon) adalah 1,95 sek, SBC (cm) adalah 40 cm sedangkan tBC (sekon) adalah 1,12
sek.

i. Kesimpulan
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berupa garis
lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta mempunyai
percepatan tetap.

j. Daftar Pustaka
Rumanta Maman, dkk (2022) Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

k. Kesulitan yang Dialami (Saran dan Masukan)


Dalam praktikum kali ini saya mengalami kesulitan pada proses cara memasang statif,
dan prosedur praktikum yang sulit dimengerti
l. Foto/ Video Praktikum

❖ Alat dan Bahan

Statif 2 buah beban 100 gr Katrol

Benang Kasur

❖ Prosedur Praktikum
Perakitan Stativ

Uji Coba
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM TERBIMBING

KEGIATAN PRAKTIKUM 2

GELOMBANG

(Mengamati Jenis-Jenis Gelombang dan Sifat Pemantulan Gelombang)

Nama Mata Kuliah : Praktikum IPA di SD


Kode Mata Kuliah : PDGK 4107
Tutor : Ermawati Dewi M. Pd.

SILVI JUWITA
857161534

UPBJJ POKJAR PAKISJAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
PRAKTIKUM 1

1. Judul Percobaan
Praktikum kali ini berjudul Jenis-jenis Gelombang

2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengamati jenis-jenis gelombang

3. Alat dan Bahan


● Slinki
● Kabel listrik, panjang 5 m, ϕ = 0,5 cm (diganti dengan tambang)
● Benang kasur panjang 3 m
● Karet gelang

4. Landasan Teori
Definisi gelombang adalah getaran yang merambat dari suatu titik ke titik
lainnya melalui suatu media atau ruang hampa. Menurut Prof. Yohanes Surya, Ph.D.
dalam buku berjudul Getaran dan Gelombang (2009), getaran yang merambat ini
menghantarkan energi dan bergerak dalam kecepatan tertentu, namun tidak menyeret
materi atau media yang dilewati. Gelombang terjadi karena adanya sumber getaran
yang bergerak terus-menerus. Medium pada proses perambatan gelombang tidak
selalu ikut berpindah tempat bersama dengan rambatan gelombang. Misalnya bunyi
yang merambat melalui medium udara, maka partikel-partikel udara akan bergerak
osilasi (lokal) saja. Gelombang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan
arah rambat getarannya, yakni Gelombang Transversal dan Gelombang Longitudinal.

5. Prosedur Percobaan
a. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin. Ikat salah satu ujung
slinki pada tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang oleh
teman anda. Ujung yang lain dipegang sendiri.
b. Usiklah ujung slinki yang anda pegang itu dengan cara menggerakan ujung
slinki dengan cepat ke kiri lain ke kanan seperti pada gambar berikut.
Amati gelombang yang terjadi pada slinki. Apa yang terjadi pada ujung
slinki? Apa yang merambat pada slinki? Apa gelombang itu?

c. Usik lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah b. Amati arah getar
(arah usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang terjadi ini
disebut gelombang transversal. Bagaimana arah getar dan arah gelombang
tersebut?
d. Ikatkan karet gelang tersebut di tengah-tengah slinki. Lalu usik lagi ujung
slinki yang anda pegang berulang-ulang. Amatilah karet gelang tersebut,
ketika gelombang berjalan, ikut pindahkah karet gelang tersebut? Adakah
energi yang merambat melalui pegas? Jika ada, darimanakah asalnya?
e. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu ujung pada
tiang ynag cukup kokoh atau dipegang dengan anda. Ujung yang lain
dipegang sendiri. Usiklah ujung slinki yang anda pegang berulang-ulang
dengan cara menggerakan ujung slinki dengan cepat ke belakang lain
kedepan seperti gambar di berikut.

Amati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang-gelombang


yang terjadi disebut gelombang longitudinal. Bagaimanakah arah getar dan
arah rambat gelombang longitudinal tersebut?
f. Apa perbedaan antara gelombang transversal dengan gelombang
longitudinal?

6. Hasil Pengamatan
Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung slinki, terlihat
adanya suatu rambatan atau gelombang. Pada saat slinki diusik dengan cara
menggerak-gerakkan ujung slinki. Terlihat adanya Gelombang Transversal
(jika diusik kekiri dan kekanan), apabila slinki
digerakkan maju mundur maka rambatan gelombang lurus (Longitudinal).

7. Pertanyaan - pertanyaan
Apakah perbedaan gelombang transversal dan longitudinal?
Jawab :
Gelombang transversal Adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak
lurus dengan arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah
gelombang pada tali. Arah getar gelombang adalah vertikal, sedangkan arah
rambatnya horizontal sehingga arah getar dan arah rambatnya satins.
Gelombang longitudinal Adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar
dengan arah rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang
digerakkan maju mundur.
8. Pembahasan
1) Slinki direntangkan di atas lantai yang licin, salah satu ujungnya dipegang
sendiri dan ujung yang lain dipegang teman. Lalu slinki diusik ujungnya
dengan cara menggerakkan ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan
sehingga terjadi perambatan pada slinki yang membentuk gelombang.
Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi energi.
2) Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah
usikan dan rambat gelombangnya. Ternyata arah usikan tegak lurus dengan
arah rambatannya. Hal demikian disebut gelombang transversal, yakni
gelombang yang arah getarannya tegak lurus pada arah rambatan
gelombangnya.
3) Percobaan kedua diberi karet gelang di tengah-tengah slinki lalu ujung
slinki yang dipegang diusik secara berulang-ulang, ternyata karet gelang
tersebut ikut berpindah bersama gelombang, dan juga karet gelang
berpindah karena adanya energi yang merambat melalui slinki. Energi ini
berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki digerakkan ).
4) Percobaan kali ini slinki direntangkan di atas lantai, salah satu ujungnya
diikat pada tiang atau dipegang sendiri. Lalu ujung slinki diusik atau
digerakkan berulang-ulang dengan cepat kebelakang dan kedepan, seperti
pada gambar berikut : Pada percobaan ini diamati arah usikan dan
rambatannya (gelombang). Ternyata arah usikan searah dengan arah
rambatannya. Maka gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.

9. Kesimpulan

1. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus


dengan arah rambatannya.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan
arah rambatannya.
3. Perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal terletak pada
arah rambatannya yaitu bila transversal tegak lurus sedangkan longitudinal searah
rambatannya.

10. Daftar Pustaka


Rumanta Maman, dkk (2022) Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

11. Kesulitan yang Dialami (Saran dan Masukan)


Tidak ada kesulitan yang berarti dalam praktikum kali ini, mengingat alat, bahan, dan
prosedur praktikum yang digunakan mudah dilakukan.
12. Foto/ Video Praktikum

❖ Alat dan Bahan

Slinky Kabel Listrik

❖ Pelaksanaan Praktikum

Slinky direntangkan

Slinky diusik ke kanan dan ke kiri


Terlihat adanya rapatan dan renggangan

Ini ketika slinky diganti kabel listrik


PRAKTIKUM 2
1. Judul Percobaan
Judul percobaan kali ini adalah tentang sifat pemantulan gelombang

2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengamati sifat dan pemantulan gelombang

3. Alat dan Bahan


● Slinki
● Benang kasur
● Kerikil

4. Landasan Teori
Gelombang merupakan salah satu hal fisis dalam fisika dimana terdapat riak-riak,
juga pola periodik padanya. Ketika kita melempar benda ke genangan air, akibatnya kita
melihat pembentukan dan perambatan beberapa lingkaran di atas permukaan air tersebut.
Kejadian ini disebabkan karena sebagian energi kinetik dari jatuhnya benda ditransfer
oleh air. Kemudian perambatan energi yang dihasilkan ditandai dengan meluasnya
lingkaran. Pengamatan ini merupakan salah satu fenomena dari gelombang.
Gelombang memiliki sifat-sifat yang salah satunya adalah sifat pemantulan
gelombang.
Pemantulan gelombang adalah perubahan arah rambat gelombang ke arah medium
asalnya (dipantulkan) saat mengenai dinding penghalang. Terdapat hukum pemantulan
gelombang, antara lain:
● Sudut datang gelombang sama dengan sudut pantul gelombang.
● Gelombang datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak dalam satu bidang
datar.
Pada praktikum kali ini kita akan mengamati salah satu sifat gelombang yaitu sifat
pemantulan gelombang.

5. Prosedur Percobaan
a. Lakukan percobaan tersebut di kolam, bejana, atau bak yang berisi air, jatuhkan
kerikil ke atas permukaan air. Kemudian amati gelombang yang terjadi di permukaan
air. Bagaimana bentuk gelombangnya? Perhatikan sisi-sisi kolam, bak atau bejana
yang dikenai gelombang. Adakah gelombang yang dipantulkan?
b. Rentangkan slinki sejauh 1,5 m. ikatkan salah satu ujungnya pada tiang yang kokoh
atau dipegang teman anda, ujung yang satu ini harus tetap pada tempat yang tidak
bergeser.
c. Ujung slinki lainnya anda pegang. Getarkan satu kali hingga membentuk setengah
panjang gelombang. Amati perambatan setengah gelombang (denyut) sampai
gelombang tersebut hilang. Jika pola perambatan gelombang tersebut belum teramati
dengan jelas, getarkan lagi ujung slinki tersebut. Dapatkah gelombang dipantulkan?
Bagaimana fase gelombang pantul dibandingkan dengan fase gelombang asalnya?
d. Ujung slinki yang terikat atau yang dipegang oleh teman anda sekarang ikat dengan
benang yang panjangnya 1,5 m. ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung
slinki ke tiang yang kokoh atau yang dipegang teman anda. Ujung slinki ini sekarang
dapat bergerak bebas oleh karena itu kita sebut slinki ujung bebas.
e. Getarkan ujung slinki yang anda pegang satu kali sehingga membentuk setengah
panjang gelombang seperti percobaan 2 langkah 2. Amati perambatan setengah
panjang gelombang ini. Dengan ujung bebas ini, bagaimanakah fase gelombang
pantul dibandingkan dengan gelombang asalnya.

6. Hasil Pengamatan
Bak air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan air,ternyata terjadi
gelombang di permukaan yang bentuknya searah dengan arah rambatannya. Jika
diperhatikan gelombang yang mengenai sisi bak air maka dipantulkan kearah datangnya
gelombang
Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung slinki,terlihat adanya
suatu pantulan namun fase gelombang nya lebih pendek daripada fase gelombang asal.

7. Pertanyaan - pertanyaan
Dapatkah sebuah gelombang dipantulkan? Bagaimana fase gelombang pantul
dibandingkan dengan fase gelombang asalnya?

Jawaban:

Sebuah gelombang tentu saja dapat dipantulkan sesuai dengan sifat yang dimilikinya, fase
gelombang pantul akan selalu lebih pendek dari fase gelombang asal.

8. Pembahasan
a. Pada saat diujikan pada bak yang berisi air terjadi gelombang yang arahnya selaras
dengan rambatanya. Jika diperhatikan gelombang mengenai air di bak mandi maka
pantulan ke arah datangnya gelombang.
b. Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya dipegang teman. Lalu
digetarkan satu kali sehingga membentuk gelombang. Diamati perambatan setengah
gelombang sampai gelombang tersebut menghilang. Jika belum dapat diamati,
getarkan lagi ujung slinki. Ternyata yang terjadi adalah gelombang tersebut
dipantulkan kembali. Dan fase gelombang pantul sama dengan gelombang asalnya.
c. Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya +1,5 m.
Ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki dipegang teman, ternyata
ujung slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu disebut slinki ujung bebas

9. Kesimpulan
● Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan.
Contoh : Gelombang yang terjadi di air
● Fase gelombang pantul dengan gelombang asal adalah sama.

10. Daftar Pustaka


Rumanta Maman, dkk (2022) Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

11. Kesulitan yang Dialami (Saran dan Masukan)


Tidak ada kesulitan yang berarti hanya saja keteteran masalah waktu dalam menyusun
laporan sehingga menjadi tidak optimal.
12. Foto/ Video Praktikum
Uji coba sifat pemantulan gelombang di bak mandi

Uji coba sifat pemantulan memakai slinki


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM TERBIMBING

KEGIATAN PRAKTIKUM 3

SIFAT CAHAYA

(Mengamati Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar)

Nama Mata Kuliah : Praktikum IPA di SD


Kode Mata Kuliah : PDGK 4107
Tutor : Ermawati Dewi M. Pd.

SILVI JUWITA
857161534

UPBJJ POKJAR PAKISJAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
PRAKTIKUM 1
I. Judul Percobaan
Percobaan kali ini berjudul Mengamati Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar

II. Tujuan Percobaan


Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
2. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin.

III. Alat dan Bahan


1. Cermin datar (2x6 cm2)
2. Lampu senter
3. Busur derajat
4. Kertas putih
5. Layar (tabir kertas)
6. Celah cahaya

IV. Landasan Teori


Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difusi) dan
pemantulan teratur. Pemantulan baur merupakan pemantulan yang terjadi apabila cahaya
mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantulnya
tidak beraturan. Sedangkan pemantulan teratur terjadi bila cahaya mengenai permukaan
yang licin, rata, dan mengkilap, misalnya cermin. Sinar pantulnya memiliki arah yang
teratur. Berdasarkan bentuk permukaannya cermin dibedakan menjadi tiga macam,
cermin cembung, dan cermin cekung.

V. Prosedur Percobaan
Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
1) Menyusun lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar.
2) Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
3) Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantul.
4) Mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (t) tersebut.
5) Meletakan sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar dan mengamati
bayangan selama benda itu digeser-geserkan didepan cermin datar.
6) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.

VI. Hasil Pengamatan


Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar
● Besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r)

No. i(derajat) r(derajat)

1 10⁰ 10⁰

2 12⁰ 13⁰

3 10⁰ 11⁰

4 18⁰ 17⁰

5 16⁰ 17,5⁰

● Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar


a. Tinggi benda sama dengan tinggi bayangan
b. Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
c. Tegak, Maya dan Sama besar

VII. Pertanyaan-pertanyaan
1. Bagaimana terjadinya pemantulan pada cermin datar?
2. Bagaimana sifat bayangan pada cermin datar?
Jawaban:
1. Bentuk permukaan benda pantul sangat mempengaruhi sifat pemantulan cahaya.
Misalnya permukaan benda pantul berbentuk datar, maka cahaya akan dipantulkan
secara sempurna, sedangkan jika permukaan benda pantul tidak rata, maka cahaya
akan dipantulkan ke berbagai arah atau pemantulan berbaur. Cermin datar merupakan
benda pantul yang bisa memantulkan cahaya dengan sempurna. Hal ini sebabkan
karena jenis cermin datar yang memiliki permukaan yang datar.
2. Sifat bayangan pada cermin datar adalah:
● Bayangan tegak dan sama besar
● Bayangan semu atau maya
● Bayangan bertukar sisi (sisi kanan benda menjadi sisi kiri bayangan)
● Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin

VIII. Pembahasan

Jadi dari hasil tabel 7.1 Pengamatan pemantulan cahaya datar


a. Pada Kolom pertama sudut datang (i) adalah 10◦ dan besar sudut pantul (r ) adalah
10◦.
b. Pada Kolom kedua sudut datang (i) adalah 12◦ dan besar sudut pantul adalah 13◦.
c. Pada Kolom ketiga sudut datang (i) adalah 10◦ dan besar sudut pantul adalah 11◦.
d. Pada Kolom keempat sudut datang (i) adalah 18◦ dan besar sudut pantul adalah 17◦.
e. Pada Kolom kelima sudut datang (i) adalah 16◦ dan besar sudut pantul adalah 17,5◦.
Dapat disimpulkan dari hasil tabel dan uraian diatas adalah jika sudut datang (i) dengan
besar sudut pantul (r ) hasil dan nilainya terdapat sedikit perbedaan yang tidak signifikan
dalam hal ini kita asumsikan sama. Karena sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin itu
sama , misalnya tinggi benda sama dengan tinggi bayangan.

IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada cermin datar
terdapat sifat-sifat sebagai berikut:
1. Memiliki Jarak yang Sama
Sinar datang dan sinar pantul pada permukaan cermin datar dan menghasilkan sudut
datang dan sudut pantul yang memiliki jarak yang sama.
2. Memiliki Ukuran yang Sama
Bayangan yang dihasilkan dari pantulan cahaya pada cermin datar memiliki ukuran
yang sama.
Misalnya tinggi seseorang 150 cm, maka bayangan pada cermin datar juga 150 cm.
3. Maya
Bayangan yang dihasilkan dari pantulan cahaya pada cermin datar tidak nyata atau
maya. Bayangan nyata adalah bayangan yang bisa ditangkap oleh layar dan terbentuk
dari potongan langsung sinar cahaya. Sedangkan bayangan maya, adalah bayangan
yang tidak bisa ditangkap oleh layar dan terbentuk dari perpotongan perpanjangan
sinar cahaya.
4. Tegak
Bayangan yang dihasilkan dari pantulan cahaya pada cermin datar tidak terbalik atau
bersifat tegak.
5. Terbalik Kanan Kiri
Bayangan yang dihasilkan dari pantulan cahaya pada cermin datar terbalik kanan kiri.
Contohnya, sisi kanan benda akan menjadi sisi kiri pada bayangan.

X. Daftar Pustaka
Rumanta Maman, dkk (2022) Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

XI. Kesulitan yang Dialami


Tidak ada kesulitan yang berarti hanya saja keteteran masalah waktu dalam menyusun
laporan sehingga menjadi tidak optimal.
XII. Foto dan Video Praktikum

Kegiatan praktikum
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM TERBIMBING

KEGIATAN PRAKTIKUM 4

LENSA CEMBUNG

(Mengamati Jarak Titik Api pada Lensa Cembung)

Nama Mata Kuliah : Praktikum IPA di SD


Kode Mata Kuliah : PDGK 4107
Tutor : Ermawati Dewi M. Pd.

SILVI JUWITA
857161534

UPBJJ POKJAR PAKISJAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
1. Judul Percobaan
Percobaan Lensa Cembung

2. Tujuan Percobaan
a. Menentukan jarak titik api (f) Lensa cembung
b. Menentukan Lensa Cembung (p)
c. Menentukan jarak titik api (f) cermin cekung

3. Alat dan Bahan


a. Meja Optik Lengkap
b. Lensa Cembung
c. Cermin Cekung
d. Layar
e. Sumber Cahaya (Lilin atau Lampu)

4. Landasan Teori
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit
satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari lensa.
Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama.
Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan
kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Terdapat dua jenis lensa, yaitu
lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar dapat
mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat menyebar atau
konvergen (Sarojo, 2011). Lensa cembung memiliki tiga sinar istimewa yaitu:
a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus f.
Perhatikan gambar berikut!

Gambar Berkas Sinar Istimewa I

b. Sinar yang datang melalui titik fokus pasif f akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama.

Gambar Berkas Sinar Istimewa II


c. Sinar yang datang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan)

Gambar Berkas Sinar Istimewa III


(Sunaryono, 2010)

Seperti halnya pada lensa cembung, untuk menggambarkan bayangan pada lensa cekung
pun dapat digunakan perjalanan tiga sinar istimewanya. Tiga sinar istimewa pada lensa
cekung adalah sebagai berikut:

a. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus f,
perhatikan gambar berikut:

Gambar Berkas Sinar Istimewa I


b. Sinar datang menuju titik fokus pasif f2 akan akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.

Gambar Berkas Sinar Istimewa II

c. Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan

Gambar Berkas Sinar Istimewa III


5. Prosedur Percobaan
a. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya
(gambar 7.7)
b. Nyatakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan lensa agar pada layar
terbentuk bayangan yang paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda

6. Hasil Pengamatan
a. Data Pengamatan
Data pengamatan percobaan lensa cembung dapat dilihat pada Gambar-Gambar
berikut ini:

1. Menyelidiki Sifat Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembung

Gambar 5.10 Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembun

2. Menyelidiki sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung dan hubungan jarak benda,
jarak bayangan, dan jarak fokus lensa dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 5.2 Data Pengamatan Lensa Cembung


No S (m) S’ (m) Sifat Bayangan
1 0,2 1,37 Nyata, terbalik, dan diperbesar

2 0,3 0,7 Nyata, terbalik, dan diperbesar

3 0,4 0,42 Nyata, terbalik, dan diperbesar

4 0,5 0,395 Nyata, terbalik, dan diperbesar


b. Analisis Data

1. Menentukan Jarak Fokus Lensa


⮚ Tanpa Ralat

⮚ Dengan Ralat
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel Analisis Data Penentuan Jarak Fokus Lensa Cembung


No S (m) S’ (m) f (m) KSR (%) fseb = f±∆𝑓 (m)

1 0,2 1,37 0, 175 0,223 0, 17461 s/d 0, 17539

2 0,3 0,7 0, 21 0, 138095 0.20971 s/d 0,2029

3 0,4 0,42 0,204878 0, 122096 0,264628 s/d 0,205128

4 0,5 0,395 0,22067 0, 11485 0,220417 s/d 0,220924

2. Menentukan Perbesaran Lensa


⮚ Tanpa Ralat

⮚ Dengan Ralat
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel Analisis Data Penentuan Perbesaran Lensa Cembung


No S S’ (m) M ∆M KSR Mseb = M±∆M
(m) (kali) (kali) (%) (kali)

1 0,2 1,37 6,85 0,0196 0,286 6,8304 s/d 6,8969

2 0,3 0,7 2,333 0,0056 0,238 2,327778 s/d 2,339

3 0,4 0,42 1,05 0,00256 0,244 1,047438 s/d 1,0525

4 0,5 0,039 0,79 0,00179 0,226 0,28821 s/d 0,79179

3. Menentukan Daya Lensa


➢ Tanpa Ralat

➢ Dengan Ralat
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel Analisis Data Penentuan Perbesaran Lensa Cembung


S P ∆P KSR Pseb
No S’ (m) f (m)
(m) (dioptri) (dioptri) (%) P±∆P
1 0,2 1,37 0, 175 5,714 0,0127 0,22 5,70 s/d 5,72

2 0,3 0,7 0,21 4,762 0,0066 0, 138 4,76 s/s 4,77

3 0,4 0,42 0,2048 4,880 0,00596 0, 122 4,88 s/d 4,89

4 0,5 0,395 0,221 4,532 0,005205 0, 115 4,53 s/d 4,54

7. Pertanyaan-pertanyaan
a. Tentukan jarak focus (f) lensa cembung yang anda gunakan dalam percobaan

Tabel Analisis Data Penentuan Jarak Fokus Lensa Cembung


No S (m) S’ (m) f (m) KSR (%) fseb = f±∆𝑓 (m)

1 0,2 1,37 0, 175 0,223 0, 17461 s/d 0, 17539

2 0,3 0,7 0, 21 0, 138095 0.20971 s/d 0,2029

3 0,4 0,42 0,204878 0, 122096 0,264628 s/d 0,205128

4 0,5 0,395 0,22067 0, 11485 0,220417 s/d 0,220924


b. Tentukan kekuatan lensa (P) yang anda pergunakan dalam percobaan

Tabel Analisis Data Penentuan Perbesaran Lensa Cembung


S P ∆P KSR Pseb
No S’ (m) f (m)
(m) (dioptri) (dioptri) (%) P±∆P
1 0,2 1,37 0, 175 5,714 0,0127 0,22 5,70 s/d 5,72

2 0,3 0,7 0,21 4,762 0,0066 0, 138 4,76 s/s 4,77

3 0,4 0,42 0,2048 4,880 0,00596 0, 122 4,88 s/d 4,89

4 0,5 0,395 0,221 4,532 0,005205 0, 115 4,53 s/d 4,54

8. Pembahasan

Hasil yang diperoleh pada percobaan “Lensa Cembung” pada gambar


menunjukkan bahwa lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya. Hal ini telah
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa lensa cembung merupakan lensa yang
bersifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut sebagai lensa konvergen atau lensa
positif.
Langkah pertama pada analisis data yaitu menentukan jarak fokus lensa
cembung. Dengan menggunakan sampel jarak benda 0,2 m dan jarak bayangan 1,37
m diperoleh jarak fokus tanpa ralat sebesar 0, 175 mdan dengan ralat berkisar antara
0, 17461 m s/d 0, 17539 m. sedangkan untuk perbesaran lensa tanpa ralat sebesar 6,85
kali dan dengan ralat 6,8304 kali s/d 6,8696 kali. Adapun daya lensa yang diperoleh
tanpa ralat adalah 5,714 dioptri dan dengan ralat 5,7013 dioptri s/d 5,7267 dioptri.
Sifat bayangan pada lensa cembung untuk semua jarak benda adalah sama yaitu nyata,
terbalik, dan diperbesar.
Hasil yang diperoleh pada analisis data menunjukkan bahwa hasil yang
diperoleh hamper sama dengan teori. Dimana jarak bayangan semakin dekat jika jarak
benda semakin jauh. Hal ini telah sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
semakin jauh jarak benda, maka jarak bayangan semakin dekat terhadap lensa tetapi
jarak fokus tidak ditentukan oleh jarak benda maupun jarak bayangan.
Perbesaran lensa yang diperoleh menunjukkan bahwa perbesaran akan
semakin kecil jika jarak benda semakin jauh dan jarak bayangan semakin dekat. Hasil
ini telah sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa perbesaran berbanding terbalik
dengan jarak benda dan berbanding lurus dengan jarak bayangan. Sedangkan daya
lensa yang diperoleh pada praktikum juga sesuai dengan teori dimana antara jarak
fokus dan daya lensa berbanding terbalik.
Secara umum, percobaan yang dilakukan pada lensa cembung sudah sesuai
dengan teori mengenai perbesaran lensa, jarak fokus lensa, dan daya lensa. Karena
hasil analisis data yang diperoleh secara ralat dan tanpa ralat memiliki perbedaan nilai
yang kecil.
9. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa jarak benda
yang semakin dekat akan menghasilkan jarak bayangan benda yang semakin jauh dengan
cermin. Sebaliknya, jarak benda yang semakin jauh akan menghasilkan jarak bayangan
benda yang semakin dekat. Jarak benda yang diubah dalam ukuran berapapun, tidak akan
mengubah fokus atau titik api itu sendiri. Sedangkan sifat yang terbentuk dari bayangan
yang ada tersebut bergantung pada jarak bayangan dan jarak benda itu sendiri.
Sebagaimana penjelasan di atas, semakin dekat jarak benda akan menghasilkan
jarak bayangan yang semakin jauh. Dari sini diperoleh bahwa sifat bayangan yang
dibentuk adalah diperbesar. Sedangkan saat jarak benda semakin jauh, maka jarak
bayangan semakin dekat. Artinya, sifat bayangan yang dibentuk adalah diperkecil. Setiap
percobaan hendaknya dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Hal ini dimaksudkan agar
mendapatkan fokus pengamatan bayangan menjadi lebih baik. Percobaan juga bisa
dilakukan dalam waktu berkali-kali agar hasil yang didapat semakin tepat. Lensa positif
dan bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen). Sinar yang datang melalui titik pusat
optik lensa tidak akan dibiaskan, tetapi akan diteruskan.

10. Daftar Pustaka


Rumanta Maman, dkk (2022) Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

11. Kesulitan yang Dialami


Tidak ada kesulitan yang berarti hanya saja keteteran masalah waktu dalam menyusun
laporan sehingga menjadi tidak optimal.
12. Foto dan Video Praktikum
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM MANDIRI

KEGIATAN PRAKTIKUM 5

GETARAN DAN BUNYI

(Mengamati Benda Bergetar Sebagai Sumber Bunyi)

Nama Mata Kuliah : Praktikum IPA di SD


Kode Mata Kuliah : PDGK 4107
Tutor : Ermawati Dewi M. Pd.

SILVI JUWITA
857161534

UPBJJ POKJAR PAKISJAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
A. Judul Percobaan

Judul praktikum kali ini adalah Mengamati Benda Bergetar Sebagai Sumber Bunyi

B. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan penyebab timbulnya bunyi.
2. Menjelaskan cara perambatan bunyi.

C. Alat dan Bahan


1. Balon karet 1 buah.
2. Karet gelang 1 buah.
D. Kaleng bekas/kaleng susu 1 buah.
E. Serbuk besi.
F. Mistar plastik 30 cm 1 buah.

G. Landasan Teori

Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan. Kesetimbangan di sini


maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada
gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran mempunyai amplitudo (jarak simpangan
terjauh dengan titik tengah) yang sama.

H. Prosedur Percobaan
1. Letakkan mistar di atas meja, dengan salah satu tepinya menonjol 15 cm. Getarkan
ujungnya dengan cara menarik ke atas, kemudian dilepas. Apakah bagian mistar yang
bergetar mengeluarkan bunyi.
2. Ulangi langkah 1 tersebut dengan panjang mistar 10 cm, amatilah apakah getaran
mistar menimbulkan bunyi? Lakukan untuk panjang mistar yang menonjol 5 cm, 20
cm dan 25 cm. Manakah yang lebih cepat getarannya? Berdasarkan percobaan
tersebut apakah benda yang bergetar dapat menimbulkan bunyi?
I. Hasil Pengamatan
● Tepi menonjol 5 cm

● Tepi menonjol 10 cm

● Tepi menonjol 15 cm
● Tepi menonjol 20 cm

● Tepi menonjol 25 cm

J. Pertanyaan-pertanyaan
1. Jelaskan benda yang bagaimanakah yang dapat menimbulkan bunyi?
Jawab :
Bunyi ditimbulkan oleh getaran suatu benda.
2. Bunyi yang sampai di telinga pendengar melalui medium apa?
Jawab:
Medium yang bisa menyampaikan bunyi ke telinga pendengar adalah melalui
perambatan udara.

K. Pembahasan

Mistar plastik yang diletakan diatas meja dan salah satu tepinya ditonjolkan melebihi
bibir meja, kemudian ujung mistar digetarkan dan dilakukan sebanyak 5 kali dengan
panjang tonjolan yang berbeda. Mistar yang lebih pendek (tonjolan nya) lebih cepat
putarannya, sedangkan yang lebih panjang lebih lambat sehingga mempengaruhi bunyi
yang dihasilkan.

L. Kesimpulan

Semakin pendek tonjolan mistar yang di tarik ke atas dan dilepaskan maka bunyinya akan
semakin keras, semakin panjang tonjolan mistar maka getarannya akan lambat dan
bunyinya akan hilang.

M. Daftar Pustaka

Rumanta Maman, dkk (2022) Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

N. Kesulitan yang Dialami

Tidak ada kesulitan yang berarti hanya saja keteteran masalah waktu dalam menyusun
laporan sehingga menjadi tidak optimal.

O. Foto dan Video Praktikum

Anda mungkin juga menyukai