Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga
Makalah tentang Teori Gestalt telah dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan Tugas Mata
Kuliah Ilmu Kebudayaan Program Studi Desain Komunikasi Visual tahun 2017 semoga
memberikan manfaat terhadap mahasiswa lain.
Saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kritik dan
saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Terimakasih.
Kelompok 9
i
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………..…………………………………………i
Daftar Isi……………………………………….…………………………………………….ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………..…..………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………….…………………………………………1
1.3 Manfaat…..…………………………………..……………………………………….1
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Akulturasi …………...……………………………………………………2
2.2 Pengertian Asimilasi ………………..………………...………………………………2
2.3 Proses Akulturasi ………………………………………………………...…………...2
2.4 Proses Asimilasi………………………………………………………………...……..3
2.5 Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi……………………………………….3
2.6 Faktor Pendorong dan Penghambat Asimilasi………………………………………...4
2.7 Contoh Akullturasi Budaya……………………………………………………………5
2.8 Contoh Asimilasi Budaya……………………………………………………………...6
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….7
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..…..8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Untuk mengetahui pentingnya mempelajari Ilmu Akulturasi dan Asimilasi Kebudayaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
fisik dan sosial kita.Proses yang dilalui individu-individu untuk memperoleh aturan-aturan
(budaya) dimulai dari masa awal hidupnya hingga akhir hayatnya. Melalui proses sosialisasi
dan pendidikan pola-pola budaya ditanamkan ke dalam system syaraf manusia dan menjadi
kepribadian dan perilaku masing-masing indivdu. Proses belajar ini menjadikan manusia
harus berinteraksi dengan manusia yang lain dari anggota budaya lainnya yang juga memiliki
pola-pola komunikasi serupa. Proses memperoleh pola-pola demikian oleh individu-individu
itu disebut enkulturasi.Proses enkulturasi sendiri mempunyai pengertian proses belajar dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat istiadat, system, norma, serta semua
peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang (Koentjaraningrat).Hubungan antara
budaya dan individu seperti dalam proses enkulturasi membuat manusia untuk menyesuaikan
dirinya dengan keadaan. Secara bertahap seorang individu imigran belajar menciptakan
situasi-situasi dan relasi-relasi yang tepat dalam masyarakat pribumi sejalan dengan berbagai
transaksi yang ia lakukan dengan orang lain. Pada saatnya, imigran akan menggunakan cara-
cara berperilaku masyarakat pribumi untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola yang dianut
masyarakat setempat begitu juga sebaliknya. Perubahan pola dari pola lama ke pola yang
baru ini disebut akulturasi.
2.4 Proses Asimilasi
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam proses asimilasi.
Pertama, masyarakat harus dapat menghargai unsur-unsur asing dan kebudayaan yang
dibawanya. Tidak semua unsur-unsur asing berdampak negatif. Banyak hal yang dapat kita
ambil manfaatnya dari unsur-unsur asing tersebut.
Kedua, adanya toleransi antarkebudayaan yang berbeda. Toleransi adalah sikap
menghargai kebudayaan atau pendapat yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian
sendiri. Adanya toleransi antarkebudayaan memungkinkan kebudayaan-kebudayaan yang
berbeda dapat hidup berdampingan secara damai. Masyarakat yang memiliki rasa toleransi
tinggi cenderung mampu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada.
Ketiga, adanya sikap terbuka. Masyarakat yang senantiasa menghadapi berbagai
perubahan yang terjadi dengan sikap terbuka, akan dapat hidup dengan sejahtera.
3
· Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
· Sistem terbuka pada lapisan masyarakat
· Adanya penduduk yang heterogen
· Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
· Adanya orientasi ke masa depan
4
5. Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut.
6. Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang
bersangkutan.
7. Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa.
2. Menara masjid Kudus merupakan perwujudan bangunan hasil akulturasi antara dua
kebudayaan Hindu-Jawa dengan Islam. Budaya Hindu-Jawa sendiri tercermindari bangunan
yang mirip candi. Sedangkan budaya Islam tercermin dari penggunaannya untuk adzan.
Cerminan akulturasi dari masjid ini juga tercermin dari corak bagian gapura dan juga pada
bagian dalam masjid yang memiliki sepasang gapura kuno yang disebut dengan “Lawang
Kembar”. Akulturasi sendiri merupakan percampuran dua budaya atau lebih yang tidak
menghapus budaya aslinya.
Pada saat Islam masuk ke Nusantara pada sektar abad ke-7, masyarakat Nusatara memang
masih sangat terpengaruh dengan kebudayaan Hindu dan Buddha. Nah kemudian para
penyebar agama Islam di Jawa (Wali Songo), termasuk Sunan Kudus sendiri dalam
memperkenalkannya menggunakan strategi percampuran budaya Hindu dan Islam agar
masyarakat bisa tertarik dan mudah menerima ajaran agama Islam yang baru saat itu.
3. Dari bidang musik contoh akulturasi ada pada musik etnik, dimana pada musik etnik
ini memadukan antara dua jenis musik yaitu musik tradisional dan musik modern sehingga
menghasilkan musik yang unik dan harmonis tanpa menghilangkan ciri khas masing - masing
dari kedua musik tersebut. Dari musik ini juga kita dapat memperkenalkan musik tradisional
dengan cara yang menarik dan kekinian
5
2.8 Contoh Asimilasi Budaya
1. Dangdut, merupakan salah satu dari genre seni musik populer tradisional Indonesia yang
khususnya memiliki unsur-unsur Hindustani (India), Melayu, dan Arab. Dangdut bercirikan
dentuman tabla (alat musik perkusi India) dan gendang. Dangdut juga sangat dipengaruhi dari
lagu-lagu musik India klasik dan Bollywood.
Sejarahnya, dangdut dipengaruhi musik India melalui film Bollywood oleh Ellya Khadam
dengan lagu "Boneka India", dan terakhir lahir sebagai Dangdut tahun 1968 dengan tokoh
utama Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer, sekarang masuk pengaruh
unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan
harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir tahun 1960-an membuka
masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan
juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam
bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap
pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop,
bahkan house music.
2. Budaya Hindu di Bali. Kita tahu agama Hindu adalah agama mayoritas masyarakat di Bali,
tetapi untuk budayanya hindu di Bali adalah hasil dari perpaduan budaya kepercayaan
animisme tradisional dengan agama Hindu yang dibawa dari luar Jawa yaitu India.
6
BAB III
Kesimpulan
Akulturasi merupakan sebuah proses penerimaan kebudayaan baru tanpa
menghilangkan kebudayaan aslinya, sedangkan asimilasi melebur kebudayaannya dengan
kebudayaan asing sehingga membentuk kebudayaan baru.
Proses akulturasi memilikki 3 tahapan yaitu komunikasi, enkulturasi kemudian
akulturasi, asimilasi juga memerlukan 3 sikap yaitu sifat menghargai, toleransi, dan sikap
terbuka
Asimilasi dan akulturasi juga memilikki factor pendorong dan penghambat, di
Indonesia proses akulturasi lebih banyak terjadi dibanding asimilasi, karena masyarakat
Indonesia mudah tertarik dengan budaya baru namun enggan untuk meninggalkan budayanya
sendiri.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://annisasurvita.blogspot.co.id/2015/11/makalah-akulturasi-asimilasi-budaya.html
http://www.berpendidikan.com/2015/09/pengertian-asimilasi-dan-akulturasi-kebudayaan-
beserta-contohnya-lengkap.html
http://husainikriwil.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-akulturasi-dan-asimilasi.html
https://www.researchgate.net/publication/311718551_Konsep_Dasar_ASIMILASI_AKULT
URASI_dalam_Pembelajaran_BUDAYA
https://hidupsimpel.com/asimilasi-adalah/
http://sharingkali.com/pengertian-asimilasi/