Anda di halaman 1dari 10

Teknik-Teknik Evaluasi Pembelajaran

Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang masalah

Penulisan bentuk tes merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam menyiapkan
bahan ulangan harian, ujian semesteran, ujian sekolah dan lainnya. Setiap butir tes yang
ditulis harus berdasarkan rumusan indikator tes yang sudah disusun di dalam kisi-kisi dan
berdasarkan kaidah penulisan tes bentuk objektif dan kaidah penulisan soal uraian.            

Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi jika dibandingkan dengan alat yang lain
karena tes bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan (Sukarsimi, rikunto. 2006:33).
Ditinjau dari segi kegunaan tes untuk mengukur kemampuan siswa, secara garis besarnya
dapat dibedakan menjadi 3 macam tes yaitu:tesformatif, tes diagnostik, tes sumatif.
Penggunaan bentuk tes tertulis, sangat tergantung pada perilaku kompetensi yang akan
diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat diukur ditanyakan dengan mempergunakan tes
tertulis dalam bentuk tes objektif. Ada pula kompetensi yang lebih tepat  diukur  dengan 
mempergunakan tes perbuatan / praktikPenilaian adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat, untuk memperoleh berbagai informasi ketercapaian kompetensi
peserta didik (Mimin, 2006:16).  Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan
informasi tentang perkembangan proses dan hasil belajar para peserta didik dan hasil
mengajar guru.

Informasi mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa
penguasaan indikator- indokator dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Informasi hasil
penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana  untuk  memotivasi pesertadidik dalam
pencapaian  kompetensi   dasarmelaksanakan   program  remedial   serta  mengevaluasi
kompetensi  guru   dalam rangka meningkatkan kualitas  pembelajaran. Apabila tes yang
digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya guru
akan mengetahui kelemahan siswa. Untuk dapat menyusun tes yang memenuhi persyaratan
cukup sulit, karena menyusun tes memerlukan pengetahuan dan ketrampilan serta ketelitian
yang cukup tinggi
Pada dasarnya tugas guru mendidik, mengajar, melatih serta mengevaluasi siswa, agar peserta
didik dapat menjadi manusia yang dapat melaksanakan kehidupan selaras dengan kodratnya
sebagai manusia.  Berkaitan dengan tugas guru didalam mengevaluasi siswa maka guru
hendaknya memiliki ketrampilan membuat tes. Kegunaan tes adalah untuk mengukur
kemampuan siswa setelah mendapat proses pembelajaran. Dengan demikian guru memiliki
kewajiban untuk membuat tes. Hanya guru bersangkutan yang tahu tentang kemajuan
akademik siswa melalui hasil tes.

Bab II

Pembahasan

B. Pengertian Teknik Tes

Teknik dapat kita artikan sebagai alat, cara atau metode. Istilah tes berasal dari bahasa
Perancis Kuno yaitu testum yang artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia,
sedangkan dalam bahasa inggris ditulis dengan test dan dalam bahasa arab adalah imtihan
yang artinya ujian. Teknik tes yang dilakukan dapat berupa tes lisan, tes tertulis, tes
perbuatan. Tes ialah sehimpun pertanyaan yang harus dijawab, atau pertanyaan-pertanyaan
yang harus dipilih, ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites
(testee) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang dites tersebut.

Tes pada umumnya dimaksudkan untuk mengukur aspek-aspek prilaku manusia, seperti :

a)      Aspek pengetahuan (kognitif).

b)      Sikap (afektif).

c)      Aspek ketrampilan (psikomotor).

Dalam uraian ini, perlu dibedakan antara prestasi belajar (achievement) dan hasil belajar
(learning outcome). Prestasi belajar hanya mengukur dua aspek yaitu aspek kognitif dan
aspek psikomotor. Hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak seseorang peserta didik,
dengan demikian mengukur tiga aspek utama hasil pendidikan.
Tes pada umumnya digunakan untuk meningkatkan pembelajaran. Melalui tes guru dapat
memperoleh informasi tentang berhasil tidaknya peserta didik dalam menguasai tujuan-
tujuan, seperti :

a)      Standar kompetensi.

b)      Kompetensi dasar.

c)      Indicator.

Tes dapat dikembangkan dengan berbagai macam tujuan. Ada tes yang dikembangkan untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik (to monitor the development of
competencies). Tes juga dapat dikembangkan untuk melihat tingkat kemampuan peserta didik
dan tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Tes juga dikembangkan untuk melihat
perkembangan kemampuan peserta didik. Berdasarkan tujuanya, tes dikembangkan antara
lain untuk :

a)      Pekerjaan rumah (PR)

b)      Ulangan harian (UH)

c)      Ulangan akhir semester (UAS)

d)     Ulangan kenaikan (UK)

e)      Ujian Sekolah Dasar (USD)

f)       Ujian akhir Nasional (UAN)

g)      Seleksi

h)      Tes penempatan

i)        Tes diagnostic

Adapun mengenai syarat-syarat tes, yaitu:

a.      Validitas tes.


Tes yang valid adalah tes yang hanya mengukur satu dimensi (unidimensional). Jika ada
sebuah dimensi yang sifatnya lebih umum, misalnya intelegensi atau pengetahuan social,
maka perlu disusun sub-subtes yang berdimensi tunggal yang hanya mengukur satu aspek
saja dari intelegensi atau pengetahuan. Dalam hal ini diisyaratkan setiap aspek atau subtes
harus berkorelasi tinggi satu sama lain sehingga dapat dijadikan bukti bahwa semua aspek
tersebut memang merupakan bagian dari suatu yang lebih luas.

b.      Reliabilitas tes.

Kehandalan atau reliabilitas meliputi ketepatan atau kecermatan (precision) hasil pengukuran,
dan keajegan atau kestabilan (consistency) dari hasil pengukuran. Kecermatan hasil
pengukuran ditentukan oleh banyaknya informasi yang dihasilkan dan sangat berkaitan
dengan satuan ukuran dan jarak rentang dari skala yang digunakan.(Sumarna
Surapranata,2004,16:27)

Ada beberapa istilah yang harus kita ketahui sehubungan dengan uraian ini, yaitu:

Testing berati saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran atau


penilaian.
Tester artinya orang yang melaksanakan tes atau pembuat tes.
Testee adalah pihak yang sedang dikenai tes (peserta tes)

Evaluasi dengan menggunakan teknik tes bertujuan untuk mengetahui diantaranya adalah:

Tingkat kemampuan awal siswa


Memberikan bimbingan belajar kepada siswa
Hasil belajar siswa
Perkembangan prestasi siswa
Keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

Fungsi tes:

Tes sebagai alat pengukur atau penilai terhadap peserta didik, dalam hal ini tes
berfungsi mengukur dan menilai besarnya perkembangan yang terjadi pada peserta
didik setelah berlangsungnya proses belajar mengajar.
Tes sebagai alat pengukur dan menilai keberhasilan program pembelajaran atau
kurikulum sehingga kita dapat mengetahui seberapa jauh ketercapaian program
pembelajaran yang telah ditentukan.
Tes sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga dengan
mudah kita mengetahui pencapaian kompetensi.
C. Penggolongan Tes
1. Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan belajar
peserta didik
Tes seleksi

Tes ini sering dikenal dengan istilah ujian saringan atau ujian masuk. Tes ini biasanya
dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru. Materi dapat berupa butir-butir soal
yang cukup sulit sehingga hanya calon siswa yang mempunyai kemampuan tinggilah yang
dimungkinkan dapat menjawab soal dengan benar. Sebagai tindak lanjutnya, maka hanya
para calon yang dipandang memenuhi batas persyaratan minimal yang ditentukan lulus dan
begitu juga sebaliknya bagi calon siswa yang tidak lulus.

Tes awal

Tes ini dikenal dengan pre-test. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan
materi oleh peserta didik, dan tes ini dilakukan sebelum proses pembelajaran dilakukan.
Materinya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya diketahui dan dikuasai oleh
peserta didik sebelum pelajaran diberikan kepada mereka.

Sebagai tindak lanjutnya jika materi dalam tes telah dikuasai dengan baik maka materi dalam
tes itu tidak akan diajarkan lagi. Dan jika belum dipahami maka akan dilakukan pengulangan
sebagian terhadap materi tersebut.

Tes akhir

Tes ini sering dikenal sebagai post-test. Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah materi pelajaran yang tergolong penting telah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya
oleh para peserta didik. Adapun materinya berupa bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan
kepada peserta didik. Biasnya naskah tes ini dibuat sama dengan tes awal. Jika tes akhir itu
lebih baik daripada tes awal dapat diartikan bahwa program pengajaran telah berjalan dan
berhasil dengan sebaik-baiknya.

Tes diagnotis

Tes ini merupakan tes yang dilaksanakan untuk menetukan secara tepat, jenis kesukaran yang
dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu sehingga dapat dicarikan
upaya yang tepat. Dan juga bertujuan ingin menemukan jawaban atas peertanyaan “Apakah
peserta didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan untuk
dapat menerima pengetahuan selanjutnya?”

Materi umumnya ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang biasanya atau menurut
pengalaman sulit dipahami siswa. Maka jika hasilnya menunjukkan bahwa tingkat
penguasaan peserta didik yang sedang diperiksa itu termasuk rendah, harus diberi bimbingan
secara khusus agar mereka dapat memperbaiki tingkat penguasaanya terhadap mata pelajaran
tertentu.

Tes formatif

Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah
peserta didik telah terbentuk setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Tes formatif ini biasa dilaksanakan ditengah perjalanan program pengajaran,
yaitu pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir. Biasanya tes ini
dikenal dengan Ulangan Harian. Materinya ditekankan pada bahan pelajaran yang telah
diajarkan, dapat berupa soal mudah dan juga kategori sukar. Tindak lanjutnya jika materi
yang diteskan dikuasai maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan baru. Dan jika
sebaliknya belum dikuasai maka materi akan diberi penjelasan kembali.Contohnya: tes yang
dilakukan setelah pembahasan tiap bab atau KD (kompetensi dasar).

Tes sumatif

Tes ini adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program
pengajaran selesai diberikan. Tes ini biasanya dikenal dengan Ulangan Umum dimana
hasilnya untuk mengisi nilai rapor atau mengisi ijazah. Tes ini dilakukan secara tertulis dan
butir-butir soalnya lebih sulit dari butir soal tes formatif. Yang menjadi tujuan utama tes
summative adalah menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah
mereka menempuh proses pembelajaran dalam waktu tertentu, sehingga dapat menentukan,

Kedudukan dari masing-masing siswa ditengah-tengah kelompoknya.

Dapat atau tidaknya peserta didik mengikuti program pembelajaran berikutnya.


Kemajuan peserta didik untuk diinformasikan kepada pihak orang tua, petugas bimbingan
dan konseling,dan lainnya yang tertuang dalam rapor.

Contohnya: Tes catur wulan,Tes akhir semester, EBTA.

2. Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis(kejiwaan) yang ingin diungkap


Tes intelegensi

Yaitu suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap kemampuan dasar
seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya secara
efektif.
Macam-macam tes intelegensi

 Tes intelegensi umum, bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang taraf
kemampuan seseorang.
 Tes intelegensi khusus, menggambarkan taraf kemampuan seseorang secara spesifik.
 Tes intelegensi differensial, memberikan gambaran tentang kemampuan seseorang
dalam berbagai bidang yang memungkinkan didapatnya profil kemempuan tersebut.

Manfaat tes intelegensi:

 menganalisis berbagai masalah yang dialami murid


 membantu memahami sebab terjadinya masalah
 membantu memahami murid yang mempunyai kemampuan yang tinggi juga yang
rendah
 menafsirkan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswa

Tes kemampuan

Bertujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat yang dimiliki testee.

Tes sikap

Bertujuan untuk mengungkap kecenderungan seseoranguntuk melakukan suatu respon


terhadap dunia sekitarnya, baik berupa objek ataupun individu- individu.

Tes kepribadian
Yaitu suatu tes untuk mengetahui kepribadian seseorang yang terorganisasi secara dinamis
dan sistem-sistem psikologis dalam sisi individu yang menentukan penyesuaian-penyesuain
yang unik dengan lingkungan.
Kepribadian dapat diukur dengan jalan melihat:
- Apa yang seseorang katakan tentang keadaan dirinya sendiri.
- Apa yang orang lain katakan tentang keadaan diri seseorang.
- Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu.

Tes hasil belajar

Tes ini bertujuan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar( cara dalam
pengukuran dan penilaian hasil belajar yang berbentuk tugas yang harus dijawab testee
sehingga dapat menghasilkan nilai yang dapat melambangkan tingkah laku atau prestasi
belajar testee dengan melakukan perbandingan dengan testee lainnya).

3. Penggolongan tes berdasarkan banyaknya orang yang mengikuti tes


Tes individual

Tes ini dilakukan dengan cara tester hanya berhadapan dengan satu orang testee saja.

Tes kelompok

Tes ini dilakukan dimana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee.

4. Penggolongan tes berdasarkan segi waktu yang disediakan bagi testee untuk
menyelessaikan tes
Power tes

Yakni tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak
dibatasi. Prinsip dari suatu “power test” adalah tidak adanyabatasan waktu di dalam
pengerjaan tes tidak dibatasi, maka hasil tes benar-benar mengungkapkan kemampuan
seseorang. adanya pembatasan waktu dalam mengerjakan tes diperkirakan akan
menyebabkan orang menjadi tidak dapat menunjukkan seluruh kemampuan yang dimilikinya.
Sebagai kompromi para ahli tes masih menganggap bahwa suatu pelaksanaan tes adalah
sebagai tes kemampuan (power test) jika sebagian besar orang yang dites dapat
menyelesaikan tes tersebut dalam jangka waktu yang disediakan.

Speed tes

Yakni tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut
dibatasi. Hal yang diukur dalam speed test adalah kecepatan di dalam memikirkan atau
mengerjakan sesuatu. Jadi persoalan pertama adalah tugas yang harus diselesaikan dalam satu
periode atau waktutertentu.

5. Penggolongan tes berdasarkan segi bentuk responnya


Verbal test

Yakni suatu tes yang menghendaki respon (jawaban) dari testee yang tertuang dalam bentuk
ungkapan kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis.

Nonverbal tes

Yakni suatu tes yang menghendaki respon (jawaban) dari testee yang tertuang bukan dalam
bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat baik melainkan berupa tindakan atau perbuatan
tertentu.

6. Penggolongan tes berdasarkan segi cara mengajukan pertanyaan


Tes tetulis

Yaitu dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan dilakukan secara tertulis dan
testee memberikan jawaban juga secara tertulis.

Tes lisan

Yaitu dimana tester dalam mengajukan pertanyaan dilakukan secara lisan dan testee
memberikan jawaban juga secara lisan.
Kepustakaan:
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Nana Sudjana. 1989. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Sudijono Anas. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

Anda mungkin juga menyukai