Anda di halaman 1dari 15

OPTIMISASI PROYEK DENGAN CPM DAN PERT

1 AHMAD ZAKKY ZAMANI (IF0222018)


2. FAUZAN YUDA AYUB W (IF0222009)
3. NAUFAL ARIESTA (IF0222003)
4. ATHOK JAZIL (IF0222001)

INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KARANGANYAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan tepat waktu. Topik yang kami bahas mengenai metode PERT dan CPM..
Adapun maksud dan tujuan kami dalam menyelesaikan tugas ini adalah
untuk menambah pengetahuan kami mengenai materi tersebut.
Kami menyadari bahwa tugas yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan tugas kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan tugas ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar
tugas ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Karanganyar,25 November 2023


Tim Penyusun

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 2


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4
2.1 CPM dan PERT .......................................................................................... 4
2.1.1 Definisi CPM .................................................................................... 5
2.1.2 Definisi PERT .................................................................................. 5
2.2 Sejarah CPM dan PERT ............................................................................. 5
2.3 Tujuan CPM dan PERT .............................................................................. 6
2.4 Manfaat CPM dan PERT ............................................................................ 6
2.5 Elemen CPM dan PERT ............................................................................. 6
2.6 Penjadwalan Proyek ................................................................................... 6
2.7 Jalur Kritis .................................................................................................. 8
2.8 Langkah dasar CPM dan PERT .................................................................. 9
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL......................... 11
3.1 Kerangka Konseptual CPM dan PERT ................................................. 11
3.2 Kerangka Operasional CPM dan PERT ................................................ 11
BAB IV PENUTUP.................................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 12
4.2 Saran ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelaksanaan pekerjaan pada suatu proyek membutuhkan tidak hanya sumber daya
manusia yang handal, tetapi juga suatu manajemen yang baik. Metode PERT (Program
Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method) merupakan alat bantu
dalam manajemen yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian suatu proyek.
Pada perencanaan proyek konstruksi, waktu dan biaya yang dioptimasikan sangat penting
untuk diketahui. Hal yang harus dilakukan dalam optimasi waktu dan biaya adalah
membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan
menghitung durasi proyek.
Pada Metode PERT, penekanan diarahkan kepada usaha mendapatkan kurun waktu
yang paling baik. Pada perencanaan dengan PERT, suatu proyek dibagi-bagi dalam banyak
event dan kegiatan, yakni bagian bagian kecil dari pekerjaan dan untuk tiap tiap kegiatan
ditentukan lainnya waktu yang diperlukan, sehingga seluruh pekerjaan direncanakan waktu
penyelesaiannya dengan teliti.
Metode CPM merupakan alat bantu dalam merencanakan dan mengendalikan waktu
dan biaya, yaitu mengusahakan agar waktu penyelesaian suatu proyek dapat ditekan
serendah mungkin, dalam arti yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan
biaya yang dikeluarkan untuk mempercepat selesainya pekerjaan ini ditekan serendah
mungkin. Metode analisis jaringan kerja yang banyak digunakan oleh praktisi seperti CPM
dan PERT dapat mengklasifikasikan kegiatan sebagai kritis dan tidak kritis.
Suatu aktivitas adalah kritis jika pelaksanaan dari aktivitas itu tidak dapat ditunda,
sebab jika waktu pelaksanaannya ditunda akan berakibat memperbesar total waktu
penyelesaian dari proyek. Sedangkan aktivitas yang tidak kritis adalah kebalikan dari
aktivitas kritis, dalam hal pelaksanaannya dapat ditunda untuk suatu limit tertentu tanpa
berpengaruh terhadap waktu penyelesaiannya proyek secara keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana penerapan CPM dan PERT dapat membantu dalam mengidentifikasi jalur
kritis dan mengoptimalkan aliran pekerjaan pada proyek tertentu?.

2
1.3 Tujuan
Memberikan penjelasan komprehensif mengenai konsep dasar Critical Path Method
(CPM) dan Program Review and Technique (PERT), termasuk prinsip-prinsip utama,
langkah-langkah implementasi, dan logika di balik keduanya.
1.4 Manfaat
Mengetahui konsep dasar Critical Path Method (CPM) dan Program Review and
Technique (PERT)

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERT DAN CPM


CPM, yang pertama kali dikembangkan oleh DuPont pada tahun 1950-an, telah
menjadi metode yang dominan dalam manajemen proyek. Menurut Heizer dan Render
(2017), CPM memungkinkan perencanaan dan pengendalian waktu proyek dengan
memfokuskan pada identifikasi jalur kritis, yang merupakan serangkaian kegiatan yang
menentukan durasi proyek. Kelebihan CPM meliputi kemampuan untuk
mengidentifikasi kegiatan kritis, alokasi sumber daya yang efisien, dan analisis dampak
perubahan waktu terhadap penyelesaian proyek.
PERT, yang dikembangkan oleh Angkatan Laut AS pada tahun 1950-an, menambah
dimensi ketidakpastian waktu ke dalam perencanaan proyek. Menurut Fleming dan
Koppelman, PERT menggunakan estimasi waktu berbasis tiga skenario (optimis,
pesimis, dan yang paling mungkin) untuk mengelola ketidakpastian dan variabilitas
dalam proyek. PERT terutama diterapkan pada proyek-proyek dengan tingkat
ketidakpastian tinggi dan memungkinkan manajer untuk lebih adaptif terhadap
perubahan kondisi proyek.

2.1.1 Definisi CPM


CPM merupakan sistem yang paling banyak dipergunakan diantara semua sistem
lain yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Di dalam CPM, jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui
dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
Critical Path Method adalah salah satu metode analisis yang berbasis algoritma
yang digunakan untuk penjadwalan serangkaian proses kegiatan. Hal ini penting karena
CPM merupakan alat penting untuk manajemen proyek yang efektif.
Critical Path Method (CPM) merupakan metode untuk mentranlasikan atau
menerjemahkan kebutuhan proyek ke dalam system matematik dengan memperhatikan
tahapan umum yang rutin diaplikasikan antara lain : perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian/monitoring.
Jalur Metode Kritis (CPM) adalah teknik untuk menganalisis proyek dengan
menentukan urutan terpanjang tugas atau urutan tugas sesuai dengan tingkat
kekenduran melalui jaringan proyek.

4
Pada tahap penjadwalan, CPM menyediakan metode yang realistis dalam
menentukan bagaimana mencapai tujuan dari proyek dan untuk mengkomunikasikan
serta mendokumentasikan rencana proyek secara jelas dan ringkas. Tahap monitoring
membantu manajemen untuk fokus terhadap apa yang paling dibutuhkan.
Dalam pekerjaan proyek terdapat hubungan ketergantungan antara aktivitas satu
dan lainnya dengan cara digambarkan dalam diagram network, hal ini disebut
jaringan kerja (network planning). Begitupun dengan PERT yang juga menggunakan
jaringan kerja.

2.1.2 Definisi PERT


PERT, Project Evaluation and Review Technique, adalah suatu alat bantu untuk
melakukan perencanaan dan penjadwalan pada banyak tugas yang saling terkait dalam
suatu proyek yang besar dan kompleks. PERT dibuat selama pembuatan kapal selam
Polaris di USA pada tahun 1950, yang merupakan salah satu proyek terkompleks pada
saat itu. Saat ini, teknik PERT digunakan secara rutin pada setiap proyek besar seperti
pembangunan software, konstruksi gedung dan sebagainya (Chinneck, 2016).
Penundaan sebuah proyek dan gangguan produksi akan dapat diantisipasi dan
dikurangi dengan metode PERT. Metode tersebut juga dapat mengkoordinasikan
berbagai bagian pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek,
Selain itu PERT dapat membantu menentukan jadwal suatu proyek beserta anggaran
biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan tepat biaya (Syahrizal,
2016).

2.2 Sejarah CPM dan PERT


CPM dan PERT merupakan Metode Jalur Kritis, yang disebut sebagai Critical Path
Analysis (CPA) yang dikembangkan di tahun 1950 oleh DuPont Perusahaan dan
Remington Rand Corporation. Ini secara khusus dikembangkan untuk mengelola proyek
pembangkit listrik pemeliharaan. Mereka ingin mengembangkan alat manajemen yang
akan membantu dalam penjadwalan kimia tanaman menutup down untuk pemeliharaan
dan kemudian restart mereka sekali pemeliharaan selesai. Metode CPM menyelamatkan
satu perusahaan juta dolar pada tahun pertama penggunaan.

5
2.3 Tujuan CPM dan PERT
Berdasarkan definisi CPM dan PERT yang telah dipaparkan, tujuan dari kedua
metode tersebut adalah untuk merencanakan dan menjadwalkan suatu proyek serta untuk
mengawasi dan mengevaluasi. Sehingga dapat mengurangi penundaan pekerjaan,
mengurangi gangguan, dan mengurangi konflik produksi pada sebuah proyek (Dwinovi,
2012).

2.4 Manfaat CPM dan PERT


CPM dan PERT akan menghasilkan sebuah diagram yang menunjukan rangkaian
berbagai aktivitas dalam pengerjaan suatu proyek termasuk jalur kritis. Diagram tersebut
mempermudah proses perencanaan dan penjadwalan untuk proyek dengan kapasitas besar
dan kompleks karena mampu mengatasi ketidakpastian dalam proyek tanpa perlu tahu
durasi dari setiap aktifitas (Syahrizal, 2016).

2.5 Elemen CPM dan PERT


CPM dan PERT menggunakan sebuah sistem jaringan untuk menangkap prioritas
atau hubungan paralel diantara banyak tugas dalam sebuah proyek. Sebagai contoh dari
prioritas yang dimaksud adalah pembuatan kerangka pada sebuah rumah sebelum
membuat atap. Di sisi lain, beberapa kegiatan dapat terjadi secara paralel, seperti sistem
listrik yang dapat dinstall oleh satu kru di waktu yang bersamaan dengan pemasangan
sistem pipa saluran air oleh kru lainnya (Chinneck, 2016).

2.6 Penjadwalan Proyek


Probabilitan penjadwalan proyek dapat dilakukan dengan metode PERT di saat
terdapat ketidakpastian dalam proyek tanpa perlu tahu durasi dari setiap aktifitas.
Metode PERT memberikan perkiraan waktu dengan menggunakan tiga angka
estimasi untuk menyelesaikan suatu kegiatan yaitu Optimistic Time, Most Likely Time, dan
Pessimistic Time. PERT juga memperkenalkan parameter lain yang mencoba mengukur
ketidakpastian secara kuantitatif seperti deviasi standar dan varians. Dengan demikian
metode PERT bermaksud menampung adanya unsur-unsur yang belum pasti, kemudian
menganalisis kemungkinan sejauh mana proyek menyimpang atau memenuhi (Syahrizal,
2016).
Jelasnya, tujuan dari penggunaan tiga angka estimasi adalah untuk memberikan
rentang waktu yang paling lebar dalam melakukan estimasi rentang waktu kegiatan.

6
Ketiga estimasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Optimistic Time (a)
Kurun waktu optimistik adalah durasi yang tercepat untuk menyelesaikan suatu
kegiatan jika segala sesuatunya berjalan dengan baik. Durasi yang digunakan
hanya sekali dalam seratus kali kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dengan
kondisi yang hampir sama.
2. Most Likely Time (m)
Kurun waktu paling mungkin atau realistik adalah durasi yang paling sering terjadi
dibanding dengan yang lain bila kegiatan dilakukan berulang-ulang dengan kondisi
yang hampir sama.
3. Pessimistic Time (b)
Kurun waktu pesimistik adalah durasi yang paling lama untuk menyelesaikan
kegiatan, bila segala sesuatunya serba tidak baik. Durasi disini dilampaui hanya
sekali dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan
kondisi yang hampir sama
Selanjutnya ketiga perkiraan waktu itu dirumuskan menjadi satu angka yang disebut
(te) atau kurun waktu yang diharapkan (expected duration time). Dalam menentukan nilai
(te) dipakai asumsi bahwa kemungkinan terjadinya peristiwa optimistik (a) dan pesimistik
(b) adalah sama. Sedangkan kemungkinan terjadinya peristiwa paling mungkin adalah
empat kali lebih besar dari kedua peristiwa optimistik dan pesimistik sehingga apabila
dijumlah akan bernilai 6 (enam) sesuai dengan rentang kurva distribusi peristiwa yang
telah di standarkan. Sehingga didapat rumus sebagai berikut:

+4 +
=
6

Lalu varians waktu penyelesaian kegiatan dapat dihitung dengan rumus di bawah
ini:
−2
=( )
6

PERT menggunakan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan


varians proyek keseluruhan. Varians proyek dihitung dengan menjumlahkan varians
kegiatan kritis.

7
2.7 Jalur Kritis (Critical Path)
Jalur kritis adalah sebuah rangkaian aktivitas-aktivitas dari sebuah proyek yang
tidak bisa ditunda waktu pelaksanaannya dan menunjukan hubungan yang saling
berkaitan satu dengan yang lain. Suatu proyek bisa menghasilkan lebih dari satu jalur
kritis. Semakin banyak jalur kritis dalam suatu proyek, maka akan semakin banyak
aktivitas yang harus diawasi secara intensif. Jalur kritis yang mempunyai akumulasi
durasi waktu yang paling lama akan digunakan sebagai estimasi waktu penyelesaian
proyek secara keseluruhan.
Dalam melakukan analisis jalur kritis, digunakan dua proses two-pass, terdiri atas
forward pass dan backward pass. ES dan EF ditentukan selama forward pass, LS dan LF
ditentukan selama backward pass. ES (Earliest Start) adalah waktu terdahulu suatu
kegiatan dapat selesai. LS (Latest Start) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat
dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. LF (Latest
Finish) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda waktu
penyelesaian keseluruhan proyek.

Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh pekerjaan proyek


tertunda penyelesaiannya.
1. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada
lintasan kritis dapat dipercepat.
2. Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis yang tepat
dalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade off (pertukaran waktu dengan
biaya yang efisien) dan crash program (diselesaikan dengan waktu yang optimum
dipercepat dengan biaya yang bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan
tambahan biaya lembur.
3. Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui
lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajer/pimpro untuk memindahkan tenaga
kerja, alat, dan biaya ke pekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis agar efektif dan efisien

8
2.8 Langkah dasar CPM dan PERT

Langkah Dasar CPM

1. Identifikasi Kegiatan:
- Identifikasi semua kegiatan yang terlibat dalam proyek.
- Tentukan urutan logis kegiatan dan hubungan ketergantungan antara kegiatan.

2. Estimasi Waktu:
- Estimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan.
- Estimasi waktu ini dapat mencakup estimasi optimis, pesimis, dan waktu

3. Membuat Diagram Jaringan (Network Diagram):


- Representasikan kegiatan dalam bentuk diagram jaringan.
- Gunakan node untuk merepresentasikan kegiatan dan panah

4. Menentukan Jalur Kritis:


- Menghitung waktu mulai dan waktu selesai tercepat untuk setiap kegiatan.
- Identifikasi jalur kritis, yaitu serangkaian kegiatan yang menentukan durasi total

5. Membuat Jadwal Proyek:


- Membuat jadwal proyek berdasarkan hasil perhitungan jalur kritis.
- Memastikan alokasi sumber daya yang efisien dan meminimalkan risiko penundaan

Langkah Dasar PERT:

1. Identifikasi dan Mendefinisikan Kegiatan:


- Identifikasi seluruh kegiatan yang terlibat dalam proyek.
- Tentukan deskripsi dan persyaratan untuk setiap kegiatan.

2. Estimasi Waktu:
- Estimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan.

9
- Gunakan estimasi optimis, pesimis, dan waktu yang paling mungkin untuk
menghitung waktu yang diharapkan.

3. Membuat Jaringan PERT:


- Representasikan kegiatan dalam bentuk diagram jaringan.
- Gunakan node untuk menunjukkan hubungan antar kegiatan.

4. Analisis Jalur Kritis:


- Menghitung waktu mulai dan waktu selesai tercepat untuk setiap jalur di jaringan.
- Identifikasi jalur kritis yang menentukan durasi total proyek.

5. Evaluasi dan Pengendalian:


- Evaluasi dan tinjau hasil estimasi waktu.
- Gunakan teknik PERT untuk memonitor dan mengendalikan proyek.

10
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konseptual CPM dan PERT


Perencanaan dan penjadwalan beberapa aktivitas sebuah proyek yang kesemuanya
bertujuan untuk optimalisasi pekerjaan sebuah proyek, sehingga akan ada efisiensi dari sisi biaya
maupun waktu pelaksanaan, dapat dilakukan lebih strategis dengan menggunakan (critical path
method/CPM) dan Program Evaluation and Review Technique (PERT).

3.2 Kerangka Operasional CPM dan PERT

Identifikasi Aktivitas Identifikasi Aktivitas Gambarkan Diagram


dan Durasi Terdahulu Network

Untuk membantu Membuat Jalur Menetapkan


perencanaan, penjadwalan Kritis perkiraan waktu
dan pengendalian proyek

Kerangka operasional tersebut menunjukkan bagaimana CPM dan PERT dapat


diaplikasikan, yaitu dengan cara mengidentifikasi proyek dan menyiapkan struktur
pecahan kerja, membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang
harus terlebih dahulu dan mana yang mengikuti yang lain, menggambarkan jaringan yang
menghubungkan keseluruhan kegiatan, menetapkan perkiraan waktu dan atau biaya
untuk setiap kegiatan, menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan (jalur kritis).
Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian
proyek.

11
BAB V PENUTUP

4.1 Kesimpulan
CPM dan PERT memberikan keunggulan dalam merencanakan dan menjadwalkan
proyek dengan menggunakan diagram jaringan untuk memvisualisasikan alur kerja.
Identifikasi jalur kritis membantu fokus pada kegiatan kunci yang mempengaruhi waktu
penyelesaian proyek. PERT memberikan keleluasaan dalam menangani ketidakpastian
dengan menggunakan estimasi waktu yang lebih variatif..

4.2 Saran
Penggunaan CPM dan PERT tidak hanya dilakukan pada proyek besar namun dalam
setiap proyek yang memerlukan identifikasi banyak aktivitas yang saling terkait dalam
suatu proyek. Sehingga dapat mengestimasi waktu penyelesaian suatu proyek
berdasarkan sumber daya yang efektif dan efisien. Selebihnya, perlu ada tindak lanjut
untuk memenuhi tujuan CPM dalam optimasi dan estimasi biaya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chinneck, John W. 2016. PERT for Project Planning and Schedulling. Practical Optimization:
a Gentle Introduction.
Chinneck, John W. 2016. Practical Optimization : a Gentle Introduction.
http://www.sce.carleton.ca/faculty/chinneck/po.html
Arianie, G. P., & Puspitasari, N. B. (2017). PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK
DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS SUMBER DAYA
PERUSAHAAN (Studi Kasus : Qiscus Pte Ltd).
Satyanegara, D., & Nurunnajmi, F. (2017). Penjadwalan Proyek Pembangunan Jaringan
Distribusi Listrik Perdesaan. Jurnal Organisasi Dan Manajemen.
Oka, J., & Kartikasari, D. (2019). Evaluasi Manajemen Waktu Proyek Menggunakan Metode
Pert Dan Cpm Pada Pengerjaan “Proyek Reparasi Crane Lampson” Di Pt Mcdermott
Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai