Anda di halaman 1dari 7

NAMA : LIA LUTFIATI

NIM : 857693498

TUGAS 2 PEMBELAJARAN IPA DI SD

1. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa
a. Dalam Evaluasi pembelajaran ada pula syarat – syarat dan jenis alat penilaian yang di
gunakan dalam menilaian peserta didik Evaluasi pembelajaran adalah suatu kegiatan
terencana untuk mengetahui keadaan suatu proses pembelajaran dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur tertentu, sehingga dapat diperoleh informasi
yang tepat sebagai dasar dari pembuatan suatu kesimpulan atau keputusan. Evaluasi
pembelajaran memiliki fungsi utama untuk menelaah sejauh mana keberhasilan proses
pembelajaran pada siswa yang telah dijalani dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 
Penilaian kegiatan belajar – mengajar dengan program pendidikan akan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan secara teliti apabila alat ukur yang dipakai memenuhi kriteria
atau syarat-syarat alat ukur yang baik dan benar; diadministrasikan secara baik dan
diolah secara objektif menurut kriteria yang tepat. Alat ukur yang baik hendaklah
memenuhi beberapa syarat-syarat, antara lain :
1. Valid
Suatu alat ukur dikatakan valid atau mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
ukur itu betul-betul mengukur apa yang ingin diukur.
2. Reliabel
Suatu tes yang sahih/valid adalah reliabel, tetapi suatu tes yang reliabel belum tentu
valid. Reliabilitas suatu tes menunjuk kepada ketetapan konsistensi, atau stabilitas
hasil tes/suatu ukuran yang dilakukan.
3. Objektif
Penskor hendaknya menilai/menskor apa-adanya, tanpa dipengaruhi oleh subjektif
penskor atau faktor-faktor lainnya diluar yang tersedia.
4. Praktis (Mudah dan murah)
Suatu alat ukur dikatakan praktis apabila biaya alat ukur itu murah. Disamping itu,
alat tersebut mudah diadministrasikan, mudah diskor, dan mudah
diinterprestasikan.
5. Norma
Dalam hal ini norma diartikan sebagai patokan kriteria atau ukuran yang digunakan
untuk menentukan dalam pengambilan keputusan.
b. Tes Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur Perkembangan/Kemajuan Belajar
Peserta Didik
a. Tes Seleksi
Tes seleksi sering dikenal degan istilah “ujian saringan” atau “ ujian masuk”. Tes ini
dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon mahasiswa baru, dimana hasil tes
digunakan untuk memilij calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian
banyak calon yang mengikuti tes.
Materi tes pada tes seleksi ini merupakan materi prasyarat untuk mengikuti program
pendidikan yang akan diikuti oleh calon. Sesuai dengan sifatnya, yaitu menyeleksi
atau melakukan penyaringan, maka materi tes seleksi terdiri atas butir-butir soal
yang cukup sulit, sehingga hanya calon-calon yang tergolong memiliki kemampuan
tinggi sajalah yang dimungkinkan dapat menjawab butir-butir soal tes dengan betul.
Tes seleksi dapat dilaksanakan secara lisan, secara tertulis, dengan tes perbuatan,
dan dapat pula dilaksanakan dengan mengkombinasikan ketiga jenis tes tersebut
secara serempak.
b. Tes Awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan
diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang
dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu
maka butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Isi atau materi tes awal pada
umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui
atau dikuasai oleh peserta didik sebelum pelajaran diberikan kepada mereka. Tes
awal dapat dilaksanakan, baik secara tertulis atau secara lisan.
Setelah tes awal itu berakhir, maka sebagai tindak lanjutnya adalah : (a) jika dalam
tes awal itu semua materi yang ditanyakan dalam tes sudah dikuasai dengan baik
oleh peserta didik, maka materi yang telah ditanyakan dalam tes awal itu tidak akan
diajarkan lagi, (b) jika materi yang dapat dipahami oleh peserta didik baru sebagian
saja, maka yang diajarkan adalah materi pelajaran yang belum cukup dipahami oleh
peserta didik tersebut.
c. Tes Akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan
sebaik-baiknya.
Isi atau materi tes akhir ini adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting,
yang telah diajarkan kepada peserta didik, dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat
sama dengan naskah tes awal. Dengan cara demikian maka akan dapat diketahui
apakah hasil tes akhir lebih baik sama, ataukah lebih jelek daripada hasil tes
awal.Jika hasil tes akhir itu lebih baik daripada tes awal, maka dapat diartikan bahwa
program pengajaran telah berjalan dan berhasil dengan sebai-baiknya.
d. Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis
kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Dengan diketahuinya jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu
maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Tes
diagnostic juga bertujuan ingin menemukan jawab atas pertanyaan “ Apakah
peserta didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau
landasan untuk dapat menerima pengetahuan selanjutnya?”
Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostic pada umumnya ditekankan pada
bahan-bahan tertentu yang biasanya atau menurut pengalaman sulit dipahami
siswa. Tes jenis ini dapat dilaksanakan dengan secara lisan, tertulis, perbuatan atau
kombinasi dari ketiganya. Sesuai dengan nama tes itu sendiri
(diagnose=pemeriksaan), maka jika hasil “pemeriksaan” itu menunjukkan bahwa
tingkat penguasaan peserta didik yang sedang “ diperiksa” itu termasuk rendah,
harus diberi bimbingan secara khusus agar mereka dapat memperbaiki tingkat
penguasaannya terhadap mata pelajaran tertentu.
e. Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh
manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang
telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form”
yang berarti “bentuk”. Tes formatif ini biasa dilaksanakan ditengah-tengah perjalan
program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau
subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan.
Disekolah-sekolah tes formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan harian”.
Materi dari tes formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran
yang diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas butir-butir soal, baik yang termasuk
kategori mudah maupun yang termasuk kategori sukar. Tindak lanjut yang perlu
dilakukan setelah diketahuinya hasil tes formati adalah:
Jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka pembelajaran
dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.
Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum dilanjutkan dengan
pokok bahasan baru terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan lagi bagian-bagian yang
belum dikuasai oleh peserta didik
Dari uraian tersebut diatas maka menjadi jelaslah bahwa tujuan dari tes formatif itu
adalah untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik dan sekaligus juga
untuk memperbaiki proses pembelajaran.
f. Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan
program pengajaran selesai diberikan. Disekolah, tes ini dikenal dengan istilah “Ujian
kelulusan” atau “Ujian Nasioanl” (evaluasi belajar tahap akhir), dimana hasilnya
digunakan untuk mengisi nilai rapor atau mengisi ijazah (STTB). Tes sumatif ini pada
umumnya disusun atas dasar materi pelajaran yang telah diberikan selama satu
catur wulan atau satu semester. Dengan demikian materi tes sumatif itu jauh lebih
banyak ketimbang materi tes formatif.
Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang
sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga
lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes formatif. Yang menjadi
tujuan utama tes sumatif adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan
keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu, sehingga dapat ditentukan:
Kedudukan dari masing-masing peserta didik ditengah-tengah kelompoknya;
Dapat atau tidaknya peserta didik untuk mengikuti program pengajaran berikutnya
(yang lebih tinggi), dan;
Kemajuan peserta didik, untuk diinformasikan kepada pihak orang tua, petugas
bimbingan dan konseling, lembaga-lembaga pendidikan lainnya atau pasaran kerja,
yang tertuang dalam bentuk rapor atau surat tanda tamat kerja.

Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis Yang Ingin Diungkap


Di tilik dari segi aspek psikis yang ingin diungkap tes setidak-tidaknya dapat dibedakan
menjadi lima golongan, yaitu:

a. Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau
mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
b. Tes kemampuan, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap
kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh teste.
c. Tes sikap, yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap
predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu
terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek
tertentu.
d. Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri
khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara,
cara berpakaian, nada suara, hobi atau kesenangan, dan lain-lain.
e. Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian, yakni tes
yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar.
c. Bentuk tes yang digunakan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes
non-objektif. Objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya, yaitu siapa saja yang
memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Tes non-objektif
yang juga sering disebut tes uraian adalah tes yang sistem penskorannya dipengaruhi
oleh pemberi skor. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tes objektif adalah tes yang
sistem penskorannya objektif, sedang tes nonobjektif sistem penskorannya dipengaruhi
oleh subjektivitas pemberi skor.
d. Berikut contoh soal
1. baterai
2. generator
3. bola lampu
4. setrika listrik
5. rice cooker
6. oven
Contoh-contoh benda yang mengalami perubahan energi yang sama ditunjukkan oleh
nomor ...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 6
c. 2, 4, dan 5
d. 4, 5, dan 6

Kunci jawaban: D

Pembahasan:

Baterai contoh benda perpindahan energi kimia menjadi energi listrik. Generator contoh
benda perpindahan energi gerak menjadi energi listrik. Bola lampu contoh perpindahan
energi listrik menjadi energi cahaya. Setrika listrik, oven, dan rice cooker contoh
perpindahan energi listrik menjadi energi panas. Jadi, jawaban yang paling tepat adalah
D
2. Alat peraga adalah benda alat yang di gunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip
tertentu agar tampak lebih konkret. Berikut manfaat alat peraga yang digunakan dalam
pembelajaran IPA SD
Menurut Depdiknas dalam Zain 2003:7 dinyatakan sebagai berikut : “Alat peraga adalah
bendaalat yang di gunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip tertentu agar
tampak lebih konkret. Alat bantu adalah yang di gunakan guru untuk mempermudah tugas
dalam mengajar” Dari pernyataan di atas bahwa alat peraga adalah tergolong dalam
memadai pembelajaran yang mempunyai fungsi yang sama sebagai sarana dalam
berkomunikasi dalam proses belajar mengajar. Menurut Enoch dalam Hidayati 2008:7
bahwa alat peraga berfungsi sebagai berikut : 1. Penyampaian materi dapat diseragamkan 2.
Proses pembelajaran semakin jelas dan menarik 3. Kualitas belajar semakin meningkat 4.
Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar 5. Mengubah peran guru kearah
yang lebih positif dan produktif Guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberikan
perhatian kepada aspek-aspek edukatif seperti membantu kesulitan belajar menambah
aktivitas belajar dan hasil belajar akan semakin optimal. Alat peraga dapat menciptakan
suasana belajar semakin hidup, tidak monoton dan membosankan. Materi yang di kemas
dalam penggunaan alat peraga akan lebih baik. Namun jika didukung dengan kegiatan,
melihat, menyentuh dan memperagakan alat mengalami sendiri melalui alat peraga maka
pemahaman siswa akan lebih baik. Seorang guru tidak perlu lagi menjelaskan seluruh materi
pembelajaran karena bisa berbagi peran.

3. Alat Peraga Pembangkit listrik


a. Alat dan bahan:
1. Dinamo
2. Tali rafia
3. Papan kayu
4. Lem
5. Kaset bekas 2 buah
6. Kardus bekas
7. Lampu kecil
b. Proses pembuatan:
1. Buat pola lingkaran di atas kardus dengan ukuran sama dengan kaset (buatlah
sebanyak 2 buah).
2. Rekatkan kedua pola lingkaran tersebut dengan lem.
3. Kemudian rekatkan pada kaset (ditumpuk, dengan cara pola lingkaran berada di
tengah).
4. Buatlah tiang penyangga sebanyak 2 buah dari kayu untuk meletakkan kaset dan
dinamo.
5. Ikat tali rafi pada kaset dan pada ujung dinamo.
6. Sambungkan ujung kabel pada dinamo dengan lampu kecil.
7. Pembangkit listrik sederhana siap digunakan.
8. Cara menggunakan: putar bagian kaset tadi sehingga ujung dinamo bergerak, dan
menghasilkan sumber listrik yang ditandai dengan lampu kecil menyala.
c. Manfaat:
Dinamo merupakan sebuah alat yang dapat menghasilkan listrik dengan cara
mengubah energi gerak menjadi
1.
Mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Pembahasan:
Dinamo atau generator merupakan alat yang dapat menghasilkan listrik dengan cara
mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Konsep kerja dinamo sama dengan
generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar magnet
di dalam kumparan. Alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk
mensimulasikan suatu konsep sehingga dapat dipahami secara visual.

4. Berikut Macam macam media pembelajaran yang saya ketahui adalah sebagai berikut
1. Media Audio
Macam-macam media pembelajaran audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio
dari sumber pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indera
pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan
pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan
vokalisasi). Contoh media seperti radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa,
dan lain-lain.
2. Media Visual
Macam-macam media pembelajaran visual adalah media yang hanya mengandalkan
indera penglihatan. Jenis media pembelajaran visual menampilan materialnya dengan
menggunakan alat proyeksi atau proyektor. Pesan yang akan disampaikan dituangkan
ke dalam bentuk-bentuk visual. Selain itu fungsi media visual juga berfungsi untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat
mudah untuk dicerna dan diingat jika disajikan dalam bentuk visual. Macam-macam
media pembelajaran visual ini dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan
media visual gerak. Berikut penjelasannya :
a. Media visual diam
Berupa foto, ilustrasi, flashcard, gambar pilihan dan potongan gambar, film bingkai,
film rngkai, OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain-lain.
b. Media visual gerak
Berupa gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan sebagainya.
3. Media Audio Visual
Macam-macam media pembelajaran audio visual merupakan media yang mampu
menampilkan suara dan gambar. Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual
dibedakan menjadi 2 yaitu madia audio visual diam, dan media audio visual gerak.
Berikut penjelasannya:
a. Media audiovisual diam
Berupa TV diam, film rangkai bersuara, halaman bersuara, buku bersuara.
b. Media audio visual gerak
Berupa film TV, TV, film bersuara, gambar bersuara, dan lain-lain.
4. Media Serbaneka
Macam-macam media pembelajaran serbaneka merupakan suatu media yang
disesuaikan dengan potensi di suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di
masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Contoh macam-macam
media pembelajaran serbaneka di antaranya adalah papan tulis, media tiga dimensi,
realita, dan sumber belajar pada masyarakat. Berikut penjelasannya :
a. Papan (board) yang termasuk dalam media ini di antaranya papan tulis, papan
buletin, papan flanel, papan magnetik, papan listrik, dan papan paku.
b. Media tiga dimensi di antaranya model, mock up, dan diorama.
c. Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya. Contoh
pemanfaatan realit misalnya guru membawa kelinci, burung, ikan atau dengan
mengajak siswanya langsung ke kebun sekolah atau ke peternakan sekolah.
d. Sumber belajar pada masyarakat di antaranya dengan karya wisata dan berkemah.
5. Gambar fotografi
Gambar fotografi diperoleh dari beberapa sumber, misalnya dari surat kabar, lukisan,
kartun, ilustrasi, foto yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dapat digunakan
oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan tertentu.
Terdapat lima macam gambar fotografi yang harus diperhatikan antara lain:
a. Gambar fotografi itu harus cukup memadai.
b. Gambar-gambar harus memenuhi persyaratan artistik yang bermutu.
c. Gambar fotografi untuk tujuan pengajaran harus cukup besar dan jelas.
d. Validitas gambar, yaitu apakah gambar itu benar atau tidak.
e. Memikat perhatian anak, ini cenderung kepada hal-hal yang diamatinya, misalnya,
binatang, kereta api, kapal terbang dan sebagainya.
6. Peta dan Globe
Macam-macam media pembelajaran berikutnya adalah peta dan globe ini berfungsi
untuk menyajikan data-data lokasi. Seperti keadaan permukaan (bumi, daratan, sungai
sungai, gunung-gunung), dan tempat- tempat serta arah dan jarak. Kelebihan lain dari
peta dan globe, dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
a. Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan dan
lain lain.
b. Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh- pengaruh geografis.
c. Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi
penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang
sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai