Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga
Makalah tentang Teori Gestalt telah dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan Tugas Mata
Kuliah Ilmu Kebudayaan Program Studi Desain Komunikasi Visual tahun 2017 semoga
memberikan manfaat terhadap mahasiswa lain.
Saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kritik dan
saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Terimakasih.

Denpasar, 13 November 2017


Penulis

Kelompok 9

i
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………..…………………………………………i
Daftar Isi……………………………………….…………………………………………….ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………..…..………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………….…………………………………………1
1.3 Manfaat…..…………………………………..……………………………………….1
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Akulturasi …………...……………………………………………………2
2.2 Pengertian Asimilasi ………………..………………...………………………………2
2.3 Proses Akulturasi ………………………………………………………...…………...2
2.4 Proses Asimilasi………………………………………………………………...……..3
2.5 Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi……………………………………….3
2.6 Faktor Pendorong dan Penghambat Asimilasi………………………………………...4
2.7 Contoh Akullturasi Budaya……………………………………………………………5
2.8 Contoh Asimilasi Budaya……………………………………………………………...6
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….7
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..…..8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang masing-masing
memiliki budaya yang berbeda-beda. Keberbedaan itulahyang menjadi ciri khas dan
keunggulan Indonesia, Indonesia menjadi unik karena budayanya yang beragam.
Keanekaragaman itu ditambah lagi dengan masuknya unsur-unsur budaya asing ke Indonesia
yang memperkaya warna kebudayaan Indonesia. Budaya asing itu sendiri masuk
melaluibeberapa cara, diantaranya yaitu asimilasi dan akulturasi . Asimilasi ini biasa terjadi
pada golongan minoritas dan golongan mayoritas pada suatu tempat. Sedangkan Akulturasi
adalah bergabungnya dua kebudayaan atau lebih sehingga menciptakan suatu kebudayaan
baru, tanpa menghilangkankepribadian dari kebudayaan asli.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1) Pengertian Akulturasi dan Asimilasi
2) Proses Akultirasi dan Asimilasi
3) Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi dan Asimilasi
4) Contoh Akulturasi dan Asimilasi

1.3 Manfaat
Untuk mengetahui pentingnya mempelajari Ilmu Akulturasi dan Asimilasi Kebudayaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akulturasi


Akulturasi adalah suatu proses sosial, yang timbul manakala suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan
asing.Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Atau bisa juga di
definisikan sebagaiperpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan
damai dan serasi.Untuk memahami pengertian akulturasi dalam konteks budaya pertama-
tama kita perlu memahami definisi budaya dan kebudayaan terlebih dahulu.
Menurut Sachari kebudayaan adalah suatu totalitas dari proses dan hasil segala aktivitas suatu
bangsa dalam bidang estetis, moral, dan ideasional yang terjadi melalui proses integrasi, baik
integrasi historis maupun pengaruh jangka panjangnya. Para ahli ilmu sosial mengartikan
konsep kebudayaan itu dalam arti yang amat luas yakni meliputi seluruh aktivitas manusia
dalam kehidupannya, yaitu seluruh hasil dari pikiran, karya dan hasil karya manusia yang
tidak berakar kepada nalurinya (Koentjaraningrat).

2.2 Pengertian Asimilasi


Asimilasi adalah pembaruan dau kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-
usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu,
asimisali meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap dan perasaan dengan
memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut, diantaranya :
a. Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
b. Terdapat pergaulan antara individu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang
relatif lama.
c. Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.

2.3 Proses Akulturasi


Manusia adalah makhluk sosio budaya yang memperoleh perilaluknya lewat belajar.
Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek yang terpenting dan paling
mendasar karena kegiatan komunikasi berfungsi sebagai alat untuk menafsirkan lingkungan

2
fisik dan sosial kita.Proses yang dilalui individu-individu untuk memperoleh aturan-aturan
(budaya) dimulai dari masa awal hidupnya hingga akhir hayatnya. Melalui proses sosialisasi
dan pendidikan pola-pola budaya ditanamkan ke dalam system syaraf manusia dan menjadi
kepribadian dan perilaku masing-masing indivdu. Proses belajar ini menjadikan manusia
harus berinteraksi dengan manusia yang lain dari anggota budaya lainnya yang juga memiliki
pola-pola komunikasi serupa. Proses memperoleh pola-pola demikian oleh individu-individu
itu disebut enkulturasi.Proses enkulturasi sendiri mempunyai pengertian proses belajar dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat istiadat, system, norma, serta semua
peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang (Koentjaraningrat).Hubungan antara
budaya dan individu seperti dalam proses enkulturasi membuat manusia untuk menyesuaikan
dirinya dengan keadaan. Secara bertahap seorang individu imigran belajar menciptakan
situasi-situasi dan relasi-relasi yang tepat dalam masyarakat pribumi sejalan dengan berbagai
transaksi yang ia lakukan dengan orang lain. Pada saatnya, imigran akan menggunakan cara-
cara berperilaku masyarakat pribumi untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola yang dianut
masyarakat setempat begitu juga sebaliknya. Perubahan pola dari pola lama ke pola yang
baru ini disebut akulturasi.
2.4 Proses Asimilasi
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam proses asimilasi.
Pertama, masyarakat harus dapat menghargai unsur-unsur asing dan kebudayaan yang
dibawanya. Tidak semua unsur-unsur asing berdampak negatif. Banyak hal yang dapat kita
ambil manfaatnya dari unsur-unsur asing tersebut.
Kedua, adanya toleransi antarkebudayaan yang berbeda. Toleransi adalah sikap
menghargai kebudayaan atau pendapat yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian
sendiri. Adanya toleransi antarkebudayaan memungkinkan kebudayaan-kebudayaan yang
berbeda dapat hidup berdampingan secara damai. Masyarakat yang memiliki rasa toleransi
tinggi cenderung mampu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada.
Ketiga, adanya sikap terbuka. Masyarakat yang senantiasa menghadapi berbagai
perubahan yang terjadi dengan sikap terbuka, akan dapat hidup dengan sejahtera.

2.5 Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi


Faktor pendorong Akulturasi adalah sebagai berikut;
· Kontak dengan kebudayaan lain
· Sistem pendidikan formal yang maju
· Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju

3
· Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
· Sistem terbuka pada lapisan masyarakat
· Adanya penduduk yang heterogen
· Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
· Adanya orientasi ke masa depan

Faktor penghambat Akulturasi adalah sebagai berikut;


· Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
· Sikap masyarakat yang tradisional
· Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
· Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
· Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
· Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
· Adat atau kebiasaan

2.6 Faktor Pendorong dan Penghambat Asimilasi


Faktor pendorong Asimilasi adalah sebagai berikut;
1. Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
2. Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
3. Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan budaya budaya yang
dibawanya.
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal.
6. Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya.
7.Mempunyai musuh yang sama dan menyakini kakuatan masing-masing untuk
menghadapi musuh tersebut.

Faktor penghambat Asimilasi adalah sebagai berikut;


1. Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas).
2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi.
3. Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru.
4. Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi dari pada kebudayaan
kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak
mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok yang lainnya.

4
5. Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut.
6. Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang
bersangkutan.
7. Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa.

2.7 Contoh Akullturasi Budaya


1. Seni bangunan sebagai salah satu contoh akulurasi terlihat dari bangunan candi. Ini sebagai
wujud akulturasi antara budaya asli Indonesia dengan budaya Hindu-Budha.
Bentuk-bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi
antara unsur-unsur budaya Hindu- Buddha dengan unsur budaya Indonesia asli.
Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian-bagian
candi dan stupa adalah unsur-unsur dari India.
Bentuk candi-candi di Indonesia pada hakikatnya adalah punden berundak yang merupakan
unsur Indonesia asli. Candi Borobudur merupakan salah satu contoh dari bentuk akulturasi
tersebut.

2. Menara masjid Kudus merupakan perwujudan bangunan hasil akulturasi antara dua
kebudayaan Hindu-Jawa dengan Islam. Budaya Hindu-Jawa sendiri tercermindari bangunan
yang mirip candi. Sedangkan budaya Islam tercermin dari penggunaannya untuk adzan.
Cerminan akulturasi dari masjid ini juga tercermin dari corak bagian gapura dan juga pada
bagian dalam masjid yang memiliki sepasang gapura kuno yang disebut dengan “Lawang
Kembar”. Akulturasi sendiri merupakan percampuran dua budaya atau lebih yang tidak
menghapus budaya aslinya.

Pada saat Islam masuk ke Nusantara pada sektar abad ke-7, masyarakat Nusatara memang
masih sangat terpengaruh dengan kebudayaan Hindu dan Buddha. Nah kemudian para
penyebar agama Islam di Jawa (Wali Songo), termasuk Sunan Kudus sendiri dalam
memperkenalkannya menggunakan strategi percampuran budaya Hindu dan Islam agar
masyarakat bisa tertarik dan mudah menerima ajaran agama Islam yang baru saat itu.

3. Dari bidang musik contoh akulturasi ada pada musik etnik, dimana pada musik etnik
ini memadukan antara dua jenis musik yaitu musik tradisional dan musik modern sehingga
menghasilkan musik yang unik dan harmonis tanpa menghilangkan ciri khas masing - masing
dari kedua musik tersebut. Dari musik ini juga kita dapat memperkenalkan musik tradisional
dengan cara yang menarik dan kekinian
5
2.8 Contoh Asimilasi Budaya
1. Dangdut, merupakan salah satu dari genre seni musik populer tradisional Indonesia yang
khususnya memiliki unsur-unsur Hindustani (India), Melayu, dan Arab. Dangdut bercirikan
dentuman tabla (alat musik perkusi India) dan gendang. Dangdut juga sangat dipengaruhi dari
lagu-lagu musik India klasik dan Bollywood.
Sejarahnya, dangdut dipengaruhi musik India melalui film Bollywood oleh Ellya Khadam
dengan lagu "Boneka India", dan terakhir lahir sebagai Dangdut tahun 1968 dengan tokoh
utama Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer, sekarang masuk pengaruh
unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan
harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir tahun 1960-an membuka
masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan
juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam
bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap
pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop,
bahkan house music.

2. Budaya Hindu di Bali. Kita tahu agama Hindu adalah agama mayoritas masyarakat di Bali,
tetapi untuk budayanya hindu di Bali adalah hasil dari perpaduan budaya kepercayaan
animisme tradisional dengan agama Hindu yang dibawa dari luar Jawa yaitu India.

3. Smartphone, penggunaan smartphone di jaman sekarang ini merupakan asimilasi dari


budaya teknologi. Dimana di jaman dulu orang – orang hanya berkomunikasi dari mulut ke
mulut, mengumpulkan orang/masyarakat menggunakan kulkul/kentongan di jaman sekarang
bisa berubah derastis dengan adanya telepon atau smartphone yang semakin berkembang
sehingga lebih menghemat waktu dan tenaga.

6
BAB III

Kesimpulan
Akulturasi merupakan sebuah proses penerimaan kebudayaan baru tanpa
menghilangkan kebudayaan aslinya, sedangkan asimilasi melebur kebudayaannya dengan
kebudayaan asing sehingga membentuk kebudayaan baru.
Proses akulturasi memilikki 3 tahapan yaitu komunikasi, enkulturasi kemudian
akulturasi, asimilasi juga memerlukan 3 sikap yaitu sifat menghargai, toleransi, dan sikap
terbuka
Asimilasi dan akulturasi juga memilikki factor pendorong dan penghambat, di
Indonesia proses akulturasi lebih banyak terjadi dibanding asimilasi, karena masyarakat
Indonesia mudah tertarik dengan budaya baru namun enggan untuk meninggalkan budayanya
sendiri.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://annisasurvita.blogspot.co.id/2015/11/makalah-akulturasi-asimilasi-budaya.html
http://www.berpendidikan.com/2015/09/pengertian-asimilasi-dan-akulturasi-kebudayaan-
beserta-contohnya-lengkap.html
http://husainikriwil.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-akulturasi-dan-asimilasi.html
https://www.researchgate.net/publication/311718551_Konsep_Dasar_ASIMILASI_AKULT
URASI_dalam_Pembelajaran_BUDAYA
https://hidupsimpel.com/asimilasi-adalah/
http://sharingkali.com/pengertian-asimilasi/

Anda mungkin juga menyukai