Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA ETNIS BATAK DENGAN

MAHASISWA ETNIS JAWA DI KAMPUS IPDN SULUT

Gloria Innocence Ririn Mogot

Desie M D. Warouw

Grace J. Waleleng

Email: ririn.hellokitty@gmail.com

ABSTRAK

Komunikasi antar budaya terjadi ketika dua atau lebih orang dengan latar belakang budaya yang
berbeda berinteraksi. Proses ini jarang berjalan lancar tanpa hambatan. Latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda terlihat jelas pada saat mahasiswa saling berkomunikasi dengan
sesama mahasiswa yang berbeda etnis. Rumusan masalah dan tujuan yang dibahas peneliti yaitu
untuk mengetahui komunikasi antar budaya mahasiswa etnis Batak dengan mahasiswa etnis
Jawa di Kampus IPDN Sulut. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah Teori adaptasi
budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Peneliti menggunakan
teknik purposive sampling untuk menentukan informan penelitian, Dalam teknik pengumpulan
data dilakukan lewat observasi dan wawancara. Proses analisis meliputi reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan mahasiswa etnis Batak
dengan mahasiswa etnis Jawa di kampus IPDN Sulut saling beradpatasi satu dengan yang lain,
berlangsung secara terus-menerus dan mengalami kemajuan kearah yang lebih baik, dalam
proses berlangsungnya adaptasi terdapat hambatan dari segi bahasa.

Kata kunci: komunikasi, budaya, mahasiswa, perilaku, adaptasi.

PENDAHULUAN
Komunikasi antar budaya seperti lainnya yang berbeda budaya. Padahal syarat
dalam proses komunikasinya, kita berusaha untuk terjadinya interaksi dalam masyarakat
memaksimalkan hasil interaksi. Dalam yang berbeda budaya harus ada saling
berinteraksi konteks keberagaman pengertian atau pertukaran informasi atau
kebudayaan kerap kali menemui masalah makna antara satu dengan yang lainnya.
atau hambatan-hambatan yang tidak Diakui atau tidak perbedaan latar belakang
diharapkan sebelumnya, mungkin budaya bisa membuat kita sangat kaku
disebabkan karena adanya sikap tidak saling dalam proses berinteraksi.
pengertian antara satu individu dengan Komunikasi antar budaya tidak

1
hanya terjadi di lingkungan masyarakat dan tingkat daerah.
secara umum tetapi terjadi juga dalam Mereka berasal dari berbagai daerah
lingkungan pendidikan, yakni di Kampus provinsi dengan etnis yang berbeda di
IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) Indonesia dari luar Sulawesi Utara yang
tepatnya di Minahasa daerah Sulawesi ditempatkan untuk menempuh Pendidikan
Utara. Yang merupakan salah satu kampus selama 1 tahun di Kampus IPDN Sulawesi
regional IPDN yang berpusat di Jatinangor. Utara. Terdapat beragam etnis didalamnya
seperti etnis jawa, melayu, batak, bali,
Mahasiswa yang ada di Kampus sunda, dayak, minahasa, bugis, papua,
IPDN Sulut saat ini berjumlah 176 yang toraja, dan lainnya yang mendiami Kampus
terdiri dari 2 angkatan yakni Angkatan ke-27 IPDN Sulut.
dan Angkatan ke-28. Pada Angkatan 27 Keberadaan mahasiswa etnis Batak
Nindya Praja masing-masing berjumlah 16 yang berasal dari Sumatera Utara dan
(pria:16, wanita:10). Sedangkan, Angkatan mahasiswa etnis Jawa merupakan hal
28 Madya Praja masing-masing berjumlah menarik untuk dikaji secara khusus
150 (pria:100, wanita:50). mengenai adaptasi budaya yang mereka
Tujuan dari mahasiswa berkuliah di hadapi. Interaksi antara budaya Batak
kampus IPDN (Institut Pemerintahan Dalam dengan budaya Jawa sangat bertolak
Negeri) Sulawesi Utara adalah untuk belakang sehingga dapat mengakibatkan
menuntut ilmu dan mempunyai terjadinya komunikasi antar budaya yang
pengetahuan yang baik sesuai dengan tidak mudah di lingkungan di Kampus IPDN
bidang pendidikan yang mereka pilih yakni Sulut.
dibidang pemerintahan. Dari Kampus IPDN
Sulut, mereka akan kembali melanjutkan
studi di kampus IPDN Jatinagor. Setelah
menyelesaikan studi mereka akan
direkomendasikan untuk menjadi pejabat-
pejabat pemerintahan baik ditingkat pusat
berbeda (bisa beda ras, etnis, atau
TINJAUAN PUSTAKA sosioekonomi, atau gabungan dari semua
Komunikasi Antar Budaya perbedaan ini). Kebudayaan adalah cara
hidup yang berkembang dan dianut oleh
Komunikasi adalah suatu proses
sekelompok orang serta berlangsung dari
penyampaian informasi (pesan, ide,
generasi ke generasi. (Tubbs, Moss:1996).
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi dilakukan secara lisan atau
Diantara berbagai konteks komunikasi,
verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
terdapat konteks komunikasi antar budaya. belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal
Komunikasi antar budaya adalah yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi yang terjadi di antara orang- komunikasi masih dapat dilakukan dengan
orang yang memiliki kebudayaan yang

2
menggunakan gerak-gerik badan, berbeda” (Sitaram, 1976:18). Secara khusus
menunjukkan sikap tertentu misalnya komunikasi antar budaya diartikan sebagai
tersenyum, menggelengkan kepala, “proses tukar menukar pemikiran dan
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut pengertian antar orang dari budaya yang
komunikasi nonverbal. berbeda” (Maletzke, 1976:409).
Pada umumnya, Bahasa adalah Teori Adaptasi Budaya
sistem pesan yang paling teknis dari budaya,
tetapi banyak cara lain seperti waktu, ruang, Komunikasi antar budaya adalah
gerak anggota badan (gesture). Karena komunikasi antara orang-orang yang
setiap komunikasi budaya berlangsung memiliki latar belakang budaya yang
dalam lingkungan tertentu maka, lingkungan berbeda. Perbedaan latar belakang budaya
tempat komunikasi tersebut berlangsung ini mendorong mereka untuk saling
harus selalu dipertimbangkan: “sesuatu beradaptasi satu sama lain. Dengan
hanya akan memiliki arti dalam demikian dapat dikatakan bahwa yang
hubungannya denga hal yang lain” (Sarral, menjadi inti dari komunikasi antar budaya
1977:390). adalah bagaimana orang beradaptasi dengan
budaya lain. Fenomena inilah yang
Setiap bentuk budaya mempunyai
mendorong Young Yun Kim untuk
pengertian, nilai, sikap dan konotasi yang
mengembangkan teori adaptasi budaya.
akan dikomunikasikan. Apakah saya bisa
memahami dan seberapa jauh saya
Kim menggambarkan proses
berpartisipasi dalam proses berbagai
adaptasi dalam model sistem komunikasi
pengertian diantara atau didalam dua budaya
dimana dia melihat bahwa komunikasi
atau lebih sangat tergantung pada
memiliki dua sisi dalam adaptasi: pendatang
pengetahuan dan pemahaman akan arti dari
yang berkomunikasi lebih sering dengan
ekspresi-ekspresi budaya tersebut.
budaya barunya beradaptasi lebih baik tapi
Idealnya, orang harus dapat bisa juga merasakan culture shock yang
memahami secara lengkap semua tatanan, lebih besar. Interaksi antar budaya
strukutur dan proses komunikasi, misalnya mendorong seseorang keluar dari cara
dalam komunikasi etnik dari beberapa pandangannya yang sudah terbangun sejak
kelompok budaya yang berbeda sehingga lahir, dan hal ini akan menimbulkan stress.
dapat disampaikan dan diterima pesan Menurut Young Yun Kim yang dimaksud
komunikasi secara benar (bdk. Eilers, 1967). dengan adaptasi budaya adalah proses yang
Namun hal ini sebenarnya adalah proses dilakukan oleh individu untuk menyesuaikan
dinamis dalam kehidupan setiap budaya dan diri dengan lingkungannya melalui
dinamika budaya berarti pula dinamika pembelajaran dan pertukaran komunikatif
komunikasi dalam budaya tersebut. hingga dirinya merasa nyaman di
lingkungan yang baru.
Secara sederhana komunikasi antar
budaya dapat didefinsikan sebagai “interaksi
diantara anggota-angota budaya yang
3
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi, baik negeri maupun swasta atau
proses adaptasi budaya yaitu: 1) Faktor lembaga lain yang setingkat dengan
Komunikasi 2) Faktor Lingkungan 3) Faktor perguruan tinggi.
Predisposisi Individu
Kelompok Etnik (Etnis)
Hambatan kultural atau budaya Kelompok etnik, etnis atau suku
bangsa adalah suatu golongan manusia yang
Komunikasi yang kita lakukan
anggota-anggotanya mengidentifikasikan
dengan orang yang memiliki kebudayaan
dirinya dengan sesamanya, biasanya
dan latar belakang yang berbeda
berdasarkan garis keturunan yang dianggap
mengandung arti bahwa kita harus
sama. Identitas suku ditandai oleh
memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai,
pengakuan dari orang lain akan ciri khas
kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh
kelompok tersebut seperti kesamaan budaya,
orang lain.
bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri
Hambatan kultural atau budaya biologis.
mencakup bahasa, kepercayan dan
keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika Etnis Batak
orang yang berkomunikasi tidak
Suku batak merupakan salah satu suku
menggunakan bahasa yang sama, atau tidak
bangsa terbesar di Indonesia. Nama ini
memiliki tingkat kemampuan berbahasa
merupakan sebuah tema kolektif untuk
yang sama. Hambatan juga dapat terjadi
mengidentifikasikan beberapa suku bangsa
ketika kita menggunakan tingkat berbahasa
yang bermukim dan berasal dari Pantai
yang tidak sesuai atau ketika kita
Barat dan Pantai Timur di Provinsi Sumatera
menggunakan jargon atau bahasa “slang”
Utara. Suku bangsa yang dikategorikan
atau “prokem” atau “alay” yang tidak
sebagai Batak adalah Toba, Karo, Pakpak,
dipahami oleh satu atau lebih orang yang
Simalungun, Angkola, dan Mandailing.
diajak berkomunikasi.
Saat ini pada umumnya orang Batak
Hal lain yang turut memberikan menganut agama Kristen Protestan, Kristen
kontribusi terjadinya hambatan bahasa Katolik, Islam. Tetapi ada pula yang
adalah situasi dimana percakapan terjadi dan menganut kepercayaan tradisional yakni:
bidang pengalaman ataupun kerangka tradisi Malim dan juga menganut
referensi yang dimiliki oleh peserta kepercayaan animism, walaupun kini jumlah
komunikasi mengenai hal yang menjadi penganut kedua ajaran ini sudah semakin
topik pembicaraan. berkurang.
Etnis Jawa
Mahasiswa
Suku Jawa merupakan suku bangsa
Menurut Siswoyo (2007:121) mahasiswa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa
dapat didefinisikan sebagai individu yang Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa
sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan Yogyakarta. Setidaknya ada 41,7%

4
penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Lokasi Penelitian
Mayoritas orang Jawa menganut Penelitian ini dilaksanakan di Institut
agama Islam (sekitar 95%). Masyarakat Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Muslim Jawa umumnya dikategorikan ke Sulawesi Utara tepatnya di Desa Tampusu
dalam dua golongan, yaitu kaum Santri dan Kec. Remboken Kab. Minahasa Sulawesi
Abangan. Kaum santri mengamalkan ajaran Utara.
agama sesuai dengan syariat Islam Sumber dan Jenis Data
sedangkan kaum abangan walaupun Purposive sampling dilakukan peneliti
menganut agama Islam namun dalam untuk mencari narasumber sebagai
praktiknya masih terpengaruh Kejawen yang informan. Adapun informan yang digunakan
kuat. Orang Jawa juga ada yang menganut dalam penelitian ini adalah 7 mahasiswa
agama Kristen (sekitar 4%), baik Protestan etnis Batak dan 7 mahasiswa etnis Jawa
maupun Katolik. Sama seperti muslim Jawa, yang aktif dalam perkuliahan dan 1
orang Jawa Kristen juga ada yang disebut informan dari Kepala Bagian Keprajaan di
Kristen abangan yang masih terpengaruh Kampus IPDN Sulut. Data yang digunakan
Kejawen yang kuat. Etnis Jawa sebagian dalam penelitian ini adalah data primer dan
besar menggunakan Bahasa Jawa dalam data sekunder.
bertutur sehari-hari.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
METODELOGI PENELITIAN
digunakan dalam penelitian ini untuk
Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mendapatkan data yaitu:
adalah metode deskriptif kualitatif. Dengan 1) Observasi
metode ini peneliti mencoba menyajikan 2) Wawancara
data penelitian melalui uraian-uraian
terverifikasi dan sumber-sumber data Teknik Analisis Data
penelitian menjadi rangkaian kalimat yang Analisis data adalah proses mencari dan
utuh. menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan
Fokus Penelitian lapangan dengan cara mengorganisasikan
-Perilaku komunikasi mahasiswa etnis batak data kedalam kategori, menjabarkan ke unit-
dengan etnis jawa di Kampus IPDN Sulut unit, melakukan sintesa, menusum kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang
-Hambatan-hambatan dalam komunikasi akan dipelajari dan membuat kesimpulan
antar budaya mahasiswa etnis batak dengan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
mahasiswa etnis jawa di Kampus IPDN maupun orang lain (Sugiyono, 2014:89)
Sulut
Proses Analisis Data:
3. -Adaptasi antar budaya mahasiswa etnis 1. Reduksi
batak dengan mahasiswa etnis jawa di 2. Penyajian Data
Kampus IPDN Sulut
5
3. Penarikan Kesimpulan mempengaruhi dan membantu mereka
dalam berperilaku, apa yang di dapat.
diterapkan dalam kehidupan sosial mereka,
HASIL PENELITIAN DAN informasi penting disimpan apabila layak
PEMBAHASAN untuk diketahui/disebarluaskan, dan
Perilaku budaya mahasiswa etnis Batak disampaikan kepada pihak lain jika
dengan mahasiswa etnis Jawa dibutuhkan dan menysesuaikan dengan
3 faktor berikut yang dinilai memiliki informasi yang ada.
pengaruh yang cukup kuat dalam mahasiswa Pengaruh kelompok mahasiswa etnis
berbeda etnis berperilaku di kampus IPDN:
Batak dan mahasiswa etnis Jawa dalam
beradaptasi, sama-sama saling
1. Faktor komunikasi
mempengaruhi dan saling melengkapi satu
dengan yang lain, tetapi tetap
Faktor komunikasi mencakup
mempertahankan ciri khas etnis masing-
komunikasi pribadi dan komunikasi sosial
masing dalam berperilaku.
individu yang meliputi host communication
competence dan keterlibatannya dengan
2. Faktor lingkungan
lingkungan tuan rumah melalui partisipasi
dalam kegiatan komunikasi interpersonal Menurut model komunikasi
dan komunikasi massa tuan rumah. Gudykunst, pengaruh lingkungan dalam
komunikasi antar budaya sangatlah besar
Bahasa yang digunakan saat
terutama dalam memproses pesan. Selain
berkomunikasi sehari-hari di lingkungan
itu, lingkungan juga berperan besar dalam
kampus oleh mahasiswa etnis Batak adalah
proses adaptasi budaya. Teori adaptasi
Bahasa Indonesia. Sedangkan pada
budaya mengidentifikasi tiga kondisi
mahasiswa etnis Jawa umumnya
lingkungan yang memberikan dampak
menggunakan bahasa Indonesia dicampur
terhadap proses adaptasi pendatang yaitu:
bahasa Jawa dalam berkomunikasi dengan
sesama orang Jawa maupun dengan semua -Host receptivity mengacu pada sejauh mana
orang yang berada di lingkungan kampus
lingkungan tertentu dapat diakses dan
bahkan informan inisial R.P sehari-hari
terbuka bagi pendatang. Semua mahasiswa
berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa. etnis Batak dapat menerima semua etnis
Informasi penting dan wawasan yang di dalam berinteraksi agar menambah
terima baik dari budaya setempat dan pengetahuan, ingin mengetahui budaya etnis
budaya etnis lain, dinilai dapat membantu lain juga selain Jawa. Sebaliknya semua
mahasiswa etnis Batak dalam mereka mahasiswa etnis Jawa juga menerima semua
berperilaku. etnis dalam berinteraksi karena dianggap
semua etnis sama dan karena mereka hidup
Mahasiswa etnis Jawa menyatakan bersama-sama dalam suatu lingkungan
informasi yang diterima sangat pendidikan.

6
-Host conformity pressure mengacu pada Hambatan-hambatan dalam komunikasi
tekanan yang diberikan oleh tuan rumah antar budaya mahasiswa etnis batak
terhadap pendatang untuk bertindak sesuai dengan mahasiswa etnis jawa di kampus
dengan budaya setempat. Mahasiswa etnis IPDN Sulut
Batak dan mahasiswa etnis Jawa tidak
a. Hambatan-hambatan yang terjadi antara
merasakan tekanan dari lingkungan untuk
mahasiswa etnis batak saat berinteraksi
bertindak sesuai budaya setempat.
dengan budaya setempat dan budaya (Jawa)
-Ethnic group strength mengacu pada status Hambatan yang dihadapi saat
atau kedudukan etnis tertentu, Kelompok berinteraksi dengan budaya setempat:
etnis yang lebih kuat dapat menghambat
proses adaptasi budaya oleh anggota Pada umumnya kelima informan
individu. Di satu sisi, hal ini dapat mahasiswa etnis Batak tidak memiliki
membantu proses adaptasi budaya hambatan saat berinteraksi dengan budaya
pendatang baru namun di sisi lain dapat setempat. Namun informan S.S menyatakan
digunakan sebagai alat untuk belum mengetahui semua bahasa Minahasa
mempertahankan praktek etnis tertentu dan sehingga merasa sedikit canggung saat
mencegah pendatang untuk berpartisipasi berkomunikasi dengan masyarakat setempat.
aktif dalam kegiatan komunikasi sosial tuan Informan inisial A.P memiliki hambatan
rumah. yang berkaitan dengan makanan, karena
harus mencari makanan yang serba halal.
Semua kelompok etnis yang membawa
pengaruh dalam proses beradaptasi budaya Hambatan yang dihadapi saat
berinteraksi dengan budaya Jawa:
adalah etnis yang sering diajak berinteraksi
dan berkomunikasi. etnis yang mayoritas Hambatan yang dihadapi oleh
dan menonjol seperti etnis Jawa, etnis mahasiswa etnis Batak saat berinteraksi
Papua, dan etnis Minahasa. dengan budaya Jawa didapati dari segi
pemahaman bahasa, beberapa dari mereka
3. Faktor Predisposisi Individu tidak mengerti bahasa Jawa terlebih saat
berkomunikasi memakai bahasa Jawa halus.
Faktor predisposisi individu mengacu
Informan inisial S.S mengerti budaya Jawa
pada kemampuan seorang pendatang
karena sejak kecil terbiasa dengan budaya
mempersiapkan dirinya sendiri secara lebih
Jawa, jadi tidak memiliki hambatan dalam
baik secara fisik dan mental untuk
berinteraksi.
memasuki lingkungan yang baru.
b. Hambatan-hambatan yang terjadi antara
Kesiapan semua mahasiswa baik etnis mahasiswa etnis jawa saat berinteraksi
Batak dengan etnis Jawa dalam beradaptasi dengan budaya setempat (Minahasa) dan
baik secara mental dan emosional sudah budaya (Batak)
dibiasakan sejak dari tingkat satu di kampus
IPDN Jatinangor.

7
Hambatan yang dihadapi saat Hambatan-hambatan umum yang
berinteraksi dengan budaya setempat: sering dihadapi mahasiswa di kampus IPDN
Sulut:
Pemahaman tentang bahasa menjadi
hambatan utama dalam berkomunikasi Informan R.W menyatakan saat
dengan etnis setempat. Kebudayaan diberi ijin untuk keluar dari lingkungan
Minahasa dari segi tari-tarian Maengket, dan kampus, para mahasiswa diharuskan pulang
lagu-lagu daerah Minahasa sulit dipelajari tepat waktu, tidak ada alasan untuk
oleh mahasiswa etnis Jawa. Informan M.T terlambat, jika terlambat pulang dipastikan
dan R.P menyatakan waktu sholat dan jenis mendapat konsekuensi dari pihak kampus.
makanan menjadi hambatan tersendiri saat
mereka beradaptasi. Informan H.B kurang Adaptasi antar budaya mahasiswa etnis
berinteraksi dengan warga setempat batak dengan mahasiswa etnis jawa di
dikarenakan lokasi kampus jauh dari kampus IPDN Sulut
pemukiman warga. Informan M.N a. Adaptasi Budaya Batak terhadap Etnis
menyatakan perilaku orang Minahasa tidak Jawa dilihat dari unsur-unsur kebudayaan
jauh berbeda dengan orang Jawa terkesan sebagai berikut:
ramah.
- Nilai-nilai Kepercayaan; Agama
Hambatan yang dihadapi saat
berinteraksi dengan budaya Batak: Mahasiswa etnis Batak dapat
menyesuaikan dengan nilai-nilai
Semua mahasiswa etnis Jawa kepercayaan yang dianut oleh mahasiswa
menyatakan bahwa memiliki hambatan etnis Jawa pada umumnya. Informan inisial
berinteraksi dari segi bahasa, kosakata, G.P berpendapat bahwa nilai-nilai
intonasi, perilaku mahasiswa etnis Batak kepercayaan yang dianut oleh mahasiswa
karena budaya Batak memiliki bahasa yang etnis Jawa adalah baik dan agama orang
kasar, keras, tinggi yang bertolak belakang Jawa sangat kuat. Meskipun etnis Jawa
dengan budaya Jawa. Informan R.P identik dengan agama muslim namun tidak
menyatakan jarang berinteraksi dengan etnis mempermasalahkan agama, karena
Batak, kebanyakan dengan satu regional dikampus IPDN Sulut semua saranan tempat
yang memiliki pemahaman yang sama ibadah sudah tersedia.
mengenai bahasa dan budaya. Informan
inisial M.T mengaku sempat konflik - Bahasa
mengenai waktu ibadah, karena muslim Informan mahasiswa etnis Batak dapat
memiliki waktu ibadah yang padat dalam menyesuaikan nada bicara saat
satu hari minimal lima kali beribadah, untuk berkomunikasi secara verbal dengan
Protestan biasanya melakukan ibadah mahasiswa etnis Jawa karena semua
mandiri atau ibadah hari minggu, Jadi, mahasiswa etnis Jawa memiliki nada bicara
mahasiswa etnis Jawa lebih sedikit yang lembut sehingga mereka
waktunya untuk berinteraksi dengan
mahasiswa etnis Batak.
8
mengimbanginya dengan memperlahan cara agama. Informan M.N menyatakan sesama
bicara agar terkesan lebih sopan. agama muslim sama, baik dari etnis Batak
dan etnis Jawa sendiri tidak terdapat
- Makanan perbedaan yang mencolok hanya saja setiap
Keempat informan menyatakan makanan orang Batak memiliki marga, biasanya
Jawa kurang sesuai dengan lidah orang setiap marga terdapat nilai-nilai
Batak karena orang Jawa menyukai rasa kepercayaannya masing-masing.
manis sedangkan lidah orang Batak meyukai
- Bahasa
makanan yang pedas. Informan A.S
menyatakan mudah beradaptasi dengan Untuk beradaptasi dengan mahasiswa
makanan Jawa karena menyukai kuliner. etnis Batak, mahasiswa etnis Jawa
menggunakan bahasa Indonesia. Informan
- Cara belajar inisial H.B cukup bisa beradaptasi dengan
Mahasiswa etnis Batak dapat etnis batak terkait bahasa namun, cukup
menyesuaikan cara belajar mereka terhadap asing ketika wanita berbahasa Batak. Batak
mahasiswa etnis Jawa. memang terkenal dengan bahasanya yang
keras akan tetapi saat seorang wanita
- Gaya Hidup berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Di lihat dari gaya hidupnya mahasiswa Batak dengan logat mereka yang keras,
etnis Batak menyatakan mahasiswa etnis tercermin kesan tidak bersahabat. Sangat
Jawa baik, ramah, santun. berbeda dengan Jawa mahasiswa wanita asal
Jawa harus bersikap halus, lembut dan
- Waktu santun.
Mahasiswa etnis Batak jarang - Cara Belajar
berinteraksi dengan mahasiswa etnis Jawa,
karena kebanyakan dari mahasiswa asal Dalam metode pembelajaran di kelas
Jawa belum terbiasa dengan logat Batak mahasiswa etnis Jawa dengan Batak
yang cukup terkesan kasar, belum dapat memiliki cara belajar yang sama karena
menyesuaikan. dalam satu kelas berasal dari semua provinsi
yang ada di Indonesia. Dalam beradu
b. Adaptasi Budaya Jawa terhadap Etnis pendapat informan H.B menyatakan bahwa
Batak dilihat dari unsur-unsur kebudayaan mahasiswa etnis batak sangat
sebagai berikut: mempertahankan dengan kuat hal yang
dianggap benar menurut pemandangan
- Nilai-nilai Kepercayaan; Agama
mereka sampai dengan bahasa “pokoknya
Mahasiswa etnis Jawa bisa saya yang menang”. Jika sudah seperti itu
menyesuaikan, bisa hidup berdampingan, daripada berujung konflik, cara
menghormati, saling menghargai dan mengatasinya adalah dengan mengalah, rata-
memaklumi agama satu sama lain karena rata orang Jawa gampang mengalah.
IPDN menanamkan nilai-nilai toleransi antar Sedangkan, informan R.P tidak terpengaruh

9
dengan budaya lain, mempertahankan dilakukan bersama-sama seperti menza,
budaya sendiri dan tidak menyukai budaya menza ialah upacara makan siang, upacara
yang bersifat kasar. makan malam. Informan M.N menyatakan
dikampus IPDN Sulut waktunya lebih
- Makanan longgar dibandingkan kampus di Jatinangor
Kebanyakan dari mahasiswa etnis Batak agak, waktu luang di kampus Jatinangor
non-islam jadi mahasiswa etnis Jawa yang hanya satu sampai dua jam, sedangkan
menyesuaikan memilih makanan yang halal. dikampus IPDN Sulut bisa sampai empat
jam, jadi mahasiswa etnis Jawa mudah
- Gaya Hidup dalam menyesuaikannya waktu dengan
Semua informan etnis Jawa menyatakan lingkungan kampus setempat. Untuk
dalam hal mereka berinteraksi, sikap makanan khas minahasa sangat enak, bumbu
mahasiswa etnis Batak terkesan keras masakan lebih berasa dan makanan yang
kepala, dalam berkomunikasi kadang dihidangkan selalu hangat, baru dimasak
memakai kata-kata yang sifatnya tentunya hal ini menjadi salah satu yang
merendahkan. menarik bagi mahasiswa etnis Jawa dalam
beradaptasi dengan makanan khas daerah
c. Adaptasi mahasiswa etnis Batak dengan Minahasa.
budaya setempat
- Pakaian
Mahasiswa etnis Batak mudah
Mengenai pakaian para mahasiswa
beradapatasi dengan lingkungan yang ada
IPDN diwajibkan untuk menggunakan
karena orang-orang Minahasa maupun
pakaian Dinas selama menempuh
Manado sangat terbuka dari setiap unsur-
Pendidikan di kampus IPDN sesuai dengan
unsur kebudayaannya. Informan G.P
jenis kegiatan dan ketentuan yang
berpendapat bahwa bahasa Manado sangat
diberlakukan.
baik untuk dipelajari dan memiliki cara
berkomunikasi yang unik. Etnis asal KESIMPULAN DAN SARAN
Sumatera Utara dan etnis Sulawesi Utara Kesimpulan
memiliki persamaan dari mayoritas agama Setelah peneliti melakukan
yakni; Kristen dan dari makanan khas penelitian tentang “Komunikasi antar
daerahnya yang terkenal dengan makanan budaya mahsiswa etnis Batak dengan
yang pedas. Jadi, mudah untuk beradaptasi mahasiswa etnis Jawa dikampus IPDN
dengan kebudayaan setempat. Sulut, maka dapat ditarik kesimpulan
berdasarkan fokus penelitian dan hasil
d. Adaptasi mahasiswa etnis Jawa dengan
penelitian sebagai berikut:
budaya setempat
1. Perilaku Budaya Mahasiswa Etnis
Mengenai waktu bergantung kepada
Batak dengan Etnis Jawa di kampus
siklus kehidupan praja, tidak bisa mengatur
IPDN Sulut berlangsung secara
waktu sendiri, misalkan setelah belajar ada
terus-menerus dan mengalami
kegiatan lain yang secara serempak atau

10
kemajuan kearah yang lebih baik diatur sedemikian rupa setiap harinya
dengan adanya motivasi ingin oleh Petadupra (Pedoman Tata
diterima dilingungan yang baru serta Kehidupan Praja) IPDN oleh Menteri
kemampuan adaptasi, toleransi, dan dalam Negeri Republik Indonesia
keterbukaan dalam komunikasi antar dan hambatan mengenai waktu
budaya dikalangan mereka. ibadah mahasiswa etnis Jawa yang
Cara mahasiswa etnis Batak beragama muslim yang sering
berkomunikasi dan mahasiswa etnis bingung menentukan waktu saat
Jawa di kampus IPDN Sulut melakukan ibadah sholat adzan
menggunakan bahasa Indonesia pada karena tidak ada pertanda. Juga
umumnya baik dalam menerima mengenai makanan mahasiswa
informasi dan untuk menghindari muslim mengaku adalah suatu
kesalahan efektivitas komunikasi hambatan tersendiri bagi mereka
antarbudaya didahului oleh karena harus bertanya terlebih
hubungan antar budaya. Namun ada dahulu jenis makanan yang akan
juga mahasiswa etnis Jawa yang mereka konsumsi.
menggunakan bahasa Jawa sebagai 3. Secara keseluruhan proses adaptasi
bahasa sehari-hari ketika budaya mahasiswa etnis batak
berkomunikasi pada lawan bicaranya dengan mahasiswa etnis jawa di
di kampus. kampus IPDN Sulut dapat dikatakan
Mahasiswa etnis Batak dan berjalan cukup seimbang (saling
mahasiswa etnis Jawa juga beradaptasi satu dengan yang lain
memperlakukan mahasiswa yang antar kedua budaya yang berbeda),
berbeda etnis dengan mereka semua mahasiswa memiliki usaha
sebagaimana apa adanya, bahkan tersendiri dalam berinteraksi antar
mereka menyesuaikan diri dengan sesama etnis maupun berbeda etnis
apa yang mereka butuhkan. bahkan dengan etnis setempat.
Dilihat dari unsur-unsur kebudayaan
2. Objek penelitian menuturkan bahwa yang mencangkup gaya hidup, nilai-
adanya hambatan-hambatan antar nilai kepercayaan, makanan, waktu,
budaya yang terjadi di kalangan
pakaian dan bahasa yang mereka
mahasiswa etnis batak dengan
gunakan, walaupun tentunya tidak
mahasiswa etnis jawa saat
lepas dari hambatan-hamabatan yang
berinteraksi di kampus IPDN Sulut,
ditemui, tapi mereka berusaha
hambatan yang dihadapi antara lain menyelaraskan dalam mempelajari
mengenai waktu yang terbatas untuk serta mengadaptasi budaya yang
saling berinteraksi satu sama lain berbeda dari budaya mereka tanpa
diluar jam perkuliahan karena semua menghilangkan ciri khas kebudayaan
aktivitas harian selama
sendiri yang tercermin dari cara
berlangsungnya Pendidikan di
mereka berkomunikasi.
kampus IPDN telah terjadwal dan

11
Saran mahasiswa IPDN telah diatur dan
diagendakan oleh pihak kampus.
Berdasarkan hasil yang didapatkan
dilapangan maka peneliti mengemukakan
beberapa saran untuk dijadikan bahan
pemikiran dan pertimbangan bagi objek DAFTAR PUSTAKA
penelitian agar bermanfaat untuk Effendy, Onong Uchjana. 1993.
keberlangsungan Pendidikan yang optimal Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
bagi mahasiswa IPDN Sulut. Adapun saran- Bandung: Citra Aditya Bakti.
saran yang diberikan;
E. T. Hall dan M. R. Hall,
1. Bagi kampus IPDN Sulut Understanding Cultural Differences
Diharapkan perhatian dari pihak (Yarmouth, ME: Intercultural Press, 1990),
kampus untuk menambah tenaga pengasuh 87.
yang memiliki kemampuan komunikasi baik Hall, Edward T 1959 The Silent
dan mempunyai wawasan yang luas Language. New York..............................
mengenai keberagaman budaya di Indonesia 1977 Beyond Culture. New York
khususnya di lingkungan kampus yang
kebudayaan mahasiswanya berbeda-beda. Lexy, J. Moleong. 2002. Metodelogi
Agar bisa meminimalisir kesalahpahaman Penelitian Kualitatif, Cet.13 Bandung:
dalam berinteraksi dan membantu proses Remaja Rosdakarya
penyelesaian konflik jika terjadi konflik Luzbetak, Louis J. 1963 The Church
antar budaya saat saling beradaptasi satu and Culture. An Applied Anthropology for
dengan yang lain. Religious Worker. Techny
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu
-Peneliti selanjutnya diharapkan untuk Komunikasi. Suatu Pengantar. Bandung: PT
mengkaji lebih banyak referensi yang terkait Remaja Rosdakarya.
dengan komunikasi antar budaya maupun
Mulyana, Deddy. 2010. Metode
efektivitas proses komunikasi yang terjadi
Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu
selama proses adpatasi budaya berlangsung, Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.
agar hasil penelitiannya dapat lebih baik dan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
lebih lengkap lagi.
N. C. Jain dan E. D. Kussman,
-Peneliti selanjutnya diharapkan “Dominant Cultural Patterns of Hindus in
mempersiapkan diri dalam proses India,” dalam Intercultural Communication:
pengumpulan data agar penelitian dapat A Reader, edisi ke-9., L. A Samovar dan R.
berjalan dengan baik. Dan menyesuaikan E. Porter, ed. (Belmont, CA: Wadsworth,
dengan waktu yang diberikan oleh Kampus 200), 89.
IPDN Sulut karena semua kegiatan

12
Purwosito, Andrik. 2003.
Komunikasi multikultural. Surakarta:
Muhammadiyah
Tubbs, Stewart L., Sylvia Moss.
2004. Human Communication, Konteks-
Konteks Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Internet:
https://id.wikipedia.org/wiki/Institut_Pemeri
ntahan_Dalam_Negeri
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Jawa
https://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_etni
k

13

Anda mungkin juga menyukai