PENDAHULUAN
1
tersebut, dan kapan jadwal dan pengendalian proyek tersebut agar selesai tepat
waktu serta berapa biaya yang digunakan dapat jelas apabila menggunakan
metode PERT dan CPM.
Kedua-duanya mendeskripsikan aktifitas-aktifitas proyek dalam jaringan
kerja, dari jaringan kerja tersebut mampu dilakukan berbagai analisis untuk
pengambilan keputusan tentang waktu, biaya, serta penggunaan sumber daya dan
bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun
gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan
secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Maka dari itu kami
membuat makalah yang membahas tentang PERT dan CPM serta aplikasinya.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
CPM
3
atau Critical Path Analysis, adalah algoritma matematis didasarkan untuk
penjadwalan serangkaian kegiatan proyek.)
c. Menurut Samuel L. Baker, 2004:
The Critical Path Method (CPM) is one of several related techniques for
doing project planning. CPM is for projects that are made up of a number of
individual activities. If some of the activities require other activities to finish
before they can start, then the project becomes a complex web of activities.
(Critical Path Method (CPM) adalah salah satu dari beberapa penggabungan
teknik untuk melakukan perencanaan proyek. CPM untuk proyek-proyek yang
terdiri dari sejumlah kegiatan individu. Jika beberapa kegiatan memerlukan
kegiatan lain untuk menyelesaikan sebelum mereka dapat memulai, maka proyek
menjadi kompleks jaringan kegiatan.)
Jika ditarik kesimpulan dari beberapa definisi di atas, maka yang
dimaksud Critical Path Method (CPM) adalah teknik yang digunakan untuk
melakukan perencanaan proyek menggunakan algoritma matematis.
4
3. Kegiatan dan hasilnya dapat ditampilkan sebagai jaringan.
4. Menampilkan dependensi untuk membantu penjadwalan.
5. Melakukan evaluasi kegiatan yang dapat berjalan sejajar satu sama lain.
6. Menentukan slack dan float.
7. Banyak digunakan dalam industri.
8. Dapat menentukan beberapa jalur yang sama penting.
9. Menentukan durasi proyek, yang meminimalkan jumlah biaya langsung
dan tidak langsung.
10. Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek.
11. Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam
menjaga jadwal penyelesaian proyek.
Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :
1. Dapat menjadi rumit dan meningkatkan kompleksitas untuk proyek yang
lebih besar.
2. Tidak menangani penjadwalan personil atau alokasi sumber daya.
3. Jalur kritis tidak selalu jelas dan perlu dihitung cermat.
4. Memperkirakan waktu penyelesaian kegiatan bisa sulit.
5
EET/ SPA = Saat Paling Awal adalah saat paling awal yang mungkin dimulainya
suatu aktivitas dan/atau saat paling awal yang mungkin untuk
berakhirnya suatu kegiatan.
LET/ SPL = Saat Paling Lambat adalah saat paling lambat yang mungkin
dimulainya suatu aktivitas dan/atau saat paling lambat yang
mungkin untuk berakhirnya suatu kegiatan.
b. Aktivitas atau Kegiatan
Aktivitas/Kegiatan
Kurun Waktu/Durasi
6
Gambar 4. Diagram Aktivitas Berurutan
d. Apabila dua aktivitas harus selesai terlebih dahulu sebagai syarat untuk
pelaksanaan dua aktivitas berikutnya (Merge Event dan Burst Event). Artinya
7
Kegiatan C dan kegiatan D dapat dimulai setelah kegiatan A dan kegiatan B
selesai.
8
perencanaan. Untuk mempermudah membaca data dapat dibuat tabel seperti
dibawah ini.
9
Sebelum itu kita perlu tahu form CPM yang digunakan pada perencanaan
kali ini, yaitu:
d. Late Start EF = ES + D
Late Start (LS) adalah waktu paling lambat kegiatan tersebut dapat
dimulai tanpa memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan,
dimana LS adalah LF dikurangi dengan durasi dari aktivitas tersebut.
LS = LF – D
10
e. Activity
Activity adalah label dari nama suatu kegiatan yang digunakan
untuk memudahkan penulisan kegiatan pada form CPM. Biasanya
menggunakan huruf, seperti A untuk kegiatan pertama, B untuk kegiatan
kedua, dan seterusnya.
f. Duration
Duration adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
kegiatan. Satuannya adalah satuan waktu, seperti jam, hari, atau yang
lainnya.
g. Slack Time
Slack time adalah waktu bebas yang dimiliki setiap kegiatan.
h. Description of Activity
Description of Activity adalah penjelasan dari label kegiatan yang
ditulis pada form CPM.
Dan hal yang paling penting untuk diingat adalah baik menggunakan cara
Slack = LS – ES atau Slack = LF – EF
pertama atau kedua hasilnya harus sama. Sehingga menghitung slack time juga
dapat berfungsi sebagai pengecekan hasil penghitungan.
Data Slack time dapat digunakan untuk mengetahui kegiatan mana saja
yang memiliki slack time dan mana yang tidak. Dari data tersebut kita dapat
mengolah SDM pada kegiatan mana yang dapat dipindah pada kegiatan lain yang
lebih membutuhkan. Kegiatan yang mempunyai slack time besar dapat dipindah
pada kegiatan dengan slack time rendah atau slack time = 0.
11
BAB 3
PEMBAHASAN PERT
12
Melalui komputer elektronik, teknik PERT memproses data yang
mewakili, prestasi utama terbatas (peristiwa) penting untuk mencapai tujuan-
tujuan, saling ketergantungan dari peristiwa-peristiwa, dan perkiraan waktu dan
rentang waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan antara dua
berturut-turut peristiwa. Harapan waktu tersebut termasuk perkiraan "waktu
paling mungkin", "waktu optimis", dan "waktu pesimis" untuk setiap kegiatan.
Teknik ini adalah kontrol manajemen alat yang ukuran sampai prospek untuk
mencapai tujuan tepat waktu, sinyal bahaya menyoroti membutuhkan keputusan
manajemen, mengungkapkan dan mendefinisikan baik kegawatan dan kendur
dalam rencana aliran atau jaringan kegiatan sekuensial yang harus dilakukan
untuk memenuhi tujuan; membandingkan harapan saat ini dengan tanggal
penyelesaian dijadwalkan dan menghitung probabilitas untuk pertemuan tanggal
dijadwalkan, dan mensimulasikan efek dari pilihan untuk pengambilan - sebelum
keputusan.
Konsep PERT dikembangkan oleh tim riset operasi staf dengan
perwakilan dari Departemen Riset Operasi Booz, Allen dan Hamilton, Kantor
Evaluasi Divisi Rudal Lockheed Sistem, dan Evaluasi Program Cabang, Kantor
Proyek Khusus, Departemen Angkatan Laut. (Willard Fazar (Kepala, Program
Evaluasi Cabang, Kantor Proyek Khusus, US Navy), The Statistician Amerika,
April 1959).
Project management technique that shows the time taken by each
component of a project, and the total time required for its completion. PERT
breaks down the project into events and activities, and lays down their proper
sequence, relationships, and duration in the form of a network. Lines connecting
the events are called paths, and the longest path resulting from connecting all
events is called the critical path. The length (duration) of the critical path is the
duration of the project, and any delay occurring along it delays the whole project.
PERT is a scheduling tool, and does not help in finding the best or the shortest
way to complete a project.
(business
dictionary) Program Evaluation and Review Technique
(PERT) adalah alat manajemen yang digunakan untuk
jadwal, mengatur, dan mengkoordinasikan
13
tugas-tugas dalam suatu proyek. Ini pada dasarnya adalah sebuah metode untuk
menganalisis tugas yang terlibat dalam menyelesaikan suatu proyek tertentu,
terutama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas, dan untuk
mengidentifikasi waktu minimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek
total.
14
2. Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama.
3. Perkiraan waktu cenderung subyektif dan tergantung manajer.
4. Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur
kritis, maka yang nyaris kritis perlu diawasi.
15
a. Optimis waktu
Optimis waktu pada umumnya yaitu waktu singkat di mana
aktivitas dapat diselesaikan. Ini adalah praktek umum untuk menentukan
waktu optimis menjadi tiga standar deviasi dari rata-rata sehingga ada
sekitar 1% kesempatan bahwa kegiatan tersebut akan selesai dalam waktu
yang optimis.
b. Kemungkinan besar waktu
Kemungkinana besar waktu adalah waktu penyelesaian yang
memiliki probabilitas tertinggi. Perhatikan bahwa kali ini berbeda dari
waktu yang diharapkan.
c. Pesimis waktu
Pesisimis waktu merupakan waktu terpanjang bahwa suatu
kegiatan mungkin memerlukan. Tiga standar deviasi dari rata-rata
umumnya digunakan untuk waktu yang pesimis. PERT mengasumsikan
distribusi probabilitas beta untuk estimasi waktu. Untuk distribusi beta,
waktu yang diharapkan untuk setiap kegiatan dapat diperkirakan dengan
menggunakan rata-rata tertimbang sebagai berikut:
d. Waktu Diharapkan
Waktu diharapkan mempunyai rumus :
16
waktu total proyek tidak berubah. Jumlah waktu yang non - kegiatan jalur kritis
dapat ditunda tanpa proyek ini disebut sebagai waktu yang kendur.
Jika jalur kritis tidak segera jelas, mungkin akan membantu untuk
menentukan empat berikut jumlah musuh setiap kegiatan:
a. ES : merupakan waktu mulai terlama
b. EF : merupakan waktu finish terlama
c. LS : merupakan waktu mulai terbaru
d. LF : merupakan latest finish waktu
Saat-saat tersebut dihitung dengan menggunakan waktu yang diharapkan
untuk kegiatan yang relevan. Awal dan akhir awal kali dari masing-masing
kegiatan ditentukan dengan bekerja maju melalui jaringan dan menentukan waktu
yang paling awal di mana aktivitas dapat mulai dan selesai mempertimbangkan
pendahulunya kegiatan. Awal terbaru dan kali selesai adalah waktu terbaru yang
suatu kegiatan dapat mulai dan selesai tanpa menunda proyek. LS dan LF
ditemukan dengan bekerja mundur melalui jaringan. Perbedaan dalam
menyelesaikan terbaru dan paling awal dari masing-masing kegiatan adalah
kendur bahwa kegiatan itu. Jalur kritis maka adalah jalur melalui jaringan di mana
tidak ada kegiatan yang kendur.
Varians dalam waktu penyelesaian proyek dapat dihitung dengan
menjumlahkan varians dalam waktu penyelesaian kegiatan di jalur kritis.
Mengingat varians ini, seseorang dapat menghitung probabilitas bahwa proyek
akan selesai pada tanggal tertentu dengan asumsi distribusi probabilitas normal
untuk jalur kritis. Asumsi distribusi normal berlaku jika jumlah kegiatan di jalan
cukup besar untuk teorema limit pusat untuk diterapkan.
Karena jalur kritis menentukan tanggal penyelesaian proyek, proyek dapat
dipercepat dengan menambahkan sumber daya yang diperlukan untuk mengurangi
waktu untuk kegiatan di jalur kritis. Seperti pemendekan proyek kadang-kadang
disebut sebagai proyek menerjang.
Memperbarui bagan PERT sebagai kemajuan proyek. Buatlah penyesuaian
dalam bagan PERT sebagai kemajuan proyek. Ketika proyek terungkap, kali
diperkirakan dapat digantikan dengan waktu yang sebenarnya. Dalam kasus di
mana ada penundaan, sumber daya tambahan mungkin diperlukan untuk tetap
17
pada jadwal dan bagan PERT dapat dimodifikasi untuk mencerminkan situasi
baru.
PRASYARAT
1. Personil harus sudah memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen
proyek formal terminologi, alat, dan teknik
2. Bentuk template PERT alat setara (misalnya software)
3. Buat rencana proyek
4. Pilih metode penjadwalan yang paling tepat
5. Pilih dan mengatur tim untuk melakukan tugas-tugas proyek.
18
Ada dua pendekatan untuk menggambarkan jaringan proyek yakni
kegiatan pada titik (activity on node – AON) dan kegiatan pada panah (activity on
arrow – AOA). Pada konvensi AON, titik menunjukan kegiatan, sedangkan pada
AOA panah menunjukan kegiatan.
Kegiatan pada titik (AON) Arti dari kegiatan Kegiatan pada panah (AOA)
A B C A datang sebelum
B, yang datang
A B C
sebelum C
A dan B keduanya
A A
harus diselesaikan
C
C sebelum C dapat
dimulai
B
B
B dan C tidak
B
dapat di mulai B
A
A sebelum A selesai
C C
C dan D tidak
A C A C
dapat dimulai
hingga A dan B
keduanya selesai B D
B D
19
C tidak dapat
A C
dimulai setelah A A C
dan B selesai, D Dummy
activity
B D tidak dapat
dimulai sebelum
B selesai. B D
Kegiatan Dummy
ditunjukan pada
AOA
B dan C tidak A B D
B
dapat dimulai
A D hingga A selesai.
D tidak dapat
C
Dummy
dimulai sebelum activity C
B dan C selesai.
C
Kegiatan dummy
ditunjukan pada
AOA.
Contoh:
Pemerintah akan membangun rumah sakit berstandar internasional, rumah
sakit tersebut akan di bangun dan harus melalui delapan kegiatan yakni:
membangun komponen internal, memodifikasi atap dan lantai, membangun
tumpukan, menuangkan beton dan memasang rangka, membangun pembakar
temperatur tinggi, memasang sistem kendali polusi, membangun alat pencegah
polusi udara, dan kegiatan terakhir yaitu pemerikasaan dan pengujian. Kegiatan
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini berikut penjelasan susunan
kegiatannya:
20
Tabel 3. Contoh Kegiatan dalam Penggunaan PERT
Kegiatan Penjelasan Pendahulu langsung
A membangun komponen internal -
B memodifikasi atap dan lantai -
C membangun tumpukan A
D menuangkan beton dan memasang rangka A,B
E membangun pembakar temperatur tinggi C
F memasang sistem kendali polusi C
G membangun alat pencegah polusi udara D,E
H pemerikasaan dan pengujian F,G
F
A C
E
Start H
B D G
Gambar 10. AON Untuk Kegiatan Proyek Pembangunan Rumah Sakit
21
Setelah proses penggambaran AON dilanjutkan dengan menggambar AOA
sebagai berikut :
C
Membangun
2 kumpulan
A F
4
Membangun tumpukan Memasang
komponen sistem kendali
internal polusi
E
1 Dummy Membangun
Activity pembakar H 7
6
B temperatur
Pemeriksaan
tinggi
dan pengujian
Memodifikasi G
atap dan lantai
Membangun
3
alat pencegah
D polusi udara
5
Menuangkan
beton dan
memasang
rangka
22
Nama kegiatan atau simbol
Lamanya Kegiatan
Gambar 12. Jadwal Aktivitas
PERT
Aturan selesai terdahulu :Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan
adalah jumlah dari waktu mulai terdahulu (ES) dan waktu kegiatannya, EF =
ES+waktu kegiatan.
Forward pass, dimulai dengan kegiatan pertama pada proyek, sedangkan
backward pass dimulai dengan kegiatan terakhir dari suatu proyek. Untuk setiap
kegiatan kita pertama-tama menentukan nilai EF nya, di ikuti dengan nilai ES nya.
Dua aturan berikut digunakan dalam proses ini. Aturan waktu selesai terakhir,
aturan ini sekali lagi didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum suatu kegiatan
dapat dimulai, seluruh pendahulu langsungnya harus diselesaikan yaitu :
23
a. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu kegiatan,
LF nya sama dengan LS dari kegiatan yang secara langsung mengikutinya.
b. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi lebih daru satu
kegiatan, maka LF adalah minimum dari seluruh nilai LS dari kegiatan-kegiatan
yang secara langsung mengikutinya, yaitu LF = Min [LS dari seluruh kegiatan
langsung yang mengikutinya]
Aturan waktu mulai terakhir.: Waktu mulai terakhir (LS) dari suatu
kegiatan adalah perbedan antar waktu selesai terakhir (LF) dan waktu
kegiatannya, yaitu LS = LF – waktu kegiatan.
Contoh:
Hitunglah waktu mulai dan selesai terdahulu, untuk proyek rumah sakit berstandar
internasional yang di bangun pemerintah. Dan berikut menunjukan jaringan
proyek lengkap untuk proyek rumah sakit tersebut, bersama dengan nilai ES dan
EF untuk semua kegiatan.
Tabel 4. Kegiatan dan Waktu yang Diperlukan
Kegiatan Penjelasan Waktu (minggu)
A membangun komponen internal 2
B memodifikasi atap dan lantai 3
C membangun tumpukan 2
D menuangkan beton dan memasang rangka 4
E membangun pembakar temperatur tinggi 4
F memasang sistem kendali polusi 3
G membangun alat pencegah polusi udara 5
H pemerikasaan dan pengujian 2
Total waktu (minggu) 25
24
F
4 7
3
A C
0 2 2 4
2 2 H
1315
Start 2
00
E
4 8
0 4
B D 8 G 13
0 3 3 7
3 4 5
Hitungan waktu mulai dan selesai terakhir untuk tiap kegiatan pada proyek rumah
sakit pemerintah tersebut.
F
A C 4 7
02 2 4
2 10 13
3
02 1 4
2 H
1315
2
Start 1315
00
4E8
0 00
448
B
0 3 D 8 G 13
3 7
1 4 4 8 5 13
4 8
3
Gambar 14. Diagram Hasil perhitungan ES, EF, LS dan LF Contoh Kasus PERT 2
25
Tabel 5. Hasil perhitungan ES< EF, LS, dan LF Contoh Kasus PERT 2
Waktu Mulai Selesai Mulai Selesai
Kegiatan (minggu Terdahulu ES Terdahulu EF Terakhir LS Terakhir LF
)
A 2 0 2 0 2
B 3 0 3 1 4
C 2 2 4 2 4
D 4 3 7 4 8
E 4 4 8 4 8
F 3 4 7 10 13
G 5 8 13 8 13
H 2 13 15 13 15
Menentukan jalurSlack
kritis= untuk waktu
LS – ES mulai=terlama
atau Slack LF – EFdan waktu selesai
terlama untuk setiap kegiatan. Hal ini dilakukan dengan cara memulainya dari
titik finish. Jalur kritis adalah kegiatan yang tidak mempunyai waktu tenggang
(S=0), artinya kegiatan tersebut harus dimulai tepat pada ES agar tidak
mengakibatkan bertambahnya waktu penyelesaian proyek. Kegiatan dengan slack
= 0 disebut sebagai kegiatan kritis dan berada pada jalur kritis. Jalur kritis adalah
jalur waktu terpanjang yang melalui jaringan. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri
dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Analisis
jalur kritis membantu menentukan jadwal proyek. Untuk mengetahui jalur kritis
kita menghitung dua waktu awal dan akhir untuk setiap kegiatan. Hal ini
didefinisikan sebagai berikut:
a. Mulai terdahulu (earliest start – ES), yaitu waktu terdahulu suatu kegiatan
dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai.
26
b. Selesai terdahulu (earliest finish – EF), yaitu waktu terdahulu suatu
kegiatan dapat selesai.
c. Mulai terakhir (latest start – ES), yaitu waktu terakhiir suatu kegiatan
dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan
proyek
d. Selesai terakhir (latest finish – LF), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan
dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan
proyek.
Jalur kritis (critical path) adalah jalur tidak terputus melalui jaringan
proyek yang:
a. Mulai pada kegiatan pertama proyek
b. Berhenti pada kegiatan terakhir proyek, dan
c. Terdiri dari hanya kegiatan kritis (yaitu kegiatan yang tidak mempunyai
waktu slack).
27
Contoh:
Hitunglah slack dan jalur kritis untuk kegiatan-kegiatan pada proyek rumah sakit
pemerintah yang berstandar internasional.
Tabel 6. Slack dan Jalur Kritis Program RS
Mulai Selesai Mulai Selesai Jalur
Terdahulu Terdahulu Terakhir Terakhir Slack= Kritis
Kegiatan
ES EF LS LF LS-ES
A 0 2 0 2 0 Ya
B 0 3 1 4 1 Tidak
C 2 4 2 4 0 Ya
D 3 7 4 8 1 Tidak
E 4 8 4 8 0 Ya
F 4 7 10 13 6 Tidak
G 8 13 8 13 0 Ya
H 13 15 13 15 0 Ya
28
maksimal yang diperlukan suatu kegiatan, situasi ini terjadi bila nasib buruk
terjadi.
c. Waktu realistis (most likely time) [m]
Waktu realistis yaitu perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
kegiatan yang paling realistis. Atau juga dapat di sebut adalah waktu normal
untuk menyelesaikan kegiatan.
Untuk menemukan waktu kegiatan yang diharapkan (expected activity
time) [t] distribusi beta memberikan bobot perkiraan waktu sebagai berikut:
I
,
Hal ini berarti waktu realistis (m) diberikan bobot empat kali lipat dari
pada waktu optimis (a) dan waktu pesimis (b). Waktu perkiraan t dihitung
menggunakan persamaan diatas untuk setiap kegiatan yang digunakan pada
jaringan proyek untuk menghitung waktu terdahulu dan terakhir.
Peluang 1 di antara
100 terjadi < a Peluang 1 di
p
antara 100 terjadi
el
u
a
n
g
Activity
Optimistic Pessimistic Time
Most Likely Time (b)
Time (a) Time (m)
Varians = [(b-a)/6]2
29
Variasi dalam kegiatan yang berbeda pada jalur kritis dapat mempengaruhi waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan dan memungkinkan terjadinya
penundaan. PERT menggunaknan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu
menentukan varians proyek keseluruhan dengan menjumlahkan varians kegiatan
kritis:
Contoh:
Suatu perusahaan sepatu akan membuat proyek pembuatan sepatu model baru,
dan harus melalui delapan tahap kegiatan. Perusahaan membuat perkiraan waktu
dan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 7. Proyek Suatu Perusahaan dan Perkiraan Waktunya
Kegiatan Waktu optimis Waktu realistis Waktu pesimis Jalur kritis
(a) (m) (b)
A 1 2 3 Ya
B 2 3 4 -
C 1 2 3 Ya
D 2 4 6 -
E 1 4 7 Ya
F 1 2 9 -
G 3 4 11 Ya
H 1 2 3 Ya
30
Untuk mencari waktu yang diharapkan perusahaan dan variansnya, maka
dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Tabel 8. Perhitungan Waktu dan Varians
Kegiatan Waktu Waktu Waktu Waktu yang Varians
optimis (a) realistis pesimis diharapkan [(b-a)/6]2
(m) (b) t = (a + 4m + b )/6
A 1 2 3 2 0.11
B 2 3 4 3 0.11
C 1 2 3 2 0.11
D 2 4 6 4 0.44
E 1 4 7 4 1.00
F 1 2 9 3 1.78
G 3 4 11 5 1.78
H 1 2 3 2 0.11
=3.11
= 1.76 minggu
Kemudian perusahaan menetapkan batas waktu penyelesaian proyek yakni selama
25 minggu, maka: Nilai deviasi normal (Z) = [batas waktu (n) – waktu
penyelesaian yang diharapkan]/S
= (26 minggu – 25 minggu)/1.76
= 1/1.76
= 0.57
31
Tabel 9. Distribusi normal
Z 0.0 0.01 ~ 0.07
0.1 0.50000 0.50399 0.52790
0.2 0.53983 0.54380 0.56749
~
0.5 0.69146 0.69497 0.7157
Kemudian merujuk pada Tabel Normal, kita dapat mendapat peluang 0.7157,
artinya ada peluang sebesar 71.57% untuk perusahaan menyelesaikan proyek
tersebut dalam kurun waktu 26 minggu atau kurang dari itu.
Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
0.57 Standarddeviations
Peluang (T≤26 minggu) adalah
71,57%
25 26 Waktu
minggu
32
BAB 4
PERBEDAAN CPM &PERT
33
Meskipun demikian, CPM dan PERT mempunyai tujuan yang sama
dimana analisis yang digunakan adalah sangat mirip yaitu dengan menggunakan
diagram anak panah.
1. Dapat dikatakan CPM merupakan variasi dari PERT.
2. Perbedaan pokok antara CPM dan PERT terletak pada penentuan
perkiraan waktunya, dimana PERT menggunakan rumus,sedangkan CPM
menggunakan perhitungan Jalur Kritis (Critical Path).
34
Dengan cara ini, efisiensi penyelesian proyek dapat dicapai dalam hal waktu
maupun biaya.
Metode PERT/Biaya dapat diterapkan untuk mencapai tujuan
pengendalian biaya. Adapun tujuan akhir dari PERT/Biaya adalah untuk
memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mempertahankan biaya
proyek dalam anggaran tertentu. Informasi ini berupa status suatu kegiatan apakah
overrun atau underrun. Dengan informasi ini dapat ditetapkan suatu aksi korektif
terhadap kegiatan dalam rangka mempertahankan biaya proyek.
Rangka Pikiran PERT dan CPM
35
digunakan untuk menghitung nilai yang diharapkan dan penyimpangan standar
untuk kegiatan tersebut. CPM membuat asumsi bahwa waktu kegiatan diketahui
pasti, hingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk tiap kegiatan.
36
BAB 5
IMPLEMENTASI CPM & PERT
37
menentukan pemateri ( F ) membutuhkan kegiatan B dan C sebagai pendahulu,
karena itu pada diagram poin F terdapat 2 panah yang berasal dari C dan B.
38
Lalu bila dimasukkan kedalam diagram perencanaan akan menjadi seperti ini :
39
Langkah 4.2:
Untuk mengisi ES pada kegiatan C, D dan E kita menggunakan
data EF dari kegiatan A, yaitu 5. Setelah itu kita akan menghitung waktu
EF dari kegiatan C, D dan E menggunkan cara yang sama seperti pada
langkah 4.1, yaitu :
EFc = 5 + 3 = 8
EFd= 5 + 4 = 9
EFe= 5 + 6 = 11
Langkah 4.3:
Untuk menentukan ES pada kegiatan F sedikit berdeda dengan
langkah 4.2 karena pada kegiatan C, D dan E hanya ada satu kegiatan
yang menjadi pendahulu yaitu kegiatan A. Sedang pada kegiatan F
terdapat dua pendahulu yaitu kegiatan C dan B. Bila menghadapi kasus
seperti ini, kita memilih EF yang angkanya paling besar yaitu kegiatan C
untuk menjadi ES pada kegiatan F.
Untuk menentukan ES pada kegiatan G sama dengan menentukan
ES pada langkah 4.2 yaitu menggunakan EF pada kegiatan D karena
pendahulu kegiatan G hanya ada kegiatan D jadi tidak perlu memilih
seperti pada kegiatan F.
40
Untuk mengisi kolom ES pada kegiatan H kita menggunakan cara
yang sama dengan kegiatan G. Yaitu memilih angka EF mana yang paling
besar antara kegiatan pendahulu E atau D. Karena angka EF pada kegiatan
E lebih besar maka ES pada kegiatan H menggunakan EF dari kegiatan E.
Lalu kita akan menghitung lagi EF dengan cara yang sama seperti
langkah2 sebelumnya, yaitu:
EFh= 11 + 6 = 17
EFg= 9 + 5 = 14
EFf= 8 + 4 = 12
41
Langkah 4.4:
Untuk menentukan ES pada kegiatan J kita memilih EF mana yang
lebih besar antara kegatan H dan G. Karena EF kegiatan H lebih besar dari
EF kegiatan G maka ES pada kegiatan J menggunakan 17.
Sedang untuk ES pada kegiatan I langsung menggunakan EF dari
kegiatan F karena tidak ada pilihan kegiatan pendahulu yang lain.
Lalu untuk menghitung EF I dan J menggunakan cara yang sama dengan
sebelumnya yaitu:
EFj= 17 + 4 = 21
EFi= 12 + 6 = 18
42
dan J karena merupakan waktu dimana proyek akan selesai. Berikut adalah
visualisasinya:
43
Cara yang sama kita gunakan untuk menentukan LF dari kegiatan F. Maka
penghitungan LS nya adalah:
LSF= 15 – 4 = 11
Langkah 5.3:
Untuk menghitung LF dari kegiatan E kita akan menggunakan LS dari
hasil kegiatan H. Sedang untuk menghitung LS kegiatan E menggunkanan
rumus seperti biasa yaitu:
LSE = 11 – 6 = 5
Untuk menentukan LF dari kegiatan D kita perlu memilih mana LS dari G
dan H yang lebih rendah. Karena LS dari kegiatan H lebih rendah maka
angka tersebut yang dipakai menjadi LF dari kegiatan D. Lalu kita bisa
menghitung LS seperti biasa yaitu:
LSD = 11 – 4 = 7
Untuk menghitung LF dari kegiatan C kita akan menggunakan LS dari
kegiatan F. Maka penghitungan LS nya menjadi
LSC = 11 – 3 = 8
44
Langkah 5.4:
Untuk mengisi LF dari kegiatan B kita akan menggunakan LS dari
kegiatan F yaitu 11. Dan menghitung LSB dengan cara yang sudah
diberikan yaitu:
LSB = 11 – 4 = 8
Sedang untuk mengisi LF dari kegiatan A kita akan memilih LS yang
paling kecil diantara kegiatan C, D dan E karena ketiga kegiatan tersebut
yang memiliki hubungan langsung pada kegiatan A (lihat tanda panah).
Seperti cara yang sudah dijelaskan sebelumnya kita akan memilih angka
yang paling kecil diantara LSC, LSD dan LSE yaitu 5. Setelah itu kita dapat
menghitung LSA seperti biasa:
LSA = 5 – 5 = 0
45
Langkah 6: menghitung Slack time
Waktu slack (slack time) yaitu waktu bebas yang dimiliki oleh setiap
kegiatan untuk bias di undur tanpa menyebabkan keterlambatan proyek
keseluruhan. Secara matematis waktu slack dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dengan data Slack time diatas kita dapat mengetahui kegiatan mana saja
yang memiliki slack time dan mana yang tidak. Kegiatan yang tidak memiliki
slack time yaitu A, E, H dan J. Sedang kegiatan yang memiliki slack time adalah
B, C, D, F, G dan I. Sedang angka-angka yang keluar berarti berapa hari yang ada
sebelum kita harus melakukan suatu kegiatan. Jadi bila contohnya kita ambil
kegiatan B, angka 7 berarti ada 7 hari sebelum kita harus benar-benar melakukan
aktifitas B. Dengan mengetahui data ini kita dapat mengolah SDM pada kegiatan
mana yang dapat dipindah pada kegiatan lain yang lebih membutuhkan. Bila
diambil contoh kegiatan B maka kita dapat membebaskan orang yang menghandle
kegiatan tersebut selama 7 hari untuk membantu melakukan kegiatan A atau
kegiatan yang lain.
46
5.2 Langkah- Langkah PengimplementasianPERT
Contoh kasus :
Puskesmas Mojo akan membangun MCK umum di Desa Wonosobo.
MCK umum tersebut akan dibangun dan harus melalui sebelas rangkaian kegiatan
yakni : merancang design sanitasi, membangun komponen internal, memodifikasi
atap dan lantai, membangun tumpukan, menuangkan beton dan memasang rangka,
membangun system pembuangan, mengecat atap dan tembok, membangun
wastafel, menambah peralatan dan perlengkap, membangun saluran listrik dan air,
dan terakhir pemeriksaan dan pengujian. Kegiatan tersebut diwakili variabel
sebagai berikut :
Kegiatan Variabel
Merancang design sanitasi A
Membangun komponen internal B
Memodifikasi atap dan lantai C
Membangun tumpukan D
Menuangkan beton dan memasang rangka E
membangun system pembuangan F
mengecat atap dan tembok G
Memasa membangun wastafel H
menambah peralatan dan perlengkap I
Membangun saluran listrik dan air J
Pemeriksaan dan pengujian K
47
Dari rencana proyek pembangunan tersebut dilakukan analisa PERT sebagai
berikut :
No. Kegiatan Kegiatan Waktu Waktu Waktu
Sebelumnya Optimis (a) Realistis (m) Pesimis (b)
1. A - 1 1 1
2. B A 3 6 8
3. C A 4 5 6
4. D A 2 3 4
5. E A 9 9 15
6. F B 7 8 8
7. G B 4 7 9
8. H C 1 3 9
9. I D 5 6 7
10. J F, G, H 3 4 8
11. K E, I, J 2 3 7
Nb : waktu dalam hitungan bulan
48
Hitung waktu yang diharapkan (t) :
49
Langkah 2: Membuat network, menentukan waktu normal pengerjaan proyek.
Dari gambar network di atas maka dapat diketahui waktu pengerjaan proyek
sebagai berikut :
50
Langkah 3 : Menghitung ES, EF, LS, LF, dan S dengan network sehingga jalur
kritis yang dipilih adalah benar. Kita menggunakan proses two-pass, terdiri atas
forward pass dan backward pass untuk menentukan jadwal waktu untuk tiap
kegiatan. ES (earlist start) dan EF (earlist finish) selama forward pass. LS (latest
start) dan LF (latest finish) ditentukan selama backward pass.
Aturan selesai terdahulu : Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan
adalah jumlah dari waktu mulai terdahulu (ES) dan waktu kegiatannya, EF =
ES+waktu kegiatan.
Forward pass, dimulai dengan kegiatan pertama pada proyek, sedangkan
backward pass dimulai dengan kegiatan terakhir dari suatu proyek. Untuk setiap
kegiatan kita pertama-tama menentukan nilai EF nya, di ikuti dengan nilai ES nya.
Dua aturan berikut digunakan dalam proses ini. Aturan waktu selesai terakhir,
aturan ini sekali lagi didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum suatu kegiatan
dapat dimulai, seluruh pendahulu langsungnya harus diselesaikan.
a. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu kegiatan,
LF nya sama dengan LS dari kegiatan yang secara langsung mengikutinya.
b. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi lebih dari satu
kegiatan, maka LF adalah minimum dari seluruh nilai LS dari kegiatan-
kegiatan yang secara langsung mengikutinya, yaitu LF = Min [LS dari
seluruh kegiatan langsung yang mengikutinya]
51
Aturan waktu mulai terakhir: Waktu mulai terakhir (LS) dari suatu
kegiatan adalah perbedan antar waktu selesai terakhir (LF) dan waktu
52
Menghitung Slack (waktu mundur aktifitas) :
Data tersebut menunjukkan jalur kritis adalah A-B-F-J-K yang memiliki nilai
Slack 0.
53
Varians proyek sama dengan jumlah varians kegiatan pada jalur kritis :
Menghitung standar deviasi, yang merupakan akar dari jumlah varians kegiatan
pada jalur kritis :
54
Menghitung jumlah waktu normal pengerjaan proyek dari jumlah waktu kegiatan
jalur kritis :
55
Probabilitas dilihat dari tabel distribusi normal Z sebagai berikut :
56
Langkah 6:Kesimpulan
a. Rumah Sakit yang dibangun PT.Cisangkan yang ditargetkan dengan
batas waktu 25 bulan memiliki waktu penyelesaian normal 22,67 bulan dengan
standar deviasi 1,45 bulan. Artinya waktu penyelesaian normal berkisar antara
21,22 bulan sampai 24,12 bulan.
b. Probabilitas 0,9463, artinya ada peluang sebesar 94,63% untuk
PT.Cisangkan menyelesaikan proyek tersebut dalam kurun waktu 25 bulan atau
kurang dari itu.
57
5.3 Contoh Soal CPM & PERT
Contoh Soal 1
PT. MIKRO menyusun tim khusus untuk mengerjakan suatuproyek, diketahui
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
No. Kegiatan Kegiatan Sebelumnya Waktu – Dalam Hari
1. A - 0
2. B A 20
3. C B 30
4. D B 60
5. E C 40
6. F C 40
7. G D 20
8. H E,F 50
9. I F,G 60
10. J H,I 20
11. K J 0
Buatlah gambar kegiatan penyelesaian proyek dan hitung waktu normal proyek
tersebut!
E,40
C,30 H,50
D,60 I,60
G,20
58
Diagram PERT/CPM – PT MIKRO
Berdasarkan diagram PERT/CPM-PT MIKRO atau gambar kegiatan penyelesaian
proyek tersebut, maka dapat diketahui :
No. Jalur-Jalur Kegiatan Waktu yang Dibutuhkan (dalam hari)
1. A-B-C-E-H-J-K 0+20+30+40+50+20+0=160
2. A-B-C-F-H-J-K 0+20+30+40+50+20+0=160
3. A-B-C-F-I-J-K 0+20+30+40+60+20+0=170
4. A-B-D-G-I-J-K 0+20+60+20+60+20+0=180
Contoh Soal 2
PT. BULAN memiliki data analisis PERT sebagai berikut :
No. Kegiatan Kegiatan Waktu Waktu Waktu
Sebelumnya Optimis (a) Realistis (m) Pesimis (b)
1. A - 1 1 1
2. B A 3 6 8
3. C A 4 5 6
4. D A 2 3 4
5. E A 9 9 15
6. F B 7 8 8
7. G B 4 7 9
8. H C 1 3 9
9. I D 5 6 7
10. J F,G,H 3 4 8
11. K E,I,J 2 3 7
*keterangan: hasil perhitungan waktu perkiraan (t) diperoleh dengan
menggunakan rumus
a. Buatlah diagram PERT/CPM atau gambar kegiatan penyelesaian proyek
dan hitung waktu normal proyek tersebut!
59
b. Hitunglah ES, EF, LS, LF, dan S, sehingga dapat diketahui bahwa jalur
kritis yang dipilih adalah benar!
B,5.83 F,7.83
C,5 G,6.8
D,3 H,3.6
E,10 I,6
60
Mengacu pada patokan tersebut, hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
Kegiatan Waktu
No. Kegiatan ES EF LS LF S
Sebelumnya Aktivitas
1. A - 1.00 0 1 0 1 0
2. B A 5.83 1 6.83 1 6.83 0
3. C A 5.00 1 6 6 11 5
4. D A 3.00 1 4 10.17 13.17 9.17
5. E A 10.00 1 11 9.17 19.17 8.17
6. F B 7.83 6.83 14.67 6.83 14.67 0
7. G B 6.83 6.83 13.67 7.83 14.67 1
8. H C 3.67 6 9.67 11 14.67 5
9. I D 6.00 4 10 13.17 19.17 9.17
10. J F,G,H 4.50 14.67 19.17 14.67 19.17 0
11. K E,I,J 3.50 19.17 22.67 19.17 22.67 0
61
BAB 6
CONCLUSION
62
CPM vs. PERT
CPM or "Critical Path Method":
1. Tool to analyze project and determine duration, based on identification
of "critical path" through an activity network.
2. Knowledge of the critical path can permit management of the project to
change duration.
3. A single estimate for activity time was used that did not allow for variation
in activity times
4. Activity times are assumed to be known or predictable ("deterministic")
5. Activities are represented as nodes or circles
63