Anda di halaman 1dari 5

MODUL 6 Ahmad Iqbal Majid

PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN


KEGIATAN BELAJAR 1
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN NILAI

A. Tujuan Penilaian Kelas


Penilaian kelas dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai perkembangan belajar
siswa dan menilai sejauh mana siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum. Terdapat empat tujuan utama dalam penilaian kelas:

1) Penelusuran (keeping track), yaitu tujuan penilaian adalah untuk memantau dan
memastikan bahwa proses pembelajaran siswa berjalan sesuai rencana yang telah
ditetapkan.
2) Pengecekan (checking up), yaitu tujuan penilaian adalah untuk memeriksa pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran dan memastikan bahwa mereka telah memahami
dengan baik.
3) Pencarian (finding-out), yaitu tujuan penilaian adalah untuk mengidentifikasi kelemahan
dan kesalahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan
yang diperlukan.
4) Penyimpulan (summing up) atau pelaporan, yaitu tujuan penilaian adalah untuk
menyimpulkan dan melaporkan hasil proses pembelajaran kepada orang tua atau wali
murid, biasanya pada akhir semester atau tahun pelajaran.

Dengan demikian, penilaian kelas bertujuan untuk mengawasi, memeriksa, mengidentifikasi,


dan melaporkan kemajuan belajar siswa agar pembelajaran dapat berjalan optimal.

B. Fungsi Penilaian Kelas


1) Fungsi motivasi dalam penilaian kelas adalah untuk menginspirasi dan memotivasi siswa
agar semakin bersemangat dalam proses belajar mereka.
2) Fungsi ketuntasan belajar, penilaian kelas bertujuan untuk mengarahkan siswa dalam
mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan.
3) Fungsi sebagai indikator efektivitas pengajaran, penilaian kelas digunakan untuk memantau
kemajuan belajar siswa sekaligus sebagai evaluasi terhadap keberhasilan proses KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar).
4) Fungsi umpan balik, hasil penilaian kelas harus dianalisis oleh guru sebagai umpan balik
bagi siswa dan guru dalam rangka peningkatan proses belajar dan pengajaran.

C. Prinsip-Prinsip Penilaian Kelas


1) Penilaian dalam pembelajaran merupakan komponen yang tak terpisahkan.
2) Penilaian mencerminkan tantangan dan situasi dunia nyata.
3) Menggunakan variasi ukuran, metode, dan kriteria penilaian yang beragam.
4) Penilaian harus mempertimbangkan aspek holistik, termasuk kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik siswa.
5) Penilaian kelas berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan.
6) Penilaian kelas dilakukan secara berkelanjutan dalam proses belajar-mengajar sepanjang
satu semester.
7) Penilaian kelas memiliki tujuan didaktis untuk mendorong dan membimbing siswa dalam
meningkatkan hasil belajar mereka.
8) Penilaian kelas digunakan untuk menggali informasi yang cukup bagi guru guna
pengambilan keputusan dan memberikan umpan balik kepada siswa.
9) Penilaian kelas membantu dalam mengidentifikasi kesalahan dan kebenaran dalam proses
pembelajaran.
D. Metode Penilaian Penilaian Kelas
Metode tersebut meliputi :
1. Penilaian tertulis (paper-pencil test)
2. Tes praktek (performance test)
3. Penilaian produk
4. Penilaian proyek
5. Peta perkembangan
6. Evaluasi diri siswa
7. Penilaian afektif
8. Portofolio

KEGIATAN BELAJAR 2
PENILAIAN DIBERBAGAI JENJANG PENDIDIKAN
A. Pedoman Pelaksanaan dijenjang Pendidikan dasar dan Menengah
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
▪ sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
▪ objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
▪ adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
▪ terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang
tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
▪ terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 63 menyebutkan
bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
3. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah
Bentuk Penilaian :
1. Ulangan Harian
2. Tugas-tugas
3. Ulangan Tengah Semester
4. Ulangan Akhir Semester
5. Ulangan Kenaikan Kelas
6. Pengamatan terhadap perubahan pelaku/sikap dan psikomotorik
7. Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai
8. Ujian Sekolah
9. Ujian Nasional

B. Pedoman pelaksanaan penilaian di perguruan tinggi


UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989, PP No. 60 tahun 1999, SK Mendiknas
No. 233/U/2000 tahun 2000.
1) Penilaian Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan
penilaian secara berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan
pengamatan oleh dosen.
2) Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester,
ujian akhir program studi, ujian skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi.
3) Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf A, B, C, D, dan E yang masing-
masing bernilai 4, 3, 2, 1, dan 0.
4) Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu : memuaskan, sangat memuaskan,
dan dengan pujian, yang dinyatakan pada transkrip akademik.
5) IPK sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program sarjana dan program
diploma adalah:
a) IPK 2,00 – 2,75 : memuaskan
b)IPK 2,76 – 3.50 : sangat memuaskan
c)IPK 3.51 – 4,00 : dengan pujian.
6) Predikat kelulusan untuk program magister:
a) IPK 2,75 – 3,40 : memuaskan;
b) IPK 3.41 – 3,70 : sangat memuaskan:
c) IPK 3,71 – 4,00 : dengan pujian.
7) Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan juga dengan memperhatikan masa
studi maksimum yaitu n tahun (masa studi minimum) ditambah 1 tahun untuk
program sarjana dan tambah 0,5 tahun untuk program magister.
8) Predikat kelulusan untuk program doktor diatur oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan.

KEGIATAN BELAJAR 3
PEMANFAATAN HASIL TES UNTUK MENINGKATKAN PROSES
PEMBELAJARAN
Tes adalah suatu proses di mana sejumlah pertanyaan diberikan kepada peserta untuk
dijawab dengan benar atau salah. Jenis tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, atau tes praktik
yang menguji kemampuan kinerja. Tes tertulis melibatkan peserta tes dalam memberikan
jawaban tertulis berupa pilihan ganda, benar-salah, atau menjodohkan, serta jawaban isian
singkat atau uraian. Tes lisan dilakukan melalui komunikasi langsung antara peserta tes dan
pengajar, di mana pertanyaan dan jawaban disampaikan secara lisan. Sementara itu, tes praktik
atau kinerja melibatkan peserta untuk melakukan tindakan, memperlihatkan, atau
mendemonstrasikan keterampilan tertentu.
Dalam rangka penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai jenis
ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri dari ujian nasional dan ujian
sekolah. Ulangan berfungsi untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara
berkelanjutan dalam proses pembelajaran, memperbaiki pembelajaran, memantau kemajuan, dan
menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
Ulangan harian merupakan kegiatan periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik setelah menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar (KD). Ulangan tengah
semester dilakukan setelah 8-9 minggu kegiatan pembelajaran untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik. Ulangan akhir semester dilakukan pada akhir semester untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik. Ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada satuan pendidikan
yang menggunakan sistem paket. Ujian merupakan kegiatan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar atau penyelesaian satuan
pendidikan. Ujian nasional dilakukan dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan pada beberapa mata pelajaran tertentu. Ujian sekolah dilakukan oleh satuan
pendidikan sebagai salah satu persyaratan kelulusan, mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian
nasional, serta melibatkan aspek kognitif dan/atau psikomotorik.

Memanfaatkan hasil Pre Test dan Post test


1) Pre-Test adalah tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang pelajaran yang akan
disampaikan oleh guru.
2) Post-Test adalah tes yang dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran untuk
mengetahui daya serap pelajaran yang telah disampaikan kepada siswa dalam
proses belajar mengajar.

Memanfaatkan Hasil Tes formatif


Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu (Arikunto,
2002:36). Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat dipandang sebagai
tes diagnostic pada akhir pelajaran. Teknik pre-test dan post-test memiliki manfaat
baik bagi guru, siswa, maupun program itu sendiri.
1) Manfaat Bagi Guru
a) Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah diterima oleh siswa
b) Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi
milik siswa
c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang telah
diberikan
2) Manfaat Bagi Siswa
d) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan
program yang menyeluruh
e) Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa
f) Usaha perbaikan
g) Sebagai diagnosis
3) Manfaat Bagi Program
h) Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat
dalam arti sesuai dengan keakapan anak
i) Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan
prasyarat yang belum diperhitungkan
j) Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil
yang akan dicapai
k) Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.
Memanfaatkan Hasil Tes diagnostic
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk
memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan kelemahan
yang dimiliki siswa.
4) Fungsi Tes Diagnostik?
Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:
(a) Mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa,
(b) Merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai
masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi
5) Karakateristik Tes Diagnostik
Tes diagnostik memiliki karakteristik:
l) dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan
respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik,
m) dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau
kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit)
siswa,
n) menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban
singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada
alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected response (misalnya
bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa memilih
jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat
ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya, dan
o) disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan
(penyakit) yang teridentifikasi.
B. Memanfaatkan Hasil Penilaian Nontes
1) Observasi
Observasi adalah metode mengamati langsung perilaku siswa dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi. Secara umum, observasi adalah cara untuk
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan sistematis
terhadap fenomena yang menjadi fokus pengamatan. Observasi dapat dilakukan di
berbagai tempat, misalnya di dalam kelas selama pelajaran, di halaman sekolah saat
bermain, di lapangan saat siswa berolahraga, upacara, dan sebagainya.
2) Wawancara
Wawancara adalah teknik penilaian yang melibatkan percakapan langsung antara
pewawancara dan siswa atau orang lain yang terkait. Keberhasilan wawancara
sebagai alat penilaian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, hubungan yang
baik antara pewawancara dan siswa yang diwawancarai. Pewawancara perlu dapat
beradaptasi dengan orang yang diwawancarai. Kedua, keterampilan pewawancara
dalam melaksanakan wawancara. Keterampilan ini sangat berpengaruh terhadap
hasil wawancara, sehingga guru perlu melatih diri dalam melaksanakan wawancara.
Ketiga, pedoman wawancara. Guru perlu membuat pedoman yang terperinci
mengenai pertanyaan yang akan diajukan sebelum melaksanakan wawancara.
3) Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden yang akan
diukur. Penggunaan angket dalam proses pembelajaran biasanya bertujuan untuk
memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan
untuk menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Angket digunakan
sebagai instrumen untuk mengumpulkan informasi secara tertulis dari peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai