Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

OLEH KELOMPOK 1
KATONIK 858872498
AMINATUL MUFLIQAH 858868355
BETI HAPSARI P.D
IMA FADHILA 858869103
IRA OKTAVIANI

A. PENGERTIAN PENILAIAN
Penilaian adalah kegiatan untuk memperoleh informasi pencapaian hasil belajar dan
kemajuan belajar siswa serta mengefektivkan penggunaan informasi tersebut untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pada saat membicarakan penilaian, kita sering menggunakan beberapa istilah
seperti tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi, berikut pengertian dari istilah-istilah tersebut :
1. Tes yaitu alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban
benar atau salah.
Yang termasuk tes :
a. Tes objectif
b. Tes uraian
Yang bukan termasuk tes (non-tes):
a. Pedoman pengamatan,
b. skala rating,
c. skala sikap, dan
d. pedoman wawancara
2. Pengukuran : Kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang di ukur.
3. Asesmen yaitu kegiatan mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang di peroleh dari
berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan
perkembangan belajar siswa.
4. Evaluasi yaitu penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu program
substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta pelaksanaanya,
pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen pendidikan, dan refomasi pendidikan
secara keseluruhan.
B. KEDUDUKAN TES, PENGUKURAN ASESMEN DAN EVALUASI
Jika telah memahami pengertian tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi seperti telah di
uraikan di atas maka akan dapat menentukan kedudukan tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi.
Tes merupakan salah satu jenis alat ukur yang di gunakan untuk menagih hasil belajar siswa. Jika
telah melaksanakan tes matematika maka akan memperoleh data hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika. Data hasil belajar siswa tersebut merupakan hasil pengukuran. Jika
melakukan beberapa kali tes matematika maka akan mempunyai kumpulan data hasil belajar
matematka siswa. Kegiatan inilah yang di sebut assesmen. Berdasarkan data-data yang di peroleh
dari setiap komponen kegiatan pembelajaran maka anda akan dapat menilai eektiitas program
pembelajaran . Inilah yang di kenal dengan evaluasi pembelajaran

C. PRINSIP – PRINSIP PENILAIAN

Adapun prinsip – prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian adalah sebagai
berikut :

1. Berorientasi pada pencapaian kompetensi


Penilaian dilakukan guna untuk mengukur ketercapaian kompetensi siswa sesuai dengan
kurikulum.
2. Valid
Penilaian dilakukan untuk mengukur berbagai macam aspek penilaian yang telah
dilakukan siswa. Dalam penilaian ini, memerlukan alat ukur yang dapat menghasilkan
hasil pengukuran yang valid dan variable.
3. Adil
Penilaian dilakukan dengan memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama pada
seluruh siswa
4. Objektif
Dalam proses penilaian, seorang guru harus menjaga unsur objektivitas.
5. Berkesinambungan
Penilaian yang dilakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus menerus dan
berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan belajar
siswa. Pengambilan nilai tidak hanya berdasarkan tes akhir semester, namun juga dalam
proses pembelajaran yang dilalui siswa dari awal hingga akhir pembelajaran
6. Menyeluruh
Proses penilaian meliputi seluruh aspek pembelajaran yaitu, kognitif, afektif dan
psikomotor.
7. Terbuka
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan hasil belajar
siswa jelas bagi pihak – pihak yang berkepentingan.
8. Bermakna
Hasil pembelajaran hendaknya dapat memberikan gambaran dari proses belajar siswa,
keunggulan, kelemahan, minat dan potensi siswa dalam mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan.

D. PERGESERAN PARADIGMA PENILAIAN HASIL BELAJAR.

Dalam proses penilaian, masih banyak dijumpai disekolah – sekolah hanya


memanfaatkan tes sebagai alat ukur hasil belajar siswa. Padahal kalua dicermati lebih lanjut,
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam GBPP (Garis – garis Besar Program
Pembelajaran) dan Satuan Pembelajaran (SP) terdapat tujuan yang mengukur ranah afektif dan
psikomotor. Perbedaan tujuan pembelajaran yang akan diukur, membawa konsekuensi pada
perbedaan alat ukur yang digunakan. Tetapi pada kenyataannya kita masih sering menemukan
adanya mata pelajaran – mata pelajaran yang tujuan pembelajaraannya mengandung ranah
afektif dan psikomotor tetapi pengukuran hasil belajarnya hanya dilakukan dengan menggunakan
tes.

Sebagai salah satu alat ukur hasil belajar siswa, tes mempunyai kelemahan antara lain:

1. Hampis semua jenis tes hanya dapat mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif dan
ketrampilan sederhana
2. Hasil tes sering dijadikan sebagai satu – satunya indikator keberhasilan belajar siswa.
3. Dalam pelaksanaannya, tes selalu menimbulkan kecemasan pada diri siswa. Kecemasan
dapat mengganggu konsentrasi peserta didik untuk menunjukkan kemampuan secara
maksimal.
4. Tes menghukum kreatifitas siswa. Jawaban tes sering kali sudah terbentuk dalam pola
tertentu, sehingga kesempatan siswa untuk berkreasi sangat terbatas.

Menyadari adanya kelemahan dalam penilaian dalam model tradisional yang hanya
berorientasi pada hasil belajar saja, banyak ahli dan praktisi Pendidikan mencari alternatif
penilaian hasil belajar siswa yang lebih utuh. Dalam penilaian hasil belajar dan proses belajar
tidak bisa dipisahkan. Keduanya merupakan kesatuan yang utuh untuk menentukan hasil belajar
siswa. Hal ini dinamakan dengan asesmen.

KEGIATAN 2

JENIS DAN FUNGSI PENILAIAN DALAM PELAJARAN

Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan optimal maka ada beberapa
Jenis dan Fungsi penilaian dalam pembelajaran yang dapat di lakukan, yaitu : Tes seleksi, Tes
penempatan, Pre test – Post test, Tes formatif, Tes diagnostik, Tes sumatif dan tes untuk kerja.
Setiap jenis tes mempunyai tujuan dan fungsi berbeda.

A. TES SELEKSI
Tes seleksi adalah serangkaian proses yang diselenggarakan oleh suatu instansi,
perusahaan atau sekolah untuk memilih satu dari beberapa kandidat guna menemukan
yang paling sesuai dengan kulifikasi yang dibutuhkan. Tes Seleksi dapat dilakukan
dengan beberapa cara : Secara Tertulis, Wawancara atau keduanya.
Dari serangkaian tes yang dilakukan akan dipilih calon yang dianggap paling tepat dan
menguntungkan perusahaan cara tersebut disebut juga dengan nama Fit and Proper Test.
Contoh
B. TES PENEMPATAN
Tes penempatan di lakukan untuk membantu dalam mengelompokan siswa atau individu
sesuai dengan kemampuannya. Karena setiap individu mempunyai tingkat kemampuan
yang berbeda – beda.
Tes ini berfungsi untuk memperoleh kelompok peserta dengan program dan kemampuan yang
homogen sehingga program dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efesien. Jadi dapat
dikatakan bahwa tes penempatan sangat berperan penting dalam pengelompokan.

Contoh :

C. PRE TEST, POST TES, DAN FUNGSINYA

Pre test merupakan salah satu jenis tes yang dilakukan pada awal proses pembelajaran,
dan post test merupakan salah satu jenis tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran
selesai.

Fungsi pre test dan post test yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai
materi yang akan diajarkan dan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang telah
dilakukan.

D. TES DIAGNOSTIK DAN FUNGSINYA

Fungsi Tes diagnostik merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab
kesulitan belajar yang dialami siswa. Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan karena proses
pembelajaran yang kurang tepat dan dapat pula disebabkan oleh berbagai faktor di luar
pembelajaran. Faktor di luar jam pembelajaran yang dapat mejadi penyebab kesulitan belajar
siswa antara lain adanya hambatan fisik, psikologis dan social

E. TES FORMATIF DAN FUNGSINYA

Tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa setelah
menyelesaikan satu unit pembelajaran. Tes formatif dimanfaatkan untuk memonitor apakah
proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan telah dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran atau belum. Berhasil atau tidaknya sebuah tes
formatif adalah hubungan yang seimbang antara guru dan siswa. Karena dalam proses ini tidak
hanya siswa yang ikut berperan tetapi guru juga factor penting sebagai pengelola dan pelaksana
proses pembelajaran.

F. TES SUMATIF DAN FUNGSINYA

Tes sumatif merupakan jenis tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran dan dimaksudkan
untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai keseluruhan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Berikut manfaat tes sumatif yang harus diketahui, antara lain:

1. Bagi siswa
Setelah siswa melakukan tes sumatif guru harus segera memberikan hasil belajar siswa
karena dengan begitu siswa akan mengerti seberapa kemampuan yang sudah dicapai dan
bagian apa yang harus diperbaiki agar prestasi meningkat.

2. Bagi guru
Sebagi bahan renungan bagi guru untuk menganalisis mengapa banyak siswa yang belum
bias memahami materi yang disampaikan. Kemudian guru akan menemukan faktor tidak
tercapainya tujuan pembelajaran.

3. Bagi orang tua


Dalam proses belajar orang tua sangat berperan aktif dalam motivasi belajar. Jika hasil
tes sudah keluar sebagai orang tua wajib bangga kepada anaknya sedangkan jika nilai nya
kurang memuaskan orang tua juga harus memberi perhatian khusus dalam proses belajar.
4. Bagi kepala Sekolah
Hasil tes sumatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian program belajar
dan sebagai pembanding dengan hasil serupa yang dicapai oleh Sekolah lain.

Anda mungkin juga menyukai