Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN MATERI KULIAH MANAJEMEN OPERASI

MANAJEMEN PROYEK (PERCEPATAN PROYEK)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:


FEBRONIA JULIA (2107521031) (85)
I GUSTI AGUNG GEDE DIRGANTARA KUSUMAJAYA (2107521089) (85)
NI KADEK DILLA DANAPUTRI (2107521224) (85)
NI KOMANG FEFY INTAN DONARTA (2107521233) (84)
I GUSTI PUTU SANDHY PRADANA (2107521241) (84)
I GEDE YUDHISTIRA PUTRA RISKIANA (2107521249) (84)
IVANA SHAINA PUTRIDEWI (2107521291) (84)

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Sebelumnya, kami memanjatkan rasa puji dan syukur kepada Tuhan


Yang Maha Baik atas berkat serta karuniaNya yang telah diberikan, kami dapat
menyelesaikan RMK (Ringkasan Materi Kuliah) dengan baik dan tepat waktu
dengan judul “Manajemen Proyek (Percepatan Proyek)”.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Bapak Dosen untuk mata kuliah manajemen operasi, Dr. I Made Artha Wibawa
SE., MM., atas bimbingan yang selama ini diberikan untuk penyusunan RMK
(Ringkasan Materi Kuliah) berlangsung. Tak lupa, kami juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak lain, baik teman maupun keluarga, yang telah memberikan
dukungan berupa motivasi selama penyusunan RMK (Ringkasan Materi Kuliah) ini
mengambil tempat.
Adapun tujuan dari penyusunan dari RMK (Ringkasan Materi Kuliah) ini
adalah sebagai pemenuhan syarat pemenuhan tugas terstruktur yang diberikan
oleh Bapak Dosen mata kuliah manajemen operasi.
Akhir kata, kami menyadari bahwa apa yang telah kami susun sedemkian
rupa tidak bisa dikatakan sempurna. Oleh karena itu, kami membuka ruangan bagi
pembaca untuk memberikan masukan yang berupa kritikan maupun saran yang
dapat membantu agar RMK (Ringakasan Materi Kuliah) dapat tersusun lebih baik
untuk kedepannya.

Denpasar, 26 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3. Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1. Menentukan Jalur Kritis .................................................................... 3
2.2. Biaya Sumber Daya ......................................................................... 6
2.3. Percepatan Proyek .......................................................................... 8
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan....................................................................................... 11
3.2. Saran .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Seperti yang kita ketahui, proyek tidak akan berjalan dengan lancar tanpa
adanya komponen manajerial di dalamnya. Proyek, jika dibiarkan begitu saja, tidak
akan selesai maupun memenuhi tujuan awal. Kegagalan proyek tidak hanya
merusak reputasi suatu perusahaan, namun juga merugikan secara finansial.
Andaikan jika banyak perusahaan yang menutup proyek mereka akibat human
error. Apakah hal tersebut tidak merusak finansial perusahaan? Tentu saja. Biaya
proyek yang dikeluarkan tidak akan kembali dengan cepat. Ditambah, besarnya
biaya yang searah dengan besarnya proyek. Semakin besar proyek suatu
perusahaan, maka semakin besar pula biaya yang diperlukan oleh proyek
tersebut.
Salah satu faktor gagalnya proyek terdapat pada satu kata: waktu.
Mengapa? Sebelumnya, waktu merupakan hal yang krusial bagi perusahaan jika
mereka tengah melakukan proyek. Jika proyek tidak diselesaikan pada tewpat
waktu, maka proyek tersebut tidak dapat dikatakan “sukses” maupun “selesai”
karena melebihi batas waktu yang telah diberikan. Dengan demikian, diperlukan
kembali dana yang lebih untuk menyelesaikan proyek tersebut. Alangkah baiknya
jika ternyata, perusahaan mengambil langkah untuk mempercepat waktu
penyelesaian proyek. Dengan demikian, perusahaan dapat menghemat waktu
serta memangkas biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek.
Mempercepat waktu proyek terdengar tidak mungkin. Ya, proyek
membutuhkan waktu agar terselesaikan. Akan tetapi, hal ini tidak mustahil jika
komponen manajerial yang terdapat pada perusahaan tersebut efisien. Melalui
perhitungan jalur kritis dan dan percepatan proyek, maka dipastikan perusahaan
dapat menyelesaikan proyek yang berlangsung, baik tepat waktu maupun lebih
awal dari prakiraan.

1.2. Rumusan Masalah


Berikut merupakan rumusan masalah yang dapat diangkat oleh penulis
melalui latar belakang masalah yang telah disusun sedemikian rupa.
1. Bagaimana cara mentukan jalur kritis?

1
2. Apa yang dimaksud dari biaya sumber daya?
3. Bagaimana proses dari percepatan proyek?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan RMK (Ringkasan Materi Kuliah) yang telah
dituliskan sedemikian rupa ialah sebagai berikut.
1. Sebagai syarat pemenuhan tugas terstruktur yang telah diberikan
oleh Bapak Dosen mata kuliah manajemen operasi.
2. Menjawab rumusan masalah yang telah disusun sedemikian rupa.
3. Memberikan pengetahuan kepada siapa saja yang membacara
RMK (Ringkasan Materi Kuliah).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Menentukan Jalur Kritis


Berikut adalah definisi dari metode jalur kritis: suatu rangkaian atau alur
penjadwalan, dengan diagram jaringan kerja atau network diagram dengan tujuan
melukiskan urutan kegiatan yang dibutuhkan bagi perampungannya. Sesudah
deretan prosedur aktivitas telah ditetapkan memakai diagram network,
penghitungan waktu setiap jalur untuk mengenali jalur kritis yang di mana jalur
kritis itu dilakukan guna mencari umur proyek.
Dalam manajemen proyek, jalur kritis (critical path) dapat diartikan
sebagai suatu rangkaian kegiatan yang panjang pada rancangan proyek, dimana
susunan yang ada pada jalur kritis harus dikerjakan pada waktu yang tepat, agar
proyek yang tengah berlangsung dapat berjalan sesuai dengan tujuan akhir.
Prosedur maupun aktivitas yang berada pada jalur kritis tidak dapat
dilakukan jika aktivitas terdahulu tidak dikerjakan. Apabila kegiatan awal tidak
dilakukan maupun diundur pada waktu spesifik, maka dapat mempengaruhi
totalitas proyek, sehingga belum sinkron dengan rencana awal. Dapat diartikan
bahwa usia proyek itu sama dengan jalur rangkaian prosedur berjarak yang
dikenal sebagai jalur kritis.
Menetapkan jalur kritis merupakan sesuatu yang krusial pada manajemen
dan perencanaan proyek. Hal ini dikarenakan dengan memahami jalur kritis,
seorang manajer dapat memahami aktivitas apa yang harus dikerjakan terlebih
dahulu dan dengan tepat waktu demi menghindari proyek yang terlambat
selesainya, karena terlambat bukanlah hal yang baik bagi suatu perusahaan.
Pendekatan Critical Path Method (CPM) dapat diaplikasikan sebagai
penentuan jalur kritis. Pendekatan ini juga dapat mencari durasi yang paling cepat,
hingga siapnya suatu aktifitas (ES & EF), menggunakan perhitungan maju (forward
pass) serta durasi yang paling lambat mulai hingga selesainya suatu aktifitas
maupun kegiatan (LS & LF), menggunakan perhitungan mundur ( backward pass).
Metode jalur kritis ini dapat kita gunakan pada manajemen proyek
sebagai penyusunan rencana proyek dan menolong manajer proyek menyusun
kaitan antara aktivitas secara kronologis (berurutan) pada suatu proyek. Proses
jalur kritis meliputi hal-hal berikut.

3
• Mengenali tiap-tiap aktivitas yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek
dan keterkaitan dari aktivitas-aktivitas yang ada.
• Memprakirakan lamanya suatu aktifitas maupun kegiatan pada suatu
proyek.
• Mengkalkulasi jalur kritis yang didasarkan pada durasi sera
ketergantungan tugas untuk mencari aktifitas yang bersifatg kritis.
• Memprioritaskan perencanaan, penjadwalan serta pengendalian kegiatan
kritis tersebut.
• Melakukan penetapan atas hasil yang telah dicapai oleh suatu proyek.

Berikut adalah pengertian istiliah yang ada pada jalur kritis. Adapun
definisi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
• Durasi mulai paling cepat atau Earliest Start (ES): durasi paling cepat dari
satu aktivitas dapat dilakukan pada proyek. Cara mencari ES adalah
dengan memahami keterkaitan keterlibatan antara aktivitas atau ada
tidaknya aktivitas lain sebelum kegiatan tersebut dimulai.
• Durasi mulai paling lambat atau Latest Start (LS): merupakan durasi
dimana aktivitas biasanya dimulai sebelum mengintervensi keseluruhan
jadwal proyek. Sama pentingnya dengan durasi selesai paling lambat.
Dengan adanya banyak yang nyata mengenai durasi ini, proyek dapat
dijadwalkan dengan rapi untuk memenuhi deadline.
• Durasi selesai paling cepat atau Earliest Finish (EF): aktivitas paling cepat
yang bisa diselesaikan berdasarkan durasi dan ES.
• Durasi selesai paling lambat atau Latest Finish (LF): kegiatan paling lambat
yang dapat dikerjakan berdasarkan waktu dan LS.
• Float merupakan sebutan yang mendeskripsikan lamanya sebuah
aktivitas, yang dimana seorang manajer tunda tanpa memberikan dampak
pada renacana yang telah disusun untuk proyek. Aktivitas pada jalur kritis
tidak mempunyai float. Bila aktivitas ternyata bernilai lebih besar daripada
nol (>0), maka aktivitas tadi bisa dijeda tanpa menghambat Ketika
selesainya proyek yang telah diprakirakan.

4
Ini adalah sejumlah cara untuk menetapkan jalur kritis beserta elemen yang
diperlukan pada tingkatannya, yaitu:
1. Buatlah daftar dari setiap aktivitas proyek, lalu cermati apa saja bentuk
deskripsi kerja atau WBS dari proyek yang akan dilakukan untuk mendata
seluruh aktivitas pada proyek.
2. Identifikasikan logika ketergantungan, maksudnya adalah tentukan koneksi
antara aktivitas satu dengan aktivitas lainnya, dimana yang terikat pada
aktivitas berbeda sebelum dilakukan.
3. Susunlah network planning diagram, sesudah hasil penentuan koneksi
antar aktivitas didapatkan, maka t masing-masing aktivitas yang saling
berkaitan dengan yang lain, dapat disesuaikan dengan rangkaian kegiatan.
4. Estimasi alur periode, hitunglah setiap periode dari aktifitas yang ada.
5. Pakailah aturan jalur kritis, aturan jalur kritis dapat terbagi dua, yakni aturan
hitungan maju (forward pass) dan aturan hitungan mundur (backward
pass).
6. Forward Pass, dibutuhkan suatu grafik jaringan serta waktu masing-masing
aktivitas untuk menetapkan durasi paling cepat memulai aktivitas(ES) dan
durasi paling cepat selesainya aktivitas (EF). Jika dilihat dari konsep, ES
suatu kegiatan memiliki nilai yang sama dengan EF pendahulunya
(predecessor), dan EF-nya ditentukan oleh rumus EF = ES + D (D adalah
durasi kegiatan). EF dari kegiatan terakhir mengidentifikasi prakir aan waktu
yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek.
7. Backward Pass, ditandai oleh penentuan durasi paling cepat selesainya
kegiatan (EF) pada kegiatan terakhir, sebagai durasi yang paling lambat
selesainya suatu aktivitas pada suatu proyek (LF) yang artinya: aktivitas
terakhir (LF) aktivitas sama dengan (EF). Rumus yang digunakan untuk
mencari (LS) adalah (LS) = (LF) – D (D adalah durasi aktivitas). Waktu
paling lambat selesainya aktivitas (LF) memiliki nilai yang sama dengan
waktu paling lambat dimulainya aktivitas (LS) pada aktivitas sesudahnya
(successor).
8. Identifikasikanlah float mulai masing-masing aktivitas, float dapat diartikan
sebagai waktu suatu aktivitas yang mungkin mengalami perhentian atau
kendala tanpa mempengaruhi waktu kegiatan maupun aktivitas proyek

5
secara menyeluruh. Float sendiri dapat dibagi menjadi dua, yakni: total float
and free float.
9. Free float, merupakan durasi suatu aktivitas yang dapat dijeda tanpa
mempengaruhi kewajiban berikutnya. Free Float dapat dicari memakai
rumus FF = EF – ES – D.
10. Total float, adalah lamanya durasi, dimana suatu aktivitas dapat dijeda
tanpa mengubah agenda akhir dari proyek yang tengah berlangsung. Total
float dapat dicari dengan menggunakan rumus TF = LF – ES – D.
11. Identifikasikanlah jalur kritis. Susunan aktivitas dimulai dengan nilai float =
0 dimana hal ini sama dengan jalur kritis.
12. Revisikan hasil akhir, perbarui diagram jaringan yang telah ada pada jalur
kritis, ketika jalur kritis dipercepat, oleh hal ini menimbulkan jalur kritis yang
lain pada grafik jaringan ketika percepatan pada jadwal dilakukan oleh
perusahaan (crashing).

2.2. Biaya Sumber Daya


Manajemen biaya proyek ini adalah sebuah proses yang memperkirakan,
menganggarkan dan serta mengatur bayaran selama siklus hidup proyek, dengan
tujuan melindungi pengeluaran dalam anggaran yang disetujui.
Setidaknya ada 2 jenis kelompok biaya dalam anggaran perkiraan biaya
proyek, konstruksi ialah biaya langsung dan biaya tidak langsung.
1. Biaya Langsung
Biaya langsung merupakan seluruh anggaran dimana langsung
berurusan dengan penerapan pekerjaan proyek arsitektur yang berada pada
lapangan. Anggaran eksklusif di proyek arsitektur bisa diprediksi kuantitasnya
melalui penggunaan metode menghitung kapasitas operasi serta bayaran proyek
bersumber pada biaya bagian pekerjaan.
Biaya langsung tersebut dapat dikumpulkan pada sebagian jenis, yakni:
a) Anggaran Material
Anggaran ini adalah seluruh anggaran untuk pembelian suatu bahan
serta material yang dihitung dengan analisis harga satuan. Dalam melakukan
perhitungan anggaran material ini mesti dicermati sebagian perihal serupa bahan
sisa, harga terbaik, harga loco ataupun franco, serta cara pembayaran kepada
supplier.

6
b) Anggaran Upah Buruh
Anggaran ini adalah anggaran untuk memberikan gaji atas pekerja yang
diperhitungkan terhadap satuan item mata pembayaran tertentu serta umumnya
telah mempunyai patokan biaya komponennya. Dalam taksiran anggaran gaji
buruh ini wajib juga dicermati seperti sebagian perihal semacam perbandingan
antara gaji setiap hari ataupun sekaligus, daya tampung kerja, berasal dari mana
pekerja dihadirkan, serta pula memikirkan peraturan perburuhan yang resmi.
c) Anggaran Peralatan atau Equipments
adalah anggaran yang berhubungan dengan perlengkapan untuk
melakukan suatu kegiatan operasi. Pada taksiran anggaran, penting diperhatikan
sebagain tentang misalnya biaya keluar masuk gudang, biaya buruh pengopersi,
serta anggaran operasi bila perlengkapan adalah barang kontrak dan juga
investasi, depresiasi, reparasi, perawatan, serta biaya mobilisasi jika peralatan
ialah barang yang tidak dikontrakkan.
2) Biaya Tidak Langsung / Indirect Cost
Biaya tidak langsung ini atau bisa disebut Indirect Cost merupakan
seluruh anggaran suatu proyek yang dengan tidak secara langsung berkaitan
dengan sebuah interpretasi dilapangan. Walaupun seperti itu, biaya yang tidak
langsung wajib ada dan tidak dapat di lepaskan dari proyek yang tengah berjalan.
Biaya tidak langsung ini belum secara eksplisit dihitung pada masing- masing
proyek konstruksi namun perlu juga diperkirakan guna alokasi anggaran di luar
pekerjaan konstruksi. Disini ada biaya - biaya yang tercantum dalam biaya tidak
langsung adalah sebagai berikut.
A. Biaya tidak terkira ataupun unexpected costs
Yang adalah suatu anggaran yang akan disediakan untuk keadaan yang
bisa jadi akan datang kedepannya dimanapun maupun mungkin tidak akan datang
kedepann. Contohnya yakni seperti seandainya terjadi kecelakaan di tempat
proyek, tentu juga akan ada anggaran yang khusus guna mengatasi kecelakaan
tersebut. Anggaran tidak terkira ini umumnya diprediksi antara 0,5 hingga 5% per
banyaknya bayaran didalam keseluruhan proyek.
Disini ada hal- hal yang terhitung pada biaya tidak terkira ini yaitu:
1. Akibat kelalaian, yakni seperti semacam foto operasi yang
dimana tidak sempurna ataupun kontraktor yang lengah dalam
melaksanakan kewajibannya.

7
2. Ketidakjelasan individual, maksudnya terdapat defenisi yang
begitu individual terhadap suatu semacam pemakaian objek
yang spesifik seperti yang dimaksud berlainan oleh setiap
pekerja.
3. Ketidakjelasan ilmiah, maksudnya terdapat keraguan terhadap
dibutuhkan atau tidaknya yang suatu pekerjaan karena
ditetapkan oleh objek diluar keahlian individu. Misalnya seperti
penempatan sheet pile guna landasan yang ditetapkan oleh
seperti tinggi dan rendahnya muka air tanah ini.
4. Variasi Efisiensi, ialah terdapat atau kurangnya suatu efisiensi
dari suatu sumber daya seperti buruh, bahan-bahan, serta
kelengkapan.

2.3. Percepatan Proyek


Percepatan Proyek atau yang biasa disebut Crashing, adalah proses
untuk mempersingkat durasi pengerjaan suatu proyek, dengan memeriksa atau
mengkaji semua pekerjaan dalam proyek yang berpusat pada letak jalur kritis atau
pekerjaan yang berada di jalur kritis.
Ada beberapa alasan dilakukannya Crashing, yaitu:
➢ Pemilik proyek menetapkan agar aktivitas atau realisasi proyek
tersebut diharapkan selesai selekasnya atau sebisa mungkin
kurang dari dirasi yang telah ditetapkan untuk meminimalisir
terjadinya persoalan akibat proyek terlambat.
➢ Terjadinya sebuah keterlambatan dalam realisasi proyek, yang
dimana proyek telah melampaui batas tenggang waktu, yang dapat
mempengaruhi dalam kelancaran pengerjaan proyek secara
keseluruhan. Yang dimana keterlambatan tersebut dapat
diakibatkan oleh gangguan iklim, adanya kekeliruan dalam
peracangan awal, maupun adanya kerusakan pada peralatan atau
mesin.

Dalam melakukan Percepatan waktu dalam Proyek (Crashing) berikut


beberapa cara yang dijalankan yaitu sebagai berikut:
1. Memperpanjang waktu Operasi (lembur)

8
Adapun persiapan yang bisa dilaksanakan dalam usaha mempersingkat
waktu dari suatu proyek yaitu melalui penggunakan perpanjangan waktu operasi,
yaitu:
• Jam kerja lembur dilakukan setelah jam kerja normal, yang dimana jam
kerja normal yaitu 8 jam biasanya dimulai dari pukul 8 pagi hingga 5 sore.
• Melakukan perhitungan upah pekerja yang sesuai dengan lamanya jam
lembur yang diberikan, hal ini tentunya diwajibkan karena durasi kerja
bertambah maka pekerja haruslah memperoleh gaji tambahan agar ada
dorongan sehingga mereka dapat produktif dalam bekerja. Menurut
keputusan Menteri Tenaga Kerja No KEP 102/MEN/VI/2004 mengenai
durasi kerja lembur dan upah kerja lembur dalam pasal 11, adapun cara
menghitung gaji pekerja lembur yang dulunya telah disusun pada pasal 8
yaitu:
1. Anggaran gaji lembur didasarkan menurut gaji per bulan.
2. Cara menjumlah sejam yaitu 1/173 kali gaji sebulan dengan rumus:
Gaji jam lembur pertama = 1,5 x 1/173 x upah sebulan
Gaji jam lembur kedua dan seterusnya = 2 x 1/173 x upah sebulan
2. Percepatan dengan alternative system shift kerja
Jika pemilik proyek menetapkan durasi yang sangat singkat, metode shift
lebih cocok. Terdapat sejumlah hal yang perlu diperhatikan ketika memakai
metode shift, seperti keselamatan, pertanyaan tentang layanan pendukung
pencahayaan, dan produktivitas tenaga kerja.
Umumnya, biaya penggunaan metode shift ini akan melebihi rencana
anggaran yang ditetapkan untuk belanja fasilitas untuk pelayanan pekerjaan.
Dengan begitu bisa dikatakan bahwa dengan memakai metode shift dalam bekerja
meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan. Namun, metode ini juga dapat secara
signifikan mengurangi durasi pekerjaan hingga 50% dari durasi yang ditentukan.
Masalah yang sering muncul saat menggunakan shift jenis ini terkait
dengan kurangnya komunikasi antar pekerja, kinerja pekerja yang buruk,
kesehatan pekerja yang buruk, dan kesehatan fisik dan mental yang buruk pada
saat bekerja.
Beberapa efek lain dari metode kerja shift adalah kurangnya jam tidur bagi
pekerja, yang dapat mengakibatkan tenaga kerja menjadi kurang produktif dan
dapat mempengaruhi kesehatan pekerja. Sedangkan untuk menyesuaikan ritme

9
tubuh dengan jam kerja yang baru akan memakan waktu sekitar 7 hingga 12 hari
atau 24 hingga 30 hari. Dari permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi
produktivitas pekerja tersebut terlihat bahwa faktor persentase penurunan
produktivitas yaitu 11% menjadi 17%, biaya langsung kerja shift dikenakan
tambahan 15%, dan biaya tambahan adalah gaji pekerja. . Pekerja adalah upah
normal pekerja.
3. Peningkatan tenaga kerja
Pada peningkatan tenaga kerja selain tenaga kerja, yang harus diawasi
yaitu ruang kerja yang ada atau yang tersedia, perlu diperhatikan agar ruangan
tidak terlalu ramai atau terlalu luas, karena penambahan jumlah pekerja dalam
suatu kegiatan tidak boleh menghambat pemakaian pekerja pada kegiatan
lainnya. Yang dimana kegiatan tersebut berlangsung secara bersamaan.
Pengawasan juga harus seimbang, karena kawasan kerja yang terlalu padat serta
kurangnya pemeriksaan dapat menyebabkan produktivitas pekerja berkurang.

Adapun perhitungan pada penambahan tenaga kerja yaitu :


Jumlah kerja normal = ( koefisien tenaga kerja x volume )
Durasi normal

Jumlah tenaga kerja dipercepat = ( koefisien tenaga kerja x volume )


Durasi dipercepat

Taksiran pada anggaran tambahan akibat dari adanya penambahan


tenaga kerja yaitu:
Biaya penambahan pekerja = jumlah pekerja x upah normal pekerja
perhari
Crash cost pekerja = biaya total pekerja yang dipercepat – biaya total
pekerja normal

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perusahaan mengadakan proyek untuk memenuhi target yang sudah
disepakati. Proyek ini membutuhkan banyak resource, baik secara finansial
maupun sumber daya. Semakin besar suatu proyek yang dilaksanakan oleh
perusahaan, semakin banyak juga sumber daya, dana, hingga waktu yang
diperlukan. Ketika kita berbicara mengenai waktu, sudah wajar bahwa proyek tidak
akan selesai dengan cepat tanpa komponen manajerial yang efisien dan efektif.
Kegagalan perusahaan dalam mengatur waktu untuk suatu projek dapat menjadi
suatu kesalahan yang fatal dan berdampak signifikan pada perusahaan itu sendiri.
Akan tetapi, dengan komponen manajerial yang efektif dan efisien, suatu proyek
dapat terselesaikan pada tepat waktu (seperti yang sudah diprakirakan di awal)
bahkan proses percepatan proyek juga dapat dilakukan jika memungkinkan.
Percepatan ini, dilihat melalui jalur kritis, dapat dicapai oleh perusahaan jika
mereka benar-benar teliti dalam mengkaji. Jalur kritis dan biaya sumber daya juga
menjadi salah satu peran yang dapat membantu proses penyelesaian suatu
proyek dengan cepat ataupun lambat.

3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis ialah: lebih baik aktifitas proyek
yang berlangsung berjalan secara teratur namun selesai tepat pada tenggat yang
telah diberikan dibangdingkan dengan mempercepat penyelesaian proyek jika
belum mengkaji dan memiliki kepastian. Hal ini dapat berujung fatal jika suatu
perusahaan tidak memperhatikan komponen yang dimilikinya dan tanpa pemikiran
jauh begitu saja mengambil keputusan untuk mempercepat waktu dari proyeksi
yang tengah berjalan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay, Render, Barry. 2015. Manajemen Operasi – Manajemen


Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Ariani, Dorothea Wahyu. 2017. Manajemen Operasi. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
SiSipil. https://www.sisipil.com/critical-path-method/, diakses pada 26 Maret 2022
pukul 11.28
LingkarLSM. 2019. “Apa itu CPM (Critical Path Method)?”,
https://lingkarlsm.com/apa-itu-cpm-critical-path-method/, diakses pada 26 Maret
2022 pukul 09.12.
Martiana. 2019. “Jenis-Jenis Biaya Dalam Proyek yang Perlu Anda Tahu! Biaya
Overhead Salah Satunya”, https://ukirama.com/blogs/jenis-jenis-biaya-
%20dalam-proyek-yang-perlu-anda-tahu-biaya-overhead-salah-satunya, diakses
pada 26 Maret pukul 19.54.
Manajemen Biaya Proyek. https://ocw.upj.ac.id/files/Handout-INF403-
Manajemen-Biaya-Proyek.pdf, diakses pada 26 Maret 2022 pukul 20.17
Goran, Tina. “Manajemen Biaya Proyek”,
https://www.academia.edu/35064336/Manajemen_Biaya_Proyek, diakses pada
26 Maret 2022 pukul 20.49.

12

Anda mungkin juga menyukai