NIM : 857349814
UPBJJ BOGOR
POKJAR WARUNGKONDANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022.1
TUGAS TUTORIAL 1
6. Upaya apa yang harus dilakukan agar kelemahan tes objektif dapat
diminimalkan? Jelaskan!
JAWABAN
1. A, Pengukuran
Pengukuran sifat suatu objek adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas
suatu objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh
benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud pengukuran
adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
Pengertian yang lebih luas mengenai pengukuran dikemukakan oleh Wiersma
& Jurs (1990) bahwa pengukuran adalah penilaian numeric pada fakta-fakta
dari objek yang hendak diukur menurut criteria atau satuan-satuan tertentu.
Jadi pengukuran bisa diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta suatu
objek dengan fakta-fakta satuan tertentu (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan
untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda,
sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta kuantitatif
dengan membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran yang disesuaikan
dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan diukur.
Pengukuran bukan hanya dapat mengukur hal-hal yang tampak saja namun
dapat juga mengukur benda-benda yang dapat di bayangkan seperti
kepercayaan konsumen, ketidak pastian dll.
B. ASSESMEN
Pada awalnya istilah assessment banyak digunakan dalam evaluasi untuk
mengambil keputusan dan kebijakan dan perencanaan pendidikan seperti
need assessment tentang pendidikan. Dalam perkembangannya assessment
digunakan terhadap semua aspek dalam bidang pendidikan, karena banyak
informasi yang dibutuhkan, tetapi tidak dapat dikumpulkan melalui
pengukuran.
Assessment dapat diartikan sebagai proses pengumpulan informasi yang
diambil untuk mengambil keputusan tentang kebijakan pendidikan, mutu
pendidikan, mutu program pendidikan dan mutu input pendidikan.
Sejalan dengan perkembangan dalam bidang penelitian, para ahli mulai
meningalkan dikotomi kuantitatif dan kualitatif karena banyak instrumen
yang ada tidak dapat menyediakan informasi secara cukup bermakna. Para
ahli mulai menguakan bermacam pendekatan dan instrument yang sesuai
dengan kebutuhan. Oleh karena itu, assessment memberikan informasi lebih
konferensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak hanya
mengunakan instrument tes saja, tetapi juga mengunakan tekhnik non tes
lainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa assessment adalah suatu
prosedur pengumpulan informasi tentag orang yang mencakup kuantitas dan
kualitasnya.
C. Evaluasi
Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Evaluation. Gronlund
(1985) berpendapat evaluaasi adalah suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan proram
telah tercapai.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Wrightstone, dkk (1956) yang
mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap
pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan atau nilai-nilai yang telah
ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
2. - Tes formatif
Tes formatif adalah salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa yang
dilaksanakan setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran. Tes ini dilakukan
untuk memperbaiki pembelajaran. Hasil tes formatif bukan memberi nilai
kepada siswa, tetapi digunakan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum. Fokus dalam pelaksanaan tes
formatif adalah ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, bukan
mencari penyebab kesulitan belajar siswa. Mencari sebab kesulitan belajar
siswa dapat dilakukan dengan tes diagnostik.
- Tes sumatif
Tes sumatif adalah salah satu jenis tes yang dilaksanakan pada akhir
pembelajaran dengan maksud untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
menguasai seluruh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Butir soal yang
dikembangkan pada tes sumatifpun harus dapat mengukur ketercapaian
seluruh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Hasil tes sumatif harus segera diberitahukan kepada siswa yang bersangkutan
agar dia tahu tahap penguasaannya dalam bidang studi tertentu. Hasil tes
tersebut juga dapat dianalisis oleh guru untuk digunakan sebagai dasar dalam
upaya memperbaiki proses pembelajaran yang akan datang.
- Test Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan
terhadap aktivitas siswa. Seperti pembacaan puisi, diskusi, pemecahan
masalah, partisipasi siswa, menari, memainkan alat musik, aktivitas fisik,
mengoperasikan suatu alat
3. - Pre test
adalah salah satu jenis tes yang dilaksanakan pada awal pembelajaran.
Materi pre test diambil dari seluruh materi yang akan disampaikan dalam
proses pembelajaran. Butir soal pre test dikembangkan untuk mengukur
semua tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Hasil pre test belum tentu lebih rendah dari post test, sebab informasi
tentang materi pelajaran bisa didapatkan siswa dari banyak sumber seperti
TV, koran, majalah internet dan lain-lain sebelum ia mendapatkannya dari
sekolah. Dengan demikian sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan
oleh guru kemungkinan telah dikuasai siswa. Jika ini terjadi maka tugas guru
tinggal menyampaikan materi yang belum dikuasai siswa saja.
- Post test
Post test adalah salah satu jenis tes yang dilaksanakan setelah proses
pembelajaran berakhir untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu
pembelajaran. Pre test dan post test harus mengukur tujuan yang sama,
tetapi usahakan agar butir soal dari kedua tes tersebut berbeda.
4. kesulitan yang dialami siswa. Materi tes dikembangkan dari konsep-konsep
yang sulit dipahami siswa. Guru harus selalu mendiagnostik kesulitan siswa
dalam mempelajari suatu konsep, jika tidak maka pemahaman siswa
terhadap suatu konsep akan salah sehingga terjadi miskonsepsi.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam tes diagnostik adalah kesulitan
belajar yang dialami antara siswa yang satu dengan siswa yang lain
cenderung berbeda, oleh karena itu walaupun tes diagnostik dilakukan
secara klasikal penanganan untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar harus dilakukan secara perorangan.
5. Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal
ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essai (Arikunto,
2003:164).
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan
melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok
untuk menilai kemampuan peserta didik yang mununtut proses mental yang tidak begitu
tunggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali,
pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
1. Kelebihan tes objektif
- Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakan waktu.
- Reabilitasnya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena
penilainnya bersifat objektif.
- Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak
menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai.
- Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes
bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
- Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain.
- Tes Objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah
dilaksanakan.
7. Pada Tes Uraian Terbuka/bebas, tes memberikan kebebasan kepada peserta tes
untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam
menjawab soal tes. Jawaban peserta tes bersifat terbuka, fleksibel dan tidak
terstruktur. Sedangkan Tes uraian terbatas merupakan bentuk tes uraian yang
memberi batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada peserta tes dalam
menjawab soal tes. Batasan dalam rambu-rambu tersebut mencakup format, isi,
dan ruang lingkup jawaban. Batasan itu meliputi konteks jawaban yang
diingikan, jumlah butir jawaban yang dikerjakan, keluasaan jawaban uraian, dan
luas jawaban yang diminta.