Anda di halaman 1dari 23

Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno.

Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat.

Hotel des Indes di Jakarta (1945-1948)

Hotel Marine di Batavia (1881-1889)

Hotel Mirage di Las Vegas. Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan bertambahnya pemakai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya. Tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-tahun standar layanan hotel tak banyak berubah. Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah kota New York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis. Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni. Jadi, tak ada salahnya didirikan di pinggir kota. Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston, 1829) yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat (AS). Tremont bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun di New York, 1836. Saat itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat. Saat pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap perhentian (stasiun) ada hotel.

Kamar Hotel Renaissance Ohio

Maksudnya jelas, untuk mengakomodasi orang-orang yang baru saja bepergian dengan kereta api. Karena masa itu naik kereta api sangat melelahkan, hotel-hotel pun "dipersenjatai" berbagai hiburan pelepas penat. Hotel jenis ini, diembeli-embeli dengan kata "transit", karena memang ditujukan buat para musafir. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan darat (terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel kereta api tak lagi menarik minat para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan pakai mobil ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran "motel", gabungan kata "motor hotel" yang sama dengan tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.

Hotel kapsul di Osaka, Jepang. Kejayaan motel tak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota, berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Kalaupun terpaksa bermalam di kawasan pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh di tempat-tempat peristirahatan. Selain hotel, resort, anak-anak kandung hotel yang lahir di era 1990-an tak kalah hebatnya. Sebut saja berbagai extended-stay hotel, khusus buat tamu yang membutuhkan tempat menginap minimal lima malam. Sedangkan pelaku bisnis yang harus bernegosiasi di kampung atau negeri orang, bisa mencari hotel apartment. Di Amerika, dua jenis hotel ini berkembang sangat pesat. Di Indonesia, kata hotel selalu dikonotasikan sebagai bangunan penginapan yang cukup mahal. Umumnya di Indonesia dikenal hotel berbintang, hotel melati yang tarifnya cukup terjangkau namun hanya menyediakan tempat menginap dan sarapan pagi, serta guest house baik yang dikelola sebagai usaha swasta (seperti halnya hotel melati) ataupun mess yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan sebagai tempat menginap bagi para tamu yang ada kaitannya dengan kegiatan atau urusan perusahaan.

Definisi Hotel, Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel seperti tersebut di bawah ini : a. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987) b. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut : 1) Jasa penginapan 2) Pelayanan makanan dan minuman 3) Pelayanan barang bawaan 4) Pencucian pakaian 5) Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya. (Endar Sri,1996:8) c. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran (Lawson, 1976:27) Karakteristik Hotel Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah : a. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja yang banyak pula. b. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada. c. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa pelayanannya dihasilkan. d. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya. e. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.

Jenis Hotel Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000) : 5) Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi: a. City Hotel Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut. b. Residential Hotel Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga. c. Resort Hotel Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi. d. Motel (Motor Hotel) Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.

Segi Jumlah Kamar Hotel Menurut Tarmoezi (Tarmoezi,2000:3), dari banyaknya kamar yang disediakan, hotel dapat dibedakan menjadi : a. Small Hotel Jumlah kamar yang tersedia maksimal sebanyak 28 kamar. b. Medium Hotel Jumlah kamar yang disediakan antara 28- 299 kamar. c. Large Hotel Jumlah kamar yang disediakan sebanyak lebih dari 300 kamar. Klasifikasi Biaya dan kualitas hotel biasanya berdasarkan jangkauan dan tipe pelayanan yang tersedia. Dikarenakan kenaikan besar-besaran dalam turisme di seluruh dunia, selama dekade terakhir abad 20, pendirian hotel terutama yang kecil telah meningkat secara drastis. Untuk pembandingan, sistem penilaian telah diperkenalkan satu sampai lima bintang dan juga tingkat melati di Indonesia yang lebih murah. SEJARAH HOTEL Pada dasarnya keberadaan fungsi hotel adalah sarana penunjang kegiatan berpergian yang berjarak jauh dari tempat tinggal sehingga dibutuhkan sarana akomodasi untuk tempat beristirahat berupa kamar tidur.

Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu memerlukan

tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin dalam melakukan kegiatan perjalanan.

Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginanpan yang disebut MANSIONES yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masingmasing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan yang dilalui orang ( road side inn ). Pada waktu Perang Salib berkecamuk, banyak pengusaha rumah penginapan yang membangun tempat-tempat bagi para prajurit perang, juga bagi para peziarah yang sedang melancong ke tanah suci seperti tertulis di kitab Injil. Selain itu, gereja-gereja yang ada juga memberikan pelayanan berupa penyediaan fasilitas beristirahat kepada para pelancong yang memerlukannya. Kebanyakan gereja pada waktu itu mempunyai dua buah dapur, yang satu untuk para Rahib yang tinggal disana dan yang lainnya untuk para pelancong yang bermalam. Tidak diambil pungutan biaya, tetapi diharapkan adanya sumbangan sukarela bagi mereka yang mampu. Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western ( cowboy ) sekitar tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan bar restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel, motel, penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau penunjang bagi para pelancong.

Hotel dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris, kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan di New York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori telah memegang peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika. Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota London.

Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan 170 kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.

Kemudian menyusul Bostons Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829 yang tidak hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga menyediakan ruangan untuk converence bagi masyarakat setempat. Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini : Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman House di Chicago, Hotel planters di St. Louis. Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London Thn 1875 berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya $ 5 Juta, merupakan hotel terbesar dan termegah pada saat itu dengan jumlah 800 kamar. Thn 1880 berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu hotel pertama yang dibangun untuk kepentingan Business Travellers dan merupakan Chain Hotel pertama di dunia. Thn 1894 berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama yang menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap kamarnya. Thn 1896 berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York. Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun 1900 di Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station kereta api. Akan tetapi, ketika dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi hotel tidak lagi tergantung pada station kereta api, karena pemenuhan aspek aksibilitas melalui alat transportasi sudah bersifat diversifikatif sekali.

Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Dari buku PARIWISATA INDONESIA DARI MASA KE MASA tercatat hotel-hotel yang sudah hadir pada saat itu diantaranya :

Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel Rijswijk. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje. Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion. Malang, Palace Hotel. Solo, Slier Hotel. Yogyakarta, Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda ) Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel ( kini Hotel Panghegar ). Bogor, Hotel Salak. Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria. Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel. Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah diredevelopment total sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes yang dalam perkembangannya pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin. Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains management hotel international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia ,wajah arsitektur hotel di Indonesia pun sangat berkembang dan inovative. Akan tetapi hal ini menjadi satu tolak ukur sejarah baru untuk Hotel di Indonesia.

Sejarah Perkembangan Hotel Kebutuhan akan sarana akomodasi bagi para wisatawan sangat dirasakan pentingnya di luar rumah mereka sendiri atau di daerah tujuan wisata. Oleh karen aitu pertumbuhan dan perkembangan perjalanan ( penggunaan transportasi) wisatawan itu sendiri. Dengan perkembangan transportasi yang semakin modern, maka banyaklah didirikan inn (penginapan) di sepanjang jalan jalan umum dan di tempat tempat tertentu dan strategis. Secara umum perkembangan hotel dibagi menjadi 3 tahap Perkembangan Sebelum Abad Pertengahan Perjalanan untuk kegiatan rekreasi (wisata) pertama kali dilakukan oleh Bangsa Romawi sekitar abad I sampai abad V, dengan tujuan untuk menambah pengetahuan, cara hidup, ekonomi, dan politik. Pada saat itu orang orang Romasi mulai menemukan dan memiliki beberapa jenis akomodasi atau diversovia. Di samping itu dibangun pula tavern yaitu tempat menjual makanan dan minuman di pinggir jalan karena pada waktu itu beberapa jenis akomodasi yang disewakan tidak menyediakan makanan dan minuman. Bagi kaum bangsaan dan Raja yang ingin melakukan perjalanan ke tempat lain, biasanya menginap di puri (Castle), sedangkan para rohaniwan biasanya menginap di biara atau kuil. Tetapi orang orang biasa yang melakukan perjalanan ke suatu tempat, biasanya menginap di tempat tempat penginapan yang tersedia. 2. Perkembangan Dalam Abad Pertengahan Pada masa ini banyak tempat tempat suci digunakan oleh orang orang yang berziarah dan pengunjung untuk tempat menginap. Demikian juga rumah rumah pribadi kaum bangsawan dan orang orang terkemuka digunakan sebgai tempat pengiapan bagi para wisatawan. Dari sinilah timbul istilah inn yaitu rumah rumah pribadi yang disewakan kepada para tamu yang ingin menginap. Para pedagang dan para pemilik tanah lebih banyak dan lebih senang tinggal di rumah penginapan ini (inn) karena pelayanan yang diberikan cukup memuaskan yaitu mencakup makanan di ruangan yang cukup besar, ruangan tidur, dan kandang kuda bagi wisatawan yang melakukan perjalanan dengan membawa kuda. Demikianlah pada abad ke XIV semakin banyak tumbuh dan berkembang rumah penginapan (inn) dan istilah ini dikenal sampai sekarang. 3 Perkembangan Dari Abad Pertengahan Sampai Abad Keduapuluh Salah satu jenis akomodasi yang berbentuk rumah besar dimana setiap apartemennya dapat disewakan per hari, perminggu, atau bulan adalah Hotel Garni di Paris, Prancis. Demikian

selanjutnya usaha usaha jenis baru makin berkembang dengan mejadikan fasilitas dan pelayanan yang lebih lengkap dan baik. Ada permulaan abad XIX mulailah tumbuh dan berkembang hotel hotel dengan struktur dan organisasi yang lebih mapan dengan struktur organisasi yang lebih modern. Hotel tidak hanya merupakan pusat komersialisasi penerimaan tamu bagi para wisatawan, tetapi juga sangat penting peranannya sebagai pusat pusat kegiatan sosial baik kota maupun pusat kota. Sekarang hotel hotel modern merupakan suatu tempat tidak saja menyediakan sarana penginapan, tempat pertunjukan, tempat rekreasi, dan fasilitas lainnya disamping penyediaan makanan dan minuman dengan manajmen yang lebih profesional.

Jenis Ruangan di Hotel dalam Pemeliharaan House Keeping Public/Guest Area a. Guest Room b. Lobby c. Rest Room d. Restaurant/Bar/Lounge e. Conventio Hall f. Recreation & sport Area g. Horticultura h. Afficial Rental i. Pertokoan/Arcade j. Corridors/Stairs

2. Non Public Area a. Department Office b. Employee lockers c. Employee Dining Room d. Caddys Room

Anda mungkin juga menyukai