MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Penulisan Populer
Dosen pengampu : Dewi Yanti, M.Pd.
Disusun Oleh :
A. Tajuk Rencana
Struktur teks merupakan bagian-bagian yang terpisah yang membangun suatu tajuk rencana, sehingga
menjadi teks yang utuh. Berikut ini strukturnya secara umum:
a. Thesis Statement (Pertanyaan Pendapat)
Merupakan pertanyaan pendapat, berisikan topik mengenai suatu fenomena atau permasalahan yang
akan dibahas. Bisa juga dikatakan sebagai sudut pandang penulis mengenai fenomena atau
permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat. Pada bagian ini mengacu kepada pertanyaan
atau bisa juga mengacu pada sebuah teori yang kemudian akan diperkuat oleh argumentasi (alasan).
b. Argumentasi (Alasan)
Merupakan alasan yang akan memperkuat pendapat/opini yang akan di sampaikan. Argumentasi ini
dapat berupa fakta-fakta, pernyataan umum, menurut ahli, pendapat hasil penelitian dan lain-lain. Pada
bagian ini penulis berusaha untuk meyakinkan masyarakat bahwa apa yang ditulisnya itu memanglah
benar.
c. Reiteration (Pernyataan Ulang Pendapat)
Merupakan bagian akhir pada teks, berisi pernyataan atau penegasan kembali mengenai pendapat yang
telah di tulis supaya pembaca semakin yakin tentang isi teks tersebut, biasanya ada juga yang disertai
dengan saran-saran kepada para pembaca.
Menurut teori SEES ada empat tahap untuk mempengaruhi khalayak pembaca yang sedang
sibuk atau dalam situasi bergegas. Pertama, lontarkan pernyataan singkat yang dapat menggugah
perhatian khalayak pembaca (statement). Kedua, beri penjelasan yang relevan terhadap pernyataan
singkat tersebut (explanation). Ketiga, yakinkan penjelasan dengan memberikan contoh-contoh
(example). Keempat, ikat hati dan pikiran pembaca dengan kesimpulan yang tegas dan ringkas
(summary).
Contoh Tajuk Rencana
GELARAN Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Daerah Khusus Ibu Kota DKI Jakarta putaran kedua
kian dekat. Hanya terhitung 4 hari lagi warga DKI akan berduyun-duyun datang ke tempat pemilihan
suara (TPS) melaksanakan haknya yang diatur UUD 1945 yang menunjukkan Indonesia sebagai negara
demokratis. Pemilih DKI akan bersukacita untuk menentukan siapa yang akan menjadi nakhoda
provinsi ini lima tahun ke depan.
Pilkada sudah selayaknya menjadi pesta rakyat yang menyenangkan. Tensi politik yang tinggi sudah
sewajarnya terjadi. Namanya saja politik, tentu perbedaan pilihan akan melahirkan tensi politik.
Apalagi kalau kita merujuk pada terminologi politik yang secara sederhana bisa kita katakan sebagai
sebuah manajemen konflik. Konflik adalah keniscayaan, tetapi kita harus jaga agar konflik tersebut
hanya terjadi pada tataran ide, bukan fisik.
Namun demi bangsa ini dan demi nilai-nilai sosial yang telah bersama kita bangun sejak masa
prakemerdekaan, tensi politik itu jangan sampai termanifestasi menjadi masalah sosial. Kita semua
harus ingat bahwa perbedaan politik jangan sampai menabrak norma-norma umum yang ada maupun
struktur sosial yang selama ini sudah kita jaga.
Sayang, sepertinya indikasi-indikasi terganggunya norma sosial mulai muncul. Kita bisa lihat riak-riak
ketidakpuasan dan beberapa gesekan kecil muncul di masyarakat. Tensi tinggi politik Pilkada DKI
menyeruak ke antero negeri. Akhirnya Pilkada DKI seperti menjadi pertarungan seisi negeri.
Sayangnya bumbu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) dan kata-kata kasar menjadi bahasan
yang kian dominan. Kita semua sudah punya pengalaman pahit bagaimana masalah SARA yang
dibumbui dengan sikap kasar dan seenak sendiri bisa berakibat bencana sosial. Kita semua harus
mengerem diri, mencoba memasang batasan minimal dari pribadi dulu.
Dalam konteks ini, negara dan aparatnyalah yang harus menjadi penengah agar riak-riak dan gesekan
kecil yang bermunculan tidak sampai menjadi masalah besar yang bisa merusak perjuangan
kebangsaan kita selama ini. Aparat harus melihat masalah secara jernih dan tidak memihak. Karena
begitu aparat berpihak, masalah akan tambah besar. Memang dalam kasus per kasus ada yang bisa
selesai ketika aparat berpihak, tetapi bara dalam sekam akan kian besar dan ini berbahaya.
Aparat jangan hanya meminta warga untuk tenang, tetapi juga harus bertindak tegas ketika ada anggota
dari kubu mana pun yang merusak bangunan sosial yang selama ini kita jaga. Aparat jangan hanya
keras terhadap reaksi yang muncul di publik. Harus diingat bahwa reaksi selalu muncul ketika ada aksi
yang mengganggu tatanan.
Aparat hukum seperti Polri, Kejaksaan Agung, dan yang lainnya harus menunjukkan netralitasnya
secara terbuka. Penyelenggara pilkada seperti Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga harus membangun persepsi netral di mata masyarakat.
Sudah tidak saatnya lagi aparat selalu berlindung dengan alasan kami aparat selalu menjunjung tinggi
netralitas. Netralitas itu antara aksi dan persepsi. Netralitas itu bicara mengenai rasa keadilan di
masyarakat. Jika aparat terus-menerus keras terhadap beberapa kubu, sedangkan kepada beberapa kubu
yang lain lunak, persepsi akan keadilan aparat tak akan terbentuk di benak masyarakat.
Misalnya dalam kondisi saat ini dalam Pilkada DKI, sangat banyak kecurangan dan tindakan yang
merusak tatanan yang dilakukan berbagai kubu, maka tindakan tegas aparat harus sama ke semua kubu.
Semoga aparat dan birokrasi sadar bahwa netralitas adalah salah satu inti dari demokrasi. Terlalu besar
pertaruhan kita jika aparat tidak netral.
Sumber : Sindonews.com
B. Resensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Resensi adalah pertimbangan atau
pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Secara etimologi, Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu
dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti
yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas
buku.
Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu
menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Dalam meresensi sebuah karya harus berkaitan
dengan kualitas dari karya yang sedang dicermati atau diresensi tersebut. Penilaian tersebut harus
dilakukan secara seimbang dan proporsional. Maksudnya ialah tidak boleh seorang peresensi tersebut
hanya memberikan penilaiannya yang positifnya saja atau tidak tepat juga jika resensi itu hanya
dilakukan untuk menilai kelemahan dan kekurangannya saja.
Jika diklasifikasikan, ada tiga bidang garapan resensi, yaitu (a) buku, baik fiksi maupun non
fiksi; (b) pementasan seni, seperti film, sinetron, drama, musik, atau kaset; (c) pameran seni, baik seni
lukis maupun seni patung.
Judul resensi : Judul resensi harus selaran dengan keseluruhan isi resensi.
Data buku : judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku (jika
diperlukan).
Pembukaan : memperkenalkan pengarangnya, karyanya berbentuk apa, dan prestasi apa saja
yang diperoleh.
Isi pernyataan : berisi sinopsis, ulasan singkat buku, keunggulan buka, kelemahan buku,
rumusan kerangka buku, dan tinjauan bahasa.
Penutup : Di akhir tulisan, resensi mengungkapkan keungulan dan kelemahan buku dilihat dari
berbagai aspek seperti kontent, missconseption, unsur unsur instrinsik ekstrinsik (buku fiksi )
dan lainnya. Dibagian ini merupakan bagian penting, karena penulis akan membuat keputusan
yang dapat dijdikn acuan mengenai buku tersebut layak atau tidak mendapat sambutan para
pembaca.
1.4. Kelebihan Resensi
Tidak basi. Jika dibandingkan dengan tulisan lain, seperti berita, artikel, dan karangan khas
(features), resensi lebih tahan lama. Artinya, andaipun resensi dikembalikan oleh redaksi,
resensi itu masih bisa dikirim ke media lain. Demikian pula buku yang diresensi, tidak harus
buku yang baru terbit.
Kita boleh meresensi buku yang terbit setahun lalu, asalkan buku itu belum pernah dimuat di media
yang akan dituju. Meskipun demikian, pada umumnya buku yang diresensi yaitu buku-buku yang baru
terbit.
Menambah wawasan. Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah wawasan berpikir
dan mengasah daya kritis. Kita juga bisa menilai apakah buku itu bermutu atau tidak.
BAB I PENDAHULUAN
1. Data Identitas
Judul : Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia, Jakarta
Cetakan : VI
Ukuran : 20,5 x 13,5 cm
Tebal : iv + 426 halaman
Harga : Rp 60.000
2. Identitas Pengarang
Tere Liye merupakan nama populer seorang penulis berbakat ditanah air, yaitu Darwis. Yang
lahir di Pedalaman Sumatera, 21 Mei 1979. Anak ke enam dari tujuh bersaudara yang lahir dan
dibesarkan dikampung yang dikelilingi hutan, yaitu, Tandaraja Palembang. Tere Liye menyelesaikan
pendidikan di SDN 2, SMPN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan ke SMUN 9
Bandar Lampung. Setelah lulus, Tere Liye melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di
Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi dan mengambil jurusan Akutansi.
Tere Liye menikah dengan Ny. Riski Amelia dan dikaruniai seorang putra bernama Abdullah
Pasai. Tere Liye berasal dari keluarga yang sederhana, yang terlahir anak dari seorang petani biasa.
Tere Liye berbeda dari kebanyakan penulis yang sudah ada. Biasanya setiap penulis akan memasang
foto, nomor kontak yang bisa dihubungi atau riwayat hidup singkat dibagian belakang setiap karyanya.
Namun Tere Liye seperti menghindari dan menutupi kehidupanya. Berikut adalah, karya-karya Tere
Liye :Rembulan Tenggelam di Wajahmu ( Grafindo,2006; Republika 2009) Daun Yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Umum, 2010) Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika,
2005) Senja Bersama Rosie (Penerbit Grafindo, 2008) dan Mimpi-Mimpi Si Patah Hati ( Add Print,
2006).
BAB II
ISI RESENSI
Menurut saya, Novel Rembulan Tenggelam diwajahmu ini sangat menarik, meski awalnya sedikit
membingungkan karena novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, dimana narator
mengetahui semuanya dengan semua peran yang muncul tiba-tiba disetiap bab-nya, dan yang kemudian
mampu menjawab 5 pertanyaan dengan 5 jawaban, melalui kesempatan perjalanan masalalu. Novel ini
awalnya juga menceritakan beberapa tokoh, namun hanya muncul diawal dan kemudian menghilang,
dan muncul lagi dibab terakhir. Hebatnya, tokoh tersebut berkaitan dengan pemeran utama Ray.
Menurut saya, Novel ini terbilang unik, karena novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga
serba tahu. Cukup membingungkan, namun membuat para pembaca penasaran dengan segala macam
alur yang disampaikan. Novel ini mengajarkan apa arti syukur, kesederhanaan, ikhlas, dan menghargai
apa yang telah kita miliki. Novel ini juga benar-benar mengajak kita pergi kedunia fantasi, berkhayal
mengikuti alur ceritanya. Sungguh penasaran dibuatnya.
Tema Novel
Munculnya 5 pertanyaan, dan kemudian kelima pertanyaan terjawab melalui perjalanan panjang tokoh
utama Ray . Sosok ray yang benar-benar mengagumi indahnya cahaya rembulan, yang setiap kali
memandangnya, ia selalu berterimakasih kepada Tuhan. Merasakan kuasa Tuhan selalu menjejak setiap
sudut bumi dimana cahaya rembulan menyentuhnya. Sosok Ray memang mengutuk, membantah,
berprasangka buruk kepada Tuhan, tetapi ia selalu jujur dan tidak pernah berdusta setiap kali ia
menatap rembulan, ia selalu memujinya dan merasakan sebuah ketenangan dibalik Indahnya cahaya
rembulan yang menyelimutinya.
Kritik
Menurut saya, novel ini awalnya memang benar-benar membosankan, ceritanya yang sulit sekali
dipahami. Dan ada bagian bab yang diceritakan terlalu singkat, dibeberapa bab diceritakan, dibab
selanjutnya sudah tidak ada dan muncul kembali di bab terakhir. Bahasa yang digunakan juga sulit
dipahami,banyak ditemukan kata-kata yang menurut saya, memang benar-benar memutar otak untuk
bisa memahaminya. Ya, terlalu tinggi gaya bahasa yang digunakan bagi para pemula seperti saya.
Sinopsis
Novel ini memceritakan tentang perjalanan hidup seseorang, disini disebutkan bahwa pemeran
tokoh utamanya adalah Ray / Reihan. Ray yang merasa hidupnya dipenuhi dengan berbagai ujian,
yang menyebabkan ia berfikir langit telah mengutuknya. Tuhan tidak pernah memihaknya, dan
berbagai pertanyaan muncul dihidupnya. Ya, 5 pertanyaan yang menemaninya melewati perjalanan
panjang kembali ke masalalu yang kemudian mampu menjawab 5 pertanyaan dengan 5 jawaban yang
muncul dari dalam dirinya. Disetiap perjalanan hidupnya, selalu muncul tokoh dan entah siapa itu yang
seringkali disebutkan malaikat / pasien berumur sekian tahun orang dengan wajah menyenangkan
yang menjadi pemeran serba tahu.
Perjalanan hidup yang panjang bagi seorang Ray, dengan segala macam rasa pahit-manisnya
kehidupan telah dirasanya dari sejak ia masih kecil. Ray anak yatim-piatu yang tinggal disebuah panti
asuhan dengan penjaga panti yang seringkali memukulinya, kemudian ia kabur.. pergi dari panti
tersebut. Yang kemudian menjadi bandar judi disebuah terminal kota, kemudian melanjutkan perjalanan
kerumah singgah. Dimana rumah tersebut memberikan banyak warna, dan memberikan arti keluarga
untuk pertama kalinya bagi Ray. Tertulis sebuah kalimat Kalian akan menjadi saudara di mana pun
berada, kalian sungguh akan menjadi saudara. Tidak ada yang pergi dari hati. Tidak ada yang hilang
adri sebuah kenangan. Kalian sungguh akan tetap menjadi saudara. Namun setelah 6tahun bertempat
tinggal dirumah singgah, Ray terlibat dengan perkelahian yang tiada henti, yang akhirnya memutuskan
ia untuk pergi.
Perjalanan masih berlanjut 6tahun kemudian ia jalani dengan menjadi pengamen jalanan
digerbong kereta api. Hingga akhirnya ia bertemu dengan sesosok lelaki paruh baya, yang akhirnya
menjadi sahabatnya ,Plee. Plee merupakan pedagang besar yang berbeda dengan pedagang lain, ia
hanya menjual berlian tanpa harus membeli. Ya, Plee adalah seorang pencuri yang hebat, bahkan ia
merencakan dengan jeli pencurian yang luar biasa yakni pencurian berlian seribu karat yang berada
tepat dipusaran ibukota, yang semua itu melibatkan keahlian Ray. Hampir meraih keberhasilan, mereka
tertangkap basah oleh petugas, namun Ray terselamatkan, dan Plee menjerat hukuman eksekusi mati.
Pahitnya lagi, Plee merupakan pelaku utama terjadinya kebakaran besar yang telah melenyapkan segala
harta bendanya, rumah, dan merenggut nyawa kedua orangtuanya.
Ray mencoba melanjutkan perjalanan hidup, hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang gadis
cantik disebuah gerbong makan, ia mencoba mendekatinya, meski awalnya gadis itu enggan, karena
ternyata gadis itu adalah seorang pelacur. Namun, setelah mendengar penjelasan dari wanita yang amat
sangat dicintainya tersebutlah mereka tetap melanjutkan kisah kasih mereka kejenjang pernikahan. Ray
yang sekarang menjadi mandor sukses ditemani istrinya yang amat sayang peduli terhadapnya. Wanita
sederhana yang selalu ada, yang membuat hari-hari Ray menjadi lebih bersemangat.Namun sayang,
kebahagiaan Ray hanyar berkisar 6Tahun, istrinya meninggal, dan itu artinya ia sendiri lagi. Berbagai
cobaan kembali menghampirinya, pertanyaan-pertanyaan yang lalu kembali menyelimuti fikiranya.
Perusahaannya hancur, Kerabat satu persatu meninggal dunia, kemudian ia terbaring lemah dirumah
saki menjalani operasi, hingga terserang komplikasi, dan ia menderita penyakit juga selama 6tahun,
lagi dan lagi ia kembali sendiri. Hingga 5 jawaban dari 5 pertanyaan perjalanan hidupnya terjawab satu
persatu.
Kau benar, Ray. Ada satu janji Tuhan. Janji Tuhan yang sungguh hebat, yang nilainya beribu
kali tak terhingga dibandingkan menatap rembulan ciptaanNya. Tahukah kau ? Itulah janji menatap
wajahNya. Menatap Wajah Tuhan. Tanpa tabir, tanpa pembatas.. Saat itu terjadi maka sungguh seluruh
rembulan di semesta alam tenggelam tiada artinya. Sungguh seluruh pesona dunia akan layu.
Percayalah selalu atas janji itu, Ray, maka hidup kita akanterasa indah.... Orang dengan wajah
menyenangkan itu menyentuh lembut bahu pasien dihadapannya.
Keunggulan
Novel ini, mampu membawa pembaca benar-benar terbang kedunia fantasi, berkhayal
membayangkan, mengikuti alur cerita yang disampaikan. Novel ini juga mengajarkan kita apa itu hidup
? bagaimana seharusnya menghadapi pahit-manisnya hidup ? belajar bersyukur, ikhlas, dan juga
kesederhanaan. Didalam novel ini, juga terdapat banyak sekali nasehat dari penulis yang disampaikan
dalam sebuah cerita. Meski awal ceritanya sedikit membosankan, namun jika terus kita baca kita akan
menemukan banyak sekali kejutan didalamnya. Salah satu nasehat yang terdapat didalam isi novel ini
adalah : Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan maka
itu saatnya kau harus melihat keatas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan. Dan
sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua
kesenangan maka itulah saatnya kau harus melihat kebawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung
darimu. Nasihat yang lain, yaitu Kalian mungkin memiliki masa lalu yang buruk, tapi kalian
memiliki kepal tangan untuk merubahnya. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan pandai
bersyukur dan kembali bangkit menjalani tantangan hidup. Luar biasa, bukan ?
Kelemahan
Diawal cerita, novel ini benar-benar membosankan, saya sendiri awalnya enggan karena alur
ceritanya, gaya bahasanya, sulit sekali dipahami.Namun, karena rasa penasaran yang luarbiasa yang
membuat saya mampu menyelesaikan dalam waktu 3 hari. Dan isinya, sungguh bermanfaat.
BAB III
PENUTUP
Saran
Menurut pendapat saya, novel ini cukup baik untuk menjadi bahan bacaan disaat waktu luang. Karena
ceritanya yang memang menarik, juga isinya mengandung banyak nasehat, gambaran tentang
perjalanan hidup, mengajarkan kesederhanaan, bagaimana seseorang mensyukuri atas segala nikmat
yang telah diberikan olehNya, juga bagaimana seseorang belajar ikhlas atas segala musibah dan ujian
yang sedang menimpanya.
DAFTAR PUSTAKA
Liye, Tere. 2009. Rembulan Tenggelam Di Wajahmu. Jakarta : Republika
Sumber : Kompasiana.com
BAB II
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Tajuk rencana adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi
penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat.
Tajuk rencana cirinya merupakan opini redakasi, berisi suatu masalah, tentang pemikiran subjektif
redaksi. Dalam tajuk rencana terdapat aspek-aspek fokus sebuah tajuk rencana yaitu: Judul, Latar
Belakang Masalah, Tokoh, Masalah, Peristiwa yang Disampaikan, Opini Penulis, Saran dan Solusi
Permasalahan, Kesimpulan, Sumber Berita, Anggota Redaksi, selain itu juga tajuk rencana mempunyai
sifat seperti Krusial dan ditulis secara berkala, menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas
baik itu aspek sosial, Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, Terkait erat dengan policy media
atau kebijakan media yang bersangkutan.
Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Adapun tujuan dari
resensi adalah untuk menilai suatu bahan bacaan baik atau tidaknya bagi khalayak dengan melihat
kepada isi dari karya tersebut. Selain itu unsur-unsur yang terdapat dalam resensi adalah judul, data
buku, pembukaan, isi pernyataan, dan penutup.
3.2 Saran
Setiap suatu kegiatan pasti ada manfaatnya dan kegiatan yang positif akan mendapat balasan yang
positif, untuk itu dalam hal menulis tajuk rencana harus memperhatikan situasi masyarakatnya, agar
tajuk rencana itu tidak bersifat propokatif. Untuk resensi, karena sifat dari tulisan ini tidak basi, maka
tidak ada salahnya para mahasiswa, terutama mahasiswa sastra atau khalayak umum membuat
setidaknya satu resensi untuk melatih kekuatan analisis. Selamat membuat resensi dan tajuk rencana.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.banyakpengetahuan.net
http://lutfi-nurul-aulia.blogspot.com/2012/06/makalah-bahasa-indonesia-tajukrencana.html
https://nasional.sindonews.com/read/1197304/16/tensi-politik-dan-sikap-aparat-1492222342
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-resensi-apa-itu-resensi.html
http://www.kompasiana.com/yantiatmaja/resensi-rembulan-tenggelam-di-
wajahmu_5632ed311193733e0564c0b6