Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI CPM & PERT

Critical Path Method (CPM) dan Project Evaluation Review Technic (PERT) merupakan dua metode
penjadwalan proyek yang menggunakan pendekatan berbeda dalam pengerjaanya. Dimana metode
CPM menggunakan pendekatan deterministik sedangkan metode PERT menggunakan pendekatan
probabilistik.

A. Critical Path Method (CPM)

Critical Path Method (CPM) merupakan model teknik proyek yangdikembangkan pada tahun 1950-an
oleh Morgan R. Walker dari DuPont danJames E. Kelley, Jr dari Remington Rand. Kelley dan Walker
menghubungkaningatan mereka untuk pengembangan CPM pada tahun 1989. Kelley menujukan istilah
Critical Path untuk para pengembang Program Evaluation and Review Technique yang dikembangkan
pada waktu yang sama dengan Booz AllenHamilton dan US Navy. Sebuah pendahuluan dari apa yang
kemudian dikenal sebagai Critical Path dikembangkan dan dipraktekkan oleh DuPont antara tahun1940
dan 1943 dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan Proyek Manhattan.

CPM umumnya digunakan dengan segala bentuk proyek, termasukkonstruksi, kedirgantaraan dan
pertahanan, pengembangan perangkat lunak, proyek penelitian, pengembangan produk, rekayasa, dan
pemeliharaan tanaman.Setiap proyek dengan kegiatan yang saling tergantung dapat menerapkan
metodeanalisis matematis. Meskipun program CPM dan pendekatannya tidak lagidigunakan, istilah ini
umumnya diterapkan pada pendekatan yang digunakanuntuk menganalisis diagram proyek jaringan

CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur
dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek.

B. PERT (Program Evaluation and Review Technique)

PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur
dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek (febrianto,2011). PERT
merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review

Technique (teknik menilai dan meninjau kembali program), teknik PERT adalah suatu metode yang
bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta
mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya
proyek (Upadi,2011).

C. Tujuan CPM dan PERT

Berdasarkan definisi CPM dan PERT yang telah dipaparkan, tujuan dari kedua metode tersebut adalah
untuk merencanakan dan menjadwalkan suatu proyek serta untuk mengawasi dan mengevaluasi.
Sehingga dapat mengurangi penundaan pekerjaan, mengurangi gangguan, dan mengurangi konflik
produksi pada sebuah proyek (Dwinovi, 2012).
D. Manfaat CPM dan PERT

CPM dan PERT akan menghasilkan sebuah diagram yang menunjukan rangkaian berbagai aktivitas dalam
pengerjaan suatu proyek termasuk jalur kritis. Diagram tersebutmempermudah proses perencanaan dan
penjadwalan untuk proyek dengan kapasitas besar dan kompleks karena mampu mengatasi
ketidakpastian dalam proyek tanpa perlu tahu durasi dari setiap aktifitas (Syahrizal, 2016). Namun, tidak
hanya berlaku pada proyek besar, CPM dan PERT dapat diaplikasikan di setiap proyek karena
bermanfaat untuk (Purnomo, 2004):

1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks.

2. Penjadwalan-penjadwalan pekerjaan dalam urutan yang praktis dan efisien.

3. Mengadakan pembagian kerja dari tetangga kerja dan sumber dana yang tersedia.

4. Menentukan antara waktu dan biaya.

E. Elemen CPM dan PERT

CPM dan PERT menggunakan sebuah sistem jaringan untuk menangkap prioritas atau hubungan paralel
diantara banyak tugas dalam sebuah proyek. Sebagai contoh dari prioritas yang dimaksud adalah
pembuatan kerangka pada sebuah rumah sebelum membuat atap. Di sisi lain, beberapa kegiatan dapat
terjadi secara paralel, seperti sistem listrik yang dapat dinstall oleh satu kru di waktu yang bersamaan
dengan pemasangan sistem pipa saluran air oleh kru lainnya (Chinneck, 2016). Terdapat beberapa
elemen penyusun jaringan pada CPM dan PERT yang dipeF. Metode perhirtungan CPM dan PERT

Metode perhitungan CPM dan PERT dilakukan dengan :


1. Menggambarkan network suatu proyek sesuai jalur pada masing-masing proyek.
2. Mengestimasi waktu masing-masing aktivitas.
3. Menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing
kejadian.
4. Menentukan jalur kritis Untuk menentukan lintasan kritis diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut :

a. Perhitungan Maju (forward computation).

Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial event menuju ke terminal event.
Tujuannya ialah menghitung saat yang paling cepat terjadinya event dan saat paling cepat dimulainya
serta diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE, ES, dan EF).

b. Perhitungan Mundur (backward computation).

Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event. Tujuannya
ialah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya event dan saat paling lambat dimulainya dan
diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan LF).

c. Perhitungan kelonggaran waktu (float atau slack)

Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja, ini dapat
dipakai pada waktu penggunaan jaringan kerja dalam praktek dan memungkinkan digunakan pada
waktu.

G. Persamaan dan perbedaan PERT dan CPM

Persamaan antara metode PERT dan CPM adalah :

a. Sama-sama membentuk lintasan dari suatu kegiatan.


b. Membutuhkan waktu dalam pelaksanaan kegiatan.
c. Sama-sama digunakan untuk menangani suatu proyek.
d. Harus melaksanakan pendataan waktu setiap operasi sehingga dapat menggunakan waktu
semaksimum mungkin dan dengan pembiayaan yang seminimum mungkin.

Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut :

a. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah
dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang
sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui
oleh evaluator.
b. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta terlayak,
sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang
paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.
c. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek
turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
d. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM
tanda panah adalah kegiatan.

H. Contoh kasus

Suatu pabrik pembangkit tenaga listrik direncanakan untuk dibangun dimana proyek tersebut terdiri dari
beberapa aktivitas. Aktivitas pertama adalah merancang pabrik kemudian dilanjutkan dengan memilih
lokasi, memilih pemasok, pegawai, dll. Sehingga urutan aktivitas dan waktu penyelesaian aktivitas
dirangkum sebagai berikut :

Pertanyaan :

a. Buat jaringan kerja

b. Tentukan jaur kritisnya

(Jawab dengan menggunakan metode CPM) :

a. Jaringan kerja

b. Penentuan jalur kritis dari kasus di atas ditentukan dari perhitungan penjumlahan waktu terlama
setiap jalur, yakni :

A-B-E-I-J=12+8+12+4+6 = 42

A-C-F-I-J=12+8+18+4+6 = 44

A-C-G-H-J=12+4+5+8+6 = 35

A-D-H-J=12+3+8+6 = 29
Sehingga jalur kritisnya adalah A-C-F-I-J, karena memiliki jalur kritis dengan nilai paling besar. Pemilihan
jalur kritis dilakukan pada jalur yang memiliki nilai paling besar karena dengan nilai paling besar
menggambarkan waktu paling tepat dan layak yang digunakan untuk menyelesaikan suatu jalur dimana
pada jalur tersebut terdapat beberapa stasiun-stasiun. Pada waktu terlama yang digunakan untuk
menyelesaikan satu jalur menyatakan bahwa seluruh metode yang ada telah tercover. Sehingga apabila
pada suatu jalur yang memiliki waktu tercepat telah dapat tercover juga. Apabila dipilih jalur kritis yang
memiliki waktu tercepat maka tidak semua metode yang ada dapat tercover oleh waktu yang tersedia.

Metode Transportasi

Riset Operasi adalah metode untuk memformulasikan dan merumuskan permasalahan sehari-hari baik
mengenai bisnis, ekonomi, sosial maupun bidanglainnya ke dalam pemodelan matematis untuk
mendapatkan solusi yang optimal. Faktor-faktor yangmempengaruhi pemodelan harus disederhanakan
dan apabila ada data yang kurang,kekurangan tersebut dapat diasumsikan atau diisi dengan pendekatan
yang bersifatrasional. Dalam Riset Operasi diperlukan ketajaman berpikir dan logika.

Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber –
sumber yang menyediakan produk – produk yang sama di tempat- tempat yang membutuhkan secara
optimal. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya transportasi
(alokasi) dari suatu sumber ke beberapa tujuan yang berbeda – beda dan dari beberapa sumber ke suatu
tujuan juga berbeda – beda. Penerapan metode transportasi ini diantaranya adalah untuk :

Pembelanjaan modal.

 Alokasi dana untuk investasi


 Pengiklanan
 Analisis lokasi
 Menjaga keseimbangan perencanaan dan perakitan.

Terdapat tiga macam metode transportasi:

A. Metode stepping stone


B. Metode modi (modified distribution)
C. MetodeVam (Vogel's apporximation method)

A. Metode stepping stone


Metode ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang optimal
menggunakan cara trial and error atau coba – coba. Walaupun merubah alokasi dengan cara coba- coba,
namun ada syarat yang harus diperhatikan yaitu dengan melihat pengurangan biaya per unit yang lebih
besar dari pada penambahan biaya per unitnya.

B. Metode Modi (modified distribution)

Metode ini merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi yang optimal dengan menggunakan
suatu indeks perbaikan yang berdasarkan pada nilai baris dan nilai kolom. Metode modi ini memiliki
syarat yang harus terpenuhi, yaitu banyaknya kotak terisi harus sama dengan banyaknya baris ditambah
banyaknya kolom dikurang satu.

C. Metode VAM (Vogel’s Approximation Method)

Teknik pengerjaan pada metode ini berbeda dengan dua metode sebelumnya yaitu metode transportasi
Stepping Stone dan MODI dimana untuk mendapatkan solusi yang optimal dilakukan berulang-ulang
sampai kondisi optimal tersebut terpenuhi. Sedangkan pada metoda VAM ini, sekali kita menentukan

alokasi pada satu cell maka alokasi tersebut tidak berubah lagi.

Contoh Soal :

Untuk penjelasan, kita gunakan contoh yang sama seperti pada metode transportasi sebelumnya. Suatu
perusahaan mempunyai pabrik W, H, O dengan kapasitas produksi tiap bulan masing-masing 90 ton, 60
ton, dan 50 ton.; dan mempunyai 3 gudang penjualan di A, B, C dengan kebutuhan tiap bulan masing-
masing 50 ton, 110 ton, dan 40 ton. Biaya pengangkutan setiap ton produk dari pabrik W, H, O ke
gudang A, B, C adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah penyelesaian :

1. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber dan biaya pengangkutan ke dalam matriks
transportasi:
2. Carilah perbedaan dari 2 biaya terkecil, yaitu biaya terkecil dan terkecil ke dua untuk setiap baris dan
kolom

3. Pilihlah 1 nilai perbedaan- perbedaan yang terbesar diantara semua nilai perbedaaan pada kolom
dan baris. Baris O mempunyai nilai perbedaan terbesar yaitu 9. Bila nilai perbedaan biaya ada 2 yang
besarnya sama, maka pilihlah baris atau kolom yang mempunyai biaya terendah.

4 .isilah pada salah satu segi empat yang termasuk dalam kolom atau baris terpilih, yaitu pada segi
empat yang mempunyai biaya terendah. Isikan sebanyak mungkin yang bisa dilakukan.

5. Karena baris O sudah diisi penuh sesuai dengan kapasitas, maka selanjutnya hilangkan baris O karena
baris O sudah tidak mungkin diisi lagi. Kemudian tentukan kembali perbedaan biaya untuk kolom dan
baris yang belum terisi. Ulangi langkah-langkah ini sampai semua baris dan kolom sepenuhnya
teralokasi.

Karena B mempunyai perbedaan terbesar yaitu 15, maka isilah sebanyak mungkin yang bisa diangkut
pada kolom B yang mempunyai biaya terendah.
Baris W mempunyai perbedaan terbesar yaitu 12 dan langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

Jadi biaya transportasi yang harus dikeluarkan: 60 (3) +30 (8) + 50 (15) + 10 (10) + 50 (10) = 1890

Anda mungkin juga menyukai