Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN 2

MANAJEMEN KONSTRUKSI 2
PEMICU 2

Anggota Kelompok I :
1. Dicky Dharmawan

(4112010010)

2. Ichsan Gaffar Faisal

(4112010017)

3. Rafly Dwi Wijayanto

(4112010020)

4. Zatiya Nafisah

(4112010024)

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


JURUSAN TEKNIK SIPIIL
PROGRAM STUDI PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
APRIL, 2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Tugas Manajemen
Konstruksi mengenai Permasalahan Pemicu 1 tepat pada waktunya.
Pada Tugas Manajemen Konstruksi ini berisi tentang perencanaan dan penjadwalan
jalan lingkar Surakarta-Kartasura mulai dari perencanaan, penjadwalan, serta perencanaan
sumber daya yang disajikan secara sistematis dan disertai dengan gambar-gambar yang
relevan, sehingga mempermudah pembaca untuk mempelajarinya.
Dalam pembuatan tugas ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik material
maupun spiritual serta bimbingan dari berbagai pihak dan untuk itu dengan segala
kerendahan hati perkenankan penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Fajar Susilowati, selaku dosen kami yang telah memberi banyak kritik dan
saran terhadap proses penyusunan tugas ini,
2. Rekan kelompok I yang telah bekerja sama dengan baik, serta
3. Teman teman Kelas 3 Perancangan Jalan dan Jembatan, yang telah ikut
berpartisipasi

dalam

proses

penyusunan

tugas

ini

juga

membantu

menyelesaikannya.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Depok, 6 Maret 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah


Proyek konstruksi berkembang semakin besar dan rumit dewasa ini baik dari segi
fisik maupun biaya. Pada prakteknya suatu proyek mempunyai keterbatasan akan
sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat. Hal ini membutuhkan
suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek.
Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas proyek dan semakin langkanya sumber
daya maka dibutuhkan juga peningkatan sistem pengelolaan proyek yang baik dan
terintegrasi.
Sebuah proyek dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang berlangsung dalam
jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas dan sasarannya telah digariskan dengan jelas. Dalam pelaksanaan
sebuah proyek, dapat kita temukan kegiatan-kegiatan yang sangat kompleks dan
penting. Untuk mengatur dan mengelola kegiatan-kegiatan itu perlu adanya suatu
manajemen proyek yang baik, termasuk kegiatan jasa konstruksi. Manajemen proyek
diterapkan pada seluruh tahapan proyek. Mulai dari perencanaan, pengadaan barang,
material dan pelaksanaan guna mencapai tujuan yang sesuai dengan tahapan proyeknya.
Usaha pengelolaan dalam manajemen konstruksi yang sering dilakukan adalah
penjadwalan kegiatan proyek secara sistematis.
Penyusunan jadwal kegiatan dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya
dengan cara bagan balok (bar chart) dan jaringan kerja (Network Planning). Kedua
cara tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Jaringan
kerja dipandang sebagai langkah penyempurnaan dari metode bagan balok. Penerapan
penjadwalan dengan jaringan kerja akan lebih mudah dalam memperkirakan kurun
waktu penyelesaian proyek. Metode jaringan
kerja dibagi menjadi tiga cara/metode yaitu Critical Path Methode (CPM) atau
Metode Jaringan Kritis, Project Evaluation and Review Techniquem (PERT) atau
Teknik Pengamatan dan Evaluasi Proyek dan Preseden Diagram Method (PDM) atau
Metode Diagram Preseden. Ketiga metode ini mempunyai perbedaan dimana metode
CPM menggunakan satu angka penentu waktu, metode PERT menggunakan tiga angka

kemungkinan waktu, sedangkan metode PDM menggunakan satu angka penentu waktu
yang dilengkapi dengan konstrain (batasan).
Perbedaan pada angka penentu akan berpengaruh pada waktu penyelesaian proyek
nantinya. Mengacu pada perbedaan tadi, laporan ini berusaha untuk mempelajari ketiga
metode tersebut sehingga pada akhirnya diperoleh waktu penyelesaian proyek paling
pendek pada proyek jasa konstruksi yang akan dikerjakan.
1.2.

Tujuan Masalah
Tujuan dari Pemicu 2 sebagai berikut :
a. Memahami konsep dasar penjadwalan proyek dengan metode CPM-PERT-PDM.
b. Mampu mengestimasi durasi kegiatan CPM-PERT-PDM.
c. Memahami konsep Forward Calculation, Backward Calculation, Float, lintasan
kritis dalam CPM.
d. Memahami konsep analisa probabilitas dalam metode PERT.
e. Memahami perhitungan waktu kegiatan efektif, Forward Calculatin, Backward
Calculation, Float, lintasan kritis dalam PERT.
f. Mengetahui constraint antar pekerjaan PDM.
g. Memahami konsep Lead Time & Lag Time, Forward Calculation, Backward
Calculation, Float, lintasan kritis dalam PDM.

1.3. Rumusan Masalah


Batasan masalah Pemicu 2 sebagai berikut :
1. Pendahuluan CPM-PERT-PDM.
2. Langkah perhitungan durasi dengan metode CPM-PERT_PDM
3. Estimasi durasi kegiatan CPM-PERT-PDM.
4. Analisis probabilitas PERT.
5. Constraint antar pekerjaan PDM.
6. Lead time and lag time PDM.
7. Forward calculation, backward calculation, float, lintasan kritis dalam CPMPERT-

PDM.

BAB II
LEMBAR TUGAS MANDIRI (LTM)
2.1 KONSEP DASAR PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE CPM
2.1.1

Pengertian CPM (critical path method )


CPM (critical path method ) atau Metode Jalur Kritis merupakan model
kegiatan proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang
digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau
akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara titik. CPM ( critical
path method ) atau Metode Jalur Kritis adalah suatu rangkaian item pekerjaan dalam
suatu proyek yang menjadi bagian kritis atas terselesainya proyek secara bagian kritis
atas terselesainya proyek secara keseluruhan.

2.1.2

Manfaat CPM (critical path method )

Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek,

Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek,

Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga
jadwal penyelesaian proyek,

2.1.3

Menyelesaikan proyek dengan cepat,

Mengkomunikasikan proyek secara efektif

Diagram Jaringan CPM


Dalam diagram jaringan CPM, dikenal beberapa simbol diagram yang digunakan
untuk mendeskripsikan urutan, waktu pelaksanaan dan jenis kegiatan pada suatu
proyek. Beberapa simbol tersebut antara lain :
1. Anak panah (arrow)
-

Menyatakan kegiatan (panjang panah tidak mempunyai arti khusus)

Pangkal dan ujung panah menerangkan kegiatan mulai dan berakhir

Kegiatan harus berlangsung terus dalam jangka waktu tertentu dengan


pemakaian sejumlah sumber (manusia, alat, bahan dan dana)

Pada umumnya kegiatan diberi kode huruf a, b, c dst.

Gambar anak panah (arrow)

2. Simpul (node)
-

Menyatakan suatu kejadian kejadian atau peristiwa

Kejadian diartika sebagai awal atau akhir dari satu atau beberapa kegiatan

Umumnya kejadian diberi kode dengan angka 1, 2, 3, dst, yang disebut


nomor kejadian.

Gambar simpul (node)

3. Anak panah putus-putus


-

Menyatakan kegiatan semu (dummy)

Dummy sebagai pemberitahuan bahwa terjadi perpindahan satu kejadian ke


kejadian lain pada saat yang sama

Dummy tidak memerlukan waktu dan tidak menghabiskan sumber.

Gambar anak panah putus-putus

Gambar contoh diagram jaringan CPM

2.2 LANGKAH PERHITUNGAN CPM


Konsep ini tentu saja dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi proyek yang ada.
Langkah standar dalam penentuan CPM adalah sebagai berikut:
a.

Membagi seluruh pekerjaan menjadi beberapa kelompok pekerjaan yang dapat dikatakan
sejenis.

2.3

b.

Menentukan durasi penyelesaian pekerjaan masing-masing

c.

Menentukan keterkaitan antara kelompok-kelompok pekerjaan tersebut.

d.

Menentukan durasi total pekerjaan dengan perhitungan maju atau perhitungan mundur

e.

Membandingkan durasi total pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan.

ESTIMASI DURASI KEGIATAN CPM

Durasi (kurun waktu) kegiatan dalam metode jaringan kerja adalah lama waktu
yang diperlukan untuk melakukan kegiatan dari awal sampai akhir. Perhitungan durasi
pada metode CPM digunakan untuk memperkirakan (estimasi) waktu penyelesaian
aktivitas, yaitu dengan cara Single Duration Estimate. Cara ini dilakukan apabila durasi
dapat diketahui dengan akurat dan tidak terlalu berfluktuasi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung durasi kegiatan adalah:


= . ..(Soeharto, 1995)
Keterangan :
D = Durasi kegiatan
V = Volume kegiatan
Pr = Produktivitas kerja rata-rata
N = Jumlah tenaga kerja dan peralatan

2.4 PENDAHULUAN PERT

PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada di
dalam suatu proyek. PERT yang memiliki kepanjangan Program Evalution Review
Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika
Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil. Sedangkan terdapat
metodologi yang sama pada waktu bersamaan yang dikembangkan oleh sector swasta
yang dinamakan CPM atau Critical Path Method.

Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang


melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa
titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh
(milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang
memilikiarah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek.
Arah dari vector atau garis menunjukan suatu urutan pekerjaan.
Analogi Dalam PERT

Dari gambar diatas dapat diamati bahwa setiap arah panah akan menunjukan
suatu urutan pengerjaan. Seperti pekerjaan 1 dilakukan terlebih dahulu (start),
kemudian bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2, 3, 4, setelah itu pekerjaan 5,6. Titik 7
adalah titik finish dimana pekerjaan terakhir dilakukan dan merupakan akhir dari
sebuah proyek. Selain menunjukkan suatu urutan pengerjaan diagram PERT juga
menunjukan suatu keterikatan antar pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan.
Keterikatan itu dapat dilihat dengan contoh pekerjaan 2, 3, 4 hanya dapat dilakukan
jika pekerjaan 1 sudah selesai dilakukan.
Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain
disebut juga sebagai pekerjaan pararel (pararel taskatau concurrent task). Selain itu
terdapat juga sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut
dengan dummy activities. Dari sebuah diagram PERT dapat digunakan untuk
mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus dilakukan sebagai

prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan jumlah pekerja
yang dibutuhkan.
Sebelumnya

disebutkan

bahwa

dalam

upaya

meningkatkan

kualitas

perencanaan dan pengendalian proyek telah ditemukan metode selain CPM, suatu
metode yang dikenal sebagai PERT. Bila CPM memperkirakan waktu komponen
kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan
adanya kepastian, maka PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar
ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan. Situasi ini,
misalnya dijumpai pada proyek penelitian dan pengembangan sampai menjadi produk
yang sama sekali baru.
PERT memakai pendekatan yang menganggap bahwa kurun waktu kegiatan
tergantung pada banyak faktor dan variasi, sehingga lebih baik perkiraan diberi
rentang (range), yaitu dengan memakai tiga angka estimasi. PERT juga
memperkenalkan parameter lain yang mencoba "mengukur" ketidakpastian tersebut
secara kuantitatif seperti "deviasi standar" dan varians. Dengan demikian, metode ini
memiliki cara yang spesifik untuk menghadapi hal tersebut yang memang hampir
selalu terjadi pada kenyataannya dan mengakomodasinya dalam berbagai bentuk
perhitungan.
2.5 LANGKAH PERHITUNGAN PERT

a) Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).


Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah
proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir
satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat
menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan
informasi lain seperti urutan dan durasi.
b) Menetapkan

urutan

pengerjaan

dari

aktivitas-aktivitas

yang

telah

direncanakan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam
menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk
setiap pekerjaan.

c) Membuat suatu diagram jaringan (network diagram).


Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram
dapat dibuat. Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilakukan berurutan (serial) atau secara bersamaan (pararell). Pada diagram PERT
bisaanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan symbol lingkaran dan titik
tempuh dilambangkan dengan simbol panah.
d) Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.
Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai
misal jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.
e) Menetapkan suatu jalur kritis (critical path).
Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada
tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Bisaanya
sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu
pengerjaannya. Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang
dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu :

ES Early Start

EF Early Finish

LS Latest Start

LF Latest Finish

Dengan mengguna kan empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan
suatu jalur kritis sesuai dengan diagram.
f) Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.
Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai
dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah
diagram PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang
belum pernah diketahui sebelumnya.

2.6 ESTIMASI DURASI KEGIATAN PERT

Dalam visualisasi penyajiannya, PERT sama halnya dengan CPM, yaitu


menggunakan diagram anak panah (activity on arrow) untuk menggambarkan
kegiatan proyek. Demikian pula pengertian dan perhitungan mengenai kegiatan kritis,
jalur kritis dan float yang dalam PERT disebut SLACK. Salah satu perbedaan yang
substansial adalah dalam estimasi kurun waktu kegiatan, di mana PERT menggunakan
tiga angka estimasi, yaitu, a, b, dan m yang mempunyai arti sebagai berikut:

a = kurun waktu optimistik (optimistic duration time)


Waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan bila segala sesuatunya berjalan
mulus. Waktu demikian diungguli hanya sekali dalam seratus kali bila kegiatan
tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.

m = kurun waktu paling mungkin (most likely time)


Kurun waktu yang paling sering terjadi dibanding dengan yang lain bila kegiatan
dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.

b = kurun waktu pesimistik (pessimistic duration time)


Waktu yang paling lama untuk menyelesaikan kegiatan, yaitu bila segala
sesuatunya serba tidak baik. Waktu demikian dilampaui hanya sekali dalam
seratus kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang
hampir sama.

2.7 TEORI PROBABILITAS

Teori probabilitas dengan kurva distribusinya akan menjelaskan arti tiga angka
tersebut khususnya dan latar belakang dasar pemikiran metode PERT pada umumnya.
Pada dasamya teori probabilitas bermaksud mengkaji dan mengukur ketidakpastian
(uncertainty) serta mencoba menjelaskan secara kuantitatif. Diumpamakan satu
kegiatan dikerjakan secara berulang-ulang dengan kondisi yang dianggap sama.
seperti pada Gambar 2.10 . Sumbu horisontal menunjukkan waktu selesainya
kegiatan. Sumbu vertikal menunjukkan berapa kali (frekuensi) kegiatan selesai p ada
kurun waktu yang bersangkutan.

2.7.1 Kurva Distribusi dan Variabel a, b, dan m


Dari kurva distribusi dapat dijelaskan arti dari a, b, dan m. Kurun
waktu yang menghasilkan puncak kurva adalah m, yaitu kurun waktu yang
paling banyak terjadi atau juga disebut the most likely time. Adapun angka a
dan b terletak (hampir) di ujung kiri dan kanan dari kurva distribusi, yang
menandai batas lebar rentang waktu kegiatan. Kurva distribusi kegiatan seperti
di atas pada umumnya berbentuk asimetris dan disebut Kurva.

2.7.2 Kurva Distribusi dan Kurun Waktu yang Diharapkan ( te )


Setelah menentukan estimasi angka-angka a, m, dan b, maka tindak
selanjutnya adalah merumuskan hubungan ketiga angka tersebut menjadi satu
angka, yang disebut te atau kurun waktu yang diharapkan (expected duration
time). Angka te adalah angka rata-rata kalau kegiatan tersebut dikerjakan
berulang ulang dalam jumlah yang besar. Seperti telah dijelaskan di muka, bila
kurun waktu sesungguhnya bagi setiap pengulangan dan jumlah frekuensinya
dicatat secara sistematis akan diperoleh kurva "beta distribusi".

2.7.3 Estimasi Angka-angka a, b, dan m


Sama halnya dengan CPM, maka mengingat besarnya pengaruh angkaangka a, b, dan m dalam metode PERT, maka beberapa hal perlu diperhatikan
dalam estimasi besarnya angka-angka tersebut. Di antaranya:
Estimator perlu mengetahui fungsi dari a, b, clan m dalam hubungannya
dengan perhitungan-perhitungan dan pengaruhnya terhadap metode PERT
secara keseluruhan. Bila tidak, dikhawatirkan akan mengambil angka
estimasi kurun waktu yang tidak sesuai atau tidak membawakan pengertian
yang dimaksud.
Di dalam proses estimasi angka-angka a, b, dan m bagi masing-masing
kegiatan, j angan sampai dipengaruhi atau dihubungkan dengan target
kurun waktu penyelesaian proyek.
Bila tersedia data-data pengalaman masa lalu (historical record), maka data
demikian akan berguna untuk bahan pembanding dan banyak membantu
mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan. Dengan syarat data-data
tersebut cukup banyak secara kuantitatif dan kondisi kedua peristiwa yang
bersangkutan tidak banyak berbeda.

2.8 FORWARD, BACKWARD, FLOAT DAN LINTASAN KRITIS METODE CPM & PERT

Pada metode jaringan kerja dikenal adanya jalur kritis, yaitu rangkaian
kegiatan kritis dari kegiatan pertama sampai kegiatan akhir. Jalur kritis penting artinya
bagi para pelaksana proyek karena jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang
pelaksanaannya harus tepat waktu jika tidak akan menyebabkan keterlambatan proyek
keseluruhan.
Untuk mengidentifikasi jalur kritis dan float metode CPM dan PERT samasama menggunakan Forward Calculation (Hitungan Maju) dan Backward
Calculation (Hitungan mundur) karena keduanya termasuk klasifikasi diagram AOA
(activity on arrow).
2.8.1

Perhitungan Maju (Forward Calculation)


Aturan yang berlaku sebagai berikut:
a. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila
kegiatan yang mendahuluinya telah selesai.
b. Waktu paling awal suatu kegiatan = 0
c. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai
paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan.
EF = ES +D
d. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan pendahulunya, maka
ES-nya adalah EF terbesar dari kegiatan-kegiatan tersebut.
Contoh perhitungan maju:

Bila hasil perhitungan di atas dalam suatu format akan dihasilkan tabulasi
sebagai berikut :

2.8.2

Perhitungan Mundur (Backward Calculation)


Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau
tanggal paling akhir kita masih dapat memulai dan mengakhiri kegiatan
tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang
telah dihasilkan dari perhitungan maju. Aturan yang berlaku sebagai berikut:
a. Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hasil terakhir
penyelesaian proyek suatu jaringan kerja.
b. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu
selesai paling akhir, dikurangi kurun waktu/durasi kegiatan yang
bersangkutan.
LS = LF D
c. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan berikutnya, maka
waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu
mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
Contoh perhitungan mundur:

Bila hasil perhitungan di atas dibuat dalam suatu format akan dihasilkan tabulasi
sebagai berikut:

2.8.3

Float
Float merupakan suatu perhitungan yang menunjukkan fleksibilitas
suatu kegiatan untuk dapat mulai dan selesai lebih lambat walaupun tetap
dalam waktu yang diizinkan tanpa mengubah durasi atau kurun waktu proyek.
Float terdiri dari Total Float dan Free Float. Perbedaannya adalah jika float
bebas dimiliki oleh satu kegiatan tertentu, sedangkan float total dimiliki oleh
kegiatan-kegiatan yang berada di jalur yang bersangkutan.
Rumus Total Float (TF)
: TF = LF EF = LS ES.
Rumus Free Float (FF)
: FF(1-2) = ES(2-3) EF(1-2) [ 1,2,3 node]

2.8.4

Lintasan Kritis
Syarat yang menunjukan bahwa suatu kegiatan kritis berada di jalur kritis
adalah kegiatan tersebut memiliki:
a. LF EF = 0

b. LS ES = 0
Keterangan :

ES (early start): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat dimulai setelah
kegiatan sebelumnya selesai.

LS (late start): waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat diselesaikan tanpa
memperlambat penyelesaian jadwal proyek.

EF (early finish): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat diselesaikan jika
dimulai pada waktu paling awalnya dan diselesaikan sesuai dengan
durasinya.

LF (late finish): waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat dimulai tanpa
memperlambat penyelesaian proyek.

D : Durasi

2.9 KONSEP PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE PDM


Metode preseden diagram (PDM) adalah jaringan kerja yang termasuk
klasifikasi AON. Dalam metode ini, kegiatan dituliskan dalam node yang umumnya
berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai petunjuk hubungan antar
kegiatan kegiatan yang bersangkutan. Metode penjadwalan PDM ini dapat
menumpah-tindihkan suatu kegiatan tanpa memerlukan garis dummy yang rumit.
Kegiatan dan peristiwa pada PDM ditulis dalam node yang berbentuk kotak
segiempat. Dalam PDM, kotak tersebut menandai suatu kegiatan, dengan demikian
harus dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya. Setiap node mempunyai
dua peristiwa yaitu peristiwa awal dan peristiwa akhir.

2.10

MENGETAHUI CONSTRAINT ANTAR PEKERJAAN,

LAG TIME

DAN LEAD TIME


Telah di singgung bahwa anak panah pada PDM hanya sebagai penghubung
atau hanya memberikan keterangan hubungan antar-kegiatan, dan bukan menyatakan
waktu kegiatan. Karena pada PDM tidak terbatas pada aturan dasar jaringan kerja
CPM, maka hubungan antar kegiatan berkembang menjadi beberapa kemungkinan
berupa konstrain. Konstrain menunjukkan hubungan antarkegiatan dengan satu garis
dari node terdahulu ke node berikutnya. Satu konstrain hanya dapat memiliki dua
node atau hanya dapat menghubungkan dua node.
Karena setiap node memiliki dua ujung, yaitu ujung awal atau mulai = (S) dan ujung
akhir atau selesai = ( F ) , maka ada 4 macam konstrain, yaitu awal ke awal (SS), awal
ke akhir (SF), akhir ke akhir (FF) dan akhir ke awal (FS). Pada garis konstrain
dibubuhkan penjelasan mengenai waktu mendahului (lead) atau terlambat tertunda
(lag).
2.10.1 Konstrain Selesai ke Mulai FS
Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu
kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS(i-j) = a
yang berarti kegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i)
selesai. Proyek selalu menginginkan besar angka a sama dengan 0 kecuali bila
d ij umpai hal-hal tertentu, misalnya:
Akibat iklim yang tak dapat dicegah.
Proses kimia atau fisika seperti waktu pengeringan adukan semen.
Mengurus perijinan

2.10.2 Konstrain Mulai ke Mulai - SS


Memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan
mulainya kegiatan terdahulu. Atau SS(i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j)
mulai setelah hari kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain semacam ini terj adi
bila sebelum kegiatan terdahulu selesai 100 persen, maka kegiatan (j) boleh
mulai. Atau kegiatan (j) boleh mulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i)
selesai. Besar angka b tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan
terdahulu, karena per definisi b adalah sebagian dari kurun waktu kegiatan
terdahulu. Jadi, di sini terjadi kegiatan tumpang tindih.

2.10.3 Konstrain Selesai ke Selesai - FF


Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan
dengan selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF(i-j) = c yang berarti suatu
kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain
semacam ini mencegah selesainya suatu kegiatan mencapai 100%, sebelum
kegiatan yang terdahulu telah sekian (= c) hari selesai.

2.10.4 Konstrain Mulai ke Selesai - SF


Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya
kegiatan terdahulu. Dituliskan dengan SF(i-j)= d, yang berarti suatu kegiatan
(j) selesai setelah d hari kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi, dalam hal ini
sebagian dari porsi kegiatan terdahulu harus selesai sebelum bagian akhir
kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan.

2.11 MENGETAHUI MENGHITUNG ESTIMASI KEGIATAN DENGAN METODE


PDM
Ilustrasi di bawah ini memberikan petunjuk bagaimana mempergunakan
rumus-rumus di atas, guna menyusun jaringan PDM dari suatu informasi tertentu
yang telah diketahui. Misalnya, sebagai berikut:
Proyek terdiri dari enam kegiatan A,B,C,D,E, dan F dengan nomor urut 1,2,3,4,5,
dan 6.

Kurun waktu kegiatan tercantum pada Tabel 13-16.


Telah diketahui pula konstrain antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.

Diminta menyusun jaringan PDM, menentukan j alur kritis dan kurun waktu
penyelesaian proyek. Untuk menjawab soal di atas, dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1 . Membuat denah node sesuai dengan jumlah kegiatan. Jadi, dalam hal ini akan
terdapat
enam node, dengan kurun waktu yang bersangkutan.

2.

Menghubungkan node-node tersebut dengan anak p anah sesuai dengan


ketergantungan dan konstrain.

3. Menyelesaikan diagram PDM dengan melengkapi atribut dan simbol yang


diperlukan.
4. Menghitung ES, EF, LS, dan LF untuk mengidentifikasi kegiatan kritis, j alur kritis,
float, dan waktu penyelesaian proyek.
Perincian langkah-langkah di atas adalah
sebagai berikut:
1 . Membuat denah node sesuai jumlah kegiatan seperti diperlihatkan pada Gambar
1328.
2. Menentukan urutan kegiatan, konstrain, dan melengkapinya dengan atribut seperti
diperlihatkan pada Gambar 13-29.
Langkah berikutnya menghitung ES, LS, EF, dan LF sebagai berikut:
Hitungan Maju

Kegiatan A

ES(2) = ES(l ) + SS(l-2) = 0 + 3 =


3
EF(2) = ES(2) + D(B) = 3 + 6 = 9

Dianggap mulai awal = 0


ES(l ) = 0
EF(l ) = ES(l) + D(A) = 0 + 5 = 5

Kegiatan B

Kegiatan C
ES(3) = EF(2) + FF(2-3) - D(C)
=9+2-6=5

ES(3) = EF(1) + FS (1-3) = 5 + 2 =


7

Hitungan Mundur

Pilih yang terbesar, maka ES(3) = 7

EF(3) = ES(3) + D(C) = 7 + 6 = 13

LF(6) adalah sama dengan EF(6) =

Kegiatan D

24 (titik

ES(4) = ES(2) + SF(2-4) - D(D)

akhir proyek)

= 3 + 11 - 7 = 7
EF(4) = ES(4) + D(D) = 7 + 7 = 14

Dimulai dari kegiatan terakhir F

Kegiatan E
LF(5) = LS(6) - SS(5-6) + D(E)

Kegiatan E

= 16 - 5 + 6 = 17

ES(5) = ES(4) + SS(4-5)

LS(5) = LF(5) - D(E) = 1 7 - 6 = 11

= 7 + 4 = 11
ES(5) = EF(2) + FS(2-5)

Kegiatan D
LF(4) = LS(5) - SS(4-5) +D(D)

= 9 + 1 = 10

= 1 1 - 4 + 7 = 14

ES(5) = ES(3) + SF(3-5) - D(E)

LS(4) = LF(4) - D(D) = 14 - 7 = 7

= 7 + 9 - 6 = 10

Pilih yang terbesar, maka ES(5) =

Kegiatan C
LF(3) = LF(5) - SF(3-5) + D(C)

11

= 17 - 9 + 6 = 14
EF(5) = ES(5) + D(E) = 11 + 6 =

17

Pilih yang terbesar, maka ES(5) =


14

Kegiatan F
ES(6) = ES(5) + SS(5-6)
= 1 1 + 5 = 16
EF(6) = ES(6) + D(F) = 16 + 8 =

24

LS(3) = LF(3) - D(C) = 14 - 6 = 8

Kegiatan B
LF(2) = LF(3) - FF(2-3)
= 14 - 2 = 1 2
LF(2) = LS(5) - FS(2-5)

=11-1=10
LF(2) = LF(4) - SF(2-4) + D(B)
= 14 - 11 + 6 = 9
Dipakai angka terkecil

LF(1) = L5(2) - 55(1-2) + D(A)


=3-3+5=5
LF(1) = L5(3) - F5(1-3)
=8-2=6

yaitu LF(2) = 9

Dipakai angka terkecil

LS(2) = LF(2) - D(B) = 9 - 6 = 3

yaitu LF(1) = 5
L5(1) = LF(1) - D(A) = 5 - 5 = 0

Kegiatan A

2.12 PERHITUNGAN MAJU (FORWARD CALCULATION), PERHITUNGAN


MUNDUR (BACKWARD CALCULATION) & LINTASAN KRITIS
Sama halnya dengan metode jaringan kerja AOA, pada Presedence Diagramming
Method (PDM) dikenal juga perhitungan maju dan mundur untuk menghitung
lamanya atau waktu kerja proyek.
1. Perhitungan Maju
Aturan yang berlaku sebagai berikut:
a. Aktivitas pertama yang dibuat ES-nya adalah nol.
b. EF = ES + D
c. Nilai ES pada kegiatan berikutnya didapatkan dengan menambahkan lag pada
anak panah dengan nilai EF pada kegiatan sebelumnya sesuai dengan hubungan
logis diantara kegiatan tersebut.
Contoh perhitungan maju:
Aktivitas
ES

EF

LS

TF

LF

2.
Aturan

D
16

FS dengan lag nol

H
24

20

Perhitungan Mundur
yang berlaku sebagai berikut:
Perhitungan mundur diselesaikan

dengan

24

menghitung durasi dari kanan ke kiri diagram.


Aturan
yang berlaku sebagai berikut:
a. Nilai terbesar yang mungkin terjadi untuk LS atau LF adalah nilai durasi proyek.
b. LS = LF D.
c. Nilai LF pada kegiatan sebelum didapat dari nilai LS dikurangi lag pada anak
panah pada kegiatan sesudah.

D
16
16

2424

2626

20
32

3. Lintasan Kritis
a. Waktu mulai paling awal dan akhir harus sama; ES = LS
b. Waktu selesai paling awal dan akhir harus sama; EF = LD
c. Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai paling akhir
dengan waktu mulai paling awal; LF ES = D
d. Bila hanya sebagian dari kegiatan bersifat kritis, maka kegiatan tersebut secara
utuh dianggap kritis.

BAB III
PEMBAHASAN PEMICU II
A. CPM ( Critical Path Method)
2. Untuk memperkirakan durasi kegiatan pekerjaan dapat di tentukan dengan acuan
durasi yang didapat dari hitungan bobot (

harga satuan
total durasi ). Durasi
total biaya

kegiatan pekerjaan yang disajikan dalam hitungan minggu.

3. Membuat diagram CPM dengan logis dan dilengkapi dengan angka node, abjad untuk
mewakili suatu kegiatan serta durasi

4. Membuat Tabulasi Perhitungan CPM untuk menyajikan hasil perhitungan maju (forward),
hitungan mundur (backward), free float serta total float dari suatu rangkaian kegiatan
pekerjaan

5. Menentukan lintasan kritis dari rangkaian pekerjaan, lintasan kritis berada pada kegiatan
yang tidak memiliki float. Berikut disajikan tabulasi lintasan kritis berdasarkan
penomoran node diagram CPM

Jadwal

Menggunakan PDM
Perhitungan
Perhitungan Maju

Kerja

Perhitungan Mundur

Resume

Diagram Jadwal Proyek


Jadwal Divisi Umum

Jadwal Pekerjaan Tanah

Jadwal Pekerjaan Drainase

Jadwal Dinding Penahan

Jadwal Perkerasan

Jadwal Finishing

Skala Proyek

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Widiasanti, Irika, Lenggogeni. (2013). Manajemen Konstruksi, Bandung;


Remaja Rasdakarya
Soeharto, Iman. (1999). Manajemen Proyek, Jakarta ; Erlangga
http://kamuzsipil.blogspot.com/2012/10/program-evaluation-reviewtechnique-pert.html
http://heruzi.wordpress.com//2012/06/25/cpm-dan-pert/

Anda mungkin juga menyukai