Anda di halaman 1dari 2

PRE TEST

     Yaitu suatu bentuk pertanyaan, yang dilontarkan guru kepada muridnya sebelum memulai suatu
pelajaran. Pertanyaan yang ditanya adalah materi yang akan diajar pada hari itu (materi baru).
Pertanyaan itu biasanya dilakukan guru di awal pembukaan pelajaran. Pre test diberikan dengan maksud
untuk mengetahui apakah ada diantara murid yang sudah mengetahui mengenai materi yang akan
diajarkan. Pre test juga bisa di artikan sebagai kegiatan menguji tingkatan pengetahuan siswa terhadap
materi yang akan disampaikan, kegiatan pre test dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan.
Adapun manfaat dari diadakannya pree test adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai
pelajaran yang disampaikan. Dengan mengetahui kemampuan awal siswa ini, guru akan dapat
menentukan cara penyampaian pelajaran yang akan di tempuhnya nanti.

B. POST TEST

       Post test merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah pelajaran/materi telah disampaikan.
Singkatnya, post test adalah evalausi akhir saat materi yang di ajarkan pada hari itu telah diberikan yang
mana seorang guru memberikan post test dengan maksud apakah murid sudah mengerti dan memahami
mengenai materi yang baru saja diberikan pada hari itu. Manfaat dari diadakannya post test ini adalah
untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah berakhirnya penyampaian
pelajaran. Hasil post test ini dibandingkan dengan hasil pree test yang telah dilakukan sehingga akan
diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari pengajaran yang telah dilakukan, disamping sekaligus
dapat diketahui bagian bagian mana dari bahan pengajaran yang masih belum dipahami oleh sebagian
besar siswa.
TES FORMATIF

        Tes formatif (formatif test) adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh
manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Istilah ‘formatif’ berasal dari kata
‘form’ yang berarti ‘bentuk’. Menurut Subhan (2008), Tes formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada
setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan atau topik yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
manakah proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana telah direncanakan. Hal senada juga
dikatakan oleh Winkel (dalam Subhan, 2008) yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tes
formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung agar siswa
dan guru memperoleh informasi (feed back) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sementara itu,
Tesmer mengatakan bahwa tes formatif ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai sejauh mana siswa
telah menguasai materi yang diajarkan pada pokok bahasan tertentu. Tes formatif ini biasa dilaksanakan
di tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pengajaran
atau sub pokok bahasan berakhir atau dapat dilaksanakan. Disekolah-sekolah, tes formatif ini biasa
dikenal dengan istilah ulangan harian.
Materi-materi tes formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah
diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas butir-butir soal, baik yang termasuk kategori mudah maupun
yang termasuk dalam kategori sukar. Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini
adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran atau indikator yang
telah ditetapkan sebelumnya. Indikator yang akan dicapai pada setiap pembahasan satu pokok bahasan,
dirumuskan dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa, artinya indikator dirumuskan dengan
memperhatikan kemampuan awal peserta didik dan tingkat kesulitan yang wajar yang diperkirakan masih
sangat mungkin dijangkau atau dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain
evaluasi formatif ini dilaksnakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah
tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang
dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.

A. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan – kelemahan siswa
sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penanganan yang tepat. Tes diagnostik juga
diartikan sebagai tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang
dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Tahapan dilakukannya tes
diagnostik, yaitu:
1.      Tes diagnostik ke – 1 dilakukan terhadap calon siswa sebagai input, untuk mengetahui apakah
calon siswa sudah menguasai pengetahuan yang merupakan dasar untuk menerima pengetahuan
di sekolah. Tes ini sering dikatakan sebagai tes penjajakan masuk.
2.      Tes diagnostik ke – 2 dilakukan terhadap calon siswa yang akan mulai mengikuti program.
Apabila cukup banyak calon siswa yang diterima sehingga diperlukan lebih dari satu kelas, maka
untuk pembagian kelas diperlukan pertimbangan khusus.
3.      Tes diagnostik ke – 3 dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar. Tes diagnostik ke – 3 ini
bertujuan untuk mengetahui bagian mana dari materi pelajaran yang diberikan yang belum
dikuasai oleh siswa.
4.      Tes diagnostik ke – 4 diadakan pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran. Dengan tes ini
guru akan dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang ia berikan.
Materi dalam tes diagnostik ditekankan pada bahan – bahan tertentu yang biasanya atau menurut
pengalaman sulit dipahami peserta didik. Tes jenis ini dapat dilaksanakan secara lisan, tertulis,
perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.

Anda mungkin juga menyukai