Makalah disusun sebagai tugas pada Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika
Oleh:
Nasrul
NIM 20700121042
Dosen Pengampu:
Dr. Nursalam, S.Pd., M.Si.
I. PENDAHULUAN.............................................................................................................. 5
A. Latar Belakang.................................................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................. 8
II. PEMBAHASAN............................................................................................................... 9
A. Pengertian Penilaian Non Tes......................................................................................................9
B. Tujuan Penilaian Non Tes........................................................................................................... 12
C. Bentuk-bentuk Penilaian Non Tes...........................................................................................15
D. Kelebihan dan Kelemahan Penilaian Non Tes....................................................................20
III. PENUTUP.................................................................................................................... 21
A. Kesimpulan........................................................................................................................................ 21
B. Implikasi............................................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 23
ii
JUDUL MAKALAH
Oleh: Nasrul
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tingkah lakunya. Hasil belajar dan proses belajar tidak dinilai semata-mata dengan
tes, baik tes deskriptif maupun tes objektif. Kegiatan pengukuran, penilaian dan
evaluasi sangat penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak dapat dipisahkan
mana tingkat pendidikan telah dicapai. Misalnya dalam menilai kinerja siswa,
Kegiatan terukur seringkali disajikan dalam berbagai bentuk pengujian dan ini
penting, karena penilaian merupakan alat atau proses yang mengukur tingkat dari
kesuksesan yang dicapai. siswa terhadap bahan ajar atau materi yang ditugaskan
3
4
pertanyaan”. Oleh karena itu, tes dijadikan salah satu alat untuk melakukan
pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu
objek (Magdalena et al., 2020).
Secara umum, ada dua kategori alat penilaian hasil belajar yaitu tes dan
non tes. Hasil belajar dan proses pembelajaran tidak hanya dievaluasi dengan
tes, baik tes deskriptif maupun tes objektif, tetapi juga dapat dievaluasi dengan
non tes atau non tes. Instrumen nontes yang biasa digunakan adalah
wawancara, angket, skala (rating scale, skala sikap), observasi atau temuan,
studi kasus dan sosiometrik. Wawancara dan survei biasanya digunakan menilai
aspek kognitif seperti pendapat atau keyakinan tentang seseorang dan
keinginan serta cita-citanya selain aspek afektif dan perilaku individu. Skala
tersebut dapat digunakan untuk mencatat aspek afektif seperti skala sikap dan
skala pertanyaan serta aspek kognitif seperti skala penilaian. Pengamatan
biasanya digunakan untuk memperoleh informasi tentang perilaku seseorang
atau proses operasional tertentu. Informasi ekstensif tentang kasus individu
diperoleh berdasarkan studi kasus. Sosiometri umumnya digunakan untuk
menilai aspek perilaku seseorang, khususnya hubungan sosial.
Penilaian non tes sebagai alat penilaian sikap penting menurut guru,
namun pelaksanaannya masih kurang baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain waktu yang digunakan
untuk mengamati obyek yang diamati dan sebaliknya pandangan bahwa
evaluasi pendidikan hanya didasarkan pada tujuan kognitif. Selain itu, guru
sekolah cenderung lebih sering menggunakan tes karena instrumennya mudah
dibuat dan lebih praktis digunakan yang dianggap terbatas pada aspek kognitif
berdasarkan hasil yang diperoleh siswa setelah pengalaman belajar. Padahal,
penilaian tersebut mencakup semua aspek perubahan siswa (authentic
assessment) (Jauhari et al., 2017).
Penilaian non tes telah menjadi fokus perhatian yang semakin meningkat
dalam dunia pendidikan, mengukuhkan dirinya sebagai alat evaluasi yang
berdaya guna dan relevan. Di tengah perubahan dinamis dalam paradigma
6
B. Rumusan Masalah
II. PEMBAHASAN
penilaian non tes banyak terdapat pada keterampilan menulis untuk bahasa,
Penilaian yang dilakukan dengan teknik non tes terutama bertujuan untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan evaluasi hasil belajar peserta didik
dari segi ranah sikap hidup dan ranah keterampilan (Rahmi & Ariefin, 2019).
Penilaian non tes adalah teknik penilaian tanpa menguji peserta didik,
Alat ukur non tes digunakan terutama pada evaluasi hasil pembelajaran yang era
kaitannya dengan kualitas pribadi dan skill peserta didik (Cahayu & Sampurna,
2023). Seperti halnya menurut Hapiz (2020), menyatakan bahwa penilaian non tes
biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft
skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan
oleh peserta didik. Hal tersebut diperoleh dari hasil pemahaman yang mereka
dapatkan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sejalan dengan kutipan
(Magdalena et al., 2021), teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara
digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill,
terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh
peserta didik. Hal tersebut dapat diperoleh dari hasil pemahaman yang mereka
jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pekerjaan serta
hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, dan
terhadap perilaku peserta didik, baik secara individu maupun kelompok, di kelas
maupun luar kelas; (b) skala sikap, yaitu alat evaluasi yang digunakan untuk
melihat sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang lebih
mengukur nalar atau pendapat peserta didik; (c) angket, yaitu alat evaluasi yang
harian, yaitu catatan berupa perilaku peserta didik secara individu; (e) daftar cek,
yaitu catatan yang berisi subjek dan aspek-aspek yang diamati dari peserta didik
dalam tiap-tiap kejadian yang dianggap penting.
tentang berbagai hal yang terkait dengan pencapaian peserta didik melalui
berbagai bentuk tes atau non tes. Melalui penilaian guru/dosen bisa menentukan
apakah peserta didik mengalami kemajuan dalam belajar atau mampu menguasai
c. Fleksibel: Penilaian non tes bersifat lebih fleksibel daripada tes tertulis
karena dapat diadaptasi untuk mencakup keberagaman gaya belajar dan
kebutuhan siswa.
d. Informatif: Hasil dari penilaian non tes memberikan informasi yang lebih
mendalam tentang perkembangan siswa, membantu pendidik memahami
lebih baik kekuatan dan kelemahan siswa di berbagai aspek.
e. Mendorong Pembelajaran Aktif: Metode ini mendorong siswa untuk terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran, membangun pemahaman dan
keterampilan melalui proyek, diskusi, atau presentasi.
f. Menyediakan Umpan Balik: Penilaian non tes memberikan umpan balik
yang konstruktif dan kaya, membantu siswa memahami area mana yang
dapat diperbaiki dan bagaimana mereka dapat meningkatkan kinerja
mereka.
Hakikat penilaian non tes menciptakan ruang untuk pendekatan
evaluatif yang lebih komprehensif, memperhitungkan dimensi-dimensi
yang melampaui pemahaman pengetahuan semata, dan memberikan
gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan siswa.
termasuk sikap, perilaku, sifat, interaksi sosial, dan aspek lainnya yang
aspek yang terkait dengan proses pembelajaran, baik secara individu maupun
dalam kelompok. Instrumen yang akan dibuat oleh peserta pelatihan diarahkan
khusus untuk menilai ranah afektif, sehingga kajian menjadi lebih mendalam
dari evaluasi pembelajaran mencakup tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
perkembangan atau kemajuan yang dialami peserta didik setelah mengikuti proses
yang diterapkan oleh pendidik, dan juga kegiatan belajar yang dijalankan oleh
peserta didik. Sementara itu, tujuan khusus evaluasi adalah merangsang aktivitas
karena tanpa adanya evaluasi, tidak mungkin muncul semangat atau dorongan
balik yang segera kepada peserta didik. Guru dapat memberikan informasi
untuk perbaikan.
Guru dapat mengidentifikasi area atau konsep yang sulit dipahami oleh
peserta didik.
12
kesulitan tersebut.
5) Mengarahkan Pembelajaran:
perbaikan.
pemecahan masalah.
kinerja siswa.
Kegiatan dalam penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi informal
dan formal. Kegiatan formal adalah penilaian dengan sepengetahuan
siswa bahwa ia dinilai mellaui kegatan yang menunjukan kinerjanya
maupun menyelesaikan suatu proyek.
c. Menentukan kriteria kualitas kinerja siswa.
d. Meningkatkan motivasi.
Kegiatan proyek adalah cara yang amat baik untuk melibatkan siswa
dalam oemecahan masalah karena bersifat sangat ilmiah apalagi ditunjang
dengan kegautan yang berhubungan dengan dunia nyata. Projek dapag
melibatkan suswa secara aktif dan menemukan sutuasi baru yang dapat
16
- Kemampuan Pengelolaan
- Relevansi
- Keaslian
Menurut Sukanti (2011), ada beberapa hal yang dapat menjadi fokus
penilaian afektif di antaranya adalah sikap antara lain :
7. Rubrik Penilaian
oleh siswa.
terbuka.
kinerja siswa.
penemuan.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penilaian non tes adalah penilaian yang dilakukan untuk mengukur
keseluruhan informasi dari peserta didik tanpa dilakukan tes untuk
mengukur kemampuan. Penilaian ini bukan untuk mengukur cerdas tidaknya
peserta didik akan tetapi menilai bagaimana peserta didik mampu
menerapkan pengetahuannya ke dalam sebuah soft skill.
1) Penilaian kinerja
2) Penilaian proyek
22
3) Penilaian produk
4) Penilaian portofolio
5) Penilaian afektif
6) Penilaian diri
7) Rubrik penilaian
B. Implikasi
Adapun implikasi dari penilaian non tes ini adalah untuk memperoleh informasi
yang berkaitan dengan evaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap
hidup (affective domain). Untuk mengukur seberapa baik suatu instrumen non
jenis penilaian non tes agar kiranya penilaian yang dilakukan memenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, I. T., Sahlan, H. M., & Purwanto, H. (2021). Problematika Penilaian Afektif
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI ). Jurnal Inovatif, 7(2), 47–
69. http://jurnal.iaih.ac.id/index.php/inovatif/article/view/236
Ansori, A. Z. (2017). Teknik Penilaian Proyek Dalam Pembelajaran Biologi Di
Madrasah Aliyah. Jurnal Diklat Keagamaan, 11(1), 3. https://bdksurabaya.e-
journal.id/bdksurabaya/article/download/33/17/
Cahayu, S. A., & Sampurna, R. (2023). Instrument Evaluasi Non-Tes Ranah Afektif
dan Psikomotorik Pembelajaran IPA Sinkronisasi Berbasis Keterampilan Abad
21 Di SMP Negeri 6 Sungai Penuh. 6(2), 1–13.
Djam’an, N., Faruddin, J. ’, Nadzra, D., Matematika, J., Matematika, F., Pengetahuan,
I., Universitas, A., & Makassar, N. (2017). Penerapan Self Assessment
(Penilaian Diri) Pada Topik Sistem Koordinat Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas Viii. Issues in Mathematics Education (Hal, 1(1), 46–52.
http://www.ojs.unm.ac.id/imed
Ferdinan. (2017). 288593-Penilaian-Kinerja-Mutu-Pendidikan-Agama-3Edef191.
Jurnal Tarbawi, 1(2), 129–138.
Hapiz, A. (2020). PENGGUNAAN TEKNIK EVALUASI NON TES PADA PEMBELAJARAN
IPS KELAS VI DI SD NEGERI 1 PENGKELAK MAS. 1, 0–2.
Jauhari, M., Rofiki, M., & Farisi, Y. Al. (2017). Authentic Assessment dalam Sistem
Evaluasi Pengembangan Kurikulum 2013. Jurnal Pedagogik, 04(01), 103–116.
Madralis. (1999). Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal. 2(2), 151–165.
Magdalena, I., Ismawati, A., & Amelia, S. A. (2021). PENGGUNAAN EVALUASI NON-
TES DAN KESULITANNYA DI SDN GEMPOL SARI. 3, 187–199.
Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Ayu Amalia, D., & Muhammadiyah
Tangerang, U. (2020). Analisis Bahan Ajar. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial,
2(2), 311–326. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara
Maulina, O. H., & Setyorini, R. (2015). Penilaian Proyek Sebagai Implementasi
Authentic Pembelajaran Drama Di Sekolah. Seminar Nasional Pendidikan
Bahasa Indonesia 2015, 99–105.
24
Wiwin Pratiwi, K., Ketut Gading, I., & Antara, P. A. (2021). Instrumen penilaian
kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini. Journal for Lesson and
Learning Studies, 4(1), 33–38.
Yunita, S. (2013). Asesmen Kinerja ( Performance Assessment ). An-Nida’, 36(1),
37–51.
Z, A. W. H. and Aristia, R. (no date) ‘Jenis - Jenis Instrumen dalam Evaluasi
Pembelajaran’, pp. 1–13.