Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah: Evaluasi Hasil Belajar


Program Studi Pendidikan Biologi
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Waktu: 100 menit

NAMA : Kumaret Rizky Silalahi


NIM : 4192441014
KELAS : Pendidikan iologi 2019 B

Jawablah sesuai urutan nomor pertanyaan.

1. Jelaskan perbedaan antara Pengukuran, Evaluasi, dan Asesmen. (skor 5).


2. Jelaskan macam-macam evaluasi menurut tujuannya (skor 5).
3. Jelaskan penilaian ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi
Anderson (skor 5).
4. Mengapa guru perlu menilai kemampuan afektif siswa? Bagaimana cara
mengevaluasinya? (skor 5).
5. Mengapa guru perlu menilai kemampuan psikomotorik siswa? Bagaimana cara
menilainya? (skor 5).
6. Saat ini guru dituntut untuk terampil dalam melakukan asesmen autentik, mengapa
demikian? (skor 5).
7. Sebagai calon guru Biologi professional, Anda dituntut untuk dapat membuat soal
kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom. Buatlah 6 soal tes pilihan ganda mulai
dari C1-C2-C3-C4-C5-C6 dalam bentuk matriks table kisi-kisi soal. Topic masing-
masing sesuai dengan latihan membuat soal pada saat tugas rutin. (skor 10)
8. Jelaskan karakteristik soal tes yang dianggap valid dan reliabel sehingga layak
digunakan dalam ujian. (skor 10)

Selamat Menempuh Ujian dengan cara Jujur dan on line.


JAWABAN

1. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang dikemukan pada Kurikulum 2004
(Depdiknas, 2004:11-12), bahwa antara penilaian (assessment), evaluasi,
pengukuran (measurement),.
- Asesmen adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam
alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar
siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang
siswa.
- Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau
tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi
berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Di bidang
pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu
kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.
- Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang siswa
telah mencapai karakteristik tertentu. Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan
nilai kuantitatif tersebut

2. A. Pre-test dan Post-test


Kegitan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai
penyajian materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi saraf
pengetahuan siswa mengenai materi yang akan disajikan. Evaluasi ini
seringkali berlangsung singkat dan tidak memerlukan instrumen tertulis.
Post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang
dilaksanakan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk
mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.

B. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah untuk
mengetahui penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru
yang akan diajarkan. Contoh: evaluasi penguasaan penjumlahan bilangan
sebelum memulai pelajaran perkalian bilangan.

C. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi jenis ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran
dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai
siswa. Evaluasi jenis ini dititikberatkan pada bahasan tertentu yang dipandang
telah membuat siswa mendapat kesulitan.

D. Evaluas Formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada
setiap akhir penyajian suatu pelajaran atau modul. Tujuannya adalah untuk
memperoleh umpan balik yamg mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk
mendiagnosis kesulitan-kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis tersebut
digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial
(perbaikan).

E. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai ulangan umum yang
dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada
akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan
pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan
resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya
siswa ke kelas yang lebih tinggi.

f. Evaluasi Penempatan
Evaluasi jenis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan setiap siswa,
sehingga guru dapat menempatkan siswa dalam situasi yang tepat baginya.
Penempatan yang dimaksud dapat berupa sebagai berikut:
1. Penempatan siswa dalam kelompok kerja
2. Penempatan siswa dalam kelas, siswa yang memerlukan perhatian
lebih besar dalam belajar ditempatkan di depan, misalnya siswa
yang kurang baik pendengarannya. Atau siswa yang rabun dekat maka
ditempatkan di belakang.
3. Penempatan siswa dalam kepanitiaan di sekolah
4. Menempatkan siswa dalam program pengajaran tertentu, misalnya
memilih program pengajaran atau keterampilan yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.

3. Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk
pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum.
Tingkatan taksonomi Bloom yakni: (1) mengingat (remember); (2) memahami
(understand); (3) mengaplikasikan (apply); (4) menganalisis (analyze); (5)
mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create). Dalam taksonomoi Bloom
domain kognitif dikenal hanya satu dimensi tapi dalam taksonomi Anderson
dan Krathwohl menjadi dua dimensi. Dimensi pertama adalah Knowledge
Dimension (dimensi pengetahuan) dan Cognitive Process Dimension (dimensi
proses kognisi

4. Karena guru harus bisa melihat bagaimana perkembangan cara belajar


siswanya yg bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dlm belajar,
kemampuan yg berkaitan dgn mengontrol emosi, personal dan sosialnya

Cara mengevaluasinya ada 4 cara yaitu :


a. Pengamatan langsung
b. Wawancara
c. Angket/kuesioner
d. Pengukuran terselubung

5. Dalam pembelajaran ada mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor


yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik
dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat
keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. jenjang
Pendidikan SMA, mata pelajaran yang banyak berhubungan dengan ranah
psikomotor adalah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, seni budaya,
fisika, kimia, biologi, dan keterampilan. Dengan kata lain, kegiatan belajar
yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah praktik di
aula/lapangan dan praktikum di laboratorium berkaitan dengan hal ini
perlunnya guru untuk menilai kemampuan pisikomotorik siswa yaitu untuk
mengetahui mengukur kemampuan para siswa di setiap mata pelajaran yang
berhubugan dengan psikomotorik yang menjadi acuan untuk menentukan nilai
akhir dari setiap mata pelajaran

Penilaian psikomotorik implementasinya dapat dilakukan dengan


menggunakan observasiatau pengamatan. Observasisebagai alat penilaian
banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat
mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya
tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik,
partisipasi peserta didik dalam simulasi.

6. Karena Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses perubahan pada


peserta didik dari yangtidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa
mengjadi bisa dan bisa diukur hasilnya. Untukmengetahui keberhasilan
pembelajaran tersebut, maka dilakukanlah penilaian sebagai
cerminandalam menggambarkan kemampuan atau kompetensi peserta
didik yang diperlukan olehpendidik, peserta didik, dan orang tua untuk
mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa penilaian merupakan salah satu unsur penting dalam
meningkan kualitas pendidikan. Dengan diterapkannya Kurikulum 2013
pada sistem pendidikan di Indonesia, membuat
berbagai macam aspek pendidikan yang ada di dalamnya harus ikut
diperbaharui. Salah satunyastandar penilaian. Kurikulum 2013
mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan penilaianyakni dari
penilaian yang mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja
melalui tes,
menuju penilaian yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkanproses dan hasil atau yang disebut penilaian
autentik, sehingga penilaian dilakukan dari sebelum pembelajaran, selama
pembelajaran, dan setelah pembelajaran.

Hasil dari penilaian tersebutdapat menggambarkan kemampuan yang dimiliki peserta


didik dalam penguasaan
kompetensinya.Penilaian autentik adalah kegiatan untuk mengetahui pengetahuan dan
atau keterampilanpeserta didik melalui pertanyaan pada level berpikir aplikasi atau
lebih tinggi yang menuntut jawaban secara tertulis atau lisan yang dimulai pada
sebelum pelaksanaan pembelajaran sampai
setelah pembelajaran.

Penilaian autentik dilaksanakan secara kontinu dalam kontek lingkungan


belajar atau dunia nyata yang bermakna, sehingga merefleksikan pengalaman belajar
sesungguhnya. Informasi ini diperoleh melalui portofolio, observasi, eksprimen, dan
jurnal
selama pembelajaranyang dapat memberikan gambaran kemampuan peserta didik
yang
sebenarnya. Peserta didik dituntut untuk mempraktekan hasil pembelajaran dalam
lingkunganhidupnya, sehingga pembelajarannya pun disesuaiakan dengan lingkungan
hidup peserta didik.

Bentuk penilaian ini dapat digunakan pada proses pembelajaran di kelas. Hal ini
sesuai dengantuntutan penggunaan sistem penilaian terpadu pada kurikulum 2013.
Tingkat berpikir yang digunakan pada penilaian autentik berada pada level tinggi
yang disesuaikan dengan lingkungan sekitar peserta didik, sehingga mereka lebih
memahami materipembelajaran yang diajarkan. Dari penilaian autentik ini, dapat
diketahui gambarankemampuan
yang dimiliki oleh peserta didik yang sebenarnya Selain itu, peserta didik juga
belajarbagaimana menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya serta
menghargai prosesbelajar dan hasilnya sebagai suatu produk dari proses pembelajaran
yang dilakukan.

Beberapa contoh objek penilaian autentik diantaranya adalah melakukan percobaan


dalambidang sains, melakukan pengamatan dalam bidang sosial, menulis cerita,
membaca bacaan danmenafsirkannya, pemecahan masalah matematika atau sains
yang sesuai dengan lingkungan ataupengalaman peserta didik. Peserta didik dituntut
untuk tidak hanya menghapal rumus ataukonsep, tetapi juga mampu menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian autentikmendorong peserta didik untuk belajar
lebih baik agar mampu menerapkan pengetahuan danketerampilannya dalam
kehidupan sehari-hari.Pada penilaian autentik, guru tidak hanya menilai kognitif
peserta didik saja, tetapi juga
afektif dan psikomotornya. Peserta didik perlu belajar bagaimana menyajikan tugas
yang
diberikan oleh guru menjadi lebih bermakna, sehingga diperlukan pendampingan
yang baik dari guru.

Permasalahan yang diberikan berupa permasalahan open endeed, dimana solusi dari
permasalahan yang diberikan tidak hanya satu, tetapi memungkinkan berbagai
jawaban daripeserta didik seghingga akan diperoleh informasi originalitas jawaban
peserta didik. Sehingga,kemampuan berpikir peserta didik akan berkembang.
Sedangkan pada penilaian kinerja, pesertadidik dituntut menerapkan pengetahuan atau
keterampilan yang dimiliki pada kehidupan nyata.

Peserta didik mengalami sendiri proses pembelajaran secara menyenangkan, karena


mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya.Dalam mengimplementasikan
penilaian autentik yang baik dapat dimulai denganmengidentifikasi standar
kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik yang diambil daristandar isi
kurikulum yang digunakan. Standar tersebut akan menjadi acuan dalam
melaksanakanpembelajaran dan dalam melakukan penilaian. Sehingga hasil penilaian
autentikdapatmenggambarkan kualitas pendidikan berdasarkan proses pembelajaran
yang dilakukan

Tabel Kisi-kisi Aspek Bloom Jawaban Jumlah


Soal Indikator Soal Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Menjelaskan 1 B 1
Komponen
kimia sel
2. Menjelaskan 1 A 1
struktur bagian bagian
sel beserta fungsinya
3. Mengidentifikasi 1 A 1
struktur dan fungsi
bagian- bagian sel
tumbuhan dan hewan.
4. Mengetahui fungsi 1 C 1
dari organel organel sel.
5. 1 1 C, 1
Membedakan
antara
sel hewan
dengan sel
tumbuhan.
Jumlah 1 1 1 1 2 6
Soal

Keterangan :
C1= Mengingat
C2 = Memahami
Soal Tipe C1
Sel hewan memiliki bentuk yang relative tidak tetap karena membrannya tersusun dari
....
a. Karohidrat
b. b. lipoprotein
c. protein & lemak
d. selulosa
e. pektin

Soal Tipe C2

Sel tergolong prokariotik apabila ………


a. tidak memiliki membran sel tergolong plasma

b. tidak memiliki sistem endomembran dan membran nucleus

c. tidak memiliki mitokondria

d. tidak memiliki reticulum endoplasma dan lisosom

e. tidak memiliki membran plasma dan membrane nucleus

Soal Tipe C3

Nukleus sangat vital bagi kehidupan sel karena berfungsi untuk mengendalikan seluruh
kegiatan sel. Hal ini karena nukleus…
a. Mengandung ribosom
b. Mengandung nukleoplasma
c. Terbungkus oleh membran inti
d. Mengandung nukleolus
e. Mengandung materi genetik berupa DNA

soal Tipe C4

Berikut ini adalah pernyataan yang benar tentang struktur mitokondria adalah :

a. Organel yang mempunyai organ ganda dan membran dalamnya berupa lekukan yang
disebut krista
b. Organel yang merupakan saluran halus yang memiliki membran yang menghubungkan
nukleus dengan sitoplasma.
c. Organel yang mempunyai dua lapisan yaitu bagian kepala yang bersifat hidrofilik dan
bagian ekor yang bersifat hidrofobik.
d. Organel yang berbentuk seperti kantung pipih dan mampu membentuk enzim yang
belum aktif
e. Organel yang mempunyai 3 bagian besar yaitu membran inti, cairan inti, dan anak inti
C4 – A

Soal Tipe C5

Komponen zat yang penting untuk membentuk substansi dasar protoplasma adalah….
a. Metana
b. ammonia
c. asam amino
d. karbon
e. atom hydrogen

Soal Tipe C6
Ketika melakukan praktikum mengenai sel, Rina dan kawan-kawan diperintahkan untuk
memasukkan eritrosit ke dalam aquades, yang akan terjadi adalah....
A. Hemolisis
B. Deplamolisis
C. Sel hancur
D. Difusi
E. Osmosis

8 Validitas empiris butir soal dihitung dengan cara statistik korelasi. Validitas
butir soal objektif dihitung dengan rumus korelasi point biserial, validitas butir
soal uraian dihitung dengan rumus korelasi product moment. Angka korelasi
yang diperoleh dengan cara demikian disebut koefisien validitas atau angka
validitas butir soal.
Untuk butir soal objektif validitas butir soal dihitung dengan rumus
korelasi point biserial antar masing-masing skor butir soal (Xp) dengan
skor total (Xt). Dipakai rumus point biserial karena data yang
dikorelasikan adalah data nominal dengan data interval. Data nominal
berasal dari skor butir soal, yaitu 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk
jawaban salah.
1) Reliabilitas dicapai apabila kita mengukur himpunan objek yang
sama berulang kali dengan instrumen yang sama atau serupa akan
memberikan hasil yang sama atau serupa.
2) Reliabilitas dicapai apabila ukuran yang diperoleh dari suatu
instrumen pengukur adalah ukuran ‘’ yang sebenarnya’’ untuk sifat yang
diukur.
3) Reliabilitas dicapai dengan meminimalkan galat pengukuran yang
terdapat pada suatu instrumen pengukur.

Anda mungkin juga menyukai