Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

GERAK
PDGK 4107 PRAKTIKUM IPA DI SD
(Jenis praktikum : Bimbingan)

MEY MELVA YDA SIHOMBING

856460812

UPBJJ UT PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Mahasiswa : MEY MELVA YDA SIHOMBING
NIM : 856460812
Program Studi : S1 PGSD
dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum (LKP) ini merupakan hasil
karya saya sendiri dan tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan, Atas pernyataan ini saya
siap menerima tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya abila dikemudian hari
ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya
ini.

Perawang, 09 November 2022


Yang membuat pernyataan

MEY MELVA YDA SIHOMBING


A. JUDUL PERCONAAN
Gerak Lurus Beraturan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui gerak lurus beraturan

C. ALAT DAN BAHAN


a) Katrol gantung tunggal
b) Stop watch
c) Penggaris
d) Beban gantung 100 gr ( 2 buah)
e) Statif dan klem
f) Plastisin
g) Beban tambahan

D. LANDASAN TEORI
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan berbentuk
garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu tetap
baik besar maupun arah. Pada gerak lurus beraturan, rata-rata sama dengan sesaat
yang tetap baik besar maupun arah. Dengan perkataan lain: Kecepatan rata-rata
pada gerak lurus beraturan tak tergantung ada interval (jangka) waktu yang dipilih.
Percepatan pada gerak lurus beraturan adalah , sebab tetap, berarti pada gerak
lurus berarturan tidak ada percepatan (Sarojo, 2002 : 37-39).

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk !
a. Rakitlah alat dan bahan seperti tampak pada gambar 4.8 modul hal 4.12
b. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila turun
dan naik.
c. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik
A.
d. Ukur panjang BC.
e. Biarkan system bergerak turun dan naik. Catat waktu yang diperlukan
untuk bergerak dari B ke C.
f. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda
(tinggi a tetap, B tetap, C berubah).
g. Catat datanya pada tabel pengamatan.

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel pengamatan GLB
No Jarak BC s (cm) Waktu t (s)
1. 0,22 0,70
2. 0,20 0,60
3. 0,18 0,50
4. 0,16 0,40
5. 0,14 0,30

G. PEMBAHASAN
Dengan beban yang sama beratnya, semakin dekat jaraknya, semakin cepat pula
waktu yang diperlukan.

H. KESIMPULAN
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa
garis lurus dengan kecepatan tetap. Dengan beban yang sama beratnya, makin
dekat jaraknya makin cepat pula waktu yang diperlukan.

Percobaan 2 (Gerak Lurus Berubah Beraturan)


A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui kecepatan akhir gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada
lintasan bidang miring.

B. ALAT DAN BAHAN


a. Katrol gantung tunggal
b. Stop watch
c. Penggaris
d. Beban gantung 100 gr ( 2 buah)
e. Statif dan klem
f. Benang kasur
g. Plastisin
h. Beban tambahan

C. DASAR TEORI
GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan percepatan linear
tetap dengan kecepatan (percepatan positif), maka kecepatannya semakin lama
semakin cepat yang disebut dengan GLBB dipercepat. Sebaliknya apabila
percepatan berlawanan arah maka kecepatannya semakin lama semakin lambat
dan akhirnya berhenti. Hal tersebut dinamakan GLBB diperlamabat.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk !
a. Susun alat seperti gambar 4.9 modul halaman 4.12
b. Tentukan dan ukur jarak AB dan BC ( usahakan AB lebih besar dari BC).
c. Biarkan system bergerak ( M1 dan m) turun dan M2 naik, usahakan agar
beban tambahan m tertinggal di ring pembatas B.
d. Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B ( t AB) dan M1 untuk
bergerak dari B ke C.
e. Lakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB ( titik A tetap, C tetap, B
berubah) dan catat datanya pada tabel pengamatan.

E. HASIL PENGAMATAN
Data hasil Pengamatan GLBB
No Beban (gr) S AB (cm) t AB ( sek) S BC (cm) t BC ( sek)
1. 100 25 1,60 60 2,54
2. 100 30 1,67 55 2,12
3. 100 35 1,97 50 1,98
4. 100 40 1,84 45 1,79
5. 100 45 1,95 40 1,12

F. PEMBAHASAN
Benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan
awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan.

G. KESIMPULAN
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berupa
garis lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta
mempunyai percepatan tetap.

H. JAWABAN DARI PERTANYAAN


1) Grafik hubungan antar jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (S sumbu vertical dan sumbu horizontal).

2) V = S/T

3) Kesimpulan : gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang
lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan tetap atau konstan dengan
beban yang sama beratnya, semakin dekat jaraknya, semakin cepat pula
waktu yang diperlukan.

4) Grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu t (AB) pada
percobaan GLBB.

5) Perhitungan percepatan benda berdasarkan grafik GLBB.

6) Kesimpulan : gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus


pada arah mendatar dengan kecepatan yang berubah setiap saat, ini
dikarenakan adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang
melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan
berubah kecepatannya karena ada percepatan (a=t) atau perlambatan (a= -).
Jadi, ciri GLBB adalah dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah,
semakin lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke
waktu mengalami percepatan/perlambatan. Untuk nilai percepatan positif (+)
maka dikatakan dengan gerakan mengalami percepatan.
7) Perbedaan grafik GLB dengan Grafik GLBB Grafik GLB berupa garis
lurus, karena kecepatan suatu benda yang bergerak lurus adalah tetap bila
dalam selang waktu jarak tempuh dan arahnya sama. Sedangkan grafik
GLBB berupa garis lurus tetapi berubah-ubah, dikarenakan mengalami
percepatan yang tetap/konstan.

I. DAFTAR PUSTAKA
Ichwan. (2000). Petunjuk praktikum konsep dasar IPA I, Modul 11. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Mujadi. (2000). Petunjuk praktikum konsep dasar IPA I, Modul 11. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Resnick, R., Halliday, D. Krane, K.S. (1992). Fisika Dasar 1. (terjemah
Silaban). Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudomo, Joko. (2000). Petunjuk praktikum konsep dasar IPA 1 , Modul 11.
Jakarta:Universitas Terbuka.
Tim penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
(1995). Kamus Besar Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka,
Depdikbud.

J. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan : Kurangnya kerja sama saat pengamatan dan kurangnya penjelasan
jadi agak kebingungan dalam menyusun alat sesuai dengan gambar.
Saran : Pengamatan ini perlu dampingan agar hasil pengamatan lebih maksimal.
K. Foto dan Video Dokumentasi

FOTO/VIDEO PRAKTIKUM IPA

Tahap Awal / Pembukaan Deskripsi foto/video

Persiapan alat dan bahan untuk praktikum


GLB dan GLBB.

Proses Kegiatan Deskripsi foto/video

Penyusunan alat sesuai dengan gambar 4.8


dan gambar 4.9 modul halaman 4. 12

Pengukuran jarak BC

Perhitungan waktu jatuhnya beban


Tahap Akhir Deskripsi foto/video

Hasil Pengamatan Gerak


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
JENIS-JENIS GELOMBANG
PDGK 4107 PRAKTIKUM IPA DI SD
(Jenis praktikum : Bimbingan)

MEY MELVA YDA SIHOMBING


856460812

UPBJJ UT PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Mahasiswa : MEY MELVA YDA SIHOMBING
NIM : 856460812
Program Studi : S1 PGSD
dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum (LKP) ini merupakan hasil karya
saya sendiri dan tidak melakukan plagiatisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika yang berlaku dalam keilmuan, Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya abila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Perawang, 09 November 2022


Yang membuat pernyataan

MEY MELVA YDA SIHOMBING


A. JUDUL PERCOBAAN
Jenis-jenis gelombang

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui jenis-jenis gelombang

C. ALAT DAN BAHAN


1. Slinki
2. Kabel listrik , panjang 5 m, ϕ = 0,5 cm
3. Benang kasur panjang 3 m
4. Karet gelang

D. LANDASAN TEORI
Fenomena yang berkaitan dengan getaran , bunyi dan gelombang sering terjadi
seperti getaran gempa bumi, suara kicawan burung dan gelombang air laut. Bentuk ideal
dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain rediasi elektro maknetik,
dan mumgkin radiasi gravitasional, yang biasa berjalan lewat ruang hampa udara,
gelombang juga terdapat pada medium (yang karena perubahan bentuk dapat
menghasilkan gaya pegas) dimana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi
dari satu tempat ketempat lain tampa mengakibatkan partikelmedium berpindah secara
permanen.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan bentuk dan jenis gelombang
a) Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin. Ikat salah satu ujung slinki pada
tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang oleh teman Anda.
Ujung yang lain dipegang sendiri.
b) Usiklah ujung slinki yang anda pegang itu dengan cara menggerakkan ujung slinki
dengan cepat ke kiri lain ke kanan. Amati gelombang yang terjadi pada slinki. Apa
yang terjadu pada ujung slinki ? apa yang merambat pada slinki? Apa gelombang
itu ?
c) Usik lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah b. amati arah getar (arah
usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang terjadi ini disebut
gelombang transversal. Bagaimanakah arah getar dan arah rambat gelombang
transversal itu ?
d) Ikatklan karet gelang di tengah-tengah slinki. Lalu usik lagi ujung slinki yang anda
pegang berulang-ulang. Amati karet gelang tersebut, ketika gelombang berjalan,
ikut berpindahkah karet gelang tersebut? Adakah energy yang merambat melalui
pegas? Jika ada, dari manakah asalnya?
e) Lakukan percobaan dari langkah a sampai dengan d sekali lagi. Kali ini slinki
diganti kabel listrik. Samakah hasilnya dengan menggunakan slinki. Jika ada
perbedaannya, sebutkan!
f) Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu ujung pada tiang
yang cukup kokoh atau dipegang dengan anda. Ujung yang lain dipegang sendiri.
Usiklah ujung slinki yang anda pegang berulang-ulang dengan cara menggerakkan
ujung slinki dengan cepat ke belakang lain ke depan. Amati arah getar (arah
usikan) dan arah rambat gelombang-gelombang yang terjadi disebut gelombang
longitudinal. Bagaimanakah arah getar dan arah rambat gelombang longitudinal
tersebut ?
g) Apa perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal ?

F. HASIL PENGAMATAN
Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung slinki, terlihat adanya
suatu rambatan atau gelombang.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Pertanyaan: Apakah perbedaan gelombang antara gelombang transversal dan gelombang
longitudinal?
Jawaban :
Gelombang transversal Adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak lurus dengan
arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali. Arah getar
gelombang adalah vertikal, sedangkan arah rambatnva horizontal sehingga arah getar dan
arah rambatnva satins. Gelombang longitudinal Adalah gelombang yang memiliki arah
getar sejajar dengan arah rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang
digerakkan maju mundur

H. PEMBAHASAN
1. Slinki direntangkan di atas lantai yang licin, salah satu ujungnya dipegang sendiri
dan ujung yang lain dipegang teman. Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara
menggerakkan ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi
rambatan pada slinki yang membentuk gelombang. Gelombang adalah gerakan
merambat pada suatu benda yang disebut energy.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan
rambat gelombangnya. Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.
Hal demikian disebut gelombang transversal, yakni gelombang yang arah getarannya
tegak lurus dengan arah rambatan gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang
dipegang diusik secara berulang-ulang, ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah
bersama gelombang dan juga karet gelang berpindah karena adanya energy yang
merambat melalui slinki. Energy ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki
digerakkan).
4. Percobaan ketiga, slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu diberi
usikan diujung kabel, sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang
salah seorang teman. Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki. Bedanya adalah pada
kabel listrik tidak muncul gelombang. Pada saat diberi karet gelang dibagian tengah
kabel, ternyata karet gelang tidak berubah atau berpindah, berarti tidak ada energy
pada kabel listrik tersebut.
5. Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai, salah satu ujungnya diikat pada
tiang atau dipegang sendiri. Lalu ujung slinki diusik atau digerakkan berulang-ulang
dengan cepat kebelakang dan kedepan. Pada percobaan ini diamati arah usikan dan
rambatannya. Maka gelombang ini dinamakan gelombang longitudinal.

I. KESIMPULAN
1. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan
arah rambatannya.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah
rambatannya.
3. Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak pada
arah rambatannya yaitu bila transversal tegak lurus sedangkan longitudinal searah
rambatannya.

J. DAFTAR PUSTAKA
Augusta , R. Ristas. (1995). Sistem Saraf, Hormon dan Alat Indera pada Hewan dan
Manusia. Dirjen Dikluspora, Jakarta.
Haslam,Andrew. (1997). Tubuh. Ahli bahasa Esther S. Mandjani Quality Press, PO. Box
331, CPA 15418, Jakarta.
Kimball, John W. (1983). Biology. Addison Wesley Publishing Company. London.
Parker, Steve . (2002). Indera. PT. Mandira Jaya Abadi, Semarang.

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitan : kurang kerja sama dalam kelompok saat pengamatan.
Saran : Kedepannya agar lebih ditingkatkan lagi kerja sama dalam kelompok saat
pengamatan.
L. FOTO DAN VIDEO PRAKTIKUM
FOTO / VIDEO PRAKTIKUM IPA
Tahap Awal / Pembukaan Deskripsi foto / video
Alat dan bahan untuk percobaan
jenis- jenis gelombang.

Proses Kegiatan Deskripsi foto / video


• Slinki direntangkan diatas lantai
yang licin,salah satu ujungnya
dipegang sendiri dan ujung yang
lain dipegang teman.Lalu slinki
diusik ujungnya dengan cara
menggerakkan ujung slinki
dengan cepat kekiri lalu
kekanan sehingga terjadi
rambatan pada slinki yang
membentuk gelombang.
• Lakukan juga pada kabel listrik.
Amati yang terjadi.

Tahap Akhir Deskripsi foto / video


• Gelombang yang terjadi pada
slinki adalah gelombang
transversal. Energi yang berasal
dari usikan slinki membuat karet
gelang berpindah bersama
gelombang.
• Saat kabel listrik diberi usikan
ternyata tidak muncul
gelombang.
A. JUDUL PERCOBAAN
Sifat pemantulan gelombang

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui sifat-sifat pemantulan gelombang air.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Slinki
2. Benang Kasur
3. Kerikil
4. Air

D. LANDASAN TEORI
Jika gelombang melalui suatu hambatan/rintangan misalnya benda padat, maka
gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan
mengalami perubahan bentuk/fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada ujung bebas
tidak mengubah bentuk/fase.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Lakukan percobaan tersebut di kolam, di bak air atau di bejana yang berisi air
jatuhkan kerikil ke atas permukaan air. Kemudian amati gelombang yang terjadi di
permukaan air. Bagaimanakah bentuk gelombangnya? Perhatikan sisi-sisi kolam, bak
atau bejana yang dikenai gelombang. Adakah gelombang yang dipantulkan?
2. Rentangkan slinki sejauh 1.5 m. Ikatkan salah satu ujungnya pada tiang yang kokoh
atau dipegang teman Anda, ujung yang satu ini harus tetap pada tempat yang tidak
tergeser ( disebut ujung terikat).
3. Ujung slinki lainnya anda pegang, getarkan satu kali sehingga membentuk setengah
panjang gelombang. Amati perambatan setengah gelombang (denyut) sampai
gelombang tersebut hilang. Jika pola perambatan gelombang tersebut belum teramati
dengan jelas, getarkan lagi. Ujung slinki tersebut, dapatkah gelombang dipantulkan?
Bagaimanakah fase gelombang pantul dibandingkan dengan fase gelombang asalnya?
4. Ujung slinki yang terikat atau yang dipegang oleh teman anda sekarang ikat dengan
benang yang panjangnya kira-kira 1,5 m. Ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m
dari ujung slinki ke tiang yang kokoh atau dipegang saja oleh teman anda. Ujung
slinki ini sekarang dapat bergerak bebas oleh karena itu kita sebut slinki ujung bebas.
5. Getarkan ujung slinki yang anda pegang satu kali sehingga membentuk setengah
panjang gelombang seperti percobaan 2 langkah 2. Amati perambatan setengah
panjang gelombang ini. Dengan ujung bebas ini, bagaimanakah fase gelombang
pantul dibandingkan dengan gelombang asalnya?

F. HASIL PENGAMATAN
Botol minum air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan
air, ternyata terjadi gelombang dipermukaan yang bentuknya searah dengan arah
rambatannya. Jika diperhatikan gelombang yang mengenai sisi botol air maka
dipantulkan kearah datanganya gelombang.
Slinki direntangkan sejauh 1,5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang (dijaga
tetap dan tidak bergeser) ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan satu kali sehingga
membentuk gelombang. Diamati perambatan setengah gelombang sampai gelombang
tersebut menghilang. Jika belum dapat diamati, getarkan lagi ujung slinki. Ternyata yang
terjadi adalah gelombang tersebut dipantulkan kembali. Dan fase gelombang pantul sama
dengan gelombang asalnya.
Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat denga benang yang panjangnya sekitar
1,5 m. ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang, ternyata
ujung slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu disebut slinki ujung bebas.

G. KESIMPULAN
1. Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan.
2. Fase gelombang pantul dengan gelombang asal adalah sama.
3. Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali
4. Ujung slinki yang terikat kuat, gelombang datang dan gelombang pantulnya fase
gombang berlawanan arah.
5. Ujung slinki yng terikat bebas, gelombang datang gelombang pantulnya.

H. DAFTAR PUSTAKA
Augusta , R. Ristas. (1995). Sistem Saraf, Hormon dan Alat Indera pada Hewan dan
Manusia. Dirjen Dikluspora, Jakarta.
Haslam,Andrew. (1997). Tubuh. Ahli bahasa Esther S. Mandjani Quality Press, PO. Box
331, CPA 15418, Jakarta.
Kimball, John W. (1983). Biology. Addison Wesley Publishing Company. London.
Parker, Steve . (2002). Indera. PT. Mandira Jaya Abadi, Semarang.

I. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitan : Kurangnya kerja sama dalam kelompok saat pengamatan.
Saran :Kedepannya agar ditingkatkan lagi kerja sama dalam kelompok saat pengamatan.
J. FOTO DAN VIDEO PRAKTIKUM

FOTO / VIDEO PRAKTIKUM IPA


Tahap Awal / Pembukaan Deskripsi foto / video
Alat dan bahan untuk pengamtan sifat-sifat
pemantulan gelombang

Proses Kegiatan Deskripsi foto / video


• Botol minum diisi air hampir penuh
kemudian masukkan kerikil ke dalam botol
ait. Amati apakah terjadi gelombang ?

• Ujung slinki yang dipegang, digetarkan


satu kali membentuk setengah panjang
gelombang. Amati perambatan setengah
gelombang sampai gelombang tersebut
hilang.

Tahap Akhir Deskripsi foto / video

Pemantulan gelombang yang terjadi saat


kerikil dimasukkan ke dalam botol minum
yang berisi air.

Perambatan gelombang pada slinki


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
TELINGA
PDGK 4107 PRAKTIKUM IPA DI SD
(Jenis Praktikum : Mandiri)

MEY MELVA YDA SIHOMBING


856460812

UPBJJ UT PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Mahasiswa : MEY MELVA YDA SIHOMBING
NIM : 856460812
Program Studi : S1 PGSD
dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum (LKP) ini merupakan hasil karya
saya sendiri dan tidak melakukan plagiatisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika yang berlaku dalam keilmuan, Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya abila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Perawang, 09 November 2022


Yang membuat pernyataan

MEY MELVA YDA SIHOMBING


A. JUDUL PERCOBAAN
Kepekaan Indera Pendengar Manusia

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui kepekaan indera pendengaran seseorang

C. ALAT DAN BAHAN


1. Dua sendok makan
2. Dua Mangkok
3. Sapu Tangan dan Kapas

D. LANDASAN TEORI
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan
juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan
vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia dengan beberapa variasi
sesuai dengan fungsi dan spesies.
Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya,
dalam sebuah gelombang. Walau pun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan
dan inter peretasi dilakukan diotak dsn sistem syraf pusat. Rangsangan suara disampaikan
keotak melalui syaraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vistibulokoklearis)

E. CARA KERJA
a. Tutuplah matamu dengan sapu tangan.
b. Kedua teman yang lain masing-masing memegang sendok dan mangkok.
Tentukan jarak antara temanmu yang ditutup matanya dengan anda yang
memegang sendok dan mangkok, misalnya pertama 1 m, kemudian 2 m, begitu
seterusnya.
c. Setelah siap, anda yang ditutup matanya memberi aba-aba agar teman yang
memegang sendok mengetukkan sendok pada mangkok secara bergantian.
Dapatkah anda mendengar bunyi yang dihasilkan? Dapatkah anda memperkirakan
posisi teman anda berdiri?
d. Kemudian sumbatlah telinga kanan dan kiri secara bergantian dengan kapas.
Dapatkah anda mendengar dengan jelas? Telinga mana yang dapat mendengar
dengan lebih baik?
e. Selanjutnya secara bergantian dengan teman anda. Ulangi kegiatan seperti apa
yang anda lakukan sebanyak empat kali lagi, ujilah kemampuan telinga teman
anda.
f. Hasil observasi anda kemudian masukkan ke dalam tabel 6.1
F. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan Kepekaan Indera Pendengaran Manusia
No Jarak Telinga sebelum Telinga setelah ditutup Keterangan
ditutup Kiri Kanan
1 1 meter Terdengar keras Terdengar Terdengar Telinga kanan
sekali jelas jelas mendengar lebih
2 3 meter Terdengar keras Terdengar Terdengar baik dari telinga
agak jelas jelas kiri
3 6 meter Terdengar kurang Terdengar Terdengar
keras agak jelas masih jelas
4 9 meter Terdengar lirih Terdengar Terdengar
kurang masih jelas
jelas
5 Dst... Terdengar makin Terdengar Terdengar
lirih kurang kurang
jelas jelas

G. PEMBAHASAN
Dari percobaan di atas menunjukkan bahwa kemampuan untuk mendengar antara
telingakanan dengan telinga kiri terdapat perbedaan atau ketidaksamaan. Dengan mata
tertutup, pada jarak 1 m antara telinga kanan dengan telinga kiri masih terdapat kesamaan
dapat mendengar jelas. Akan tetapi pada jarak 3 m sampai dengan 9 m, terdapat
perbedaan yang mana telinga kanan masih mampu mendengar suara/bunyi dengan jelas.

Berbeda dengan telinga kiri pada jarak tersebut, suara/bunyi terdengar kurang
jelas/samar. Begitu pula jika salah satu telinga kita ditutup dengan kapas maka
bunyi/suara masih bisa terdengar meskipun tidak sejelas apabila kedua mata ditutup
dengan sapu tangan.

Untuk telinga kanan jika telinga kapas yang ditutup dengan kapas, suara/bunyi masih
dapat terdengar dengan jelas/lebih baik dari kejauhan dibandingkan jika telinga kiri yang
dibuka dan telinga kanan ditutup dengan kapas, bunyi yang dihasilkan dari kejauhan
terdengar samar-samar. Dengan demikian menunjukkan bahwa telinga kanan memiliki
kepekaan terhadap rangsang atau kemampuan mendengar lebih baik, jika dibandingkan
dengan telinga kiri.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kita masih dapat mendengar
bunyi pada jarak 1 meter, 3 meter, bahkan sampai 9 meter karena bunyi merambat
melalui udara.Kemampuan mendengar pada setiap orang tidak sama/berbeda. Begitu
juga, kepekaan antara telinga kanan dengan telinga kiri terhadap rangsang berupa
bunyi/suara terdapat perbedaanatau ketidaksamaan. Kuat lemahnya bunyi juga tergantung
pada banyaknya sel penerima yang mengirim impuls ke otak.
I. DAFTAR PUSTAKA
Augusta , R. Ristas. (1995). Sistem Saraf, Hormon dan Alat Indera pada Hewan dan
Manusia. Dirjen Dikluspora, Jakarta.
Haslam,Andrew. (1997). Tubuh. Ahli bahasa Esther S. Mandjani Quality Press, PO. Box
331, CPA 15418, Jakarta.
Kimball, John W. (1983). Biology. Addison Wesley Publishing Company. London.
Parker, Steve . (2002). Indera. PT. Mandira Jaya Abadi, Semarang.

J. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitan : Kurang serius dalam melakukan pengamatan.
Saran : Kedepannya agar lebih serius lagi dalam melakukan pengamatan agar hasilnya
lebih maksimal.

K. FOTO DAN VIDEO PRAKTIKUM


FOTO / VIDEO PRAKTIKUM IPA
Tahap Awal / Pembukaan Deskripsi foto / video
Alat dan bahan praktek

Proses Kegiatan Deskripsi foto / video


• Dengan mata tertutup, pada jarak 1 m.

• Dengan telinga tertutup pada jarak 3 m


Tahap Akhir Deskripsi foto / video
• Kegiatan akhir
A. JUDUL PERCOBAAN
Struktur dan fungsi telinga

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui bagian-bagian yang menyusun telinga beserta fungsinya.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Gambar struktur alat pendengaran manusia.
2. Lembar Pengamatan
3. Alat Tulis

D. LANDASAN TEORI
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan
juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan
vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia dengan beberapa variasi
sesuai dengan fungsi dan spesies.
Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya,
dalam sebuah gelombang. Walau pun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan
dan inter peretasi dilakukan diotak dsn sistem syraf pusat. Rangsangan suara disampaikan
keotak melalui syaraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vistibulokoklearis)

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Perhatikan gambar struktur alat pendengar manusia.
2. Beri nama dan jelaskan fungsinya bagian-bagian telinga mulai dari telinga bagian luar
sampai telinga bagian dalam sesuai yang ditunjuk dengan anak panah.
3. Kemudian masukkan dalam Tabel 6.2

F. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan struk dan fungsi telinga

No Telinga Fungsi
Bagian luar Bagian tengah Bagian dalam
1. Daun telinga Menangkap getaran

2 Lubang telinga Menghantarkan getaran

3 Gendang Meneruskan gelombang bunyi dari


telinga udara

4 Tulang martil Menangkap getaran dari gendang


telinga dan meneruskannya ke
tingkap oval

5 Tingkap oval Menghantarkan getaran udara


6 Saluran semi Mengatur keseimbangan tubuh
sirkular
7 Tulang sanggurdi Menangkap getaran dari gendang
telinga dan meneruskannya
ketingkap oval

8 Koklea / rumah Mengubah getaran menjadi impuls


siput
9 Saluran Memasukkan udara ke telinga
Eustachius tengah dan menjadikannya tekanan
udara di gendang telinga

G. PEMBAHASAN
Bagian-bagian telinga:
1. Telinga luar
• Daun telinga (external pinna) merupakan bagian telinga yang paling jelas terlihat
dari luar. Daun telinga memiliki lekukan-lekukan khas yang berfungsi untuk
mengumpulkan gelombang suara. Daun telinga memiliki struktur yang lentur dan
elsatis karena tersusun atas jaringan tulang rawan.
• Saluran telinga merupakan kelanjutan dari daun telinga yang menjadi saluran
masuknya gelombang suara menuju organ-organ pendengaran di bagian dalam.
• Gendang telinga (membran timpanik) akan bergetar ketika menerima gelombang
suara yang datang. Getaran atau vibrasi dari gendang telinga akan diteruskan
menuju tualng-tulang pendengaran.
2. Telinga tengah
• Tulang martil (maleus) merupakan tulang pendengaran pertama yang berbentuk
seperti martil/ palu dan akan bergerak ketika ada getaran yang datang.
• Tulang landasan (incus) merupakan tulang pendengaran kelanjutan dari tulang
martil.
• Tulang sanggurdi (stapes) merupakan tulang pendengaran ketiga di telinga tengah.
Ketiga tulang pendengaran tersebut memiliki satu fungsi pokok untuk
menghantarkan dan memperkuat getaran suara yang datang.
3. Telinga dalam
• Jendela oval merupakan membran berbentuk oval pada permukaan koklea.
Jendela oval akan menerima getaran dari tulang sanggurdi dan meneruskannya
menuju koklea.
• Rumah siput (koklea) merupakan saluran berbentuk seperti rumah siput di telinga
bagian dalam. Koklea mempunyai dua ruangan besar, yaitu saluran vestibuler di
bagian atas dan saluran timpanik di bagian bawah yang dipisahkan oleh diktus
koklea yang berukuran lebih kecil. Saluran vestibuler dan timpanik berisi cairan
perilimfa, sedangkan duktus koklea berisi cairan endolimfa.
• Organ korti, terletak pada duktus koklea. Organ korti mengandung sel reseptor
telinga yang akan menerima getaran dan mengubahnya menjadi impuls listrik
untuk dihantarkan ke otak. Sel reseptor tersebut memiliki rambut yang menjulur
ke dalam duktus koklea. Rambut tersebut beraut ke membran tektorial yang
menggantung di atas ogan corti.
• Jendela bundar merupakan ujung dari koklea yang akan menjadi akhir dari getaran
suara karena getaran yang menumbuk jendela bundar akan menghilang.
• Vestibula terletak di belakang jendela bundar yang terdiri atas bagian sakulus dan
utrikulus, yang berperan dalam mengatur keseimbangan tubuh.
• Saluran semisirkuler merupakan struktur berbentuk tiga saluran setengah
lingkaran yang berisi cairan endolimfa. Organ ini juga berperan dalam mengatur
keseimbangan tubuh.
• Saluran eustacheus merupakan saluran kecil yang menghubungkan telinga dalam
dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menyamakan takanan udara di dalam
telinga dengan atmosfer.

H. KESIMPULAN
Telinga luar merupakan bagian telinga yang berguna sebagai menangkap getaran suara,
telinga tengah berupa rongga yang berisi udara, sedangkan berawal dari tingkap oval dan
terowongan yang disebut labirin.

I. DAFTAR PUSTAKA
Augusta , R. Ristas. (1995). Sistem Saraf, Hormon dan Alat Indera pada Hewan dan
Manusia. Dirjen Dikluspora, Jakarta.
Haslam,Andrew. (1997). Tubuh. Ahli bahasa Esther S. Mandjani Quality Press, PO. Box
331, CPA 15418, Jakarta.
Kimball, John W. (1983). Biology. Addison Wesley Publishing Company. London.
Parker, Steve . (2002). Indera. PT. Mandira Jaya Abadi, Semarang.

J. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitan : Sulitnya mencari jaringan untuk mendapatkan informasi mengenai fungsi
dari bagian bagian telinga.
Saran : Kedepannya agar mencari tempat yang signalnya kualitas bagus.
K. FOTO DAN VIDEO PRAKTIKUM

FOTO / VIDEO PRAKTIKUM IPA


Tahap Awal / Pembukaan

Deskripsi foto / video


gambar struktur alat pendengar manusia

Proses Kegiatan Deskripsi foto / video


• jelaskan fungsinya bagian-bagian
telinga mulai dari telinga bagian luar
sampai telinga bagian dalam sesuai
yang ditunjuk dengan anak panah.

Tahap Akhir Deskripsi foto / video

Hasil akhir telinga bagian dalam


A. JUDUL PERCOBAAN
Mekanisme Transmisi Pendengaran

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk Menjelaskan peristiwa yang terjadi pada bagian-bagian telinga yang dilalui getaran suara
dari suatu sumber bunyi.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Gambar Transmisi pendengaran
2. Lembar pengamatan
3. Alat tulis

D. LANDASAN TEORI
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan
juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan
vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia dengan beberapa variasi
sesuai dengan fungsi dan spesies.
Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya,
dalam sebuah gelombang. Walau pun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan
dan inter peretasi dilakukan diotak dsn sistem syraf pusat. Rangsangan suara disampaikan
keotak melalui syaraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vistibulokoklearis)

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pelajari gambar transmisi pendengaran.
2. Jelaskan peristiwa yang terjadi pada bagian-bagian telinga yang dilalui getaran suara,
secara berurutan sesuai dengan nomor yang ada pada gambar diatas.

F. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan struktur dan fungsi telinga

a. Gendang Pendengaran
Menangkap dan menerima getaran dari tulang pendengaran dan meneruskannya
ke tulang-tulang pendengaran (tulang martil, tulang landasan, tulang sanggundi
dan saluran eustachius)
b. Tulang-tulang Pendengaran
Menerima getaran dari tulang – tulang pendengaran dan meneruskannya ke
telinga bagian dalam.
c. Tingkap Oval
Menerima getaran dari tulang-tulang pendengaran dan meneruskannya ke koklea
atau telinga bagian dalam.
d. Koklea
Menerima getaran dari tingkap ovel sehingga cairan linfa ikut bergetar.
e. Cairan Limfa.
Getarannya menggerakkan sel reseptor sehingga dapat mengubah getaran menjadi
impuls dan mengirimkannya melalui syaraf pendengaran ke otak untuk
diinterprestasikan menjadi bunyi yang kita dengar.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Jelaskan peranan daun telinga pada proses mendengar dari sumber bunyi!
Jawab :
Peranan daun telinga pada proses pendengaran adalah menangkap gelombang getaran di
udara dan mengumpulkan menjadi getaran.

2. Jelaskan fungsi saluran Eustachius!


Jawab :
Fungsi saluran eustachius adalah menghubungkan fungsi bagian tengah dengan rongga
mulut bagian belakang.

3. Jelaskan proses terjadinya rambatan suatu bunyi/suara hingga kita mendengar!


Jawab :
Gelombang suara di udara ditangkap oleh daun telinga dan dikumpulkan menjadi getaran
bunyi kemudian dimasukkan ke lubang telinga. Sampai di gendang telinga menggetarkan

4. Mengapa kemampuan mendengar seseorang satu dengan yang lain tidak sama? Karena
kondisi alat pendengaran tiap orang berbeda-beda. Telinga luar berbeda lebarnya telinga
yang lebar cenderung lebih peka terhadap suara. Alat bagian dalam juga
berbedaketebalan gendang telinga kepekaan ter hadap getaran

5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi orang jadi tuli


a. Usia, gangguan telinga lebih banyak terjadi pada pasean berusia lanjut
b. Faktor genetik, faktor keturunan juga dapat membuat anda menjadi lebih
rentanterhadap kerusakan telinga
c. Terpapar suara terlalu keras, apabila terpapar suara yang terlalu kencang secara
terus menerus, hal tersebut berpotensi merusak sel-sel bagian bagian dalam telinga.
d. Komsumsi obat-obatan tertentu, beberapa jenis obat-obatan dapat mengganggu
struktur telinga dalam dan mengakibatkan kehilangan kemampuan mendengar
e. Menderita penyakit tertentu, penyakit yang menyebabkan dmam tinggi.

H. PEMBAHASAN
Gelombang suara masuk melalui telinga dan ditangkap gendang telinga kemudian
terjadi vibrasi (getaran). Getaran ini akan diteruskan menuju telinga tengah melalui tulang
–tulang pendengaran yakni martil, landasan, dan sanggurdi. Dari tulang sanggurdi,
getaran diteruskan melalui jendela oval menuju koklea yang berisi cairan.
Selanjutnya getaran diteruskan menuju jendela bundar dengan arah gerak yang
berlawanan. Setelah itu getaran akan diterima oleh sel-sel rambut (fonoreseptor) didalam
organ corti. Getaran dalam cairan koklea akan menggetarkan membran basiler, dan
getaran ini juga akan akan menyebabkan membran tektorial ikut bergetar. Getaran akan
diubah menjadi impuls saraf auditori menuju otak, sehingga kita dapat mendengar suara.

I. KESIMPULAN
Suara masuk melalui telinga dan ditangkap gendang telinga kemudian terjadi
vibrasi (getaran). getaran diteruskan menuju jendela bundar dengan arah gerak yang
berlawanan. Setelah itu getaran akan diterima oleh sel-sel rambut (fonoreseptor) didalam
organ corti. Getaran dalam cairan koklea akan menggetarkan membran basiler, dan
getaran ini juga akan akan menyebabkan membran tektorial ikut bergetar.

J. DAFTAR PUSTAKA
Augusta , R. Ristas. (1995). Sistem Saraf, Hormon dan Alat Indera pada Hewan dan
Manusia. Dirjen Dikluspora, Jakarta.
Haslam,Andrew. (1997). Tubuh. Ahli bahasa Esther S. Mandjani Quality Press, PO. Box
331, CPA 15418, Jakarta.
Kimball, John W. (1983). Biology. Addison Wesley Publishing Company. London.
Parker, Steve . (2002). Indera. PT. Mandira Jaya Abadi, Semarang.

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitan : Sulitnya mencari jaringan untuk mendapatkan informasi lebih dari internet
mengenai materi praktikum.
Saran : Kedepannya agar lebih memperhatikan kondisi jaringan internet yang lebih
bagus lagi.
L. FOTO DAN VIDEO PRAKTIKUM

FOTO / VIDEO PRAKTIKUM IPA


Tahap Awal / Pembukaan

Deskripsi foto / video


Bagian bagian telinga

Proses Kegiatan Deskripsi foto / video


• peristiwa yang terjadi pada bagian-
bagian telinga yang dilalui getaran
suara, secara berurutan sesuai
dengan nomor yang ada pada
gambar

Tahap Akhir Deskripsi foto / video

Hasil akhir
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
SIFAT CAHAYA
PDGK 4107 PRAKTIKUM IPA DI SD
(Jenis praktikum Bimbingan)

MEY MELVA YDA SIHOMBING


856460812

UPBJJ UT PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Mahasiswa : MEY MELVA YDA SIHOMBING
NIM : 856460812
Program Studi : S1 PGSD
dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum (LKP) ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan tidak melakukan plagiatisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika yang berlaku dalam keilmuan, Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya abila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Perawang, 15 November 2022


Yang membuat pernyataan

MEY MELVA YDA SIHOMBING


A. JUDUL PERCOBAAN
Pemantulan Cahaya

B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan diharapkan anda dapat:
a. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
b. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin.
c. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa.
d. Menentukan focus cermin cekung.
e. Menentukan focus lensa cembung.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Cermin datar (3 x 6 cm²)
2. Cermin cembung
3. Cermin cekung
4. Lampu senter
5. Busur derajat
6. Kertas putih
7. Lilin
8. Layar (tabir kertas)
9. Celah cahaya

D. LANDASAN TEORI
Salah satu sifat cahaya adalah cahaya dapat dipantulkan melalui cermin cekung dan
cermincembung. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya
berupa cekungan. Cermin cekung biasa digunakan sebagai reflector (benda yang
memantulkan cahaya) misalnya pada senter, lampu sepeda, lampu mobil dan alat kerja
dokter. Sifat pemantulan pada cermin cekung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya
2. Memantulkan berkas cahaya (kovergen).

Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung


Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk menentukan letak bayangan sebuah
benda yang berada di depan cermin cekung, yaitu :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik focus.
2. Sinar datang melalui titik focus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali.

Sedangkan cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang
berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion kendaraan. Sifat pemantulan pada
cermin cembung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya yang diperkecil.
2. Menyebarkan berkas cahaya (divergen).
Peristiwa pemantulan pada cermin cembung mempunyai 3 sinar istimewa yaitu :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah-olah dari titik fokusnya.
2. Sinar datang seolah-olah menuju titik focus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang seolah-olah menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan seolah-
olah sinar datang dari titik tersebut.
M = perbesaran bayangan
h’ = tinggi bayangan benda ; tinggi benda
s’ = jarak bayangan benda ke cermin : jarak benda ke cermin

E. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
1) Susunlah lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar seperti pada
gambar di modul halaman 7.5.
2) Nyalakanlah lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantulnya.
4) Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul tersebut.
5) Letakkan sebuh benda (dalam hal ini lilin ) di depan cermin datar dan amati
bayangannya selama benda itu anda geser-geserkan di depan cermin datar.
6) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
tersebut.

b. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.


1) Susunlah alat seperti gambar 7.2.
2) Nyalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga Nampak sudut
datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
4) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
tersebut.

c. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung


1) Susunlah alat seperti pada gambar 7.3.
2) Nyalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
4) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung
tersebut.
5) Aturlah jarak benda atau letak layar agar pada layar terbentuk bayangan yang
jelas dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
6) Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada
jarak tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak
benda dari cermin cekung pada keadaan tersebut(s).

F. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar.

b. Besar sudut pandang (i) dan Sudut pandang pantul (r)


No i (derajat) r (derajat)
1 45 45
2 50 50
3 55 55
4 60 60

c. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar


1.Tinggi benda sama dengan tinggi bayanagan
2.Jarak benda kecermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
3.Tegak.
4.Maya.
5.Sama besar.
Hasil pengamatan Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.
a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung.

b. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung


1.Maya.
2.Sama tegak.
3.Bayangan lebih kecil dari pada bendanya

Hasil pengamatan Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung


a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung.

b. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung


1.Maya
2.Sama banyak
3.Bayangan dua kali atau lebih besar dari pada bendanya
Hasil Pengamatan
No Jarak benda (cm) Jarak bayangan ( cm )
1 5 cm 8 cm
2 8 cm 5 cm
3 10 cm 4 cm
4 20 cm 2 cm
No Jarak benda (cm) Jarak bayangan ( cm )
1 5 cm 8 cm
2 8 cm 5 cm
3 10 cm 4 cm
4 20 cm 2 cm

G. PEMBAHASAN
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
Pembentukan bayangan oleh cermin datar adalah dibentuk oleh perpotongan
perpanjangan dari sinar-sinar pantul. Perhatikan pembentukan bayangan oleh cermin
datar berikut: Proses pembentukan bayangan.
a. Benda di depan cermin.
b. Berlaku hokum pemantulan.
c. Sinar datang pertama melalui ujung benda dan mengenai cermin, akan dipantulkan
oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus .
d. Sinar datang kedua melalui ujung benda dan mengenai cermin, akan dipantulkan oleh
cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus.
e. Perpotongan perpanjangan sinar pantul pertama dan kedua berpotongan, dan itu
merupakan bayangan ujung benda.
f. Sinar ketiga melalui pangkal benda dan mengenai cermin, akan dipantulkan oleh
cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus merupakan bayangan pangkal benda.
g. Terbentuklah bayangan benda oleh cermin datar.

Sifat –sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah ;


1. Jarak bayangan ke cermin (s’) = jarak benda ke cermin (s).
2. Tinggi bayangan (h’)= tinggi benda (h).
3. Sama besar dan berlawanan arah (perbesarannya = 1 kali).
4. Bayangan bersifat maya (dibelakang cermin). Untuk mendapatkan seluruh
bayangan benda pada cermin datar, kita harus menggunakan cermin yang
panjangnya minimal setengah dari bendanya.
L = panjang minimal cermin (m)
h = tinggi benda (m)
agar bayangan dapat terlihat keseluruhan, maka cermin harus diletakkan dari lantai
setinggi ;
H = tinggi cermin dari ujung bawah cermin.
h = tinggi orang / benda (m)
x = jarak mata ke ujung kepala
H. KESIMPULAN
Cermin dan lensa adalah benda-benda optik yang dapat membentuk bayangan suatu benda.
Bayangan semu dapat dilihat secara langsung, sedangkan bayangan sejati hanya dapat
dilihat dengan menggunakan layar.

I. DAFTAR PUSTAKA
I Made Padri. (2000). Petunjuk Praktikum konsep Dasar IPA 1, Modul 5. Jakarta:
Universitas Terbuka.
AI Maryanto,dkk. (2000). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II. Yogyakarta: FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Resnick, R. Halliday, D., Krane, K.S., (1992). Fisika Dasar 1 (terjemah Silaban). Jakarta:
Erlangga
Soejoto 7 Sustini, Euis. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Sumardjono,dkk. (2000). Fisika Dasar 1. Universitas Negeri Malang.
Tim Penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus
Besar Indonesia Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka, Depdikbud.
Kimbal JW. (1983). Experimnetal Work in Biology. London: Combined Ed. John Murray
Ltd.
Martin, J. (2002). Biology, 2nd Ed. New York: Cambridge University Press.

J. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitan : Sulitnya melakukan penelitian di ruang kelas yang pencahayaanya terang dan
kurangnya penjelasan dari tutor dalam melakukan langkah-langkah pengamatan.
Saran : Kedepannya agar memperhatikan pencahayaan ruangan dan tutor
mendemonstrasikan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan agar hasilnya
lebih maksimal.

K. FOTO DAN VIDEO PRAKTIKUM


FOTO/VIDEO PRAKTIKUM IPA
Deskripsi foto / video ;
Tahap awal / persiapan
Persiapan alat dan bahan untuk percobaan
pemantulan cahaya.
Deskripsi foto/ video ;
Tahap Kegiatan
• Menyalakan senter dan mengamati dengan
baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin
datar.
• Pengamatan pemantulan cahaya pad cermin
cembung dan cermin cekung

Tahap akhir Deskripsi Foto/video ;


• Menggambar jalannya berkas sinar yang
datang sehingga tampak sudut datang dan
sudut pantulnya.
A. JUDUL PERCOBAAN
Pembiasan Cahaya

B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan diharapkan anda dapat:
a. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
b. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin.
c. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa.
d. Menentukan focus cermin cekung.
e. Menentukan fokus lensa cembung.

C. ALAT DAN BAHAN


a. Lampu senter
b. Celah cahaya
c. Balok kaca
d. Kertas putih
e. Busur derajat
f. Lensa cembung
g. Lensa cekung
h. Layar (tabir kertas)
i. Lilin
j. Penggaris panjang (100 cm)

D. LANDASAN TEORI
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena
melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
a. Mendekati garis normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik kurang
rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air.
b. Menjauhi garis normal
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik lebih
rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air ke udara.
Syarat-syarat terjadinya pembiasan :
1. Cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya;
2. Cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari
90o)
Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari diantaranya :
a. Dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.
b. Kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif) dapat membuat jelas
pandangan bagi penderita rabun jauh atau rabun dekat karena adanya pembiasan.
c. Terjadinya pelangi setelah turun hujan.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca seperti gambar 7.4.
b. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat
sebelum dan sesudah menembus balok kaca.
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut datang dan
sudut biasnya. Kemudian ukur besar sudut datang dan sudut bias tersebut.
d. Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku dengan
jarak yang relatif dekat antara lensa dan huruf. Kemudian geserkan lensa berlahan
menjauhi huruf tersebut sampai bayangan huruf menjadi sangat besar dan kabur
atau tidak tampak. Ukur jarak huruf kelensa paada saat tersebut dan catat
bagaimana sifat-sifat bayangan yang ter bentuk oleh lensa cembung tersebut.
e. Susunlah lensa cembung, layar, lilin dan penggaris panjang
f. Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin paling tajam
pada tabir. Ukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) , dan catat sifat-sifat
bayangan yang dibentuk lensa cembung tersebut.
g. Pergunakanlah sebuah lensa cekung utuk mengamati huruf pada buku anda, dengan
jarak yang relatif dekat. Kemudian geser lensa secara perlahan lahan menjauhi
huruf tersebut. Catat bagai mana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa
cekung tersebut.

F. HASIL PENGAMATAN
Data hasil Pengamatan

No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)


1 5 cm 8 cm
2 8 cm 5 cm
3 10 cm 4 cm

G. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, menggunakan gelas kaca.Berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh bahwa besar sudut datang tidak sama dengan sudut biasnya. Sudut datang dan
sudut bias disini ditentukan oleh sudut datang sang pengamat. Jika pengamat melihat dari
arah kiri, maka sudut datangnya akan mengarah ke arah kiri bawah, begitu ula sebaliknya,
jika pengamat mengamat dari sebelah kanan, maka sudut yang dibentuk akan mengarah ke
kanan bawah. Pergeseran yang terjadi dalam kaca plan paralel ini merukapan pergeseran
yang selalu mendekati garis normal. Hal ini disebabkan sinar datang dari medium udara
(kurang rapat) ke medium yang lebih rapat (plan paralel). Pergeseran yang terjadi
disebabkan oleh pengaruh dari ketebalan balok kaca.
Hal ini sesuai dengan Hukum II Snellius: berbunyi “ Jika sinar datang dari medium
kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air atau dari udara ke kaca),
maka sinar di belokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium
lebih rapat ke medium kurang rapat maka sinar di belokkan menjauhi garis normal ”.
Sudut datang selalu lebih besar daripada sudut bias. Dalam grafik, dapat dilihat pula bahwa
semakin besar sin i maka sin r juga akan semakin besar. Nilai sin i / sin r pun apabila di
rata-rata akan menghasilkan angka mendekati 1,5 yaitu 1,53. Hal ini menunjukkan bahwa
pada praktikum kali ini, nilai indeks biasnya apabila di rata-rata, hampir sama dengan
indeks bias kaca plan paralel itu sendiri yaitu 1,5.

H. KESIMPULAN
Dari percobaaan yang telah dilakukan dapat di peroleh beberapa kesimpulan, yaitu:
a) Sinar datang mengalami pergeseran sehingga sudut datang berbeda dari sudut
biasnya.
b) Pergeseran yang terjadi mendekati garis normal karena sinar datang dari medium
yang renggang ke medium yang lebih rapat.
c) Semakin besar nilai sin i maka semakin semakin besar nilai sin r nya.
d) Besar nilai indeks rata-rata yang diperoleh dari hasil percobaan sesuai dengan nilai
indeks kaca plan paralel pada umumnya, yaitu 1,5.
e) Umumnya, besar sudut datang akan selalu lebih besar dari sudut biasnya.

I. DAFTAR PUSTAKA
I Made Padri. (2000). Petunjuk Praktikum konsep Dasar IPA 1, Modul 5. Jakarta:
Universitas Terbuka.
AI Maryanto,dkk. (2000). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II. Yogyakarta: FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Resnick, R. Halliday, D., Krane, K.S., (1992). Fisika Dasar 1 (terjemah Silaban). Jakarta:
Erlangga
Soejoto 7 Sustini, Euis. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Sumardjono,dkk. (2000). Fisika Dasar 1. Universitas Negeri Malang.
Tim Penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus
Besar Indonesia Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka, Depdikbud.
Kimbal JW. (1983). Experimnetal Work in Biology. London: Combined Ed. John Murray
Ltd.
Martin, J. (2002). Biology, 2nd Ed. New York: Cambridge University Press.
J. KESULITAN YANG DIALAMI
Kesulitan : Sulitnya melakukan penelitian di ruang kelas yang pencahayaanya terang dan
kurangnya penjelasan dari tutor dalam melakukan langkah-langkah pengamatan.
Saran : Kedepannya agar memperhatikan pencahayaan ruangan dan tutor
mendemonstrasikan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan agar hasilnya
lebih maksimal.

K. FOTO DAN VIDEO PRAKTIKUM

FOTO/VIDEO PRAKTIKUM IPA

Tahap Awal / Pembukaan Deskripsi Foto / video :


Persiapan alat dan bahan untuk
percobaan pembiasan cahaya

Proses Kegiatan Deskripsi foto/video ;


Pengamatan sebuah huruf pada buku
dengan menggunakan lensa cembung
dan lensa cekung.

Tahap Akhir Deskripsi foto/video:


Mengukur jarak huruf ke lensa pada saat
huruf tersebut kabur dan tidak tampak,
dan catat bagaimana sifat-sifat
bayangan yang dibentuk oleh lensa
tersebut.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
LENSA CEMBUNG DAN LENSA CEKUNG
PDGK 4107 PRAKTIKUM IPA DI SD
(jenis praktikum Bimbingan)

MEY MELVA YDA SIHOMBING


856460812

UPBJJ UT PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Mahasiswa : MEY MELVA YDA SIHOMBING
NIM : 856460812
Program Studi : S1 PGSD
dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum (LKP) ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan tidak melakukan plagiatisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika yang berlaku dalam keilmuan, Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya abila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Perawang, 15 November 2022


Yang membuat pernyataan

MEY MELVA YDA SIHOMBING


A. JUDUL PERCOBAAN
Lensa cekung dan cembung

B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dulakukannya percobaan ini, agar dapat :
a. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung.
b. Menentukan kekuatan lensa cembung (P).
c. Menentukan jarak titik api (f) cermin cekung.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Meja optic lengkap.
2. Lensa Cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Lilin
6. Senter

D. LANDASAN TEORI
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit
satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari lensa.
Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama.
Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan kedua.
Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa
cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar dapat mengumpul
(konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat menyebar atau konvergen
(Sarojo, 2011)
Lensa dapat membentuk bayangan yang diperkecil atau diperbesar, sehingga lensa
banyak digunakan dalam alat-alat optik seperti kaca mata, mikroskop, lup, kamera dan
teropong. Kaca mata digunakan untuk membantu penglihatan bagi penderita miopia,
hipermetropi, presmiopi dan astigmatisme. Mikroskop digunakan untuk melihat benda
yang ukurannya sangat kecil. Lup atau sering disebut kaca pembesar digunakan untuk
melihat benda kecil sehingga terlihat lebih besar. Kamera digunakan untuk mengambil
gambar dengan menggunakan fokus lensa. Teropong digunakan untuk melihat benda jauh
agar tampak dekat (Purwoko,2007).

Menurut Giancoli (2001) jika berkas-berkas yang paralel dengan sumbu lensa (garis
lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus terhadap kedua permukaannya) jatuh pada
lensa tipis, maka akan difokuskan pada satu titik yang disebut titik fokus f. Titik fokus
merupakan titik bayangan untuk benda pada jarak tak terhingga dari sumbu utama.
Kaidah-kaidah pembentukan bayangan oleh lensa, yaitu sebagai berikut :

1. Sinar sejajar sumbu utama dari sebelah kiri bidang utama pertama akan dibiaskan
ke titik fokus pertama setelah sampai di bidang utama kedua, sebaliknya sinar
sejajar sumbu utama dari sebelah kanan bidang utama kedua akan dibiaskan ke titik
fokus pertama setelah sampai di bidang utama pertama.
2. Sinar yang melewati titik fokus pertama akan dibiaskan sejajar sumbu utama
setelah sampai di bidang utama pertama, sebaliknya yang melewati titik fokus
kedua akan dibiaskan sejajar sumbu utama setelah sampai bidang utama kedua.
3. Sinar menuju titik utama pertama akan dibiaskan sejajar dari titik utama kedua,
sebaliknya sinar yang menuju titik utama kedua akan dibiaskan sejajar dari titik
utama pertama (Soedojo,2004).

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. PERCOBAAN LENSA CEMBUNG
a. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya
b. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada layar
terbentuk bayangan yang paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda]

2. PERCOBAAN CERMIN CEKUNG


a. Susunlah alat seperti gambar
b. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada layar
terbentuk bayangan paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)d. Ulangi percobaan beberapa kali
dengan kedudukan benda yang berbeda

F. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan Percobaan lensa cekung dan cembung
a. Lensa cembung
No. Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1. 3 2
2. 2 2
3. 2 3
4 1 2
b. Lensa cekung
No. Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1. 5,5 5
2. 4,5 5
3. 4 5,5
4. 1,5 3

G. PEMBAHASAN
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan berdasarkan bentuk
permukaannya. Lensa dibedakan menjadi dua macam, seperti yang kami gunakan pada
percobaan ini, yakni lensa cekung dan lensa cembung. Pada percobaan ini kami
menyelidiki sifat dari bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung dan lensa cembung dan
hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan titik fokus lensa.
Percobaan pertama yakni pada lensa cembung, perlakuan yang dilakukan sebanyak
empat kali percobaan dengan variasi jarak benda ke lensa (s) dimulai dari 3 cm, 2 cm, dan
1 cm m. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa semakin jauh jarak benda dengan lensa,
maka jarak bayangan semakin dekat. Serta lensa cekung tidak membentuk bayangan
dibelakang lensa, melainkan di belakang lensa, sehingga sifat bayangannya dikatakan
bayangan maya, terbalik dan diperkecil. Kemudian perlakuan kedua pada lensa cekung,
dengan cara yang sama pada lensa cekung. Hasil pengamatan yang diperoleh bahwa
semakin jauh jarak benda, maka sifat bayangan yang dibentuk semakin jauh. Sehingga sifat
bayangan lensa cembung yakni nyata, terbalik dan diperbesar.

H. KESIMPULAN
Bedasarkan hasil dari analisis data serta pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :
a. Sifat pembiasan cahaya pada lensa gabungan adalah nyata,tegak dan diperbesar.
b. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung adalah maya, tegak dan
diperbesar. Sedangkan lensa cembung yaitu nyata, terbalik dan diperbesar.
c. Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus lensa adalah semakin
jauh jarak benda, maka jarak bayangannya semakin dekat dan jarak fokusnya relatif
sama atau tetap

I. DAFTAR PUSTAKA
I Made Padri. (2000). Petunjuk Praktikum konsep Dasar IPA 1, Modul 5. Jakarta:
Universitas Terbuka.
AI Maryanto,dkk. (2000). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II. Yogyakarta: FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Resnick, R. Halliday, D., Krane, K.S., (1992). Fisika Dasar 1 (terjemah Silaban). Jakarta:
Erlangga
Soejoto 7 Sustini, Euis. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Sumardjono,dkk. (2000). Fisika Dasar 1. Universitas Negeri Malang.
Tim Penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus
Besar Indonesia Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka, Depdikbud.
Kimbal JW. (1983). Experimnetal Work in Biology. London: Combined Ed. John Murray
Ltd.
Martin, J. (2002). Biology, 2nd Ed. New York: Cambridge University Press.

J. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitan : Sulitnya melakukan penelitian di ruang kelas yang pencahayaanya terang dan
kurangnya penjelasan dari tutor dalam melakukan langkah-langkah pengamatan.
Saran : Kedepannya agar memperhatikan pencahayaan ruangan dan tutor
mendemonstrasikan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan agar hasilnya
lebih maksimal.

K. FOTO DAN VIDEO PRAKTIKUM


FOTO / VIDEO PRAKTIKUM IPA
Tahap Awal / Pembukaan Deskripsi foto / video

Persiapan alat dan bahan percobaan


lensa cembung dan lensa cekung.

Proses Kegiatan Deskripsi foto / video


Pengamatan percobaan

Tahap Akhir Deskripsi foto / video


• kegiatan akhir percobaan
• Hasil pengamatan percobaan

Anda mungkin juga menyukai