Anda di halaman 1dari 48

TUGAS ULANGAN TENGAH SEMESTER

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Dosen Pembimbing :
Sutanto, S.T., M.T.

Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Syannin Salsabila (40030520650092)
2. M Raihan Abiyyu (40030520650035)
3. Lilya Erviyana N (40030520650095)
4. Alfia Maulida S (40030520650045)
5. Okta Dewi S (40030520650079)

PROGRAM STUDI
TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
anugerah-Nya, kami dapat menyelesaikan Tugas Metode Pelaksanan Konstruksi
Bangunan Gedung dengan semaksimal mungkin dan tepat pada waktunya. Kami
sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai metode pelaksanaan bangunan gedung.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan tugas ini
masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
mendukung terselesainya tugas ini dengan baik dan semoga tugas yang telah kami
susun ini dapat berguna bagi kami sendiri pada khususnya maupun pihak pembaca
pada umumnya.
 
Semarang, 10 November 2022

 
Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................................4
1.3 Manfaat....................................................................................................................5
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan..............................................................................5
1.5 Lingkup Pekerjaan...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................7
2.1 Pekerjaan Persiapan.................................................................................................7
2.1.1. Pekerjaan pengukuran dan pembersihan lapangan...........................................7
2.1.2. Pekerjaan pemasangan bouwplank...................................................................8
2.1.3. Pembuatan direksi keet.....................................................................................9
2.1.4. Pembuatan jalan kerja proyek...........................................................................9
2.2. Pekerjaan Struktur..................................................................................................10
2.2.1. Pekerjaan galian tanah pondasi.......................................................................10
2.2.2. Pekerjaan lantai kerja......................................................................................10
2.2.3. Pekerjaan urugan pasir....................................................................................10
2.2.4. Pekerjaan urugan tanah...................................................................................11
2.2.5. Pekerjaan pondasi...........................................................................................11
2.2.6. Pekerjaan cor balok sloof................................................................................11
2.2.7. Pekerjaan cor beton kolom..............................................................................12
2.2.8. Pekerjaan cor beton balok dan ring balok.......................................................13
2.2.9. Pekerjaan cor beton plat lantai........................................................................13
2.3 Pekerjaan Arsitektural............................................................................................14
2.3.1. Pekerjaan dinding............................................................................................14
2.3.2. Pekerjaan plesteran.........................................................................................17
2.3.3. Pekerjaan Lantai..............................................................................................20
2.3.4. Pekerjaan kusen pintu dan jendela..................................................................22
2.3.5. Pekerjaan plafond............................................................................................26
2.3.6. Pekerjaan pengecatan......................................................................................27
2.3.7. Pekerjaan sanitasi air.......................................................................................28
2.4 Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal......................................................................28
2.5 Pekerjaan pengadaan dan pemasangan lift.............................................................33
2.6 Pekerjaan Atap.......................................................................................................36
2.7 Pekerjaan Sarana Luar Bangunan..........................................................................37
2.7.1. Pekerjaan saluran drainase..............................................................................37
2.7.2. Pembuatan jalan lingkungan...........................................................................37
2.7.3. Pembuatan pagar keliling................................................................................38
2.7.4. Pembuatan taman (landscape)........................................................................38
BAB III PENUTUP......................................................................................................39
3.1 Kesimpulan............................................................................................................39
3.2 Saran.......................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................41
LAMPIRAN.................................................................................................................42
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode Pelaksanaan adalah metode yang dibuat dengan cara teknis yang
menggambarkan penyelesaian pekerjaan dengan cara sistematis dari awal
hingga akhir yang meliputi bagian tahapan maupun urutan pekerjaan utama
dan bagian cara kerjanya dari masing-masing pekerjaan utama yang mampu
dipertanggungjawabkan secara teknis, lalu tahapan dalam metode pelaksanaan
pekerjaan harus relevan antara metode pelaksanaan pekerjaan dan jadwal
waktu pelaksanaan dengan analisa teknis pekerjaan.
Dalam suatu proyek terdapat faktor-faktor yang bisa membuat pengaruh
metode pelaksanaan proyek, salah satunya kurang tepat penggunaan metode
dalam menyelesaikan permasalahan pada sebuah proyek konstruksi.
Penggunaan metode yang kurang tepat akan menyebabkan keterlambatan pada
suatu pembangunan. Hal ini diatur dalam Perpres no 70 tahun 2012 yang
berbunyi bahwa denda (sanksi financial) dikenakan pada penyedia jasa apabila
tidak bisa menyelesaikan proyek dalam waktu yang sudah ditentukan pada
kontrak awal sebelum pembangunan suatu proyek.
Penggunaan metode yang tepat, praktis, dan aman sangatlah membantu
dalam menyelesaikan proyek konstruksi, seperti perencanaan pekerjaan yang
meliputi semua kegiatan di dalam bentuk gambar maupun RKS sehingga
target tepat waktu, biaya, dan mutu seperti yang sudah ditetapkan bisa
tercapai. Berdasarkan paparan diatas laporan ini dibuat untuk mengetahui
Metode perencanaan, pelaksanaan yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan
proyek Gedung RS Keluarga Sehat III Semarang.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Laporan Metode Pelaksanaan Proyek Gedung ini
diantaranya yaitu :

4
1. Mengetahui tahapan metode pelaksanaan proyek pada pembangunan RS
Keluarga Sehat III Semarang.
2. Membandingkan tahapan metode pelaksanan proyek pembangunan RS
Keluarga Sehat III Semarang di lapangan dengan teori yang diajarkan pada
mata kuliah Metode Pelaksanan Konstruksi Bangunan Gedung.
3. Mengidentifikasi kinerja mutu dalam pelaksanaan konstruksi
pembangunan Gedung RS Keluarga Sehat III Semarang.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan Laporan Metode Pelaksanaan Proyek Gedung
adalah :
1. Memberikan wawasan mengenai metode pelaksanaan proyek sesuai
dengan kondisi langsung pada pembangunan gedung RS Keluarga Sehat
III Semarang.
2. Memberikan pengetahuan dan informasi khususnya di bidang Teknik Sipil
tentang pekerjaan struktur hingga pekerjaan arsitektur konstruksi dalam
proyek pembangunan RS Keluarga Sehat III Semarang.
3. Menambah ilmu tentang penggunaan bahan konstruksi sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan dalam pembangunan proyek RS Keluarga
Sehat III Semarang

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Observasi dan penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2022
sampai dengan 17 Oktober 2022 di proyek pembangunan RS Keluarga Sehat
III, Jalan Puri Anjasmoro, Kel. Tawangsari, Kec. Semarang Barat, Kota
Semarang.

1.5 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan pada pembangunan proyek RS Keluarga Sehat III
Semarang adalah sebagai berikut :
Pekerjaan persiapan 

5
 Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi
 Pekerjaan pengukuran dan pembersihan lapangan
 Pekerjaan pemasangan bouwplank
 Pembuatan direksi keet
 Pembuatan jalan kerja proyek
Pekerjaan struktur
 Pekerjaan galian tanah pondasi
 Pekerjaan lantai kerja
 Pekerjaan urugan pasir
 Pekerjaan urugan tanah
 Pekerjaan pondasi
 Pekerjaan cor balok sloof
 Pekerjaan cor beton kolom
 Pekerjaan cor beton balok dan ring balok
 Pekerjaan cor beton plat lantai
Pekerjaan arsitektural
 Pekerjaan dinding
 Pekerjaan plesteran
 Pekerjaan lantai
 Pekerjaan kusen pintu dan jendela
 Pekerjaan plafond
 Pekerjaan pengecatan
 Pekerjaan sanitasi air
 Pekerjaan elektrikal dan mekanikal
 Pekerjaan pengadaan dan pemasangan lift
 Pekerjaan atap
 Pekerjaan sarana luar bangunan
 Pekerjaan saluran drainase
 Pembuatan jalan lingkungan
 Pembuatan pagar keliling
 Pembuatan taman (landscape)

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang
dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah
memiliki Shop Drawing. Lingkup pekerjaan persiapan yang dilakukan dalam
proyek ini meliputi : 
2.1.1. Pekerjaan pengukuran dan pembersihan lapangan
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan,
personil, dan perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di
lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai
dengan gambar kerja. Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan
Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri dari :  
 Excavator 80 – 140 Hp  
 Generator set  
 Water Tanker  
 Dump truck 3 -4 m3  
 Water tanker  
 Concrete Mixer  
 Stamper 
Sedangkan personil terdiri dari : 
 Kepala Proyek  
 Site Manager  
 Quality Control  
 Koordinator HSE  
 Logistik  
 Surveyor  
 Operator-operator alat berat  

7
 Tenaga harian 
Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan mobil
trailer, trailer yang digunakan harus memiliki perlengkapan yang
memadai. Demobilisasi merupakan pekerjaan pengembalian dan
pemindahan peralatan yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan
kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat penyimpanan alat,
barak pekerja, gudang, dan lain sebagainya kembali ke kondisi awal.
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan
lokasi dari sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat mengganggu
pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan
bantuan alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari
pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh
pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump truck
untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir. Seiring pembersihan
lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada
tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara
lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan,
pengawas pelaksana proyek, dll. Setelah pekerjaan pembersihan lapangan
selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan
untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark).
Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran
ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan
ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan
panjang ± 1m yang ditancapkan ke dalam tanah.
2.1.2. Pekerjaan pemasangan bouwplank
Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan
pengukuran dilakukan. Pemasangan Bouwplank (Pematokan)
dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek, Perencana Pengawas,
Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan. Bowplank terbuat dari
papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm
yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian

8
papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di
waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As
ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai
dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan
bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bouwplank
dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dilakukan
pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan ke dalam tanah.
2.1.3. Pembuatan direksi keet
Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari
Kantor ukuran 5x10m, Ruang rapat Ukuran 4x4m, gudang ukuran 6 x 10
m, barak pekerja ukuran 3x10m (2 Lantai), rumah genset, serta Toilet.
Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi,
gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat
pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.
Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai
sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja. Barak kerja dibuat untuk
tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlangsung. Contoh
Gambar Barak Pekerja Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk
tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari
bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik
sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang
merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari
permukaan tanah. Gambar Gudang Material Letak direksi keet dibuat pada
tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses bongkar
muat material yang akan digunakan.
2.1.4. Pembuatan jalan kerja proyek
Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas
kendaraan yang masuk ke dalam lokasi proyek, sehingga pengangukatan
material dapat berjalan lancar. Jalan tersebut terbuat dari material
timbunan tanah yang dipadatkan. Jika cuaca panas dan permukaan jalan
kering maka dapat dilakukan pennyiraman dengan menggunakan water

9
tanker. Pekerjaan ini dilakukan beriringan dengan pekerjaan Direksi Keet.
Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap
orang dilokasi proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang
berada di dalam lokasi proyek harus selalu memakai alat pelindung diri
dan Senantiasi mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.

2.2. Pekerjaan Struktur


2.2.1. Pekerjaan galian tanah pondasi
Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai
dilakukan, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah
pondasi. Galian tanah pondasi diperlukan untuk perletakan pondasi plat. 
Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan
telah mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian
tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini
berfungi untuk memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-
lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana. Tanah hasil
galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena
tanah tersebut akan dipakai kembali. 
2.2.2. Pekerjaan lantai kerja
Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat
lantai kerja dengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran
beton diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai
kerja ini sekitar 5 cm, setelah lantai kerja mengeras barulah diatasnya
diletakkan pondasi Plat Setempat.
2.2.3. Pekerjaan urugan pasir
Permukaan tanah yang sudah digali di atasnya diberikan pasir urug,
kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir
ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan
menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga
mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja
dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.

10
2.2.4. Pekerjaan urugan tanah
Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah
mengeras. Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk
menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik
dengan cara manual atau menggunakan alat stamper. 
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai.
Bagian lantai yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah
urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang
didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis
hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi
teknis.
2.2.5. Pekerjaan pondasi
Dalam Proyek ini ada dua buah jenis pondasi yang digunakan yaitu
pondasi tiang pancang dan Pondasi Plat Setempat, yang mana metode
pelaksanaan kedua pondasi tersebut berbeda. Pondasi Plat Setempat
dipakai pada bangunan Pos Jaga, Pagar dan Bangunan Utama, sedangkan
Pondasi Tiang Pancang Digunakan pada Gudang, bangunan Utama dan
Pagar Luar. Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang yaitu :
A. Pondasi Tiang Pancang 
Tiang Pancang yang digunakan yaitu Tiang Pancang Beton dengan
ukuran 35x35 cm dan panjang sekitar 30 m. Tiang Pancang ini
merupakan barang pabrikan. Sekitar 1 minggu sebelum kegiatan
pemancangan dilakukan, tiang pancang telah dipesan. Pelaksanaan
pemancangan yaitu sebagai berikut :  
Melakukan pengukuran kembali dengan theodolit untuk
mendapatkan titik-titik yang akan dipancang dan sesuai dengan gambar
kerja.  Setelah didapatkan titik-titik yang akan dipancang, selanjutnya
diatur posisi atau kedudukan dari crane.  Setelah itu dilakukan
penyetelan tiang pancang agar tepat pada posisinya (Centre Line).  
2.2.6. Pekerjaan cor balok sloof
Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan

11
pile cap selesai dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama
dengan pelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan tulangan besi
dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah
campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama
dengan campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K-300. Campuran
beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job mix design dan nilai
slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan
pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.
2.2.7. Pekerjaan cor beton kolom
Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :
 Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi.
Besi yang digunakan sesuai gambar rencana. Besi ini dirakit dan dibentuk
sesuai dengan shop drawing.
 Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplek 9 mm yang
diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak
mudah roboh.
 Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan.
Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan
pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting,
posisi dan penempatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang
penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan
yang digunakan,posisi penempatan water stop. 
 Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat
berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil
sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam
spesifikasi.
 Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan
konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan
kontrol kualitas.
 Kegiatan pengecoran
 Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh

12
 Kegiatan Curing (perawatan)
 Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai
dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam
keadaan basah.
2.2.8. Pekerjaan cor beton balok dan ring balok
Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom,
hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu
dolken/ubar. Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting
agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger
tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran
balok atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai.
Dalam proyek ini tulangan yang digunakan yaitu besi Ø16 & Ø13 sebagai
tulangan utama dan besi Ø8 sebagai sengkang (begel).
2.2.9. Pekerjaan cor beton plat lantai
Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :
A. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran
posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as
bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah.
Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi
balok.
Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat
dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah
disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan
mengatur ketinggian perancah (Scaffolding). Proses pemasangan bekisting
ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.
B. Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah
bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai
dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti

13
dengan pembesian pelat lantai. Panjang penjangkaran dipasang 30xD
Tulangan Utama.

C. Leveling Pengecoran pelat lantai


Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak
terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu
leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5
yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini
ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi
siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.
D. Pekerjaan Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang
dilakukan pada pekerjaan kolom.
E. Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu
dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan
secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses
pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat
vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya
finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena
selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.
F. Pekerjaan curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan)
dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran. 

2.3 Pekerjaan Arsitektural


2.3.1. Pekerjaan dinding
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan
dinding dapat segera dimulai. Sebelum dinding dipasang, batu bata yang
digunakan terlebih dahulu direndam didalam air sebentar. Adapun
peralatan yang digunakan yaitu waterpass, sekop, ember, benang, sipatan,

14
pacul, dan cetok.
Langkah - langkah pengerjaan dinding bata ringan yaitu : 
 Sebelum dilakukan pemasangan pekerjaan dinding dilakukan
pengukuran bangunan (uitzet) serta letak-letak dinding bata yang
akan dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan gambar.
 Di dalam satu hari, pasangan batu tidak boleh lebih tinggi dari 2,5
meter dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi, untuk menghindari retak dinding di kemudian
hari.
 Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpas (horizontal) dengan
menggunakan benang dan tiap kali lantai diteliti kerataannya.
Pemasangan benang terhadap pasangan dibawahnya tidak boleh
lebih dari 30 cm.
 Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus terdapat
pengikatan yang sempurna.
 Untuk pasangan batu bata maupun beton ringan aerasi (hebel) tidak
dibenarkan menggunakan batu bata ataupun hebel pecahan separuh
panjang, kecuali sesuai dengan peraturannya (di sudut).
 Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang
secara zig-zag
 (berselang-seling dengan perbedaan separuh panjang).
 Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal (kalau ada),
maka pelaksanaan harus sesuai petunjuk / peraturan yang
disyaratkan (NI-3).
 Untuk dinding bata dan kolom harus diberi angkur 10mm tiap 1 m
tinggi sedangkan dinding hebel diberi besi strip lebar 1”, tebal 3
mm tiap 60 cm tinggi.
 Demikian juga setiap luas dinding 12 m2 harus diberi penguat
kolom praktis dan balok. Khusus untuk dinding ruang genset,
setiap luas dinding 6 m² diberi perkuatan kolom praktis dan balok.

15
Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90
derajat.
 Sebelum dimulai pemasangan hebel harus direndam lebih dahulu
di dalam air dan permukaan yang akan dipasang pun harus basah.
 Tebal siar pasangan batu hebel tidak boleh kurang dari 1 cm (10
mm) dan siarnya harus benar-benar terisi adukan.
 Gunakan alat roskam (trowel) bergigi yang sesuai dengan
ketebalan blok yang ditentukan pada gambar.
 Jaga kekentalan campuran, tutup sambungan antar blok yang tidak
merata dengan adukan Mortar agar tidak terlihat lobang-lobang
yang terdapat pada dinding, sebelum plesteran dipasang.
 Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang
dapat mengurangi efektifitas perekatan.
 Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata ataupun
batu hebel yang cacat atau tidak sempurna, maka wajib untuk
diganti Untuk pekerjaan rangka kayu / kusen, gunakan beton
ringan aerasi (hebel)
 Lintel pada ujung atas kusen, atau blok bata tipe Ublock dan diisi
oleh tulang ringan serta pasangan beton ringan.
 Rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat
melanjutkan pekerjaan pasangan.
 Rangka kayu/kusen, pemasangannya harus diperkuat dengan
angkur besi berbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kosen,
sedangkan ujung bengkoknya ditanamkan dalam pasangan
dinding/kolom praktis. Panjang angkur terpasang tidak lebih dari
22,50 cm.Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama
lainnya.
 Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam di
dalam dinding, maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang
cukup pada pasangan dinding sebelum diplester. Pahatan tersebut
setelah dipasangnya pipa/alat-alat, harus ditutup dengan adukan

16
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan
bersama-sama dengan plesteran seluruh dinding.
 Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus
dipasang kawat ayam yang di pakukan pada dinding hebel, untuk
menghindari keretakan dikemudian hari.
 Sesudah pasangan bata hebel selesai dikerjakan, dan sudah kering
baru pekerjaan
plesteran dimulai.
 Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan untuk
pasangan.
 Untuk pengakhiran sudut plesteran / dinding, hendaknya dibuat
dengan sudut tumpul.
 Untuk kolom dengan pipa-pipa air hujan, digunakan non shrink
concrete (beton non menyusut), bisa menggunakan Sika Grout 215
(new) adalah semengrouting siap pakai yang mempunyai
karakteristik tidak menyusut dengan waktu kerja yang sesuai untuk
temperatur lokal. dan dapat mengalir sangat baik.
2.3.2. Pekerjaan plesteran
Pekerjaan plesteran meliputi penyediaan bahan plesteran,
penyiapan dinding/bidang yang akan diplester, serta pelaksanaan
pekerjaan plesteran itu sendiri pada dinding-dinding yang akan
diselesaikan dengan cat, sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah
dan notasi penyelesaian dinding. Seluruh dinding pasangan bata baik yang
terlihat maupun tidak terlihat (pasangan batu bata biasa atau beton ringan
aerasi (hebel) di atas plafon dan dinding shaft) harus tetap diplester.
1. Bahan
a. Untuk plesteran dinding batu bata biasa :
 Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan C sesuai NI-8.
 Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus
dengan warna asli atau alami, sesuai NI-3 dan telah

17
mendapat persetujuan dari MK atau Perencana atau
Pemberi Tugas.
 Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut diatas harus
sesuai NI-3 pasal 10.
a. Untuk plesteran dinding hebel (blok beton ringan aerasi)
 Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan plesteran blok
beton ringan aerasi ini harus memenuhi standar khusus /
mutu internasional (minimal telah lulus DIN 18555).
 Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus
dengan warna asli atau alami, sesuai NI-3 dan telah
mendapat persetujuan dari MK atau Perencana atau
Pemberi Tugas.
 Air untuk mengaduk bahan tersebut harus sesuai NI-3 pasal
10.
2. Jenis Pekerjaan
Jenis-jenis plesteran yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Plesteran kedap air (1 PC : 3 Psr) digunakan untuk menutup
dinding-dinding kedap air (untuk pasangan batu bata biasa).
Sedangkan untuk pasangan blok beton aerasi (hebel) menggunakan
adukan PM 410.
b. Plesteran dinding-dinding sisi luar bangunan yang tidak terlindung
dipakai plesteran 1 PC : 3 Psr.
c. Plesteran beton (1 PC : 3 Psr), digunakan untuk menutup dinding-
dinding beton.
d. Plesteran biasa (1 PC : 5 Psr), digunakan untuk menutup seluruh
permukaan dinding selain dinding kedap air, dinding sisi luar atau
dinding beton untuk pasangan batu bata biasa.
e. Plesteran biasa untuk dinding blok beton aerasi selain daerah basah
digunakan PM 200, setelah setelah itu dilakukan pengacian dengan
menggunakan PM 300, kecuali jika ditentukan lain dalam gambar.

18
f. Plesteran sudut (1 PC : 3 Psr), digunakan untuk membuat
pengakhiran sudut dari bidang-bidang plesteran.
3. Persiapan Dinding yang akan diplester
a. Uraian Persiapan :
 Semua siar di permukaan dinding batu bata biasa maupun
blok beton aerasi (hebel) dikerok sedalam + 1 cm agar
bahan plesteran dapat lebih merekat.
 Permukaan bidang yang akan diplester harus dibersihkan
dan disiram air sebelum bahan plester dimulai (permukaan
dinding harus basah pada waktu diplester).
 Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya
selama seminggu sejak penempelan plesterannya (dengan
jalan menyiramnya dengan air).
 Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang
beton itu harus dikasarkan terlebih dahulu sebelum
pekerjaan plesteran dimulai.
4. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran
Pelaksanaan pekerjaan plesteran antara lain harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Adukan Plesteran
Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau
dengan tangan sesuai persyaratan MK/Perencana/Pemberi Tugas.
Apabila dipandang perlu dan sesuai dengan rencana, Kontraktor
diperkenankan menggunakan bahan-bahan kimia sebagai
campuran. Hanya semen yang baik yang boleh dipergunakan.
b. Contoh-contoh
 Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran
dari setiap macam pekerjaan plesteran sesuai dengan yang
diminta, sehingga jenis atau macam pekerjaan tersebut
dapat diterima oleh perencana atau pemberi tugas dan

19
seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama dengan
contoh yang dibuat.
 Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya
diadakan pemeriksaan secara silang oleh pelaksana dengan
menggunakan garis panjang yang digerakkan secara
vertikal dan horizontal (silang) dan atau dengan alat bantu
lainnya. Tebal plesteran harus diukur supaya mendapatkan
ketebalan yang sama pada kedua muka dinding dan hasil
akhir dari dinding tembok setelah diplester adalah 15 cm
kecuali ditentukan lain. Setelah itu baru diadakan
pengacian.
c. Sudut-sudut Plesteran
Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus
dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku.
d. Perbaikan Bidang Plesteran
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak
rata) harus diperbaiki secara sempurna. Bagian-bagian yang akan
diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur (dibuat bobokan yang
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan
sekitarnya.
e. Naad Plesteran
 Naad-naad harus dibuat sesuai dengan gambar rencana.
 Besarnya naad akan ditentukan kemudian.
 Pembuatan naad harus lurus dan rata baik horizontal
maupun vertikal, dan kedalamannya harus sama.
 Pembuatan naad harus menggunakan list kayu (sesuai
ukuran naad) dan benang untuk mengukur kelurusan
horizontal/vertikal agar rapi.
2.3.3. Pekerjaan Lantai 
Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi
pekerjaan cor lantai, pekerjaan Plint Keramik, Pekerjaan Pemasangan

20
keramik lantai, pekerjaan pemasangan keramik dinding kamar mandi, dan
pekerjaan keramik Homogenius. Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai
yaitu :
a. Umum
1. Pembuatan Layout / pola harus digelar untuk memungkinkan
pengaturan ubin dengan pemotongan yang minimum. Ukuran-
ukuran harus dikontrol untuk menghindari pengaturan lebih kecil
dari setengah (1/2) ukuran ubin.
2. Penempatan ubin : ubin-ubin harus dipasang sesuai gambar untuk
semua lantai dan area dinding, permukaan harus lurus dan rata
terhadap garis acuan yang diinginkan. Naad/siar-siar harus saling
tegak lurus.
3. Penempatan ubin harus sedapat mungkin mengurangi pemotongan
ke arah pasangan terbaik. Perubahan fractional dalam ukuran-
ukuran tanpa mengganggu kesatuan hubungan lebar masih
diijinkan., Bila dibutuhkan, ubin dipotong dengan peralatan yang
sesuai dan permukaan harus dihaluskan. Ubin yang rusak dan jelek
harus diganti.
4. Jangan memulai pekerjaan bila pekerjaan-pekerjaan lain masih
lalu-lalang di dalam area pemasangan.
b. Ubin Keramik / homogenous tile untuk lantai
1. Meratakan permukaan yang kasar dan tidak rata dengan peralatan
plesteran.
2. Dengan hati-hati tempatkan ubin dengan benar dan rata sesuai
dengan yang diinginkan.
3. Dimana floor drain terjadi /ada, miringkan lantai untuk
mendapatkan drainage yang baik.
c. Ubin keramik / homogenous tile Dinding
1. Bersihkan debu-debu dan partikel-partikel lain, bersihkan dengan
sikat dan air bersih.
2. Ratakan dengan lapisan plesteran.

21
3. Tekanlah ke permukaan yang cukup dengan peralatan untuk plester
menempel pada dinding.
4. Finishing permukaan plester harus lurus dan benar untuk
menghasilkan kerataan pada jarak tertentu dan memudahkan
pemasangan ubin.
d. Adukan PC +pasir / Tile adhesive Mortar
1. Terapkan adukan dengan tekanan ke seluruh area yang tidak lebih
dari pada permukaan yang dapat ditutup oleh ubin dimana adukan
masih plastis.
2. Terapkan dengan rata tanpa berlubang.
3. Sisirlah / ratakan adukan tanpa menimbulkan lubang dalam 10
menit sebelum ubin dipasang.
4. Tebal bantalan adukan adalah sekitar 10 mm sampai 15 mm.
5. Rendam ubin yang akan dipasang agar ubin jenuh.
6. Tekan ubin dengan secukupnya pada adukan yang masih plastis.
7. Ratakan ke arah permukaan yang benar.
8. Tekan dan ketok ubin untuk mendapatkan minimum 80%
permukaan adukan tertutup pada setiap unit ubin tersebut.
9. Aturlah ubin sebelum pemasangan sehingga bagian sudut setiap
ubin rata dengan bagian sudut ubin di sebelahnya.
10. Berilah adukan tambahan bila masih kurang rata, pengisian dengan
semen murni tidak diijinkan.
e. Grout
1. Penuhi naad dengan maksimum grout.
2. Sebelum grout diberi, goreslah naad-naad tersebut.
3. Isi naad/siar dengan grouting dan ratakan.
4. Grouting harus memiliki kesamaan warna, rata, tanpa berlubang,
dan sebagainya.
5. Grouting : AM 50, PM 810 atau setara
2.3.4. Pekerjaan kusen pintu dan jendela

22
Meliputi penyediaan kusen-kusen, pintu-pintu/jendela aluminium
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi ini, aksesori yang
diperlukan untuk pemasangan dan kelengkapannya, penyimpanan dan
perawatan, serta pembangunannya sesuai yang telah ditunjukkan dalam
gambar. Bagian ini menjelaskan “Commercial Quality” kusen dan pintu-
pintu aluminium untuk pintu dan bukaan-bukaan yang berhubungan,
termasuk aluminium panels dan louvres pada pintu-pintu dan frame
tersebut.
Bagian yang terkait :
 Pekerjaan Pasangan Dinding
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci.

1. Persiapan
a. Sebelum fabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua
dimensi-dimensi dan kondisi project untuk menghindari informasi
yang terlambat.
b. Kontraktor harus mereview gambar-gambar dan kondisi lapangan
dengan cermat, ukuran-ukuran dan lubang-lubang, persiapan mockup
sambungan detail dan profil aluminium yang berhubungan langsung
dengan material-material struktural lain.
c. Proses fabrikasi harus diutamakan disiapkan sebelum mulai
pelaksanaan, dengan mempersiapkan shop drawings yang
menunjukkan lay-out,lokasi,merk,kualitas bentuk dan dimensi sesuai
yang diarahkan oleh MK dan Pemberi Tugas.
d. Semua frame-frame untuk partisi, jendela-jendela dan pintu-pintu
harus secara akurat di fabrikasi untuk mengepaskan dengan
pengukuran site.
2. Fabrication / Assembly
a. Shop Assembly
Dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site proyek. Bila

23
tidak merupakan shop assembly, lakukan pra-pengepasan di shop
untuk memastikan assembly lapangan yang baik dan tepat guna.
b. Sambungan-sambungan / Joints
Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekspose match
untuk memberikan garis dan design yang kontinyu. Pakailah
perlengkapan mesin untuk mengepaskan frame dengan kaku
bersama-sama pada titik-titik joints contact dengan hairline joints,
waterproof joints dari belakang dengan sealant.
3. Pemasangan
a. Erection Tolerances :
 Batas perbedaan tegak dan level :
- 3 mm dalam 3 m, secara vertikal(V)
- 3 mm dalam 6 m secara horizontal (H)
 Batas-batas perbedaan dari lokasi secara teoritis: 6 mm untuk
setiap memberi pada setiap lokasi.
 Batasan perimbangan secara teoritis pada akhir-ke-akhir dan
akhir-ke-tepi sejajar dari permukaan rata tidak lebih dari 50
mm terpisah atau out-of-flush dengan lebih dari 6 m.
b. Set unit-unit dengan tegak, level dan garis yang benar, tanpa
terkelupas atau merusak frame.
c. Pasanglah anchor dengan kuat pada tempatnya, memungkinkan untuk
pergerakan, termasuk ekspansi dan kontraksi.
d. Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan,
termasuk metal-metal yang berhubungan dengan pasangan atau
permukaan beton, dengan cat bituminous atau preformed separators
untuk menghindari kontak dan korosi.
e. Set sill members pada bantalan sealant. Set member-member lain
dengan internal sealant dan baffles untuk memberi konstruksi yang
weathertight.
f. Pasanglah pintu-pintu dan hardware sesuai dengan instruksi tertulis
dari manufaktur.

24
g. Potongan aluminium profil harus dibuat dengan dasar yang baik untuk
menghindari , tergores atau rusak pada permukaannya; dan harus
dijauhkan dari material-material baja/besi untuk menghindari debu-
debu besi menempel pada permukaan aluminium.
h. Pengelasan diijinkan hanya dari bagian dalam, menggunakan non
activated gas (argon) dan tidak boleh diekspos.
i. Buatlah match joints members dengan sekrup yang cocok, rivets, las;
untuk mendapatkan bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai
yang terlihat dalam gambar.
j. Peralatan anchor untuk aluminium frame haruslah dengan hot dip
galvanized steel tebal 2-3 mm di set pada interval 60 mm.
k. Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain,
concealed type. Paskan frame bersama-sama pada titik-titik contact
joints dengan hairline joints,waterproof joints dari bagian belakang
dengan sealant untuk menahan (watertight) 1000 kg/cm².
l. Aluminium frame harus disiapkan untuk mengantisipasi modifikasi-
modifikasi berikut :
1. Perubahan Fixed-window
2. Propel window, rotate window, etc.
3. Pintu-pintu kaca frameless
4. Movable partisi tanpa kerusakan pada lantai dan ceiling
5. Sediakan dengan aksesori-aksesori penunjang untuk tujuan-
tujuan diatas.
m. Paskan hardware dan material-material reinforcing pada metal lain
yang berhubungan langsung dengan aluminium frame dan hubungan
harus dengan chromium coat pada permukaannya untuk menghindari
kontak korosif.
n. Toleransi pemasangan (erection) untuk aluminium frame pada sisi
dinding 10-15 mm harus diisi dengan grouting.

25
o. Sebelum pemasangan aluminium frame, khususnya pada propel
window, upper dan lower window, sill harus di check level dan
waterpass pada bukaan-bukaan dinding.
p. Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya
pada ruang dengan AC, harus disediakan synthetic rubber atau
synthetic resin untuk swing door dan double door.
q. Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus di set dengan sealant untuk
membuatnya soundproof dan watertight.
r. Lower sill pada frame aluminium exterior harus diberi flashing untuk
menahan air hujan.
4. Adjusting
Tes fungsi operasi pintu-pintu setelah operasi penutupan daun
pintu, latching speeds dan hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi
manufaktur untuk memastikan operasi daun pintu yang halus (smooth).
5. Protection
a. Semua aluminium harus dilindungi dengan tipe-tipe proteksi atau
material-material lain yang disetujui oleh Owner saat diserahkan ke
lapangan.
b. Protective material tersebut hanya boleh dibuka bila diperlukan pada
saat protective material akan dipakai pada aluminium.
c. Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc
chromate primer (transparent varnish) pada saat plesteran akan
dilaksanakan. Bagian-bagian lain harus tetap dilindungi dengan
lacquer film sampai seluruh pekerjaan selesai.
2.3.5. Pekerjaan plafond
Dalam proyek ini plafon yang digunakan ada dua jenis yaitu
plafond gypsum dan plafon beton ekspose. Plafon gypsum digunakan pada
bangunan Pos jaga, Gedung kantor, dan storage. Dimana rangka plafond
menggunakan rangka besi hollow. Sedangkan untuk plafond beton
ekspose digunakan pada bangunan Mekanikal & Elektrikal.
Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu :

26
 Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar
kerja (Shop Drawing).
 Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan
pemasangan rangka atap baja ringan.
 Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku
terlebih dahulu.
 Pasang alat bantu (Scaffolding), jika bisa scaffolding yang
digunakan memiliki  roda supaya tidak merusak keramik.
 Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.
 Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.
Sedangkan untuk plafond beton ekspose, dilakukan oleh orang
yang mengerti akan pekerjaan tersebut. Pekerjaan ini bertujuan
mempercantik tampilan dari beton , dengan menggunakan bahan semen
portland dan pasir pasang.
Sebagai perbandingan secara langsung dalam pemasangan plafond
pada RS Keluarga Sehat III Semarang dilakukan dengan step yaitu yang
pertama menentukan elevasi plafond, kemudian tarik garis bantu pada
semua bidang yang akan dipasang, kemudian tentukan wall angle (bentuk
siku) ruangan, lalu pasang rangka utama dengan jarak 120 cm, terakhir
dengan jarak 60 cm (1 blok plafond) dipasang penggantung.  Plafond yang
digunakan pada RS Keluarga Sehat III Semarang adalah jenis plaafond
knauf karena permintaan sendiri dari owner. Semua ruangan menggunakan
jenis plafond knauf tetapi dari owner ada permintaan perbedaan
dibeberapa ruangan, misalnya pada toilet sama-sama menggunakan
plafond jenis knauf tetapi water resist, untuk area outdoor menggunakan
GRC Kalsiboard. Pada pemasangan plafond tidak memerlukan perawatan
khusus dan untuk lama pemasangan atau target dalam sehari adalah bisa
menyelesaikan satu ruangan. Adapun kesalahan yang biasa terjadi dalam
pemasangan plafond di proyek RS Keluarga Sehat III Semarang yaitu
adanya kesalahan pengukuran elevasi untuk plafond, salah pemilihan jenis
bahan, dll. Untuk kesalahan elevasi dapat diatasi dengan membongkar

27
kembali rangka yang sudah dipasang.
2.3.6. Pekerjaan pengecatan
Pada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan
pekerjaan pengecatan dengan cat air dengan terlebih dahulu membersihkan
permukaan dari kotoran-kotoran, dinding-dinding diratakan/dihaluskan
dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air dilakukan pengecatan dengan
cat dasar.
Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : piri-piri, lisplank, Kusen
kayu dan Pintu panel dilakukan pengecatan dengan cat minyak, sebelum
dicat permukaan bahan -bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu
diberi alkali kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat
dengan cat minyak.
Untuk bahan-bahan dari Besi seperti : railing tangga, penutup besi,
pagar, dan lain sebagainya.sebelum dicat permukaan bahan-bahan tersebut
dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi minyak cat kemudian dicat dengan
cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak.Jenis, mutu dan
bahan cat serta pengerjaan pengecatan disesuaikan dengan spesifikasi
teknis dan gambar-gambar rencana.
2.3.7. Pekerjaan sanitasi air
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan
pipa air bersih dan air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air,
Floor Drain,Kloset, dan lain sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan
persetujuan pemilik dan dilihat oleh konsultan pengawas.

2.4 Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal


Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan contoh-
contoh material, tipe dan juga merek yang akan digunakan untuk mendapatkan
persetujuan. Pengadaan material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar
lokasi terdekat dengan area pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan
kerusakan material menyebabkan benturan perangkat keras, sedangkan
material lain disimpan di gudang tertutup. Teknis pelaksanaan pekerjaan ini

28
sesuai dengan gambar desain, RKS dan spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal
dan mekanikal.
Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan mekanikal sesuai dengan
perencanaan dan membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan
oleh orang yang berkompeten di bidangnya. Untuk pekerjaan instalasi listrik,
telepon, ducting, dan fire alarm dilakukan sebelum plesteran dan dinding dan
pemasangan plafond. Instalasi Stop Kontak dan Saklar-Saklar dipasang pada
dinding dengan rapi sesuai penempatannya pada gambar-gambar rencana,
setelah semua instalasi titik api dan instalasi stop kontak dan saklar terpasang
barulah diberi lampu-lampu sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-
gambar rencana.
a. Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah Metode
Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
2. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan
elektrikal arus kuat dan arus lemah.
3. Approval material yang akan digunakan.
4. Persiapan lahan kerja.
5. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material
kerja dan alat bantu kerja disiapkan.
b. Pemasangan sparing kabel
Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk
menghindari bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar
lantai.
c. Pemasangan instalasi kabel
1. Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan
pipa conduit, dimana pipa tersebut harus ditanam dulu pada
dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak mudah
bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam
diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.

29
2. Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan
menggunakan pipa pelindung conduit yang diberi perkuatan
kolom dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
d. Pemasangan panel
1. Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan,
rata dan tidak miring.
2. Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda
sesuai dengan kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet
supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari
debu/kotoran.
3. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu
kabel dalam panel.
4. Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram
instalasinya termasuk daya cadangan yang sudah
direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada
perbaikan instalasi.
e. Pemasangan fitting dan armature Fitting dan armature dipasang
setelah kabel di test ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
f. Pemasangan saklar dan stop kontak
1. Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata,
jangan lupa gunakan cutter.
2. Pasang conduit dan inbow dos.
3. Tunggu sampai plester dinding akhir.
4. Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
5. Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
g. Testing dan commissioning Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan
grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24 jam.

30
h. Pekerjaan Pemipaan Instalasi Air Bersih & Air Kotor Metode
Pelaksanaan Pekerjaan Pemipaan Instalasi Air Bersih & Air Kotor,
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan
pemipaan instalasi air bersih dan air kotor.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material
kerja dan alat bantu kerja disiapkan
i. Pekerjaan pemasangan pompa dan tangki air
1. Pemasangan package booster pump (paralel 3 pompa),
kapasitas 120 ltr/mnt berikut accesoriesnya.
2. Pemasangan roof tank modular sistem bahan FRP, kapasitas
efektif 8 m3 berikut accesoriesnya.
j. Pekerjaan instalasi plumbing air bersih
1. Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
2. Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja)
beserta gate valve, fitting dan accessories lainnya sesuai
dengan tanda yang sudah dibuat.
3. Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka
kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak
mudah pecah.
4. Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus
dibersihkan dengan amplas supaya sambungan dapat lengket
dengan kuat.
5. Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi
socket drat luar dan diberi lapisan seal tape baru
disambungkan ke alat sanitair.
k. Pekerjaan instalasi plumbing air kotor, air bekas dan vent

31
1. Pipa air kotor menggunakan pipa PVC kelas AW yang tahan
terhadap tekanan 10 bar, penyambungan pipa menggunakan
lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor.
2. Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
3. Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja)
beserta gate valve, fitting dan accessories lainnya sesuai
dengan tanda yang sudah dibuat.
4. Pasangan clean out dan aksesoris lainnya.
5. Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton
menggunakan besi siku dan pipa diikat pada besi siku supaya
tidak bergerak saat menerima beban air.
6. Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada
saat dinding belum diplester + aci.
7. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak
bergerak saat menerima beban air.
8. Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka
kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak
mudah pecah.
9. Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus
dibersihkan dengan amplas supaya sambungan dapat lengket
dengan kuat.
10. Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup
kuat agar sambungan tidak kendor akibat beban air hujan
yang dapat menyebabkan kebocoran.
11. Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat. 
12. Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
13. Buat sumur resapan dan bak kontrol.
l. Testing dan commissioning
1. Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di
test dulu dengan menggunakan tekanan hidrostatis sebesar 5

32
– 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu tidak boleh ada
penurunan tanah.
2. Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa
dibersihkan dahulu (flushing) dari kotoran yang mungkin
masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui
lubang clean out. 
3. Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test
intern yang dimaksudkan apabila ada kegagalan fungsi dari
instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera
ditanggulangi/diperbaiki.
4. Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang
terpasang.

2.5 Pekerjaan pengadaan dan pemasangan lift


Metode pelaksanaan untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan unit
Lift:
a. Pekerjaan persiapan 
Pelaksanaan persiapan pekerjaan pengadaan dan pemasangan Lift
meliputi
1. Klasifikasi final Specifikasi Teknis unit Lift
2. Membuat Shop Drawing untuk disetujui oleh pihak terkait
sebagai gambar pelaksanaan.
3. Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan.
4. Monitoring Lapangan.
a. Pabrikasi
Pelaksanan pekerjaan pabrikasi, dapat dilaksanakan setelah Final
Specifikasi Teknis dan Shop Drawing disetujui bersama.
a. Shipment
Pengiriman (pengapalan) dilaksanakan setelah seluruh
kelengkapan unit Lift selesai diproduksi, dan diperkirakan 1 (satu)
minggu setelah tiba di pelabuhan Tanjung Priok unit tersebut akan

33
sampai di lokasi proyek
a. Unit on site
Pengiriman unit dari pelabuhan Tanjung Priok ke lokasi proyek,
sesuai kondisi lapangan dengan menggunakan Truk Kontainer.
Untuk kelancaran pekerjaan tersebut diatas, ada beberapa hal yang
harus dipersiapkan oleh pihak lain ( MK ) antara lain :
 Pengadaan lokasi penempatan unit on site.
 Pengadaan jalan masuk ke lokasi penempatan untuk akses
Truk Kontainer dan Forklift
Pekerjaan pemasangan unit lift dimulai setelah : 
1. Hoistway Lift ( termasuk ruang mesin ) telah selesai
pengerjaannya 
2. Unit Lift dan sudah masuk ke lokasi proyek.
Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh kontraktor
sipil dalam pembuatan Hoistway Lift antara lain : 
1. Ukuran bersih Hoistway Lift dan ketegak lurusannya.
2. Kedalaman pit Lift . Tempat dudukan beam mesin Lift /
dudukan (reaction force).
3. Hoisting hook untuk pengangkatan mesin lift.
4. Ketinggian overhead dan ruang mesin Lift.
5. Ring balok (kelipatan 2,5 M ) untuk pemasangan bracket
Main dan CWT Rail Lift.
6. Tinggi dan lebar bersih kolom / balok praktis untuk
pemegang jamb ( kusen ) pintu Lift pada setiap lantai.
7. Lubang sparing untuk Hall Button, Indicator dan Fireman
Switch. Ukuran / dimensi dari hal tersebut diatas telah
tercantum dalam Shop Drawing Lift
Tahapan pekerjaan pemasangan lift
1. Pemasangan Steger Bambu adalah pemasangan perancang bambu
guna pemasangan komponen lift yang akan dipasang di area

34
hoistway lift dan dapat dilaksanakan setelah seluruh hoistway lift
selesai dikerjakan.
2. Plumb / Centering adalah pelaksanaan pekerjaan untuk
menentukan as pintu seluruh lantai dan maju mundurnya posisi lift
serta titik as seluruh pemasangan komponen lift yang akan
dipasang didalam hoistway lift.
3. Pemasangan Bracket Main dan CW rail adalah pemasangan
bracket pengikat/kedudukan rel yang terdiri dari dua bagian
pekerjaan :
 Pemasangan dynabolt untuk mengikat bracket (bila ring
balok dibuat dari bahan beton).
 Pengelasan bracket dudukan rel terhadap bracket yang telah
dipasang pada ring balok pada setiap jarak 2,5 meter dan
apabila ring balok terbuat dari baja maka langsung dilas ke
ring balok baja tersebut.
b. Pemasangan Main dan CW rail adalah Penyusunan rel peluncur car
lift dan beban (CounterWeight) mulai dari bawah yang kemudian
dilakukan pengecekan untuk mencari ketegakan rel tersebut satu
persatu dengan acuan kawat plumb yang telah disiapkan.
c. Periksa QC
Pengecekan oleh Team QC dari Kantor pusat mengenai pemasangan
Rail dengan menggunakan form - form dari kantor pusat.
d. Pengangkatan Mesin, Panel Kontrol Lift adalah Pemindahan mesin
lift dari lantai penempatan sementara ke ruang mesin lift dengan
menggunakan alat pengangkat chain block melalui lubang hoistway
lift. Bisa juga diangkat dengan menggunakan bantuan alat Tower
Crane.
e. Pemasangan Sill, Jamb dan Header adalah pemasangan komponen
lift di daerah pintu lift. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan setelah as
pintu lift ditentukan dan garis pinjam finishing lantai (elevasi)
tersedia di daerah sekitar pintu lift.

35
f. Setting Mesin adalah proses pengesetan mesin lift dan panel lift di ruang
mesin dengan melakukan pengecatan as pulley mesin terhadap as car lift
dan as counterweight.
g. Assembling Sangkar adalah pelaksanaan perakitan car lift, biasanya
dilaksanakan di lantai dasar.
h. Roping adalah Pelaksanaan pemasangan wire rope (seling) yang
menghubungkan antara car dan counterweight.
i. Pemasangan Door dan Setting adalah Pemasangan pintu (Hall Door) pada
setiap lantai dan dilaksanakan mulai dari lantai atas.
j. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan setelah penutupan celah di daerah sekitar
pintu (sill, jamb & pocket) lift selesai dikerjakan.
k. Wiring dan Koneksi Kabel adalah Pelaksanaan penyambungan kabel-kabel
lift yang akan dipasang di daerah hoistway lift, car lift dan ruang mesin
dan penurunan kabel kabel tail core serta pembuatan jalur kabel / tray di
ruang mesin untuk koneksi dari panel ke mesin.
l. Slow Speed Test adalah Pelaksanaan Pengetesan untuk menjalankan lift
secara manual dan diteruskan dengan setting mekanik yang diperlukan
(terutama daerah pintu) dengan melakukan terlebih dahulu pembongkaran
steger bambu.
m. High Speed Test adalah Pelaksanaan Pengetesan fungsi seluruh sistem
operasional lift secara otomatis.
n. Reksa Uji adalah proses pengajuan dan pemeriksaan kelayakan lift oleh
pihak depnaker sebelum lift dioperasikan.
o. ST 1 adalah proses penyerahan unit pertama ke pihak kedua sebagai syarat
bahwa unit telah terpasang dengan baik
p. Free Maintenance adalah Service rutin unit sesuai dengan bunyi yang
tercantum dalam kontrak yang telah disepakati bersama.

2.6 Pekerjaan Atap


Dalam proyek ini ada bangunan rumah sakit yang memakai rangka atap
yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan

36
kolom–kolom selesai dikerjakan, rangka atap dipasang sedemikian rupa
sehingga kokoh dan rapi, agar atap penutupnya dapat dipasang dengan baik
dan sempurna, dimensi rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dan gambar rencana. Atap penutup terdiri dari atap genteng
metal zincalume tebal 0,35 mm dan atap spandek, setelah itu dipasang juga
nok atas genteng dengan bahan yang sama dengan atap penutup, kemudian
talang jurai dari genteng metal juga dipasang, ukuran dimensi disesuaikan
dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana. Pada proyek ini juga digunakan
canopy atap grill aluminium dan canopy kaca mika, dimana pemasangan
material tersebut dilakukan oleh orang yang berpengalaman dalam
mengerjakannya.

2.7 Pekerjaan Sarana Luar Bangunan


Pekerjaan sarana luar yang dilakukan meliputi  pekerjaan taman,
pembuatan jalan lingkungan, pembuatan saluran drainase lingkungan kantor,
serta pembuatan pagar keliling. Pekerjaan ini dibagi ke beberapa kelompok
dalam pengerjaannya sehingga didapat hasil yang baik.
2.7.1. Pekerjaan saluran drainase
Saluran drainase terbuat dari beton berbentuk U. Pada awalnya
tanah digali dengan kedalam yang sesuai spesifikasi. Kemudian diberikan
urugan pasir dan dipadatkan setiap lapisnya. Lantai kerja diletakkan diatas
urugan pasir dengan mutu beton K-175. Saluran beton U ditch diletakkan
diatas lantai kerja, jika panjang saluran tidak cukup maka disambung
dengan menggunakan campuran semen dan pasir. Bagian atas saluran
diberikan Grill penutup dari besi untuk mengurangi resiko orang
atau sesuatu jatuh ke dalamnya. 
2.7.2. Pembuatan jalan lingkungan
Ada tiga jenis perkerasan yang digunakan untuk pembuatan jalan di
sekitar lingkungan kantor yaitu Perkerasan jalan lentur, perkerasan beton,
dan perkerasan dengan menggunakan conblock. Dalam pelaksanaannya
pada mulanya tanah diratakan dan dipadatkan. Jika belum didapatkan

37
kepadatan tanah yang diinginkan maka tanah urug didatangkan dari luar
dan kembali diratakan, dipadatkan dan mulai dibentuk permukaan badan
jalan.
Untuk perkerasan lentur setelah tanah dipadatkan, material base lalu
dihamparkan dan dipadatkan sampai didapatkan kepadatan dan ketebalan
yang sesuai spesifikasi. Pasir urug didatangkan dan dipadatkan diatas
lapisan permukaan base. Setelah padat permukaan lapisan tersebut disiram
dengan campuran aspal dan kerosin dengan perbandingan 70:30 (Tack
Coat). Campuran hotmix pun dapat langsung dihamparkan di atas
permukaan badan jalan yang sudah diberi lapisan tack Coat kemudian
dipadatkan. Dalam pekerjaan ini Penghamparan material menggunakan
alat Motor Grader, penghamparan aspal menggunakan asphalt sprayer,
pemadatan material menggunakan alat tandem roller, dan alat-alat bantu
lainnya. Sebelum tulangan diletakkan permukaan tanah diberikan beton
tahu (Beton Decking) untuk menjaga posisi tulangan tepat di tengah dan
memperoleh tebal selimut beton yang sesuai dengan spesifikasi. Setelah
bekisting dan tulangan terpasang, campuran beton dapat dituangkan, dan
dipadatkan menggunakan vibrator. Sehari setelah beton mengeras perlu
dilakukan perawatan terhadap beton dengan cara ditutupi dengan goni
basah atau disirami air.
Untuk Perkerasan dengan Conblok, setelah tanah dipadatkan,
conblock disusun dengan rapi diatas permukaan tanah. Penyusunan harus
memperhatikan sudut-sudut dari pertemuan conblock, agar saling bertemu.
Urugan pasir diletakkan diatas conblock, kemudian diratakan sehingga
mengisi setiap bagian yang kosong dari pertemuan sisi-sisi conblock.
2.7.3. Pembuatan pagar keliling
Pagar keliling menggunakan pondasi strauss pile dan plat setempat.
Proses pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan bangunan
struktur lainnya. Dimulai dari pembuatan pondasi, dilanjutkan dengan
pembuatan balok sloof dan kolom serta balok. Setelah struktur selesai,
maka pekerjaan dinding pagar dapat dilakukan.

38
2.7.4. Pembuatan taman (landscape)
Landscape dalam proyek ini meliputi pembuatan landscape pada
median jalan dan taman di sekitar lingkungan gedung kantor. Penanaman
pohon dilakukan pada titik yang telah ditentukan dengan jenis yang sesuai
dengan spesifikasi dan gambar. Pada bagian tengah jalan dipasang kanstin
dan dibuat penghijauan untuk mengisinya. Dihiasi dengan tanaman-
tanaman kecil dan beberapa pohon. Disekitar area gedung juga diletakkan
beberapa jenis tanaman dalam pot sehingga memberikan efek sejuk pada
setiap orang. 

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa untuk optimalisasi kinerja pekerjaan konstruksi,
dengan tujuan mencapai hasil kerja yang efektif dan efisien di segala bidang,
harus sudah dimulai sejak pekerjaan persiapan, salah satunya adalah
perencanaan tata letak fasilitas dan sarana proyek (siteplan/siteinstallation).
Dari hasil analisa tata letak fasilitas dan sarana (siteplan/siteinstallation)
dari pekerjaan proyek diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah proyek
secara umum terdapat fasilitas dan sarana proyek sebagai berikut :
1. Pintu Masuk dan Keluar Proyek
2. Jalan Kerja Kendaraan di dalam Proyek
3. Direksi Keet
4. Base Camp Staf Proyek dan Barak Pekerja
5. Gudang Material dan Peralatan
6. Los Kerja Besi dan Kayu
7. Tower Crane, Passenger Hoist dan Lift Bahan

39
8. Disposal Area
9. Rumah Genset dan Tangki Air
10. Pos Jaga dan Pagar Kerja
11. Pembuatan taman (landscape)
Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan disesuaikan
dengan desain site plan / site installation yang akan dikerjakan, diharapkan
penempatan fasilitas dan sarana proyek nantinya akan dapat berfungsi secara
optimal sesuai dengan perencanaan, sehingga dapat menghindari terjadinya
keterlambatan waktu pelaksanaan dan bertambahnya anggaran biaya proyek.
Namun demikian, yang tetap harus dipertimbangkan dalam merencanakan
tata letak fasilitas dan sarana proyek adalah bahwa seluruh fasilitas dan sarana
proyek yang akan dibangun tersebut adalah bersifat sementara dan nantinya
akan dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai. 
Perbandingan metode pelaksanaan proyek yang diterapkan langsung pada
pembangunan RS Keluarga Sehat III dengan teori yang diajarkan dalam mata
kuliah terutama pada pekerjaan arsitektur pemasangan plafond tidak jauh
berbeda, untuk stepnya yaitu yang pertama menentukan elevasi plafond,
kemudian tarik garis bantu pada semua bidang yang akan dipasang, kemudian
tentukan wall angle (bentuk siku) ruangan, lalu pasang rangka utama dengan
jarak 120 cm, terakhir dengan jarak 60 cm (1 blok plafond) dipasang
penggantung. 

3.2 Saran
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, secara umum penulis
memberikan saran tentang hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
tata letak fasilitas dan sarana proyek yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, antara lain :
1. Bagaimanapun kondisi proyek, sebisa mungkin kontraktor harus
mampu menata seluruh fasilitas dan sarana secara tepat sehingga
kinerja pelaksanaan proyek dapat berlangsung efektif dan efisien.

40
2. Menempatkan semua fasilitas proyek pada lahan tak terpakai,
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan proyek.
3. Menempatkan semua sarana proyek pada posisi yang strategis,
agar dapat menjangkau seluruh area kerja yang diperlukan dan
dapat mendukung metode pekerjaan konstruksi yang telah dipilih.
4. Karena sifatnya yang sementara, maka sebisa mungkin bangunan
fasilitas proyek dibangun dengan konstruksi yang semurah
mungkin dan dapat digunakan berulang kali untuk berbagai
proyek.
5. Dalam pembuatan dan penempatan seluruh fasilitas dan sarana
proyek harus memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan
penggunanya.

DAFTAR PUSTAKA

Mardinis. (2011, November 21). Metode pelaksanaan konstruksi. pp. 1-12.

Istimawan Dipohusodo , 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi jilid 1 dan jilid
2, Kanisius Jakarta

Rochany Natawidjana,Siti Nurasiyah, Bahan Kuliah Manajemen Proyek, UPI,


2009.

Wulfram L Ervianto, 2004, Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Andi


Yogyakarta

Universitas Tarumanegara, 1998, Ilmu Manajemen Kontruksi untuk Perguruan


Tinggi, Jakarta.

41
LAMPIRAN

42
43
44
    

45
46
47

Anda mungkin juga menyukai