EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
Kelompok 6
Atin Supriatin 857509044
Irma Sunarti 857504837
Yati Rahmawati 857504013
Imas Fartillah 857507001
Arisma 857507628
PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK LANJUT HASIL
PENILAIAN
MODUL 6
KB 1
KB 2
2. Kenaikan kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun dengan kriteria siswa
menyelesaikan seluruh program pembelajaran, tidak terdapat nilai dibawah
KKm dan memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian
3. Kriteria kelulusan
Kriteria kelulusan hampir sama dengan kriteria kenaikan kelas, namun pada
kritelia kelulusan harus Lulus ujian nasional
Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berbasis kompetensi dapat dijelaskan
sebagai berikut
a. Alat penilaian
• Aspek Kognitif, alat penilaian yang digunakan berupa tes objektif, tes uraian,
dan tes berbentuk soal terbuka.
• Aspek Psikomotorik alat penilaian psikomotorik dapat berupa tes tertulis, tes
simulasi dan contoh kerja (work sample)
• Aspek Afektif dilakukan dengan alat penilaian non-tes, yaitu penilaian sikap
dan penilaian diri, baik berbentuk kuesioner, pengamatan, maupun laporan
diri
b. Penyekoran
Penyekoran dilakukan dengan berdasarkan ketuntasan belajar siswa.
1. Skor Tes Objektif
Skor tes objektif dapat ditentukan dengan tanpa menyertakan faktor koreksi atau
dengan menyertakan faktor koreksi. Jika tanpa menyertakan faktor koreksi maka hasil
skor ditentukan sebagai berikut:
Skor
Keterangan B = jumlah jawaban benar
N = Jumlah seluruh butir soal
K = Skor maksimum skala penilaian
Jika dengan menyertakan faktor koreksi maka hasil skor ditentukan sebagai berikut hal
6.22
• Skor Tes Uraian
Skor uraian ditentukan berdasarkan pedoman penyekoran. Dalam pedoman
penyekoran skor diberikan berdasarkan kecocokan jawaban terhadap “kata kunci”
selanjutnya skor total adalah jumlah seluruh skor
Contoh:
Pemberian skor Afektif
Pemberian skor penilaian aspek afektif didasarkan pada riteria penilaian dalam skala
tertentu. Selanjutnya skor dari setiap aspek afektif yang dinilai djumlahkan menjadi
skor. Hal 6.24
B. Pedoman Pelaksanaan Penilaian di Perguruan Tinggi
Pedoman pelaksanaan penilaian di perguruan tinggi dikembangkan oleh lembaga perguruan
tinggi yang bersangkutan. Pengembangan ini berpedoman pada UU Sistem Pendidikan Nasional
Tahun 1989; Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 1990, dan SK Mendiknas No. 233/U/2000 Tahun
2000. untuk mengetahui kapan dan bagaimana penilaian dilaksanakan dan bahaimana hasil
ujian dilaksanakan, diatur pada pasal 12 berikut:
1. Terhadap kegiatan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara berkalayang
dapat berbentuj ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan dosen
2. ujian dapat diselenggarakan melalui UTS,UAS, ujian akhir program studi, ujuian skripsi, ujian
tesis dan ujian desertasi
3. Penilaiaian hasil belajar dinyatakan dalam bentuk A,B,C,D dan E yang masing-masing
bernilai 4,3,2,1, dan 0
Persyaratan untuk lulus program seperti jumlah SKS yang hars di tempuh dan minimal IPK yang
harus dicapai tercantum pada pasal 14 dan tentang aturan sebutan predikat kelulusan dan syarat
yang harus dipenuhi dia atur pada pasal 15,ruang lingkup penilaian serta upaya untuk
meningkatkan motivasi mahasiswa dalam rangka peningkatan kualitas lulusan diatur dalam
pasal 16.
Berdasarkan pasal diatas dengan memperhatikan pasal 5 ayat 1 menyatkan
bahwa beban studi program SI ada pada rentan 144 dengan 160 SKS. Dalam
Contoh pedoman penilaian universitas terbuka
• Contoh cara menghitung Indeks Prestasi (IP)
PEMANFAATAN HASIL TES UNTUK
MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN
KB 3
A. Memanfaatkan Hasil pre-Test-Post-test
pre- test adalah tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran, sedangkan
post-test dilaksanakan setelah proses pmbelajaran. Fre-test bertujuan untuk mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi yang akan diajarkan.
Untuk melihat apakah ada perbedaan atau tidak antara hasil pre-test dan post
test, dapat dilihat dari skor tertinggi, skor terendah, rentang skor, dan skor
rata-rata kedua hasil tes tersebut. Rentang skor diperoleh dari selisih skor
terendah terhadap skor tertinggi. Mengacu pada contoh tersebut, rentang skor
pre-test adalah 4-1= 3 ; rentang skor post-test adalah 9-4 = 5. skor rata-rata
adalah hasil pembagian jumlah skor total seluruh siswa dengan banyak siswa
berdasarkan contoh tersebut dapat dihitung,
Skor rata-rata pre test adalah = 2,17 : skor rata-rata post test adalah = 7,25
selanjutnya dapat dibuat tabel ringkasan sebagai berikut:
B. Memanfaatkan Hasil Tes Formatif
Tes formatif adalah salah satu jenis tes yang diberikan kepada
siswa setelah siswa menyelesaikan suatu unit pembelajaran. Hasil
tes formatif terutama digunakan untuk memonitor apakah proses
pembelajaran yang telah dilakukan telah mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan
C. Memanfaatkan Hasil Tes Diagnostik
Mendiagnosis kesulitan siswa dalam mempelajari suatu konsep harus selalu
dilakukan oleh guru di sekolah pada saat melakukan proses pembelajaran.
Jika kesulitan siswa dalam mempelajari sesuatu konsep dibiarkan saja, maka
pemahaman siswa terhadap konsep akan salah sehingga siswa mengalami
miskonsepsi. Karena itu diagnosa jarang dilakukan, maka miskonsepsi
terutama miskonsepsi dalam IPA dan Matematika semakin lama semakin
banyak dan semakin meluas pada pokok bahasan yang lain (Novak,1987)
D. Pemanfaatan Hasil Penilaian Non-Tes
Teknik penilaian non-tes dapat memberikan informasi umpan balik bagi
proses pembelajaran. Hasil penilaian sikap, penilaian diri, dan portofolio
dapat dianalisis untuk menjadi masukan bagi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Teknik non-tes yang digunakan antara lain:
penelitian diri, penelitian sikap, dan portofolio.
Portofollio adalah rangkaian atau kumpulan karya atau hasil kerja siswa
yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu semester atau
tahun ajaran, bahkan selama siawa mengikuti pendidikan pada suatu
jenjang tertentu.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin
TERIMAKASIH