Anda di halaman 1dari 5

DINAMIKA MASYARAKAT DALAM PROSES ADAPTASI BUDAYA

(Studi Deskriptif Pada Adaptasi Pendatang Baru Perumahan Bougenville Indah Kabupaten Kupang)

Cristina Agnes Pongantung1


Yeremia Djefri Manafe 2,
Yohanes K. Nula Liliweri3
1,
Prodi. Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Nusa Cendana Kupang
2,3
Dosen Prodi. Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Nusa Cendana Kupang

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika masyarakat dalam proses adaptasi budaya pada
pendatang baru perumahan Bougenville Indah Kabupaten Kupang. Jenis penelitian ini adalah
penelitian Kualitatif dengan menggunakan metode Deskriptif dan Teori yang digunakan adalah Teori
Adaptasi Budaya untuk menelaah proses adaptasi pendatang baru perumahan Bougenville Indah.
Subyek dari penelitian adalah Pendatang Baru perumahan Bougenville Indah dan unit analisisnya
adalah pada 5 orang pendatang baru yang masing-masing berasal dari Bima, Bogor, Medan,
Makassar, dan Manado. Data yang digunakan untuk menunjang penelitian ini yaitu data primer dan
data sekunder, teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan dokumentasi.Teknik
analisis data yang dipakai oleh peneliti menggunakan 3 tahapan meliputi: Reduksi Data, Display Data
dan Verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Individu dalam masyarakat selalu
berkembang serta mengalami perubahan melalui proses belajar dimana dalam prosesnya
berlangsung secara cepat maupun lambat. Proses perubahan dalam masyarakat disebut dinamika
masyarakat. Dinamika masyarakat pendatang baru perumahan Bougenville Indah dalam proses
adaptasi budaya meliputi proses Internalisasi yakni masyarakat pendatang baru mendekatkan diri
dengan masyarakat lokal dengan mempelajari bahasa dan dialek masyarakat local setempat untuk
berkomunikas dengan masyarakat lokal. Proses Sosialisasi yakni masyarakat pendatang baru
menunjukkan partisipasi aktif mereka dalam lingkup masyarakat dengan ikut terlibat dalam
pemilihan kepala desa dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan sebagai lambing atau symbol
komunikasi pendatang baru bahwa mereka mau berbaur dengan masyarakat local setempat. Proses
Enkulturasiyakni proses pembudayaan yang dilakukan oleh masyarakat pendatang baru dengan
mengikuti acara kumpul keluarga dan juga ikut melayat orang yang meninggal yang pada akhirnya
akan melahirkan pola komunikasi yang baik dalam proses adaptasi masyarakat pendatang baru
dengan masyarakat lokal. Proses Difusi yakni penyebaran unsure kebudayaan yang dilakukan oleh
masyarakat pendatang baru dal hal ini memperkenalkan kuliner asal daerah kepada masyarakat
lokal.Dalam konteks ini, komunikasi merupakan alat yang digunakan oleh masyarakat pendatang
baru dalam memperkenalkan kuliner daerah asal kepada masyarakat lokal.Para pendatang baru
ingin memperkenalkan identitas budaya asal mereka kepada masyarakat lokal.Hal ini juga bertujuan
untuk memperkaya budaya local setempat.
Kata Kunci : Dinamika Masyarakat, Adaptasi Budaya, Pendatang Baru.

PENDAHULUAN dengan melakukan komunikasi seseorang


Latar Belakang dapat mengungkapkan apa yang ia inginkan
Manusia sebagai makhluk sosial dan harapkan dari orang lain.
dalam kehidupannya tidak dapat hidup Banyak hal yang dapat mempengaruhi
sendiri, melainkan saling bergantung satu bagaimana komunikasi itu dapat berjalan
terhadap yang lain. Dalam menjalin suatu dengan baik atau tidak, salah satunya adalah
hubungan sosial antar sesama adanya latar belakang budaya atau suku bangsa. Latar
komunikasi antar sesama sangat diperlukan. belakang budaya yang dimiliki seseorang
Komunikasi menjadi sangat penting karena menjadi pengaruh yang besar karena

1225
didalamnya terdapat sikap dan ciri-ciri khusus tiap individu dalam berinteraksi di lingkungan
yang berbeda-beda tergantung daerahnya yang baru.
masing-masing. Seseorang sedikitnya akan Proses adaptasi juga dialami oleh
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dari masyarakat pendatang baru perumahan
daerah tempat ia dilahirkan sehingga Bougenville Indah kabupaten kupang. Hampir
menimbulkan berbagai perbedaan budaya. semua penghuni perumahan Bougenville
Perbedaan latar belakang budaya yang Indah adalah masyarakat yang berasal dari
dialami dalam bermasyarakat juga luar daerah Nusa Tenggara Timur.
memberikan kontribusi sebagai salah satu Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
faktor penyebab timbulnya konflik antar oleh peneliti di perumahan Bougenville Indah,
masyarakat. Tak jarang munculnya konflik- peneliti melihat beberapa pendatang baru
konflik antar budaya diantara masyarakat pada perumahan Bougenville Indah yang
yang berbeda latar belakang budayanya. berasal dari berbagai daerah seperti berasal
Semua itu karena perbedaan pandangan atau dari Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi.
persepsi oleh masyarakat yang berbeda latar Sebagian besar dari mereka yang datang
belakang budaya. Contoh nyata konflik antar karena berbagai urusan pribadi, seperti
budaya yakni terjadinya konflik sampit yakni karena perpindahan tugas, migrasi dan lain-
konflik antara suku dayak dan warga migran lain.
suku madura pada tahun 2001. Konflik sampit Berdasarkan uraian diatas, peneliti
ini mengakibatkan lebih dari 500 kematian, tertarik untuk melihat dan menggali lebih
dengan 100.000 warga Madura yang dalam serta memahami dinamika masyarakat
kehilangan tempat tinggal. dalam proses adaptasi budaya pada
pendatang baru perumahan Bougenville Indah
Untuk menghindari konflik dalam
di desa Tanah Merah, Kabupaten Kupang.
masyarakat yang berbeda latar belakang
Peneliti menentukan pendatang baru
budaya, diperlukan sikap saling menghargai
perumahan Bougenville Indah sebagai subjek
dan toleransi oleh masyarakat yang berbeda
penelitian. Fokusnya pada masyarakat yang
latar belakang budaya. Terlebih oleh para
datang dari luar NTT. Alasan peneliti memilih
pendatang yang bermigrasi ke tempat atau
pendatang baru sebagai subjek penelitian
wilayah lain yang berbeda dengan wilayah
yakni: karena para pendatang baru
atau daerah asal para migran tersebut. Oleh
pemikirannya masih sangat kuat pengaruhnya
karena itu dibutuhkan proses adaptasi oleh
oleh budaya asal daerah masing-masing. Oleh
para masyarakat pendatang baru agar
sebab itu, peneliti ingin mengetahui
terciptanya lingkungan yang harmonis antara
bagaimanakah dinamika masyarakat dalam
masyarakat yang berbeda budaya tersebut.
proses adaptasi budaya yang dialami oleh
Adaptasi adalah tahap seseorang mulai
para perantau tersebut.
menyesuaian nilai, norma, dan pola-pola
perilaku antara dua budaya atau lebih (Liliweri
Rumusan Masalah
: 2005). Defenisi lain menjelaskan bahwa
Berdasarkan latar belakang di atas,
adaptasi adalah tingkat perubahan yang
rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
terjadi ketika individu pindah dari lingkungan
“Bagaimanakah dinamika masyarakat dalam
yang dikenalnya ke lingkungan yang kurang
proses adaptasi budaya pada pendatang baru
dikenal. Proses ini melibatkan perjalanan
perumahan Bougenville Indah Kabupaten
lintas batas budaya. Proses adaptasi menjadi
Kupang?”
suatu kejadian alamiah yang pasti dilalui oleh

1226
Tujuan Penelitian panjang sejak seorang individu dilahirkan,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk sampai ia hampir meninggal, di mana ia
mengetahui dinamika masyarakat dalam belajar menanamkan dalam kepribadiannya
proses adaptasi budaya pada pendatang baru segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi
perumahan Bougenville Indah Kabupaten yang diperlukannya sepanjang hidupnya.
Kupang Contohnya adanya hasrat atau keinginan yang
kuat dalam diri setiap individu untuk
menguasai kebudayaan orang lain.
LANDASAN KONSEPTUAL
Sosialisasi. Dalam proses ini seorang
Dinamika Masyarakat
individu dari masa anak anak hingga masa
Dinamika masyarakat dan kebudayaan
tuanya belajar pola pola tindakan dalam
terdiri dari peristiwa kebudayaan. Pengertian
interaksi dengan segala macam individu
peristiwa kebudayaan itu sendiri yaitu suatu
sekelilingnya yang menduduki beraneka
peristiwa yang terjadi dalam suatu etnis
macam peranan sosial yang mungkin ada
masyarakat. Hal hal yang berkaitan dengan
dalam kehidupan sehari hari.
peristiwa kebudayaan antara lain yang
Enkulturasi. Koentjaraningrat (2009)
pertama yaitu Cultural lag adalah suatu
menyatakan Enkulturasi yaitu pembudayaan.
kondisi dimana terjadi kesenjangan antara
Dalam proses ini seorang individu
berbagai bagian dalam suatu kebudayaan.
mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran
Cultural lag, proses perubahan sosial dapat
serta sikapnya dengan adat adat, sistem
berlangsung secara cepat atau lambat. Yang
norma, dan peraturan peraturan yang hidup
kedua yaitu Culture shock. Culture shock
dalam kebudayaanya.
adalah kesulitan seseorang dalam
Difusi. Difusi adalah salah satu bentuk
menyesuaikan diri terhadap nilai budaya baru
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari
yang berbeda dengan nilai budaya sendiri.
satu tempat ke tempat lainnya. Penyebaran
Yang ketiga yaitu Cultural survival. Cultural
ini biasanya dibawa oleh sekelompok manusia
survival adalah suatu konsep yang lain, dalam
yang melakukan migrasi ke suatu tempat.
arti bahwa konsep ini dipakai untuk
menggambarkan suatu praktek yang telah
Adaptasi Budaya
kehilangan fungsi pentingnya seratus persen,
Menurut Liliweri (2005:140) adaptasi
yang tetap hidup dan berlaku semata-mata
adalah proses penyesuaian nilai, norma dan
hanya di atas landasan adat-istiadat semata-
pola-pola perilaku antara dua budaya atau
mata. Dan yang terakir yaitu Cultural conflict.
lebih. Diasumsikan bahwa bila ada dua atau
Pada cultural conflict ini pertentangan
lebih ras atau etnik bertemu, maka akan
kebudayaan muncul sebagai akibat relatifnya
terjadi proses adaptasi. Proses itu sendiri
kebudayaan.
diawali oleh kontak pertama dan kontak
Sedangkan pengertian dinamika sosial
lanjut.
itu sendiri yaitu manusia dan masyarakat
Kontak pertama merupakan masalah
selalu berkembang serta mengalami
yang pasti dihadapi oleh para imigran di
perubahan, yang dalam prosesnya
tempat tujuan, karena berhadapan dengan
berlangsung secara cepat maupun lambat.
suatu masyarakat dengan kebudayaan yang
Dinamika masyarakat dan kebudayaan
berbeda. Kemungkinan yang akan terjadi
tersebut antar lain yaitu :
ketika menghadapi kebudayaan yang berbeda
Internalisasi. Koentjaraningrat (2009)
adalah konflik antarbudaya. Dari penjelasan di
menyatakan Internalisasi adalah proses
atas, peneliti dapat menarik kesimpulan

1227
bahwa adaptasi budaya merupakan proses Koentjaraningrat (2009) sebagai dinamika
penyesuaian diri dari seseorang yang berbeda dalam masyarakat. Berdasarkan penelitian
budaya dengan orang lain. Proses adaptasi yang dilakukan oleh peneliti di perumahan
budaya juga dapat terjadi pula pada nilai-nilai, Bougenville Indah Kabupaten Kupang,
norma-norma dalam sebuah kelompok dinamika masyarakat pendatang baru
tertentu terhadap kelompok lain. perumahan Bougenville Indah dalam proses
adaptasi budaya dapat berbentuk :
Teori Adaptasi Budaya
Robert Dubin (1996) dalam Liliweri Internalisasi
(2011:87) memperkenalkan sebuah teori baru Masyarakat pendatang baru
yaitu teori adaptasi budaya di mana teori ini perumahan Bougenville Indah dalam
meramalkan bahwa setiap proses adaptasi kesehariannya mulai menyesuaikan cara
akan menghasilkan sikap individu untuk berkomunikasi mereka dengan masyarakat
menyerahkan diri kepada partisipan lain atas lokal. Dalam hal ini para pendatang baru
dasar keyakinan budaya bersama. Struktur mempelajari bahasa dan dialek masyarakat
berpikir Dubin dibagi dalam tiga bagian yaitu : lokal setempat untuk berkomunikasi dengan
definisi-definisi sistem, deskripsi sistem, dan masyarakat lokal. Hal ini dilakukan untuk
pembentukan teori. mendekatkan diri dengan masyarakat lokal.

METODE PENELITIAN
Sosialisasi
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
Masyarakat pendatang baru
penelitian kualitatif. Deddy Mulyana dan
perumahan Bougenville Indah menunjukkan
Solatun (2007:5) mendefinisikan penelitian
partisipasi aktif mereka dalam lingkup
kualitatif sebagai penelitian yang bersifat
masyarakat dengan ikut terlibat dalam
interpretatif (menggunakan penafsiran) yang
pemilihan kepala desa dan aktif dalam
melibatkan banyak metode dalam menelaah
kegiatan kemasyarakatan seperti ikut dalam
masalah penelitiannya.
kegiatan jumat bersih dan membantu
Metode penelitian yang digunakan
pemasangan pipa air bagi masyarakat. Hal ini
adalah metode kualitatif deskriptif. Tujuan
merupakan lambang atau simbol komunikasi
dari penelitian deskriptif adala huntuk
pendatang baru bahwa mereka mau berbaur
membuat deskripsi gambaran atau lukisan
atau beradaptasi dengan masyarakat lokal
secara sistematis, faktual, dan akurat
setempat. Dengan ini juga masyarakat
mengena ifakta-fakta, sifat-sifat serta
pendatang baru semakin dikenal oleh
hubungan antar fenomena yang diselidiki
masyarakat lokal.
Tahapan analisis data dalam
penelitian ini menggunakan tiga tahapan,
Enkulturasi
meliputi reduksi data, display data, dan
Proses pembudayaan yang dilakukan
penarikan kesimpulan dan verifikasi (Miles
oleh masyarakat pendatang baru perumahan
dan Huberman, 1992:16-19).
Bougenville Indah seperti mengikuti acara
HASIL PENELITIAN kumpul keluarga dan juga ikut melayat orang
Individu dalam masyarakat selalu yang meninggal pada akhinya akan
berkembang serta mengalami perubahan melahirnya pola komunikasi yang baik dalam
melalui proses belajar dimana dalam proses adaptasi masyarakat pendatang baru
prosesnya berlangsung secara cepat maupun dengan masyarakat lokal. Sehingga terjalin
lambat. Proses perubahan ini yang disebut hubungan yang baik dan komunikasi yang

1228
akrab antara masyarakat pendatang baru dan digunakan oleh masyarakat pendatang baru
masyarakat lokal setempat. dalam memperkenalkan kuliner daerah asal
kepada masyarakat lokal. Dengan komunikasi
Difusi
yang baik yang terjalin antara masyarakat
Proses penyebaran unsur kebudayaan
pendatang baru dengan masyarakat lokal,
yang dilakukan oleh masyarakat pendatang
para pendatang baru ingin memperkenalkan
baru perumahan Bougenville Indah adalah
identitas budaya asal mereka kepada
memperkenalkan kuliner asal daerah kepada
msyarakat lokal. Hal ini juga bertujuan untuk
masyarakat lokal. Dalam konteks ini,
memperkaya budaya lokal setempat
komunikasi merupakan alat atau media yang

DAFTAR PUSTAKA

Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan : Ideologi, Epistemologi,
dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Widyatama
Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LKiS.
__________. 2005. Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur.
Yogyakarta: LKiS.
. 2011. Gatra Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group.
Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, D. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosda karya
Mulyana, Deddy & Rakhmat, Jalaludin. 2003. Komunikasi Antar Budaya. Bandung : Remaja Rosda
Karya
Mulyana, Deddy dan Solatun. 2007. Metode Penelitian Komunikasi : Contoh-contoh Penelitian
Kualitatif Dengan Pendekatan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Uchjana, Onong, Effendy. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LkiS
Riswandi, 2009 : Ilmu komunikasi. Jakarta : Graha Ilmu
Ruslan, Rusady. 2002. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Jurnal
Oriza, Vysca Derma. 2015. Proses Adaptasi Dalam Menghadapi Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa
Rantau Di Universitas Telkom
Skripsi
Babys, Aldy. 2014. Skripsi : Adaptasi Budaya Orang Tionghoa dan Orang Sabu (Studi Komunikasi
Antarbudaya Di Kelurahan LLBK). Kupang
Welkis, Jakob. 2013. Skripsi : Komunikasi Antarbudaya dalam Proses Adaptasi (Studi Kasus Strategi
Adaptasi Masyarakat Eks Tim-Tim (WNI) di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kupang Timur,
Kabupaten Kupang). Kupang

1229

Anda mungkin juga menyukai