Anda di halaman 1dari 14

Laporan metode Critical Path Method (CPM)

Nama: Arthurito kosakoy


Nim :21209060

1.1. Latar Belakang


Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks.
Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek
dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanan proyek harus diselenggarakan secara
menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik , sampai dengan pemeliharaan
yang melibatkan bermacam-macam unsur dan komponen pendukung. Salah satu bagian
dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup penting adalah organisasi
proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang
baik. Pengorganisasian tersebut merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur
tahap–tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran. Selain itu, suatu proyek
juga akan berhasil jika disertai dengan analisis jaringan kerja yang baik. Salah satu
metode analisis jaringan kerja dalam suatu proyek adalah CPM (critical path method )
atau metode jalur kritis. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
tentang CPM (critical path method ) atau metode jalur kritis.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :
 Untuk mengetahui definisi CPM (critical path method ) atau metode jalur kritis.
 Untuk mengetahui manfaat CPM (critical path method ) atau metode jalur kritis
pada suatu proyek.
 Untuk mengetahui bagaimana cara membuat analisis CPM (critical path method )
atau metode jalur kritis pada suatu proyek.

1.3. Rumusan Masalah


 apa defininsi dari CPM (critical path method ) ?
 apa manfaat CPM (critical path method ) pada suatu proyek ?
 mengapa CPM (critical path method ) penting pada suatu proyek?
 Bagaimana cara membuat CPM (critical path method ) untuk suatu proyek?

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian CPM (critical path method )


CPM (critical path method ) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan
proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai
titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan
digambarkan sebagai busur atau garis antara titik. CPM (critical path method ) atau
Metode Jalur Kritis adalah suatu rangkaian item pekerjaan dalam suatu proyek yang
menjadi bagian kritis atas terselesainya proyek secara keseluruhan. Ini artinya, tidak
terselesaikannya tepat watu suatu pekerjaan yang masuk dalam pekerjaan kritis akan
menyebabkan proyek mengalami keterlambatan karena waktu finish proyek akan
menjadi mundur atau delay. CPM dibangun atas suatu network yang dihitung dengan
cara tertentu dan dapat pula dengan software sehingga menghasilkan suatu rangkaian
pekerjaan yang kritis. Penggunaan CPM secara integrated ini secara sederhana
bermaksud untuk membuat schedule yang berukuran besar pada proyek besar menjadi
schedule yang lebih kecil. Secara logika kita pahami bahwa schedule yang lebih kecil
berarti  schedule tersebut lebih managable atau dapat lebih mudah untuk dikelola. Inilah
intinya peranan konsep ini dalam mengatasi kompleksitas proyek yang besar.

Konsep ini tentu saja dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi proyek yang ada.
Langkah standar dalam penentuan CPM adalah sebagai berikut:

 Membagi seluruh pekerjaan menjadi beberapa kelompok pekerjaan yang dapat


dikatakan sejenis.
 Menentukan durasi penyelesaian pekerjaan masing-masing milestone.
 Menentukan keterkaitan (interdependencies) antara kelompok-kelompok
pekerjaan tersebut.
 Menentukan critical path method atas milestone berdasarkan hubungan saling
keterkaitannya.
 Membandingkan durasi total pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan.
Metode CPM di pakai cara “Demterministik”, yaitu memakai satu angka estimasi. Disini
kurun waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dianggap telah diketahui, dan baru pada
tahap berikutnya diadakan pengkajian lebih lanjut apakah kurun waktu tersebut dapat

2|Page
diperpendek, misalnya dengan menambah biaya yang dikenal sebagai time cost
trade – off.

Seperti yang kita lihat dari gambar di atas adalah contoh dari bagan CPM. Berapa
waktu paling cepat yang diharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut kita lihat
bahwa jaringan tersebut mempunyai dua jalur, yaitu 1 –   2 – 4 yang memerlukan 4
minggu, dan 1 – 3 – 4 yang memerlukan 6 minggu . Dengan demikian waktu tercepat
yang diharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut adalah 6 minggu. Waktu
tercepat yang diharapkan ini diberi notasi dengan t e. Sedangkan jalur yang membentuk
jalur terpanjang ini, yaitu 1 – 3 – 4 disebut sebagai jalur kritis (Critical Path). Kita bisa
mengatakan bahwa waktu tercepat yang diharapkan untuk event 4 adalah 6 minggu.
Konsep lain yang perlu diketahui adalah waktu terlambat yang diperkenankan yang
diberi notasi TL. Konsep ini merupakan waktu penyelesaian paling lambat yang
diperkenankan untuk suatu aktivitas, tanpa memperlambat penyelesaian
seluruh pekerjaan (proyek) tersebut. Untuk menunjukkan konsep ini.

Dari jaringan tersebut kita bisa menghitung TE untuk masing – masing event. Sebagai
misal TE untuk event 4 adalah 9.0. Meskipun jalur 1 –   2 –   4, hanya memerlukan
waktu 2.0 + 4.0 = 6.0 minggu, tetapi jalur 1 – 3 – 4 memerlukan waktu 9.0 minggu.
Dengan demikian, maka waktu tercepat untuk menyelesaikan event 4 adalah 9.0 minggu.
Dari gambar tersebut bisa dilihat bahwa penyelesaian pekerjaan tersebut adalah 16.0
minggu.

2.2. Manfaat CPM (critical path method )


Adapun beberapa manfaat CPM (critical path method ) bagi suatu proyek adalah :
 Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek,

3|Page
 Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek,
 Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga
jadwal penyelesaian proyek,
 Menyelesaikan proyek dengan cepat,
 Mengkuantifisir kemajuan proyek,
 Mengkomunikasikan proyek secara efektif
2.3. Membuat dan Menentukan Analisis Jaringan Kerja CPM (Critical Path Method
)
2.3.1. Tahapan Analisis Jaringan Kerja
 Membuat uraian kegiatan, menyusun logika urutan kejadian, menentukan syarat-
syarat pendahuluan, menntukan interelasi dan interpendensi antara kegiatan.
 Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan,
menentukan kapan suatu kegitan dimulai dan kapan berakhir, menentukan
keseluruhan proyek berakhir.
 Jika dibutuhkan, tetapkan alokasi biaya dan peralatan guna pelaksanaan tiap
kegiatan, meskipun pada dasarnya hal itu tidak begitu penting.

2.3.2. Diagram Jaringan CPM


Dalam diagram jaringan CPM, dikenal beberapa simbol diagram yang digunakan
untuk mendeskripsikan urutan, waktu pelaksanaan dan jenis kegiatan pada suatu proyek.
Beberapa simbol tersebut antara lain :
1. Anak panah (arrow)
- Menyatakan kegiatan (panjang panah tidak mempunyai arti khusus)
- Pangkal dan ujung panah menerangkan kegiatan mulai dan berakhir
- Kegiatan harus berlangsung terus dalam jangka waktu tertentu dengan pemakaian
sejumlah sumber (manusia, alat, bahan dan dana)
- Pada umumnya kegiatan diberi kode huruf a, b, c dst.

Gambar anak panah (arrow)

2. Simpul (node)

4|Page
- Menyatakan suatu kejadian kejadian atau peristiwa
- Kejadian diartika sebagai awal atau akhir dari satu atau beberapa kegiatan
- Umumnya kejadian diberi kode dengan angka 1, 2, 3, dst, yang disebut nomor
kejadian.

Gambar simpul (node)

3. Anak panah putus-putus


- Menyatakan kegiatan semu (dummy)
- Dummy sebagai pemberitahuan bahwa terjadi perpindahan satu kejadian ke
kejadian lain pada saat yang sama
- Dummy tidak memerlukan waktu dan tidak menghabiskan sumber.

Gambar anak panah putus-putus

Gambar, contoh diagram jaringan CPM

5|Page
2.3.3. Menentukan Waktu Penyelesaian

Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu penyelesaian digunakan beberapa


terminologi dasar berikut:

1. TE = E (earliest event occurence time )


Waktu paling awal / tercepat peristiwa dapat terjadi, yang berarti waktu paling awal
suatu kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai, karena menurut aturan
dasar jaringan kerja, suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu /
sebelumnya telah selesai.

2. TL = L (Latest event occurence time)


Waktu paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
3. ES (earliest activity start time)
Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam,
maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
4. EF (earliest activity finish time)
Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan.

EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya.


5. LS (latest activity start time)
Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara
keseluruhan.

6. LF (latest activity finish time)


Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian
proyek.
7. t /D(activity duration time)
Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan).

2.3.4. Cara Perhitungan

6|Page
Dalam perhitungan waktu juga digunakan tiga asumsi dasar yaitu: Pertama, proyek
hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish). Kedua, saat
tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol. Ketiga, saat paling lambat terjadinya
terminal event adalah LS = ES.

Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua
tahap, yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur
(backward computation).

1. Hitungan maju
Beberapa prinsip yang digunakan dalam hitungan maju :
a. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan
yang mendahuluinya telah selesai.
E(1) = 0
b. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai
paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan. EF = ES + D
atau EF(i-j) = ES(i-j) + D(i-j)
c. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan terdahulu yang berkaitan,
maka wktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut sama dengan waktu
selesai paling awal EF yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
Contoh perhitungan:

Kegiatan 1-2 didapat : EF (1-2) = ES(1-2) + D = 0 + 2. Kemudian waktu


selesai  paling awal kegiatan 2-3 adalah hari ke-2 plus hari ke-3,
 Kegiatan 2-4 EF (2-4) = ES(2-4) + D = 2+5 = 7
 Kegiatan 3-5 EF (3-5) = ES(3-5) + D = 5+4 = 9
 Kegiatan 4-5 EF (4-5) = ES(4-5) + D = 7+6 = 13

7|Page
 Kegiatan 5-6 EF (5-6) = EF(4-5) + 3 = 13 + 3 = 16
Jadi kegiatan di atas akan dapat diselesaikan pada hari ke-16.

Tabel Hasil Perhitungan Maju untuk Mendapatkan EF

Dari perhitungan pada tabel di atas diperoleh waktu penyelesaian proyek


adalah selama 16 minggu.

2. Perhitungan mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal
paling akhir kita “masih” dapat memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan,
tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan yang telah
dihasilkan dari hitungan maju. Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan suatu
jaringan kerja.
Beberapa prinsip yang digunakan dalam perhitungan mundur adalah :
a. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling
akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j) – t

b. Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu
selesai paling akhir (LF) dari kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai
paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
Kegiatan yang selesai dalam 16 hari.

L (6) = EF (5-6) = 16, dan LF (5-6) = L (6)

 Kegiatan 5-6 = LF(5-6) –  D = 16-3 = 13

8|Page
 Kegiatan 4-5 = LS(4-5) –  D = 13-6 = 7
 Kegiatan 3-5 = LS(3-5) –  D = 13-4 = 9
 Kegiatan 2-4 = LS(2-4) – D = 7-5 = 2

Tabel Hasil Perhitungan Mundur untuk mendapatkan LF

3. Float total, Foat Bebas, Float Interfern


 Float total
Arti penting dari float total adalah menunjukkan jumlah waktu yang
diperkenankan suatu kegiatan yang boleh ditunda, tanpa mempengaruhi
jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan. Jumlah waktu tersebut sama
dengan waktu yang didapat bila semua kegiatan terdahulu dimulai seawal
mungkin, sedangkan semua kegiatan berikutnya dimulai selambat mungkin.
Float total suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir,dikurangi
waktu selesai paling awal atau mulai paling akhir, dikurangi waktu mulai
paling awal dari kegiatan tersebut.Float total dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
TF = LF – EF = LS – ES atau TF = L(j) – E(i) – D(i-j)
Untuk memanfaatkan float total, maka kegiatan terdahulu harus mulai seawal
mungki (= ES), sebaliknya kegiatan berikutnya harus mulai selambat mungkin
(= LS).

9|Page
Gambar, posisi dan hubungan antara ES, LS, EF, LF, D dan float total

 Float Bebas (Free Float)


Float bebas (FF) adalah bilamana semua kegiatan pada jalur yang
bersangkutan dimulai seawal mungkin. Float bebas dari bebas dari suatu
kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal (ES) dari kegiatan
berikutnya dikurangi waktu selesai paling awal (EF) kegiatan yang dimaksud.
 Float Interfern
Float interfern adalah bila suatu kegiatan menggunakan sebagian dari IF,
sehingga kegiatan non kritis pada jalur tersebut perlu dijadwalkan lagi
(digeser) meskipun tidak sampai mempengaruhi penyelesaian proyek secara
keseluruhan. Float Interfern sama dengan float total dikurangi float bebas atau
IF = FT – FF
Contoh Perhitungan:

Kegiatan Kurun
Paling Awal Paling Akhir Float
Waktu
Mulai Selesai Mulai Selesai Interfer
Total Free
i-j Nama D (ES) (EF) (LS) (LF) e
(TF) (FF)
(IF)
1-2 a 3 0 3 0 3 0 0 0

10 | P a g e
2-3 b 2 3 5 5 7 2 0 2
2-4 c 4 3 7 3 7 0 0 0
2-6 d 8 3 11 6 14 3 1 2
3-5 e 4 5 9 7 11 2 0 2
4-7 f 6 7 13 7 13 0 0 0
5-6 g 3 9 12 11 14 2 0 2
6-8 h 6 12 18 14 20 2 2 0
7-8 i 7 13 20 13 20 0 0 0
8-9 j 4 20 24 20 24 0 0 0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa float Total pada jalur d = 3, b = 2, e = 2, g =
2, h= 2. Adapun memiliki float bebas adalah kegiatan d = 1 dan h = 2, sedangkan float
interferen terdapat pada kegiatan –  kegiatan b, d, e, dan g

Mempersingkat waktu penyelesaian


Proses mempercepat waktu disebut juga crass program dan dalam menganalisis  proses
tersebut digunakan asumsi berikut :
 Jumlah sumberdaya yang tersedia bukan merupakan kendala
 Bila diinginkan waktu penyelesaian kegiatan-kegiatan yang lebih cepat dengan
lingkup yang sama, maka keperluan akan sumber daya akan  bertambah.

biaya dipersingkat−biayanormal
Slope=
waktu normal−waktu dipersingkat

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa titik TPD tercapai setelah selesai
mempersingkat kegiatan 1-2, yaitu diperoleh angka-angka waktu penyelesaian proyek
13 hari dengan biaya Rp. 1.800. Tetapi apabila sudah melewati titik TPD hingga TDT

11 | P a g e
maka biaya maka biaya yang dikeluarkan yang dikeluarkan sebesar Rp. sebesar Rp.
2.010 dengan waktu 2.010 dengan waktu penyelesaian yang penyelesaian yang sama.
Apabila kita mempersingkat semua jalur maka kita akan mengalami  pengeluaran
biaya yang sia-sia sebesar Rp. 210.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya :
- CPM (critical path method ) atau Metode Jalur Kritis merupakan mode
perencanaan dan pengendalian proyek–proyek yang merupakan sistem yang
paling banyak digunakan diantara semua system yang memakai prinsip
pembentukan jaringan.
- Hitungan Maju
Dalam mengidentifikasi jalur kritis dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju.
- Hitungan mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal paling
akhir kita “masih” dapat memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan, tanpa
menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan yang telah
dihasilkan dari hitungan maju.
- Membuat dan menentukan CPM dapat dilakukan dengan mengikuti tahapan
analisis jaringan kerja CPM, membuat diagram jaringan kerja dan menentukan
waktu penyelesaian proyek dengan beberapa metode perhitungan.

12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
 http://clararch02.blogspot.com/2009/03/metode-jalur-kritis.html
 https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ved=0CFMQFjAF&
url=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups
%2F23334222%2F2116700654%2Fname%2FMETODE%2BJALUR%2BKRITIS-
bab
%2B13.docx&ei=t5olU8m_DcPniAf6k4DgDw&usg=AFQjCNEaHxhgjGxAIT9V1X
aWDMVe1iD3Ww&bvm=bv.62922401,d.aGc
 https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCYQFjAA&
url=http%3A%2F%2Fwww.mdp.ac.id%2Fmateri%2F2011-2012-
1%2FMJ203%2F012018%2FMJ203-012018-670-
3.doc&ei=t5olU8m_DcPniAf6k4DgDw&usg=AFQjCNHLeOECoVlNtKLFPxW3Q-
TByQ1b1Q&bvm=bv.62922401,d.aGc
 https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CEEQFjAD&
url=http%3A%2F%2Fwww.lppm.itb.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2013%2F10%2FFormatMakalahIlmiah_2013.doc&ei=p5olU6ytGK-

13 | P a g e
YiAf0_4CQAQ&usg=AFQjCNGRbWV64tU8Wh3d77zd-
yLetqyktQ&bvm=bv.62922401,d.aGc
 http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://
adrianade.blogspot.com/2012/11/pengertian-cpm.html
 http://staff.blog.ui.ac.id/komarudin74/2010/12/06/metode-jalur-kritis-untuk-
manajemen-proyek-critical-path-method/
 http://ns.akakom.ac.id/~kurikulum2009/Penyusunan%20modul%2024-27%20agt
%2009/Modul%20Praktikum/modul%20ganjil/modul%20ganjil%20pdf/Manajemen
%20Proyek%20Sistem%20Informasi/modul%20I.pdf

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai