(CPM)
DI SUSUN OLEH :
DOSEN PENGASUH
ELVA SHANTY WIDURI ,MT
Kata Pengantar
……………………………………………………………………………………
………………
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pusaka
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Ridhonya-Nya kami
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Terdorong oleh ingin rasa tahu dan
kemampuan yang selalu di hidupkan dan di arahkan oleh Dosen Pembimbing kami, dan
saudara-saudara untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan tujuan kami agar dapat
memperdalam ilmu dalam topik yang diberikan oleh dosen kami. Semoga dengan tugas ini
kami semakin mengerti dan semakin memacu kami untuk tidak bosan melakukan kegiatan
seperti membuat laporan praktikum dengan topik-topik yang diberikan oleh dosen kami.
Dengan ini semakin meyakini bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik konstruksi demi
meningkatkan kualitas makalah kegiatan selanjutnya.
Sekian kata pengantar dari kami semoga cukup bermanfaat bagi saudara-saudara,
khususnya saya.
BAB 2
RUMUSAN MASALAH
Critical Path Method pertama kali diperkenalakan oleh ahli matematika dari perusahaan DU-
Pont bekerjasama dengan Rand Corporation oleh team engineer. Critical Path Method terdiri
dari anak panah (arrow) dan lingkaran/segiempat (node). Anak panah (arrow)
menggambarkan kegiatan/aktifitas sedangkan segiempat (node) menggambarkan kejadian
(Event). Kejadian (Event) di awal dari anak panah disebut node “I” , sedangkan kejadian
(Event) di akhir anak panah disebut node “J”.
Setiap actifity on arrow merupakan satu kesatuan dari seluruh kegiatan sehingga kegiatan
(Event) “J” kegiatan sebelumnya juga merupakan kejadian (Event) “I” kegiatan berikutnya.
Bentuk diagram ini juga disebut dengan I-J diagram.
Penggambaran Critical Path Methodmenggunakan simbol yang dapat berbentuk segi empat
atau lingkaran. Simbol-simbol ini dapat digunakan asal disertai legenda yang menjelaskan
tentang apa yang dimaksud oleh pembuatnya. Di bawah ini adalah gambar contoh
penggambaran CPM untuk satu item pekerjaan.
Setiap kegiatan diwakili oleh satu dan hanya satu anak panah dalam jaringan kerja,
atau di antara dua pekerjaanyang sama hanya boleh digambarkan satu anak panah. Lihat
gambar di bawah ini :
Gambar aturan penyusunan CPM
Nama suatu kejadian dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor pekerjaan. Setiap
lingkaran pekerjaan diberi nomor sedemikian rupa, sehingga tidak terdapat lingkaran
yang berulang kembali agar tidak terjadi circularity.
Kegiatan harus dimulai dari kejadian yang bernomor rendah ke kejadian bernomor
tinggi.
Gambar
diagram CPM
EET 2 = EET1 + durasi A……………………………………………………………… (3.7)
EET 3 = EET2 + durasi B……………………………………………………………… (3.8)
Apabila pada pehitungan EET pada suatu kegiatan terdapat hasil lebih dari satu maka dipilih
yang paling besar.
2. Perhitungan LET (Latest Event Time)
Untuk menghitung besarnya nilai LET digunakan perhitungan kebelakang (Backward
Analysis), dimulai dari kegiatan paling akhir dan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan
sebelumnya. Berikut ini adalah Gambar 3.3 diagram CPM dan Rumus 3.9 dan Rumus 3.10
cara perhitungan LET.
Gambar
diagram CPM
Rumus perhitungan LET :
LET 2 = LET1 – durasi A……………………………………………………………… (3.9)
LET 3 = LET2 – durasi B……………………………………………………………….(3.10)
Apabila pada pehitungan LET pada suatu kegiatan terdapat hasil lebih dari satu maka dipilih
yang paling kecil.
3. Penundaan (Float)
Float adalah jangka waktu yang merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan suatu
aktivitas yang non kritis. Berikut ini adalah Gambar 3.4 diagram CPM dan rumus
perhitungan float :
Gambar
diagram CPM
Total Float (TF)
Jumlah penundaan maksimum yang dapat diberikan pada suatu kegiatan tanpa menghambat
penyelesaian keseluruhan proyek. Untuk perhitungan total float dapat dilihat Rumus 3.11 dan
Rumus 3.12.
TF = LET2 – EET1-durasi………………………………………………(3.11)
TF = LET3 – EET2-durasi………………………………………………(3.12)
Free Float (FF)
Penundaan yang masih dapat diberikan pada suatu kegiatan tanpa mengakibatkan penundaan
kegiatan-kegiatan berikutnya. Untuk perhitungan free float dapat dilihat Rumus 3.13 dan
Rumus 3.14.
FF = EET2 – EET1-durasi…………………………………………….. (3.13)
FF = EET3 – EET2-durasi…………………………………………….. (3.14)
3) Independent Float (IF)
Penundaan yang dapat diberikan pada suatu kegiatan tanpa mengakibatkan penundaan
kegiatan-kegiatan setelahnya. Untuk perhitungan Independent float dapat dilihat Rumus 3.15
dan Rumus 3.16.
IF = EET2 – LET1-durasi………………………………………………(3.15)
IF = EET3 – LET2-durasi……………………………………………… (3.16)
Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :
1. Dapat menjadi rumit dan meningkatkan kompleksitas untuk proyek yang
lebih besar.
2. Tidak menangani penjadwalan personil atau alokasi sumber daya.
3. Jalur kritis tidak selalu jelas dan perlu dihitung cermat.
4. Memperkirakan waktu penyelesaian kegiatan bisa sulit.
Aktivitas/Kegiatan
Kurun Waktu/Durasi
d. Apabila dua aktivitas harus selesai terlebih dahulu sebagai syarat untuk
pelaksanaan dua aktivitas berikutnya (Merge Event dan Burst Event). Artinya
7
Kegiatan C dan kegiatan D dapat dimulai setelah kegiatan A dan kegiatan B
selesai.
EF = ES + D
d. Late Start
Late Start (LS) adalah waktu paling lambat kegiatan tersebut dapat
dimulai tanpa memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan,
dimana LS adalah LF dikurangi dengan durasi dari aktivitas tersebut.
LS = LF – D
10
e. Activity
Activity adalah label dari nama suatu kegiatan yang digunakan
untuk memudahkan penulisan kegiatan pada form CPM. Biasanya
menggunakan huruf, seperti A untuk kegiatan pertama, B untuk kegiatan
kedua, dan seterusnya.
f. Duration
Duration adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
kegiatan. Satuannya adalah satuan waktu, seperti jam, hari, atau yang
lainnya.
g. Slack Time
Slack time adalah waktu bebas yang dimiliki setiap kegiatan.
h. Description of Activity
Description of Activity adalah penjelasan dari label kegiatan yang
ditulis pada form CPM.
Dan hal yang paling penting untuk diingat adalah baik menggunakan cara
pertama atau kedua hasilnya harus sama. Sehingga menghitung slack time juga
dapat berfungsi sebagai pengecekan hasil penghitungan.
Data Slack time dapat digunakan untuk mengetahui kegiatan mana saja
yang memiliki slack time dan mana yang tidak. Dari data tersebut kita dapat
mengolah SDM pada kegiatan mana yang dapat dipindah pada kegiatan lain yang
lebih membutuhkan. Kegiatan yang mempunyai slack time besar dapat dipindah
pada kegiatan dengan slack time rendah atau slack time = 0.
3.2 Perbedaan CPM dan PERT
1. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum
pernah dikerjakan. Sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan
mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data,
waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
2. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat,
terlama serta terlayak. Pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi
waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk
menyelesaikan suatu proyek.
3. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan
waktu maka biaya proyek turut mengecil. Pada CPM menekankan tepat
biaya.
4. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil).
Pada CPM tanda panah.
5. CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan
PERT menggunakan tiga jenis waktu,yaitu: prakiraan waktu teroptimis,
termungkin, dan terpesimis.
6. CPM digunakan kala taksiran waktu pengerjaan setiap aktifitas diketahui
dengan jelas dimana deviasi relatif mini atau dapat diabaikan. PERT
digunakan saat taksiran waktu aktifitas tidak dapat dipastikan seperti
aktifitas tersebut belum pernah dilakukan atau bervariasi waktu yang
besar.
7. Perbedaan terakhir yang mampu diidentifikasi adalah PERT dengan
berbasiskan statistik memberikan peluang hadirnya ketidakpastian. Hal
tersebut, tampak dalam misal untuk mengukur probabilitas selesainya
proyek jika kita inginkan proyek selesai pada suatu waktu tertentu.
Tentukan rincian kegiatan. Dari rincian kegiatan yang harus dilakukan dalam sebuah proyek,
tambahkan informasi durasi dan identifikasikan prasyarat kegiatan sebelumnya yang harus
terselesaikan terlebih dahulu.
Identifikasi jalur kritis (jalan terpanjang melalui jaringan). Jalur kritis adalah jalur yang
memiliki durasi terpanjang yang melalui jaringan. Arti penting dari jalur kritis adalah bahwa
jika kegiatan yang terletak pada jalur kritis tersebut tertunda, maka waktu penyelesaian
proyek secara keseluruhan otomatis juga akan tertunda.
Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi (slack time) yaitu
sejumlah waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa menunda penyelesaian proyek secara
keseluruhan.
Update Diagram CPM. Pada saat proyek berlangsung, waktu penyelesaian kegiatan dapat
diperbarui sesuai dengan diperolehnya informasi dan asumsi baru. Sebuah jalur kritis baru
mungkin akan muncul, dan perubahan bentuk jaringan sangat mungkin harus dilakukan.
Keterbatasan CPM adalah digunakannya satu angka perkiraan waktu penyelesaian bagi setiap
kegiatan. Jika memang dibutuhkan perencanaan proyek yang lebih kompleks, metode CPM
dengan tiga varian waktu perkiraan akan dapat memberikan aternatif perkiraan waktu
penyelesaian proyek yang lebih terbuka.
3.4 CONTOH SOAL CPM & PERT
Contoh Soal 1
PT. MIKRO menyusun tim khusus untuk mengerjakan suatuproyek, diketahui
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
No. Kegiatan Kegiatan Sebelumnya Waktu – Dalam Hari
1. A - 0
2. B A 20
3. C B 30
4. D B 60
5. E C 40
6. F C 40
7. G D 20
8. H E,F 50
9. I F,G 60
10. J H,I 20
11. K J 0
Buatlah gambar kegiatan penyelesaian proyek dan hitung waktu normal proyek
tersebut!
E,40
C,30 H,50
A,0 B,20 F,40 J,20 K,0
D,60 I,60
G,20
1. A-B-C-E-H-J-K 0+20+30+40+50+20+0=160
2. A-B-C-F-H-J-K 0+20+30+40+50+20+0=160
3. A-B-C-F-I-J-K 0+20+30+40+60+20+0=170
4. A-B-D-G-I-J-K 0+20+60+20+60+20+0=180
Dengan demikian dapat diketahui bahwa jalur kritisnya adalah A-B-D-G-I-J-K ( tanda
panah tebal ), dengan waktu yang dibutuhkan 180 hari. Jadi, waktu penyelesaian yang
normal dari proyek tersebut adalah 180 hari.
Contoh Soal 2
PT. BULAN memiliki data analisis PERT sebagai berikut :
No. Kegiatan Kegiatan Waktu Waktu Waktu
Sebelumnya Optimis (a) Realistis (m) Pesimis (b)
1. A - 1 1 1
2. B A 3 6 8
3. C A 4 5 6
4. D A 2 3 4
5. E A 9 9 15
6. F B 7 8 8
7. G B 4 7 9
8. H C 1 3 9
9. I D 5 6 7
10. J F,G,H 3 4 8
11. K E,I,J 2 3 7
B,5.83 F,7.83
C,5 G,6.8
D,3 H,3.6
E,10 I,6
1. A-B-F-J-K 1+5.83+7.83+4.5+3.5=22.67
2. A-B-G-J-K 1+5.83+6.83+4.5+3.5=21.66
3. A-C-H-J-K 1+5+3.67+4.5+3.5=17.67
4. A-D-I-K 1+3+6+3.5=13.5
5. A-E-K 1+10+3.5=14.5
Dengan demikian dapat diketahui bahwa jalur kritisnya adalah A-B-F-J-K dengan
waktu yang dibutuhkan 22,67 bulan . jadi waktu penyelesaian yang normal dari
proyek tersebut adalah 22,67 bulan.
1. Perhitungan ES, EF, LS, LF dan s menggunakan patokan berikut
ES = Early Start ( Waktu mulai aktivitas paling awal )
EF = Early Finish = ES+t ( Waktu penyelesaian aktivitas paling awal )
LS = Late Start = LF-t ( Waktu mulai aktivitas paling akhir )
LF = Late Finish = LS+t ( Waktu penyelesaian a ktivitas paling akhir)
S = Slack = LF – EF or LS – ES ( Waktu mundur aktivitas )
Mengacu pada patokan tersebut, hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
Kegiatan Waktu
No. Kegiatan ES EF LS LF S
Sebelumnya Aktivitas
1. A - 1.00 0 1 0 1 0
3. C A 5.00 1 6 6 11 5
Kesimpulan
Kesimpulan dari Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis merupakan
model kegiatan proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang
digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari
kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara titik.
CPM digunakan jika waktu penyelesaian setiap kegiatan diketahui dengan pasti, di
mana tingkat deviasi realisasi penyelesaian disbanding rencana relatif minim atau bahkan
dapat diabaikan.
\
DAFTAR PUSTAKA
2. https://www.ilmutekniksipil.com/Pengelolaan-Dan-Pengendalian-Proyek/Cpm-
Critical-Path-Method
3. http://keuanganlsm.com/Apa-Itu-CPM-Critical-Path-Method/