Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH CRITICAL PATH METHOD

(CPM)

DI SUSUN OLEH :

NUR AHMAD ANSHORI : 15.22201.3421


MATA KULAH : MANAJEMEN KONSTRUKSI

DOSEN PENGASUH
ELVA SHANTY WIDURI ,MT

UNIVESITAS ACHMAD YANI


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
2019
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
……………………………………………………………………………………
………………
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………………….

BAB II RUMUSAN MASALAH

A. Apa yang dimaksud dengan CPM, tujuan, manfaat dan kelebihannya ?


B. Apa saja perbedaan dan hubungan antara CPM dan PERT ?
C. Apa saja Langkah- langkah dalam perencanaan proyek menggunakan
metode CPM ?

BAB III PEMBAHASAN

A. 3.1 PENGERTIAN CPM (Critical Path Method)……………………..


B. 3.2 PERBEDAAN CPM DAN PERT………………………………….
C. 3.3 LANGKAH-LANGKAH DALAM PERENCANAAN PROYEK
MENGGUNAKAN METODE CPM …………………………………..
D. 3.4 CONTOH SOAL CPM (Critical Path Method)

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan
Daftar Pusaka
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Ridhonya-Nya kami
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Terdorong oleh ingin rasa tahu dan
kemampuan yang selalu di hidupkan dan di arahkan oleh Dosen Pembimbing kami, dan
saudara-saudara untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan tujuan kami agar dapat
memperdalam ilmu dalam topik yang diberikan oleh dosen kami. Semoga dengan tugas ini
kami semakin mengerti dan semakin memacu kami untuk tidak bosan melakukan kegiatan
seperti membuat laporan praktikum dengan topik-topik yang diberikan oleh dosen kami.
Dengan ini semakin meyakini bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik konstruksi demi
meningkatkan kualitas makalah kegiatan selanjutnya.

            Sekian kata pengantar dari kami semoga cukup bermanfaat bagi saudara-saudara,
khususnya saya.

Banjarmasin, Januari 2019


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui berbagai macam proyek
yang harus dikerjakan dengan baik. Demi kelancaran keberlangsungan suatu
proyek dibutuhkan manajemen proyek yang akan mengelola proyek tersebutmulai
dari awal sampai proyek tersebut berakhir.
Dalam manajemen proyek seringkali dijumpai proyek-proyek berbentuk
jaringan yang berskala besar. Untuk mengadakan perencanaan dan pengendalian
proyek yang berjenis jaringan tersebut, seorang manajer perlu menentukan
kegiatankegiatan kritis yang sangat mempengaruhi penyelesaian suatu proyek.
Perencanaan kegiatan-kegiatan proyek merupakan masalah yang sangat penting
karena perencanaan kegiatan merupakan dasar untuk proyek dapat berjalan
dengan lancar dan proyek yang dilaksanakan dapat selesai dengan waktu yang
optimal.
Dalam suatu kondisi pemilik proyek dapat saja menginginkan proyek
selesai lebih awal dari rencana semula dengan alasan percepataan penyelesaian
suatu proyek atau karena faktor eksternal seperti misalnya faktor cuaca, yang
membuat proyek memiliki perkembangan yang buruk sehingga implementasi
proyek tidak berjalan seperti yang direncanakan, atau dapat dikatakan kemajuan
proyek lebih lambat.Untuk mengembalikan tingkat kemajuan proyek ke rencana
semula diperlukan suatu upaya percepatan durasi proyek yang diikuti
meningkatnya biaya proyek.
Perlunya analisis optimalisasi durasi proyek untuk dapat mengetahui
berapa lama suatu proyek tersebut diselesaikan secara optimal. Untuk mencari
adanya kemungkinan percepatan waktu pelaksanaan proyek tersebut, manajemen
proyek dapat menggunakan metode CPM (Critical Path Method) untuk
penyelesaian proyek tersebut. CPM dapat digunakan dalam perencanan dan
pengendalian proyek. Misalnya dalam proyek Pemerintah yang akan membangun
rumah sakit berstandar internasional, apa saja kegiatan untuk membangun rumah
sakit
tersebut, dan kapan jadwal dan pengendalian proyek tersebut agar selesai tepat
waktu serta berapa biaya yang digunakan dapat jelas apabila menggunakan
metode CPM (Critical Path Method).
CPM (Critical Path Method) mendeskripsikan aktifitas-aktifitas proyek
dalam jaringan kerja, dari jaringan kerja tersebut mampu dilakukan berbagai
analisis untuk pengambilan keputusan tentang waktu, biaya, serta penggunaan
sumber daya dan bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya
penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian
suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Maka
dari itu kami membuat makalah yang membahas tentang CPM (Critical Path
Method) serta aplikasinya.

BAB 2
RUMUSAN MASALAH

2.1 Rumusan Masalah


2.1.1 Apa yang dimaksud dengan CPM, tujuan, manfaat dan kelebihannya ?
2.1.2 Apa saja perbedaan dan hubungan antara CPM dan PERT?
2.1.3 Apa saja Langkah- langkah dalam perencanaan proyek
menggunakan metode CPM ?

2.2 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui penggunaan metode CPM (Critical Path Method)
dalam perencanaan proyek .

2.3 Manfaat Penulisan


Mengetahui salah satu penggunaan metode manajemen yaitu CPM
(Critical Path Method) dalam perencanaan proyek..
BAB 3
PEMBAHASAN CPM

3.1 PENGERTIAN CPM ( Critical Path Method )

Critical Path Method pertama kali diperkenalakan oleh ahli matematika dari perusahaan DU-
Pont bekerjasama dengan Rand Corporation oleh team engineer. Critical Path Method terdiri
dari anak panah (arrow) dan lingkaran/segiempat (node). Anak panah (arrow) 
menggambarkan kegiatan/aktifitas sedangkan segiempat (node)  menggambarkan kejadian
(Event). Kejadian (Event) di awal dari anak panah disebut node “I” , sedangkan kejadian
(Event)  di akhir anak panah disebut node “J”.
Setiap actifity on arrow  merupakan satu kesatuan dari seluruh kegiatan sehingga kegiatan
(Event) “J” kegiatan sebelumnya juga merupakan kejadian (Event) “I” kegiatan berikutnya.
Bentuk diagram ini juga disebut dengan I-J diagram.
Penggambaran Critical Path Methodmenggunakan simbol yang dapat berbentuk segi empat
atau lingkaran. Simbol-simbol ini dapat digunakan asal disertai legenda yang menjelaskan
tentang apa yang dimaksud oleh pembuatnya. Di bawah ini adalah gambar contoh
penggambaran CPM untuk satu item pekerjaan.

Gambar diagram CPM untuk satu item


pekerjaan
Keterangan :

 Lingkaran disebut juga node  menunjukkan berawalnya suatu  pekerjaan ataupun


berakhirnya suatu pekerjaan
 Garis panah (arrow) menunjukkan pekerjaan, arah panah ke suatu node menunjukkan
urutan antar pekerjaan. Jika garisnya tebal berarti lintasan kritis (critical path). Jika
garisnya putus-putus berarti pekerjaannya semu (dummy), secara alogika pekerjaan
tersebut ada tetapi dalam kenyataannya tidak ada sehingga durasinya pun nol
 EETi        : (Earliest Event Time i) Saat paling awal pekerjaan dimulai
 EETj        : (Earliest Event Time j) Saat paling dini pekerjaan berakhir
 LETi        : (Latest Event Time i) Saat paling lambat pekerjaan dimulai
 LETj        : (Latest Event Time j) Saat paling lambat pekerjaan berakhir
 Durasi      : Lama pekerjaan berlangsung
 N              : Nomor pengidentifikasian node

Dalam penyusunan Critical Path Method, simbol-simbol diatas tersebut digunakan dengan


mengikuti aturan-aturan sebagai berikut.

  Setiap kegiatan diwakili oleh satu dan hanya satu anak panah dalam jaringan kerja,
atau di antara dua pekerjaanyang sama hanya boleh digambarkan satu anak panah. Lihat
gambar di bawah ini :
Gambar aturan penyusunan CPM

 Nama suatu kejadian dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor pekerjaan. Setiap
lingkaran pekerjaan diberi nomor     sedemikian rupa, sehingga tidak terdapat lingkaran
yang berulang kembali agar tidak terjadi circularity.
 Kegiatan harus dimulai dari kejadian yang bernomor rendah ke kejadian bernomor
tinggi.

1. Pehitungan EET (Earliest Event Time)


Untuk menghitung besarnya nilai EET digunakan perhitungan kedepan (Forwoard Analysis),
dimulai dari kegiatan paling awal dan dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya. Berikut ini
adalah Gambar 3.2 diagram CPM dan Rumus 3.7 dan Rumus 3.8 perhitungan EET.

Gambar
diagram CPM
EET 2 = EET1 + durasi A……………………………………………………………… (3.7)
EET 3 = EET2 + durasi B……………………………………………………………… (3.8)
Apabila pada pehitungan EET pada suatu kegiatan terdapat hasil lebih dari satu maka dipilih
yang paling besar.
2. Perhitungan LET (Latest Event Time)
Untuk menghitung besarnya nilai LET digunakan perhitungan kebelakang (Backward
Analysis), dimulai dari kegiatan paling akhir dan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan
sebelumnya. Berikut ini adalah Gambar 3.3 diagram CPM dan Rumus 3.9 dan Rumus 3.10
cara perhitungan  LET.

Gambar
diagram CPM
Rumus perhitungan LET :
LET 2 = LET1 – durasi A……………………………………………………………… (3.9)
LET 3 = LET2 – durasi B……………………………………………………………….(3.10)
Apabila pada pehitungan  LET pada suatu kegiatan terdapat hasil lebih dari satu maka dipilih
yang paling kecil.
3. Penundaan (Float)
Float adalah jangka waktu yang merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan suatu
aktivitas yang non kritis. Berikut ini adalah Gambar  3.4 diagram CPM dan rumus
perhitungan float :

Gambar
diagram CPM
Total Float (TF)
Jumlah penundaan maksimum yang dapat diberikan pada suatu kegiatan tanpa menghambat
penyelesaian keseluruhan proyek. Untuk perhitungan total float dapat dilihat Rumus 3.11 dan
Rumus 3.12.
TF = LET2 – EET1-durasi………………………………………………(3.11)
TF = LET3 – EET2-durasi………………………………………………(3.12)
Free Float (FF)
Penundaan yang masih dapat diberikan pada suatu kegiatan tanpa mengakibatkan penundaan
kegiatan-kegiatan berikutnya. Untuk perhitungan free float dapat dilihat Rumus 3.13 dan
Rumus 3.14.
FF = EET2 – EET1-durasi…………………………………………….. (3.13)
FF = EET3 – EET2-durasi…………………………………………….. (3.14)
3)             Independent Float (IF)
Penundaan yang dapat diberikan pada suatu kegiatan tanpa mengakibatkan penundaan
kegiatan-kegiatan setelahnya. Untuk perhitungan Independent float dapat dilihat Rumus 3.15
dan Rumus 3.16.
IF = EET2 – LET1-durasi………………………………………………(3.15)
IF = EET3 – LET2-durasi……………………………………………… (3.16)

Tujuan dan Manfaat Critical Path Method (CPM)


1. Untuk memetakan semua langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek dan mengidentifikasi jadwal untuk setiap prioritas dan urutanyang
terlibat.
2. Menunjukkan hubungan tiap-tiap kegiatan terhadap keseluruhan proyek.
3. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
4. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
5. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya
dengan cara mencermati hal-hal kritis pada proyek.
Kelebihan dan Kekurangan Critical Path Method (CPM)
Kelebihan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :
1. Untuk penjadwalan, pemantauan, dan pengendalian proyek.
2. Seorang manajer proyek dapat menentukan tanggal yang sebenarnya untuk
setiap kegiatan dan membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan
apa yang sedang terjadi dan reaksinya

3. Kegiatan dan hasilnya dapat ditampilkan sebagai jaringan.


4. Menampilkan dependensi untuk membantu penjadwalan.
5. Melakukan evaluasi kegiatan yang dapat berjalan sejajar satu sama lain.
6. Menentukan slack dan float.
7. Banyak digunakan dalam industri.
8. Dapat menentukan beberapa jalur yang sama penting.
9. Menentukan durasi proyek, yang meminimalkan jumlah biaya langsung
dan tidak langsung.
10. Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek.
11. Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam
menjaga jadwal penyelesaian proyek.

Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :
1. Dapat menjadi rumit dan meningkatkan kompleksitas untuk proyek yang
lebih besar.
2. Tidak menangani penjadwalan personil atau alokasi sumber daya.
3. Jalur kritis tidak selalu jelas dan perlu dihitung cermat.
4. Memperkirakan waktu penyelesaian kegiatan bisa sulit.

Terminlogy & Simbol-simbol dalam Critical Path Method (CPM)


Critical Path Method (CPM) merupakan metode jaringan kerja yang
digambarkan dengan anak panah yang menghubungkan dua lingkaran atau kotak,
yang mewakili dua peristiwa. Simbol-simbol penting dalam CPM sebagai berikut:
a. Peristiwa (Event)
Peristiwa yang terdapat dalam CPM sering digambarkan dalam bentuk
lingkaran atau kotak.
Gambar 1. Peristiwa CPM
EET/ SPA = Saat Paling Awal adalah saat paling awal yang mungkin dimulainya
suatu aktivitas dan/atau saat paling awal yang mungkin untuk
berakhirnya suatu kegiatan.
LET/ SPL = Saat Paling Lambat adalah saat paling lambat yang mungkin
dimulainya suatu aktivitas dan/atau saat paling lambat yang
mungkin untuk berakhirnya suatu kegiatan.
b. Aktivitas atau Kegiatan

Aktivitas/Kegiatan

Kurun Waktu/Durasi

Gambar 2. Arah Aktivitas atau Kegiatan


Aktivitas didefinisikan sebagai hal yang memerlukan durasi (jangka
waktu) tertentu dalam pemakaian sumber daya. Panjang maupun kemiringan anak
panah yang digambar tidak memiliki arti apa-apa, oleh sebab itu maka anak panah
tidak perlu menggunakan anak panah. Kepala anak panah akan menjadi pedoman
arah dari setiap aktivitas yang menunjukkan bahwa setiap aktivitas dilakukan dari
permulaan dan berjalan maju sampai akhir dari kiri ke kanan.

c. Aktivitas Semu (Dummy)

Gambar 3. Arah Aktivitas Semu


Aktivitas didefinisikan sebagai hal yang tidak memerlukan durasi
(durasi=0) dan tidak memerlukan sumber daya. Aktivitas semu (dummy) hanya
dipergunakan untuk menyatakan logika ketergantungan dari satu atau beberapa
aktivititas.

Bentuk diagram perencanaan dari beberapa peristiwa yang sering terjadi


dalam CPM yaitu:
a. Diagram di bawah ini menggambarkan aktivitas yang berurutan (menurut
sistem garis lurus). Artinya kegiatan B dapat dimulai setelah kegtiatan A selesai.

Gambar 4. Diagram Aktivitas Berurutan


b. Bila beberapa aktivitas harus selesai terlebih dahulu sebelum aktivitas
selanjutnya dapat dimulai, berarti akhir aktivitas tersebut jatuh bersamaan dengan
awal aktivitas berikutnya (Merge Event). Artinya adalah kegiatan C dapat dimulai
setelah kegiatan A dan B selesai.

Gambar 5. Diagram Merge Event

c. Demikian juga sebaliknya, beberapa aktivitas dapat dimulai setelah sebuah


aktivitas selesai (Burst Event). Artinya adalah kegiatan B dan kegiatan C dapat
dimulai setelah kegiatan A selesai.

Gambar 6. Diagram Burst Event

d. Apabila dua aktivitas harus selesai terlebih dahulu sebagai syarat untuk
pelaksanaan dua aktivitas berikutnya (Merge Event dan Burst Event). Artinya

7
Kegiatan C dan kegiatan D dapat dimulai setelah kegiatan A dan kegiatan B
selesai.

Gambar 7. Diagram Merge Event dan Burst Event

Sedangkan untuk aktivitas semu (dummy) dipergunakan untuk


memperlihatkan hubungan ketergantungan antara dua peristiwa (event). Dalam
arti kegiatan C dapat dimulai setelah kegiatan B selesai tanpa harus menunggu
kegiatan A selasai.

Gambar 8. Diagram Aktivitas Semu

2.4.1 Tahapan Penghitungan Critical Path Method (CPM)


Langkah-langkah dalam perencanaan proyek menggunakan metode CPM adalah:
1. Mengumpulkan data yang dibutuhkan
Untuk melakukan metode CPM, data yang diperlukan yaitu rincian
kegiatan, urutan kegiatan, dan durasi waktu kegiatan. Semua data tersebut
nantinya dibutuhkan untuk tahap selanjutnya yaitu menggambar diagram
perencanaan. Untuk mempermudah membaca data dapat dibuat tabel seperti
dibawah ini.

Tabel 1. Pengumpulan Data yang Dibutuhkan


TABEL KEGIATAN PENDAHULU DURASI (HARI)
A
B
C
D

2. Menggambar diagram perencanaan


Diagram perencanaan dari beberapa kegiatan yang telah didapatkan
digambarkan dalam bentuk lingkaran dan anak panah seperti yang telah dijelaskan
pada subbab sebelumnya.
3. Menentukan jalur kritis (Critical Path)
Jalur kritis adalah jalur yang memiliki durasi terpanjang yang melalui
jaringan. Arti penting dari jalur kritis adalah bahwa jika kegiatan yang terletak
pada jalur kritis tersebut tertunda, maka waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan otomatis juga akan tertunda.
4. Melakukan penghitungan Foward Pass dan Backward Pass
Penghitungan Foward Pass adalah penghitungan dengan arah kiri ke
kanan. Atau dari kegiatan A ke kegiatan I. Foward Pass digunakan untuk
menghitung EF (Early Finish) dan ES (Early Start). Sedangkan Backward Pass
berarti mengerjakan dengan urutan berjalan kebelakang. Jadi setelah foward pass
untuk menghitung ES dan EF kita akan melakukan backward pass untuk
menghitung LF (Late Finish) dan LS (Late start).
Sebelum itu kita perlu tahu form CPM yang digunakan pada perencanaan
kali ini, yaitu:

Gambar 9. Form CPM dalam Perencanaan


a. Early Start
Early Start (ES) adalah waktu paling awal dari beberapa kegiatan
yang berasal dari node tersebut dimulai, karena menurut aturan CPM suatu
kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan terdahulunya telah selesai.
b. Late Finish
Late Finish (LF) adalah waktu paling lambat yang diperbolehkan
bagi suatu peristiwa yang terjadi tanpa memperlambat penyelesaian
proyek.
c. Early Finish
Early Finish (EF) adalah waktu selesai paling awal suatu kegiatan,
dimana EF adalah ES ditambah dengan durasi.

EF = ES + D

d. Late Start
Late Start (LS) adalah waktu paling lambat kegiatan tersebut dapat
dimulai tanpa memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan,
dimana LS adalah LF dikurangi dengan durasi dari aktivitas tersebut.

LS = LF – D

10
e. Activity
Activity adalah label dari nama suatu kegiatan yang digunakan
untuk memudahkan penulisan kegiatan pada form CPM. Biasanya
menggunakan huruf, seperti A untuk kegiatan pertama, B untuk kegiatan
kedua, dan seterusnya.
f. Duration
Duration adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
kegiatan. Satuannya adalah satuan waktu, seperti jam, hari, atau yang
lainnya.
g. Slack Time
Slack time adalah waktu bebas yang dimiliki setiap kegiatan.
h. Description of Activity
Description of Activity adalah penjelasan dari label kegiatan yang
ditulis pada form CPM.

5. Menghitung Slack time


Waktu slack (slack time) yaitu waktu bebas yang dimiliki oleh setiap
kegiatan untuk bias diundur tanpa menyebabkan keterlambatan proyek
keseluruhan. Secara matematis waktu slack dapat dirumuskan sebagai berikut:

Slack = LS – ES atau Slack = LF – EF

Dan hal yang paling penting untuk diingat adalah baik menggunakan cara
pertama atau kedua hasilnya harus sama. Sehingga menghitung slack time juga
dapat berfungsi sebagai pengecekan hasil penghitungan.
Data Slack time dapat digunakan untuk mengetahui kegiatan mana saja
yang memiliki slack time dan mana yang tidak. Dari data tersebut kita dapat
mengolah SDM pada kegiatan mana yang dapat dipindah pada kegiatan lain yang
lebih membutuhkan. Kegiatan yang mempunyai slack time besar dapat dipindah
pada kegiatan dengan slack time rendah atau slack time = 0.
3.2 Perbedaan CPM dan PERT
1. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum
pernah dikerjakan. Sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan
mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data,
waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
2. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat,
terlama serta terlayak. Pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi
waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk
menyelesaikan suatu proyek.
3. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan
waktu maka biaya proyek turut mengecil. Pada CPM menekankan tepat
biaya.
4. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil).
Pada CPM tanda panah.
5. CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan
PERT menggunakan tiga jenis waktu,yaitu: prakiraan waktu teroptimis,
termungkin, dan terpesimis.
6. CPM digunakan kala taksiran waktu pengerjaan setiap aktifitas diketahui
dengan jelas dimana deviasi relatif mini atau dapat diabaikan. PERT
digunakan saat taksiran waktu aktifitas tidak dapat dipastikan seperti
aktifitas tersebut belum pernah dilakukan atau bervariasi waktu yang
besar.
7. Perbedaan terakhir yang mampu diidentifikasi adalah PERT dengan
berbasiskan statistik memberikan peluang hadirnya ketidakpastian. Hal
tersebut, tampak dalam misal untuk mengukur probabilitas selesainya
proyek jika kita inginkan proyek selesai pada suatu waktu tertentu.

Meskipun demikian, CPM dan PERT mempunyai tujuan yang sama


dimana analisis yang digunakan adalah sangat mirip yaitu dengan menggunakan
diagram anak panah.
1. Dapat dikatakan CPM merupakan variasi dari PERT.
2. Perbedaan pokok antara CPM dan PERT terletak pada penentuan
perkiraan waktunya, dimana PERT menggunakan rumus,sedangkan CPM
menggunakan perhitungan Jalur Kritis (Critical Path).
3.3 LANGKAH-LANGKAH DALAM PERENCANAAN PROYEK MENGGUNAKAN
METODE CPM

Tentukan rincian kegiatan.  Dari rincian kegiatan yang harus dilakukan dalam sebuah proyek,
tambahkan informasi durasi dan identifikasikan prasyarat kegiatan sebelumnya yang harus
terselesaikan terlebih dahulu.

Tentukan urutan kegiatan dan gambarkan dalam bentuk jaringan.Beberapa kegiatan


akan dapat dimulai dengan sangat tergantung pada penyelesaian kegiatan lain. Relasi antar
kegiatan ini harus diidentifikasi dan digambarkan secara berurutan dalam bentuk titik dan
busur.

Susun perkiraan waktu penyelesaian untuk masing-masing kegiatan.Waktu yang dibutuhkan


untuk menyelesaikan setiap kegiatan dapat diestimasi dengan menggunakan pengalaman
masa lalu atau perkiraan dari para praktisi. CPM tidak memperhitungkan variasi waktu
penyelesaian, sehingga hanya satu perkiraan yang akan digunakan untuk memperkirakan
waktu setiap kegiatan.

Identifikasi jalur kritis (jalan terpanjang melalui jaringan). Jalur kritis adalah jalur yang
memiliki durasi terpanjang yang melalui jaringan. Arti penting dari jalur kritis adalah bahwa
jika kegiatan yang terletak pada jalur kritis tersebut tertunda, maka waktu penyelesaian
proyek secara keseluruhan otomatis juga akan tertunda.
Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi (slack time) yaitu
sejumlah waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa menunda penyelesaian proyek secara
keseluruhan.

Update Diagram CPM. Pada saat proyek berlangsung, waktu penyelesaian kegiatan dapat
diperbarui sesuai dengan diperolehnya informasi dan asumsi baru. Sebuah jalur kritis baru
mungkin akan muncul, dan perubahan bentuk jaringan sangat mungkin harus dilakukan.
Keterbatasan CPM adalah digunakannya satu angka perkiraan waktu penyelesaian bagi setiap
kegiatan. Jika memang dibutuhkan perencanaan proyek yang lebih kompleks, metode CPM
dengan tiga varian waktu perkiraan akan dapat memberikan aternatif perkiraan waktu
penyelesaian proyek yang lebih terbuka.
3.4 CONTOH SOAL CPM & PERT

Contoh Soal 1
PT. MIKRO menyusun tim khusus untuk mengerjakan suatuproyek, diketahui
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
No. Kegiatan Kegiatan Sebelumnya Waktu – Dalam Hari

1. A - 0

2. B A 20

3. C B 30

4. D B 60

5. E C 40

6. F C 40

7. G D 20

8. H E,F 50

9. I F,G 60

10. J H,I 20

11. K J 0

Buatlah gambar kegiatan penyelesaian proyek dan hitung waktu normal proyek
tersebut!

E,40

C,30 H,50
A,0 B,20 F,40 J,20 K,0

D,60 I,60

G,20

Diagram PERT/CPM – PT MIKRO


Berdasarkan diagram PERT/CPM-PT MIKRO atau gambar kegiatan penyelesaian
proyek tersebut, maka dapat diketahui :
No. Jalur-Jalur Kegiatan Waktu yang Dibutuhkan (dalam hari)

1. A-B-C-E-H-J-K 0+20+30+40+50+20+0=160

2. A-B-C-F-H-J-K 0+20+30+40+50+20+0=160

3. A-B-C-F-I-J-K 0+20+30+40+60+20+0=170

4. A-B-D-G-I-J-K 0+20+60+20+60+20+0=180

Dengan demikian dapat diketahui bahwa jalur kritisnya adalah A-B-D-G-I-J-K ( tanda
panah tebal ), dengan waktu yang dibutuhkan 180 hari. Jadi, waktu penyelesaian yang
normal dari proyek tersebut adalah 180 hari.

Contoh Soal 2
PT. BULAN memiliki data analisis PERT sebagai berikut :
No. Kegiatan Kegiatan Waktu Waktu Waktu
Sebelumnya Optimis (a) Realistis (m) Pesimis (b)

1. A - 1 1 1

2. B A 3 6 8

3. C A 4 5 6

4. D A 2 3 4

5. E A 9 9 15

6. F B 7 8 8

7. G B 4 7 9

8. H C 1 3 9

9. I D 5 6 7

10. J F,G,H 3 4 8

11. K E,I,J 2 3 7

*keterangan: hasil perhitungan waktu perkiraan (t) diperoleh dengan


menggunakan rumus
a. Buatlah diagram PERT/CPM atau gambar kegiatan penyelesaian proyek
dan hitung waktu normal proyek tersebut!
b. Hitunglah ES, EF, LS, LF, dan S, sehingga dapat diketahui bahwa jalur
kritis yang dipilih adalah benar!

B,5.83 F,7.83

C,5 G,6.8

A,1 J,4.5 K,3.5

D,3 H,3.6

E,10 I,6

Diagram PERT/CPM – PT BULAN


Berdasarkan diagram PERT?CPM _PT BULAN atau gambar kegiatan
penyelesaian proyek tersebut, maka dapat diketahui :
Jalur-Jalur Waktu yang dibutuhkan
NO
Kegiatan (dalam bulan)

1. A-B-F-J-K 1+5.83+7.83+4.5+3.5=22.67

2. A-B-G-J-K 1+5.83+6.83+4.5+3.5=21.66

3. A-C-H-J-K 1+5+3.67+4.5+3.5=17.67

4. A-D-I-K 1+3+6+3.5=13.5

5. A-E-K 1+10+3.5=14.5

Dengan demikian dapat diketahui bahwa jalur kritisnya adalah A-B-F-J-K dengan
waktu yang dibutuhkan 22,67 bulan . jadi waktu penyelesaian yang normal dari
proyek tersebut adalah 22,67 bulan.
1. Perhitungan ES, EF, LS, LF dan s menggunakan patokan berikut
ES = Early Start ( Waktu mulai aktivitas paling awal )
EF = Early Finish = ES+t ( Waktu penyelesaian aktivitas paling awal )
LS = Late Start = LF-t ( Waktu mulai aktivitas paling akhir )
LF = Late Finish = LS+t ( Waktu penyelesaian a ktivitas paling akhir)
S = Slack = LF – EF or LS – ES ( Waktu mundur aktivitas )
Mengacu pada patokan tersebut, hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Kegiatan Waktu
No. Kegiatan ES EF LS LF S
Sebelumnya Aktivitas

1. A - 1.00 0 1 0 1 0

2. B A 5.83 1 6.83 1 6.83 0

3. C A 5.00 1 6 6 11 5

4. D A 3.00 1 4 10.17 13.17 9.17

5. E A 10.00 1 11 9.17 19.17 8.17

6. F B 7.83 6.83 14.67 6.83 14.67 0

7. G B 6.83 6.83 13.67 7.83 14.67 1

8. H C 3.67 6 9.67 11 14.67 5

9. I D 6.00 4 10 13.17 19.17 9.17

10. J F,G,H 4.50 14.67 19.17 14.67 19.17 0

11. K E,I,J 3.50 19.17 22.67 19.17 22.67 0


BAB 4
PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dari Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis merupakan
model kegiatan proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang
digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari
kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara titik.

CPM digunakan jika waktu penyelesaian setiap kegiatan diketahui dengan pasti, di
mana tingkat deviasi realisasi penyelesaian disbanding rencana relatif minim atau bahkan
dapat diabaikan.

Kelebihan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :

1. Untuk penjadwalan, pemantauan, dan pengendalian proyek.


2. Seorang manajer proyek dapat menentukan tanggal yang sebenarnya untuk setiap
kegiatan dan membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang sedang
terjadi dan reaksinya.Kegiatan dan hasilnya dapat ditampilkan sebagai jaringan.
3. Menampilkan dependensi untuk membantu penjadwalan.
4. Melakukan evaluasi kegiatan yang dapat berjalan sejajar satu sama lain.
5. Menentukan slack dan float.

\
DAFTAR PUSTAKA

1. Baker,Samuel.L.,2010, Critical Path Method (CPM) (internet),


<http://hadm.sph.sc.edu/courses/J716/CPM/CPM.html>,

2. https://www.ilmutekniksipil.com/Pengelolaan-Dan-Pengendalian-Proyek/Cpm-
Critical-Path-Method

3. http://keuanganlsm.com/Apa-Itu-CPM-Critical-Path-Method/

Anda mungkin juga menyukai