Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN MINI RISET

KONSELING MULTIBUDAYA
AKULTURASI PENGARUH MAHASISWI SUKU BATAK YANG BERTEMAN
DENGAN MAHASISWI SUKU JAWA.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2
Nurul Inaya (1193151040)
Nora Evriyanti Friska Padang (1193151044)
Audira Fadillah (1193351062)
Nurul Hidayah Br Hasibuan (1191151026)
Erlen Christine Irene Laia (1192451016)

BK REGULER E 2019

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Konselor sebagai tenaga pendidik psikis (psychoeducator) tidak lepas melakukan interaksi
dengan konseli, sehingga memiliki peran strategis dalam menghadapi keragaman dan perbedaan
yang ada termasuk perbedaan budaya. Keragaman budaya (multikultural) merupakan peristiwa
alami karena bertemunya berbagai budaya, interaksi yang beragam antara individu dan kelompok
dengan membawa perilaku budaya dan memiliki cara hidup yang berlainan dan spesifik.
Keragaman budaya konseli seperti berbeda budaya, latar belakang keluarga, agama dan etnis
tersebut saling berinteraksi dalam komunitas sekolah dan hal tersebut memerlukan pemahaman
budaya. Jadi dibutuhkan kompetensi multibudaya dalam keragaman yang ada. Menurut S. Sue,
kompetensi multibudaya konselor dalam konseling yaitu keyakinan bahwa konselor tidak hanya
menghargai dan mengakui kelompok budaya lain, namun dapat bekerja sama secara efektif dengan
konseli atau kelompok tersebut. Hal tersebut termasuk dalam kompetensi yang dimiliki oleh
konselor dalam berbudaya.
Pemahaman akan karakteristik manusia dan budayanya masig-masing merupakan bagian yang
tidak terpisahkan yang harus dipahami secara komprehensif oleh konselor dalam memberikan
layanan konseling. Berkenaan dengan hal tersebut maka makalah ini akan menyajikan penjelasan-
penjelasan yang singkat dan sederhana mengenai perbedaan dan persamaan manusia dalam budaya
serta implikasinya dalam konseling.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana keberagaman individu dan budaya dalam proses konseling?
2. Bagaimana kesesuaian dan perbedaan budaya konselor dengan klien?
3. Apa saja hambatan dalam konseling berkaitan dengan ras dan etnik?

1. 3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian keberagaman individu dan budaya dalam proses konseling
2. Mengetahui kesesuaian dan perbedaan budaya konselor dengan klien
3. Mengetahui hambatan dalam konseling berkaitan dengan ras dan etnik

2
1.
BAB II
KERANGKA TEORI

2. 1 Akulturasi
2.2.1 Pengertian Akulturasi
Akulturasi menurut Kim merupakan bentuk enkulturasi (proses belajar dan penginternalisasian
budaya dan nilai yang dianut oleh warga asli) kedua. Kim mendefinisikan akulturasi sebagai suatu
proses yang dilakukan imigran untuk menyesuaikan diri dengan dan memperoleh budaya pribumi, yang
akhirnya mengarah kepada asimilasi
2.2.2 Aspek-Aspek Akulturasi
Aspek Aspek Akulturasi budaya : Seni bangunan berupa masjid, seni rupa beupa hiasan pada
masjid seperti mimbar dan seni aksara berupa kaligrafi dalam bahasa arab.
2.2.3 Jenis-Jenis Akulturasi
a. Substitusi. Substitusi merupakan suatu proses penggantian unsur budaya yang lama digantikan
unsur budaya baru dengan memberikan nilai tambah bagi para penggunanya.
b. Sinkretisme. Sinkretisme adalah suatu proses terbentuknya suatu sistem yang dikarenakan
adanya perpaduan unsur budaya lama dan baru.
c. Addition. Addition atau penambahan ialah suatu proses yang mengombinasikan antara dua atau
lebih unsur budaya sehingga memberikan nilai tambah terhadap unsur itu sendiri.
d. Deculturation. Deculturation atau penggantian merupakan suatu proses pergantian unsur budaya
lama yang tergantikan dengan unsur budaya baru.
e. Originasi. Originasi adalah proses masuknya suatu budaya baru yang memberikan perubahan
secara signifikan dalam ruang lingkup masyarakat di wilayah tertentu.
f. Rejection. Rejection adalah suatu proses penolakan terhadap budaya yang baru. Penolakan
dilakukan karena budaya baru tersebut dianggap memberi dampak negatif pada masyarakat. Hal
ini bisa karena kurangnya kesiapan atau tidak setuju dengan adanya budaya tersebut.
2.2.4 Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Akulturasi
a. Internal
 Penemuan baru di berbagai bidang yang memang memiliki kemampuan untuk
memengaruhi.
 Jumlah penduduk yang semakin bertambah seiring bertambahnya waktu.
 Inovasi atau perubahan penemuan yang berpengaruh terhadap kehidupan suatu kelompok
masyarakat.
 Terjadi konflik sosial di tengah masyarakat.
 Terjadi revolusi sosial di kalangan masyarakat, baik dalam lingkup besar ataupun kecil.
b. Eksternal
 Perubahan alam, termasuk iklim, cuaca, ataupun fenomena alam lainnya.
 Konflik dan sengketa internasional antar dua negara atau lebih.
 Pengaruh budaya asing melalui proses penyebaran suatu budaya atau difusi.

2. 2 Layanan Konseling Individual


2.3.1 Pengertian Konseeling Individual

3
1.
Konseling individu adalah layanan pemberian bantuan yang dilakukan secara
wawancara tatap muka antara konselor dan konseli dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi yang dideritanya sehingga klien dapat menggunakan potensinya untuk
mencapai kebahagiaan pribadi maupun sosial.
2.3.2 Tahapan Layana Informasi
 Tahap perkembangan: yaitu membantu proses pertumbuhan dan perkembangan konseli
seperti dalam kehidupan sosial, emosional, pribadi, dan lain sebagainya
 Tahap pencegaha: yaitu membantu konseli menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
 Tahap peningkatan: yaitu membantu konseli dalam meningkatkan dan mengembangkan
keterampilan dan kemampuan.
 Tahap perbaikan: yaitu membantu konseli dalam mengatasi dan menghilangkan
berbagai permasalahan yang tidak diinginkan
 Tahap penguatan: yaitu membantu konseli menyadari tentang apa yang dilakukan,
dipikirkan, dan dirasakan sudah baik
 Tahap kognitif, yaitu menghasilkan pondasi dasar pembelajaran dan keterampilan
kognitif
 Tahap fisiologis, yaitu menghasilkan pemahaman dasar dan kebiasaan agar hidup sehat
 Tahap psikologis, yaitu membantu mengembangkan keterampilan sosial yang baik,
belajar menahan atau mengontrol emosi, dan lain sebagainya

2. 3 Kerangka Konseptual

Suku Jawa

Suku
Batak

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

2. 4 Hipotesis
Akulturasi
Akulturasi bahasa Batak dengan bahas jawa yang mempengaruhi lingkungan pertemanan dengan
bahasa baru yang dimiliki suku Jawa.

4
1.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk & Miller pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif
yang dipertentang kan dengan pengamatan kuantitatif. Lalu mereka mendefinisikan bahwa metodologi
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung
pengamatan pada manusia dalam kaasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan
suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang
menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu pengamat pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua,
tiga dan seterusnya. Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan
bahwa penelitian kuantitatif mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase,
rata-rata dan perhitungan statistik lainnya.

3.2 Tempat dan Waktu


Tempat penelitian Di rumah Konseli pada Waktu Senin 15 April 2022.

3.3 Populasi sampel


Populasi sampel pada penelitian kami yaitu 2 mahasiswi Universitas Negeri Medan.

3.4 Instrumen pengumpulan data


Instrumen pengumpulan data pada penelitian kami adalah Wawancara. Menurut Lexy,
Wawancara merupakan percakapan dengan tujuan tertentu. Yang mana percakapan tersebut dilakukan
oleh dua pihak atau lebih, yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya).
Instrumen Wawancara dengan konseli:
Konselor: Bagaimana pandangan anda terhadap bahasa suku Batak yang terkesan kasar dalam
berbicara?
Konseli. : Menurut saya bahasa batak terlalu kasar, saya yang tidak biasa mendengar suara keras jadi
sedikit kaget dan ketakutan. Meskipun mereka berbicara biasa saja, saya menganggap mereka sedang
marah.
Konselor : Bagaimana pandangan anda terhadap intonasi bahasa suku Batak yang keras dan kuat
dalam berbicara?
Konseli : Intonasinya memang selalu tinggi membuat saya overthinking apakah mereka marah kepada
saya atau tidak
Konselor: Bagaimana anda beradaptasi dengan teman suku Batak yang terkesan kasar?
Konseli : Saya coba memahami latar belakang mengapa mereka berbicara kasar dan kuat, juga juga
mencoba membiasakan diri
Konselor : Apa kendala anda dalam berteman dengan mahasiswi suku Batak?
Konseli : Kendala pada saat awal saya cukup kaget dan sering overthinking
Namun seiring berjalannya waktu akhirnya saya memahaminya

5
1.
Konselor: Pada saat pertama kali berjumpa dengan teman yang suku Batak seperti apa kesan anda?
Konseli : Kesan pertama mereka keras, galak, juga sering teriak-teriak

3.5 Teknik analisis data


Teknik analisis data dalam penelitian kami adalah analisis Observasi. Dalam penelitian, metode
observasi akan digambarkan sebagai metode yang dipergunakan dalam mengamati dan
mendeskripsikan tingkah laku subjek. Seperti namanya, observasi ini adalah cara mengumpulkan
informasi dan data yang relevan dengan mengamati. Sehingga dalam hal ini observasi disebut sebagai
studi partisipatif karena si peneliti harus menjalin hubungan dengan responden dan untuk ini harus
membenamkan dirinya dalam pengaturan yang sama dengan mereka. Hanya dengan begitu dia dapat
menggunakan metode observasi untuk mencatat data yang dibutuhkan. Metode observasi digunakan
jika peneliti ingin menghindari kesalahan yang dapat menjadi hasil bias selama proses evaluasi dan
interpretasi. Penggunaan teknik observasi ini biasanya dijadikan sebagai pendukung dalam suatu riset
untuk mengamati fenomena yang terjadi di lokasi penelitian. Terdapat bermacam-macam teknik yang
dipergunakan dalam observasi oleh seorang peneliti sesuai kebutuhan data yang ingin mereka
dapatkan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4. 1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah dikenal sangat heterogen dalam berbagai
aspek, separti adanya keberagaman Suku Bangsa, Agama, Adat istiadat, dan sebagainya.
Dilain pihak perkembangan dunia yang sangat pesat saat ini dengan mobilitas dinamika yang
sangat tinggi telah menyebabkan dunia menuju kearah Desa Dunia “Global village” tidak
memiliki batas-batas lagi sebagai akibat dari perkembangan teknologi modern. Oleh karenya
masyarakat (dalam arti luas) harus siap menghadapi situasisituasi baru dalam konteks
keberagaman budaya atau apapun namanya. Interaksi dan komunikasi haus pula berjalan satu
dengan lainya, adakah sudah saling mengenal ataupun belum pernah sama sekali berjumpa
atau salin berkenalan (Lubis,2002).
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa memiliki warisan budaya yang sangat
kaya. Berbagai macam tradisi dan adat-istiadat yang dimiliki Indonesia menjadi kebanggaan
tersendiri bagi indonesia. Indonesia menjadi kaya arena budayanya .kekayaan budaya it
ditambah lagi dengan masuknya unsur kebudayaan yang asing kedalam Indonesia melalui
proses asimilasi dan akulturasi. Asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai
golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul
secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan bercampur.
4.1.2 Uji Hipotesis
Layanan konseling Individual yang digunakan sebagai media informasi untuk konselor dapat
memahami kasus Akulturasi 2 mahasiswi yang berbeda suku dalam Suatu Pertemanan.

6
1.
4.1.3 Kesimpulan Hasil Penelitian
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa memiliki warisan budaya yang sangat kaya.
Berbagai macam tradisi dan adat-istiadat yang dimiliki Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri bagi
indonesia. Indonesia menjadi kaya arena budayanya .kekayaan budaya it ditambah lagi dengan
masuknya unsur kebudayaan yang asing kedalam Indonesia melalui proses asimilasi dan akulturasi.
4. 2 Pembahasan
Judul Kasus: Akulturasi Pengaruh mahasiswi suku Batak yang berteman dengan mahasiswi
suku Jawa.

Pembahasan Kasus:

Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa memiliki warisan budaya yang sangat kaya.
Berbagai macam tradisi dan adat-istiadat yang dimiliki Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri bagi
indonesia. Indonesia menjadi kayak arena budayanya.kekayaan budaya itu ditambah lagi dengan
masuknya unsur kebudayaan yang asing kedalam Indonesia melalui proses asimilasi dan akulturasi.
Asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari
unsur-unsur kebudayaan bercampur.

Pada Lingkungan pertemanan suku Batak dengan suku Jawa terlihat pada cara bicara yang sangat
berbeda mahasiswi suku Batak Suara Keras. Orang Batak pada umumnya (kebanyakan), kalau
berbicara pasti dengan volume suara yang keras, sehingga membuat orang lain langsung menoleh,
(mungkin dikira sedang berkelahi atau bertengkar). Hal ini dikarenakan karena pemukiman asli orang
Batak yang tinggal di daerah pegunungan, rumah berjauhan dan banyak dilalui oleh angin yang
kencang, sehingga orang Batak harus berbicara keras-keras agar terdengar oleh lawan bicaranya.
Sedangkan pada mahasiswi suku Jawa cara berbicara nya lebih Kalem artinya tidak tergesa-gesa,
tenang, santai. Orang Jawa cenderung menyelesaikan apapun masalahnya seperti masalah pekerjaan
dengan kalem. Dalam hal pekerjaan, orang Jawa dikenal pekerja-pekerja yang baik, mengerjakan apa
yang seharusnya mereka kerjakan. Mereka berdedikasi tinggi terhadap apa yang menjadi tanggung
jawabnya. Orang Jawa juga disiplin dalam manajemen waktu. Cara berbicara ke orang lain juga tidak
kasar. Oleh sebab itu banyak perempuan jawa terkenal dengan sifat anggunnya. Selain itu, orang Jawa
juga suka untuk selalu berpikir positif dalam segala keadaan.

4. 3 Projek Yang di Lakukan


4.3.1 Pendekatan/Teknik yang Digunakan
Pendekatan/teknik yang digunakan dengan Melakukan layanan bimbingan konseling individual
dengan tehnik diskusi kepada mahasiswi tentang perbedaan terhadap ruang lingkup sosial. tentang
memahami akulturasi budaya dan Bahasa.
4.3.2 Langkah yang Dilakukan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam bimbingan klasikal yaitu tahap Perencanaan
Kegiatan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Monitoring dan Penilaian, serta tahap terakhir Tindak
Lanjut.
4.3.3 Kesimpulan yang Dihasilkan

7
1.
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa memiliki warisan budaya yang sangat kaya.
Berbagai macam tradisi dan adat-istiadat yang dimiliki Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri bagi
indonesia. Indonesia menjadi kaya arena budayanya .kekayaan budaya it ditambah lagi dengan
masuknya unsur kebudayaan yang asing kedalam Indonesia melalui proses asimilasi dan akulturasi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Akulturasi budaya jauh berabad yang lalu sudah tercipta sedemikian rupa saling menjaga
kerukunan, Di dalam ilmu sosial dipahami bahwa akulturasi merupakan proses pertemuan unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda yang diikuti dengan percampuran unsur-unsur tersebut, namun
perbedaan di antara unsur-unsur asing dengan yang asli masih tampak. Akulturasi merupakan suatu
proses dimana imigran menyesuaikan diri dengan dan memperoleh budaya pribumi.
5.2 Saran
Saran kami sebagai peneliti dalam pembahasan akulturasi budaya untuk remaja atau penerus bangsa
adalah melestarikan budaya dan memperkenalkan kepada banyak orang tentang budaya kita. Tidak
lupa mengedukasi masyarakat sekitar agar lebih memahami budaya yang ada di kota kita sendiri.

8
1.
DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat (ed.), Komunikasi


Antarbudaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 159
HM Jogiyanto, Analisi dn disain Informasi : Pedekatan Terstruktur Teori dan Praktek
Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: Andi Offset,1999), hal 692
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Pekanbaru: Raja Grafindo Persada,
2007), hal 147.
HM Jogiyanto, Analisis dan Disain Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek
Aplikasi Bisnis, (Yogyakarta: Andi Offset, 1999), hal 692.

9
1.

Anda mungkin juga menyukai