Dosen Pembimbing :
Sutanto, S.T., M.T.
Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Syannin Salsabila (40030520650092)
2. M Raihan Abiyyu (40030520650035)
3. Lilya Erviyana N (40030520650095)
4. Alfia Maulida S (40030520650045)
5. Okta Dewi S (40030520650079)
PROGRAM STUDI
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
anugerah-Nya, kami dapat menyelesaikan Tugas Metode Pelaksanan Konstruksi
Bangunan Gedung dengan semaksimal mungkin dan tepat pada waktunya. Kami
sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai metode pelaksanaan bangunan gedung.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan tugas ini
masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
mendukung terselesainya tugas ini dengan baik dan semoga tugas yang telah kami
susun ini dapat berguna bagi kami sendiri pada khususnya maupun pihak pembaca
pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
iii
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Laporan Metode Pelaksanaan Proyek Gedung ini
diantaranya yaitu :
4
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan Laporan Metode Pelaksanaan Proyek Gedung
adalah :
1. Memberikan wawasan mengenai metode pelaksanaan proyek sesuai dengan
kondisi langsung pada pembangunan gedung RS Keluarga Sehat III
Semarang.
2. Memberikan pengetahuan dan informasi khususnya di bidang Teknik Sipil
tentang pekerjaan struktur hingga pekerjaan arsitektur konstruksi dalam
proyek pembangunan RS Keluarga Sehat III Semarang.
3. Menambah ilmu tentang penggunaan bahan konstruksi sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan dalam pembangunan proyek RS Keluarga
Sehat III Semarang
5
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
6
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
BAB II
PEMBAHASAN
7
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
• Tenaga harian
Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan mobil trailer,
trailer yang digunakan harus memiliki perlengkapan yang memadai.
Demobilisasi merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan
peralatan yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan
yang telah digunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja,
gudang, dan lain sebagainya kembali ke kondisi awal.
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan
lokasi dari sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat mengganggu
pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan
bantuan alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari
pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh
pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump truck untuk
dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir. Seiring pembersihan lokasi
dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada tempat
yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain
nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas
pelaksana proyek, dll. Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai
dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk
menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam
pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini
dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan ditandai
dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang
± 1m yang ditancapkan ke dalam tanah.
2.1.2. Pekerjaan pemasangan bouwplank
Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan
pengukuran dilakukan. Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan
bersama-sama oleh Pihak Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan
dibuat Berita Acara Pematokan. Bowplank terbuat dari papan yang bagian
atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam
tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara
8
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan
siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan
digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat
dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di
cek kembali. Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m
dari As sekeliling bangunan dan dilakukan pada patok – patok yang terlebih
dahulu ditancapkan ke dalam tanah.
2.1.3. Pembuatan direksi keet
Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari
Kantor ukuran 5x10m, Ruang rapat Ukuran 4x4m, gudang ukuran 6 x 10 m,
barak pekerja ukuran 3x10m (2 Lantai), rumah genset, serta Toilet. Untuk
Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar
kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam
kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini
digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu
perlu dilakukannya rapat kerja. Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal
sementara tenaga kerja selama proyek berlangsung. Contoh Gambar Barak
Pekerja Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material
yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk
Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung
dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai
penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.
Gambar Gudang Material Letak direksi keet dibuat pada tempat yang
mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses bongkar muat material
yang akan digunakan.
2.1.4. Pembuatan jalan kerja proyek
Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas kendaraan
yang masuk ke dalam lokasi proyek, sehingga pengangukatan material
dapat berjalan lancar. Jalan tersebut terbuat dari material timbunan tanah
yang dipadatkan. Jika cuaca panas dan permukaan jalan kering maka dapat
dilakukan pennyiraman dengan menggunakan water tanker. Pekerjaan ini
9
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
10
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
11
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
12
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
13
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak
terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling
pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang
ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan
hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur
dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.
D. Pekerjaan Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang
dilakukan pada pekerjaan kolom.
E. Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu
dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan
secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses
pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat
vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing
lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan
dilakukan pekerjaan lantai.
F. Pekerjaan curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan)
dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.
14
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
15
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
• Tebal siar pasangan batu hebel tidak boleh kurang dari 1 cm (10
mm) dan siarnya harus benar-benar terisi adukan.
• Gunakan alat roskam (trowel) bergigi yang sesuai dengan ketebalan
blok yang ditentukan pada gambar.
• Jaga kekentalan campuran, tutup sambungan antar blok yang tidak
merata dengan adukan Mortar agar tidak terlihat lobang-lobang yang
terdapat pada dinding, sebelum plesteran dipasang.
• Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang
dapat mengurangi efektifitas perekatan.
• Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata ataupun
batu hebel yang cacat atau tidak sempurna, maka wajib untuk diganti
Untuk pekerjaan rangka kayu / kusen, gunakan beton ringan aerasi
(hebel)
• Lintel pada ujung atas kusen, atau blok bata tipe Ublock dan diisi
oleh tulang ringan serta pasangan beton ringan.
• Rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat
melanjutkan pekerjaan pasangan.
• Rangka kayu/kusen, pemasangannya harus diperkuat dengan angkur
besi berbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kosen,
sedangkan ujung bengkoknya ditanamkan dalam pasangan
dinding/kolom praktis. Panjang angkur terpasang tidak lebih dari
22,50 cm.Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama
lainnya.
• Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam di
dalam dinding, maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang
cukup pada pasangan dinding sebelum diplester. Pahatan tersebut
setelah dipasangnya pipa/alat-alat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan
bersama-sama dengan plesteran seluruh dinding.
16
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
17
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
18
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
a. Uraian Persiapan :
• Semua siar di permukaan dinding batu bata biasa maupun
blok beton aerasi (hebel) dikerok sedalam + 1 cm agar bahan
plesteran dapat lebih merekat.
• Permukaan bidang yang akan diplester harus dibersihkan
dan disiram air sebelum bahan plester dimulai (permukaan
dinding harus basah pada waktu diplester).
• Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama
seminggu sejak penempelan plesterannya (dengan jalan
menyiramnya dengan air).
• Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang beton
itu harus dikasarkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan
plesteran dimulai.
4. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran
Pelaksanaan pekerjaan plesteran antara lain harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Adukan Plesteran
Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau
dengan tangan sesuai persyaratan MK/Perencana/Pemberi Tugas.
Apabila dipandang perlu dan sesuai dengan rencana, Kontraktor
diperkenankan menggunakan bahan-bahan kimia sebagai campuran.
Hanya semen yang baik yang boleh dipergunakan.
b. Contoh-contoh
• Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran
dari setiap macam pekerjaan plesteran sesuai dengan yang
diminta, sehingga jenis atau macam pekerjaan tersebut dapat
diterima oleh perencana atau pemberi tugas dan seterusnya
semua pekerjaan plesteran harus sama dengan contoh yang
dibuat.
• Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya
diadakan pemeriksaan secara silang oleh pelaksana dengan
19
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
20
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
21
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
22
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
1. Persiapan
a. Sebelum fabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua
dimensi-dimensi dan kondisi project untuk menghindari informasi yang
terlambat.
b. Kontraktor harus mereview gambar-gambar dan kondisi lapangan
dengan cermat, ukuran-ukuran dan lubang-lubang, persiapan mockup
sambungan detail dan profil aluminium yang berhubungan langsung
dengan material-material struktural lain.
c. Proses fabrikasi harus diutamakan disiapkan sebelum mulai
pelaksanaan, dengan mempersiapkan shop drawings yang
menunjukkan lay-out,lokasi,merk,kualitas bentuk dan dimensi sesuai
yang diarahkan oleh MK dan Pemberi Tugas.
d. Semua frame-frame untuk partisi, jendela-jendela dan pintu-pintu harus
secara akurat di fabrikasi untuk mengepaskan dengan pengukuran site.
2. Fabrication / Assembly
a. Shop Assembly
Dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site proyek. Bila tidak
merupakan shop assembly, lakukan pra-pengepasan di shop untuk
memastikan assembly lapangan yang baik dan tepat guna.
b. Sambungan-sambungan / Joints
Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekspose match
untuk memberikan garis dan design yang kontinyu. Pakailah
perlengkapan mesin untuk mengepaskan frame dengan kaku
bersama-sama pada titik-titik joints contact dengan hairline joints,
23
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
24
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
i. Buatlah match joints members dengan sekrup yang cocok, rivets, las;
untuk mendapatkan bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai
yang terlihat dalam gambar.
j. Peralatan anchor untuk aluminium frame haruslah dengan hot dip
galvanized steel tebal 2-3 mm di set pada interval 60 mm.
k. Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain,
concealed type. Paskan frame bersama-sama pada titik-titik contact
joints dengan hairline joints,waterproof joints dari bagian belakang
dengan sealant untuk menahan (watertight) 1000 kg/cm².
l. Aluminium frame harus disiapkan untuk mengantisipasi modifikasi-
modifikasi berikut :
1. Perubahan Fixed-window
2. Propel window, rotate window, etc.
3. Pintu-pintu kaca frameless
4. Movable partisi tanpa kerusakan pada lantai dan ceiling
5. Sediakan dengan aksesori-aksesori penunjang untuk tujuan-
tujuan diatas.
m. Paskan hardware dan material-material reinforcing pada metal lain
yang berhubungan langsung dengan aluminium frame dan hubungan
harus dengan chromium coat pada permukaannya untuk menghindari
kontak korosif.
n. Toleransi pemasangan (erection) untuk aluminium frame pada sisi
dinding 10-15 mm harus diisi dengan grouting.
o. Sebelum pemasangan aluminium frame, khususnya pada propel
window, upper dan lower window, sill harus di check level dan
waterpass pada bukaan-bukaan dinding.
p. Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya
pada ruang dengan AC, harus disediakan synthetic rubber atau synthetic
resin untuk swing door dan double door.
q. Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus di set dengan sealant untuk
membuatnya soundproof dan watertight.
25
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
r. Lower sill pada frame aluminium exterior harus diberi flashing untuk
menahan air hujan.
4. Adjusting
Tes fungsi operasi pintu-pintu setelah operasi penutupan daun pintu,
latching speeds dan hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi
manufaktur untuk memastikan operasi daun pintu yang halus (smooth).
5. Protection
a. Semua aluminium harus dilindungi dengan tipe-tipe proteksi atau
material-material lain yang disetujui oleh Owner saat diserahkan ke
lapangan.
b. Protective material tersebut hanya boleh dibuka bila diperlukan pada
saat protective material akan dipakai pada aluminium.
c. Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate
primer (transparent varnish) pada saat plesteran akan dilaksanakan.
Bagian-bagian lain harus tetap dilindungi dengan lacquer film sampai
seluruh pekerjaan selesai.
2.3.5. Pekerjaan plafond
Dalam proyek ini plafon yang digunakan ada dua jenis yaitu plafond
gypsum dan plafon beton ekspose. Plafon gypsum digunakan pada
bangunan Pos jaga, Gedung kantor, dan storage. Dimana rangka plafond
menggunakan rangka besi hollow. Sedangkan untuk plafond beton ekspose
digunakan pada bangunan Mekanikal & Elektrikal.
Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu :
• Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja
(Shop Drawing).
• Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan
pemasangan rangka atap baja ringan.
• Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku
terlebih dahulu.
• Pasang alat bantu (Scaffolding), jika bisa scaffolding yang
digunakan memiliki roda supaya tidak merusak keramik.
26
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
27
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
28
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
29
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
30
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
31
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
32
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
33
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
34
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
35
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
36
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
37
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
38
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa untuk optimalisasi kinerja pekerjaan konstruksi,
dengan tujuan mencapai hasil kerja yang efektif dan efisien di segala bidang,
harus sudah dimulai sejak pekerjaan persiapan, salah satunya adalah
perencanaan tata letak fasilitas dan sarana proyek (siteplan/siteinstallation).
Dari hasil analisa tata letak fasilitas dan sarana (siteplan/siteinstallation) dari
pekerjaan proyek diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah proyek secara
umum terdapat fasilitas dan sarana proyek sebagai berikut :
1. Pintu Masuk dan Keluar Proyek
2. Jalan Kerja Kendaraan di dalam Proyek
39
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
3. Direksi Keet
4. Base Camp Staf Proyek dan Barak Pekerja
5. Gudang Material dan Peralatan
6. Los Kerja Besi dan Kayu
7. Tower Crane, Passenger Hoist dan Lift Bahan
8. Disposal Area
9. Rumah Genset dan Tangki Air
10. Pos Jaga dan Pagar Kerja
11. Pembuatan taman (landscape)
Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan disesuaikan dengan
desain site plan / site installation yang akan dikerjakan, diharapkan penempatan
fasilitas dan sarana proyek nantinya akan dapat berfungsi secara optimal sesuai
dengan perencanaan, sehingga dapat menghindari terjadinya keterlambatan
waktu pelaksanaan dan bertambahnya anggaran biaya proyek. Namun
demikian, yang tetap harus dipertimbangkan dalam merencanakan tata letak
fasilitas dan sarana proyek adalah bahwa seluruh fasilitas dan sarana proyek
yang akan dibangun tersebut adalah bersifat sementara dan nantinya akan
dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai.
Perbandingan metode pelaksanaan proyek yang diterapkan langsung pada
pembangunan RS Keluarga Sehat III dengan teori yang diajarkan dalam mata
kuliah terutama pada pekerjaan arsitektur pemasangan plafond tidak jauh
berbeda, untuk stepnya yaitu yang pertama menentukan elevasi plafond,
kemudian tarik garis bantu pada semua bidang yang akan dipasang, kemudian
tentukan wall angle (bentuk siku) ruangan, lalu pasang rangka utama dengan
jarak 120 cm, terakhir dengan jarak 60 cm (1 blok plafond) dipasang
penggantung.
3.2 Saran
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, secara umum penulis
memberikan saran tentang hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
tata letak fasilitas dan sarana proyek yang diperlukan untuk pelaksanaan
40
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
DAFTAR PUSTAKA
Istimawan Dipohusodo , 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi jilid 1 dan jilid
2, Kanisius Jakarta
41
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
LAMPIRAN
42
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
43
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
44
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
45
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
46
M.ADHA ZAIDAN. (40030520650071) & LILYA ERVIYANA N. (40030520650095)
47