Anda di halaman 1dari 17

TAJUKRENCANADANRESENSI

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Penulisan Populer
Dosen pengampu : Dewi Yanti, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Anggi Nilam (2015070146)


2. Dio Hari Saputra (2015070253)
3. Herwina (2015070281)
4. Junico Triantono (2015070284)
5. Nikmatul Maula (2015010101)
6. Ridho Pan Ichsan (2014141555)
7. Tiara Amalia Siregar (2015070103)

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS PAMULANG
2017
BAB I
PEMBAHASAN

A. Tajuk Rencana

1.1. Pengertian Tajuk Rencana


Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi
terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan. Dalam tajuk
rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah,
opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan
peran serta pembaca.
Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari
segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol
agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk rencana biasanya
menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi latar belakang
dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih
menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi
untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta
meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
Tajuk rencana tidaklah dapat disebut berita. Tajuk rencana mirip dengan opini yang ditulis oleh
para penulis lepas. Bedanya, tajuk rencana ditulis oleh para redaktur yang mewakili suara lembaga pers
tentang permasalahan yang sedang aktual dan banyak diberitakan di media massa, termasuk di media
yang bersangkutan sementara opini biasanya ditulis oleh penulis lepas atau kontributor. Definisi tajuk
rencana kemudian menjadi rancu ketika ada media massa yang menggunakan istilah berita utama untuk
tajuk rencana.

1.2. Ciri-Ciri Tajuk Rencana


Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan.
Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat.
Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana, apabila berita tersebut
memberi dampak kepada nasional.
Tertuang pikiran subyektif redaksi.

1.3. Unsur Tajuk Rencana


Menyatakan suatu pendapat
Logis dan sistematis
Singkat, padat dan jelas
Menarik untuk dibaca

1.4. Bagian-Bagian Tajuk Recana


Pada id.wikipedia.org/wiki/Tajuk_rencana terdapat uraian tentang aspek yang menjadi fokus
tajuk rencana. Uraian ini lebih tepat jika disebut sebagai bagian-bagian tajuk rencana. Bagian-bagian
tersebut adalah sebagai berikut:
judul,
latar belakang masalah,
tokoh,
masalah,
peristiwa yang disampaikan,
opini penulis,
saran dan solusi permasalahan,
kesimpulan,
sumber berita, dan
anggota redaksi.

1.5. Fungsi Tajuk Rencana


Ada 4 fungsi Tajuk Rencana, yaitu:
Menjelaskan berita : Fungsi Tajuk Rencana ini adalah menjelaskan berita, artinya dan akibatnya
pada masyarakat. Surat kabar yang pro pemerintah dapat memilih fungsi Tajuk Rencana yang
pertama.
Mengisi latar belakang : Tajuk Rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut
dengan kenyataan social dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
Meramalkan masa depan : Dalam Tajuk Rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi
yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat
terjadi.
Meneruskan suatu penilaian moral : Tajuk Rencana akan berisi penilaian kritis terhadap masalah
atau berita yang disorot atau dikomentari.

1.6. Isi dari Tajuk Rencana


Tajuk rencana berisi permasalahan yang sedang hangat dalam masyarakat dan opini redaksi atas
permasalahan tersebut, yang meliputi topik berita, tujuan redaksi, pandangan atau visi dan harapan-
harapan redaksi akan peran serta pembaca.
Masalah yang disoroti dalam tajuk rencana dapat dinyatakan secara eksplisit atau implisit.
Masalah yang disoroti dapat berupa kebijakan pemerintah, perkembangan situasi sosial dan politik,
peristiwa tertentu dalam masyarakat, atau tokoh berpengaruh. Dalam menyoroti sebuah masalah,
redaksi mungkin menyetujui, menolak, memberikan alternatif, atau memberikan bahan renungan bagi
pembaca.

2. Struktur Teks Tajuk Rencana

Struktur teks merupakan bagian-bagian yang terpisah yang membangun suatu tajuk rencana, sehingga
menjadi teks yang utuh. Berikut ini strukturnya secara umum:
a. Thesis Statement (Pertanyaan Pendapat)
Merupakan pertanyaan pendapat, berisikan topik mengenai suatu fenomena atau permasalahan yang
akan dibahas. Bisa juga dikatakan sebagai sudut pandang penulis mengenai fenomena atau
permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat. Pada bagian ini mengacu kepada pertanyaan
atau bisa juga mengacu pada sebuah teori yang kemudian akan diperkuat oleh argumentasi (alasan).
b. Argumentasi (Alasan)
Merupakan alasan yang akan memperkuat pendapat/opini yang akan di sampaikan. Argumentasi ini
dapat berupa fakta-fakta, pernyataan umum, menurut ahli, pendapat hasil penelitian dan lain-lain. Pada
bagian ini penulis berusaha untuk meyakinkan masyarakat bahwa apa yang ditulisnya itu memanglah
benar.
c. Reiteration (Pernyataan Ulang Pendapat)
Merupakan bagian akhir pada teks, berisi pernyataan atau penegasan kembali mengenai pendapat yang
telah di tulis supaya pembaca semakin yakin tentang isi teks tersebut, biasanya ada juga yang disertai
dengan saran-saran kepada para pembaca.

2.1. Tahapan Menulis Tajuk Rencana


Tahapan-tahapan dalam menulis tajuk rencana adalah.
Pencarian ide dalam topik.
Seleksi dan penetapan topik.
Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis dari keseluruhan uraian tajuk rencana, mengisi topik
dengan pendapat-pendapat dari tim editorial.
Pelaksanaan penulisan, ditunjuk satu orang dari tim editorial, gaya bahasa harus selalu sama karena tiap
surat kabar atau majalah mempunyai ciri khas masing-masing dalam penulisan tajuk rencananya.

2.2. Kriteria Topik Tajuk Rencana


Topik merujuk pada berita yang aktual atau kontroversial
Topik sesuai dengan filosofi, visi, misi, dan kebijakan umum media penerbitan pers
Topik sejalan dengan kualifikasi dan fokus wilayah sirkulasi media penerbitan
Topik berpijak pada kaidah dan nilai standar jurnalistik seperti aktualitas, objektivitas, keluarbiasaan,
dan prinsip peliputan berimbang.
Topik tidak bertentangan dengan aspek ideologis, yuridis, sosiologis, dan etis yang terdapat dalam
masyarakat atau bangsa.
Topik senantiasa berorientasi pada nilai-nilai luhur kemanusiaan.

2.3. Teknik Penulisan Teori ANSVA dan Teori SEES


Menyusun tajuk rencana yang baik dapat dilakukan dengan cara merujuk pada teori ANSVA
dari Alan H Monroe. Menurut Monroe dalam Raymond S. Ross, dalam Persuation: Communication
and Interpersonal Relation (1974:185), terdapat lima tahap urutan motif yang sesuai dengan cara
berpikir manusia dalam formula ANSVA: perhatian (attention), kebutuhan (needs), pemuasan
(satisfaction), visualisasi (visualization), dan tindakan (action).

Menurut teori SEES ada empat tahap untuk mempengaruhi khalayak pembaca yang sedang
sibuk atau dalam situasi bergegas. Pertama, lontarkan pernyataan singkat yang dapat menggugah
perhatian khalayak pembaca (statement). Kedua, beri penjelasan yang relevan terhadap pernyataan
singkat tersebut (explanation). Ketiga, yakinkan penjelasan dengan memberikan contoh-contoh
(example). Keempat, ikat hati dan pikiran pembaca dengan kesimpulan yang tegas dan ringkas
(summary).
Contoh Tajuk Rencana

Tensi Politik dan Sikap Aparat

Sabtu, 15 April 2017 - 09:12 WIB

GELARAN Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Daerah Khusus Ibu Kota DKI Jakarta putaran kedua
kian dekat. Hanya terhitung 4 hari lagi warga DKI akan berduyun-duyun datang ke tempat pemilihan
suara (TPS) melaksanakan haknya yang diatur UUD 1945 yang menunjukkan Indonesia sebagai negara
demokratis. Pemilih DKI akan bersukacita untuk menentukan siapa yang akan menjadi nakhoda
provinsi ini lima tahun ke depan.

Pilkada sudah selayaknya menjadi pesta rakyat yang menyenangkan. Tensi politik yang tinggi sudah
sewajarnya terjadi. Namanya saja politik, tentu perbedaan pilihan akan melahirkan tensi politik.
Apalagi kalau kita merujuk pada terminologi politik yang secara sederhana bisa kita katakan sebagai
sebuah manajemen konflik. Konflik adalah keniscayaan, tetapi kita harus jaga agar konflik tersebut
hanya terjadi pada tataran ide, bukan fisik.

Namun demi bangsa ini dan demi nilai-nilai sosial yang telah bersama kita bangun sejak masa
prakemerdekaan, tensi politik itu jangan sampai termanifestasi menjadi masalah sosial. Kita semua
harus ingat bahwa perbedaan politik jangan sampai menabrak norma-norma umum yang ada maupun
struktur sosial yang selama ini sudah kita jaga.

Sayang, sepertinya indikasi-indikasi terganggunya norma sosial mulai muncul. Kita bisa lihat riak-riak
ketidakpuasan dan beberapa gesekan kecil muncul di masyarakat. Tensi tinggi politik Pilkada DKI
menyeruak ke antero negeri. Akhirnya Pilkada DKI seperti menjadi pertarungan seisi negeri.
Sayangnya bumbu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) dan kata-kata kasar menjadi bahasan
yang kian dominan. Kita semua sudah punya pengalaman pahit bagaimana masalah SARA yang
dibumbui dengan sikap kasar dan seenak sendiri bisa berakibat bencana sosial. Kita semua harus
mengerem diri, mencoba memasang batasan minimal dari pribadi dulu.

Dalam konteks ini, negara dan aparatnyalah yang harus menjadi penengah agar riak-riak dan gesekan
kecil yang bermunculan tidak sampai menjadi masalah besar yang bisa merusak perjuangan
kebangsaan kita selama ini. Aparat harus melihat masalah secara jernih dan tidak memihak. Karena
begitu aparat berpihak, masalah akan tambah besar. Memang dalam kasus per kasus ada yang bisa
selesai ketika aparat berpihak, tetapi bara dalam sekam akan kian besar dan ini berbahaya.

Aparat jangan hanya meminta warga untuk tenang, tetapi juga harus bertindak tegas ketika ada anggota
dari kubu mana pun yang merusak bangunan sosial yang selama ini kita jaga. Aparat jangan hanya
keras terhadap reaksi yang muncul di publik. Harus diingat bahwa reaksi selalu muncul ketika ada aksi
yang mengganggu tatanan.

Aparat hukum seperti Polri, Kejaksaan Agung, dan yang lainnya harus menunjukkan netralitasnya
secara terbuka. Penyelenggara pilkada seperti Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga harus membangun persepsi netral di mata masyarakat.

Sudah tidak saatnya lagi aparat selalu berlindung dengan alasan kami aparat selalu menjunjung tinggi
netralitas. Netralitas itu antara aksi dan persepsi. Netralitas itu bicara mengenai rasa keadilan di
masyarakat. Jika aparat terus-menerus keras terhadap beberapa kubu, sedangkan kepada beberapa kubu
yang lain lunak, persepsi akan keadilan aparat tak akan terbentuk di benak masyarakat.

Misalnya dalam kondisi saat ini dalam Pilkada DKI, sangat banyak kecurangan dan tindakan yang
merusak tatanan yang dilakukan berbagai kubu, maka tindakan tegas aparat harus sama ke semua kubu.
Semoga aparat dan birokrasi sadar bahwa netralitas adalah salah satu inti dari demokrasi. Terlalu besar
pertaruhan kita jika aparat tidak netral.

Sumber : Sindonews.com
B. Resensi

1.1. Pengertian Resensi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Resensi adalah pertimbangan atau
pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Secara etimologi, Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu
dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti
yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas
buku.
Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu
menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Dalam meresensi sebuah karya harus berkaitan
dengan kualitas dari karya yang sedang dicermati atau diresensi tersebut. Penilaian tersebut harus
dilakukan secara seimbang dan proporsional. Maksudnya ialah tidak boleh seorang peresensi tersebut
hanya memberikan penilaiannya yang positifnya saja atau tidak tepat juga jika resensi itu hanya
dilakukan untuk menilai kelemahan dan kekurangannya saja.
Jika diklasifikasikan, ada tiga bidang garapan resensi, yaitu (a) buku, baik fiksi maupun non
fiksi; (b) pementasan seni, seperti film, sinetron, drama, musik, atau kaset; (c) pameran seni, baik seni
lukis maupun seni patung.

Secara umum, resensi dibagi menjadi tiga, yaitu:


1. Deskriptif, ialah mengggambarkan dan menjelaskan tentang karya seseorang secara
menyeluruh, baik dari segi isi, penulisannya, maupun penciptanya (creator). Resensi ini tidak
sampai pada penilaian kritik (bagus/tidak) si penulis terhadap karya yang dia resensi. Dia hanya
menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah karya.
2. Deskriptif evaluatif, ialah melakukan penilaian terhadap sebuah karya lebih dalam daripada
yang pertama. Dia tidak hanya menggambarkan, tapi menilai sebuah karya secara keseluruhan
dengan kritis dan argumentatif. Sehingga ada kesimpulan pada akhir resensi apakah karya yang
diresensi baik kualitasnya atau tidak.
3. Deskriptif-komparatif, ialah mencoba melakukan penilaian pada sebuah karya dengan cara
membandingkan karya orang lain yang memiliki kesamaan atau keterkaitan secara isi dan
materi. Selain membutuhkan analisa mendalam dan kritis, resensi ini juga membutuhkan
pengetahuan dan wawasan luas. Karena tidak hanya satu karya yang harus dipahami, namun
karya-karya lain yang berhubungan dengan karya yang dia resensi juga harus pula dia pahami.

1.2. Tujuan Resensi


Sebelum meresensi, hendaknya peresensi memahami tujuan resensi. Berikut adalah tujuan
resensi :
Menyampaikan informasi kepada pembaca apakah sebuah karya patut mendapat sambutan atau
tidak.
Menunjukkan kepada para pembaca layak tidaknya sebuah buku dibaca.
Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena
atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
Memberitahukan kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun
kekurangan buku tersebut.

1.3. Unsur-unsur Resensi

Judul resensi : Judul resensi harus selaran dengan keseluruhan isi resensi.
Data buku : judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku (jika
diperlukan).
Pembukaan : memperkenalkan pengarangnya, karyanya berbentuk apa, dan prestasi apa saja
yang diperoleh.
Isi pernyataan : berisi sinopsis, ulasan singkat buku, keunggulan buka, kelemahan buku,
rumusan kerangka buku, dan tinjauan bahasa.
Penutup : Di akhir tulisan, resensi mengungkapkan keungulan dan kelemahan buku dilihat dari
berbagai aspek seperti kontent, missconseption, unsur unsur instrinsik ekstrinsik (buku fiksi )
dan lainnya. Dibagian ini merupakan bagian penting, karena penulis akan membuat keputusan
yang dapat dijdikn acuan mengenai buku tersebut layak atau tidak mendapat sambutan para
pembaca.
1.4. Kelebihan Resensi

Tidak basi. Jika dibandingkan dengan tulisan lain, seperti berita, artikel, dan karangan khas
(features), resensi lebih tahan lama. Artinya, andaipun resensi dikembalikan oleh redaksi,
resensi itu masih bisa dikirim ke media lain. Demikian pula buku yang diresensi, tidak harus
buku yang baru terbit.
Kita boleh meresensi buku yang terbit setahun lalu, asalkan buku itu belum pernah dimuat di media
yang akan dituju. Meskipun demikian, pada umumnya buku yang diresensi yaitu buku-buku yang baru
terbit.
Menambah wawasan. Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah wawasan berpikir
dan mengasah daya kritis. Kita juga bisa menilai apakah buku itu bermutu atau tidak.

1.5. Tahap Menulis Resensi

Ketika melakukan kegiatan meresensi, hendaklah perhatikan langkah-langkah meresensi buku


sebagai berikut.
1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi, mulai dari tema buku yang diresensi,
disertai deskripsi isi buku, siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan,
tebal (jumlah bab dan halaman), format, hingga harga. Siapa pengarangnya: nama, latar
belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga
mengapa ia menulis buku itu. Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik,
politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan
dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian
yang dikutip untuk dijadikan data.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut:
Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian
yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya,
bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata,
terutama untuk buku ilmiah.
Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya
(banyak salah cetak atau tidak).
1.6. Contoh Resensi
Resensi Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

BAB I PENDAHULUAN
1. Data Identitas
Judul : Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia, Jakarta
Cetakan : VI
Ukuran : 20,5 x 13,5 cm
Tebal : iv + 426 halaman
Harga : Rp 60.000

2. Identitas Pengarang

Tere Liye merupakan nama populer seorang penulis berbakat ditanah air, yaitu Darwis. Yang
lahir di Pedalaman Sumatera, 21 Mei 1979. Anak ke enam dari tujuh bersaudara yang lahir dan
dibesarkan dikampung yang dikelilingi hutan, yaitu, Tandaraja Palembang. Tere Liye menyelesaikan
pendidikan di SDN 2, SMPN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan ke SMUN 9
Bandar Lampung. Setelah lulus, Tere Liye melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di
Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi dan mengambil jurusan Akutansi.

Tere Liye menikah dengan Ny. Riski Amelia dan dikaruniai seorang putra bernama Abdullah
Pasai. Tere Liye berasal dari keluarga yang sederhana, yang terlahir anak dari seorang petani biasa.
Tere Liye berbeda dari kebanyakan penulis yang sudah ada. Biasanya setiap penulis akan memasang
foto, nomor kontak yang bisa dihubungi atau riwayat hidup singkat dibagian belakang setiap karyanya.
Namun Tere Liye seperti menghindari dan menutupi kehidupanya. Berikut adalah, karya-karya Tere
Liye :Rembulan Tenggelam di Wajahmu ( Grafindo,2006; Republika 2009) Daun Yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Umum, 2010) Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika,
2005) Senja Bersama Rosie (Penerbit Grafindo, 2008) dan Mimpi-Mimpi Si Patah Hati ( Add Print,
2006).

BAB II
ISI RESENSI

Membandingkan dengan Novel lain

Menurut saya, Novel Rembulan Tenggelam diwajahmu ini sangat menarik, meski awalnya sedikit
membingungkan karena novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, dimana narator
mengetahui semuanya dengan semua peran yang muncul tiba-tiba disetiap bab-nya, dan yang kemudian
mampu menjawab 5 pertanyaan dengan 5 jawaban, melalui kesempatan perjalanan masalalu. Novel ini
awalnya juga menceritakan beberapa tokoh, namun hanya muncul diawal dan kemudian menghilang,
dan muncul lagi dibab terakhir. Hebatnya, tokoh tersebut berkaitan dengan pemeran utama Ray.

Memaparkan Keunikan Novel

Menurut saya, Novel ini terbilang unik, karena novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga
serba tahu. Cukup membingungkan, namun membuat para pembaca penasaran dengan segala macam
alur yang disampaikan. Novel ini mengajarkan apa arti syukur, kesederhanaan, ikhlas, dan menghargai
apa yang telah kita miliki. Novel ini juga benar-benar mengajak kita pergi kedunia fantasi, berkhayal
mengikuti alur ceritanya. Sungguh penasaran dibuatnya.

Tema Novel

Munculnya 5 pertanyaan, dan kemudian kelima pertanyaan terjawab melalui perjalanan panjang tokoh
utama Ray . Sosok ray yang benar-benar mengagumi indahnya cahaya rembulan, yang setiap kali
memandangnya, ia selalu berterimakasih kepada Tuhan. Merasakan kuasa Tuhan selalu menjejak setiap
sudut bumi dimana cahaya rembulan menyentuhnya. Sosok Ray memang mengutuk, membantah,
berprasangka buruk kepada Tuhan, tetapi ia selalu jujur dan tidak pernah berdusta setiap kali ia
menatap rembulan, ia selalu memujinya dan merasakan sebuah ketenangan dibalik Indahnya cahaya
rembulan yang menyelimutinya.
Kritik

Menurut saya, novel ini awalnya memang benar-benar membosankan, ceritanya yang sulit sekali
dipahami. Dan ada bagian bab yang diceritakan terlalu singkat, dibeberapa bab diceritakan, dibab
selanjutnya sudah tidak ada dan muncul kembali di bab terakhir. Bahasa yang digunakan juga sulit
dipahami,banyak ditemukan kata-kata yang menurut saya, memang benar-benar memutar otak untuk
bisa memahaminya. Ya, terlalu tinggi gaya bahasa yang digunakan bagi para pemula seperti saya.

Sinopsis

Novel ini memceritakan tentang perjalanan hidup seseorang, disini disebutkan bahwa pemeran
tokoh utamanya adalah Ray / Reihan. Ray yang merasa hidupnya dipenuhi dengan berbagai ujian,
yang menyebabkan ia berfikir langit telah mengutuknya. Tuhan tidak pernah memihaknya, dan
berbagai pertanyaan muncul dihidupnya. Ya, 5 pertanyaan yang menemaninya melewati perjalanan
panjang kembali ke masalalu yang kemudian mampu menjawab 5 pertanyaan dengan 5 jawaban yang
muncul dari dalam dirinya. Disetiap perjalanan hidupnya, selalu muncul tokoh dan entah siapa itu yang
seringkali disebutkan malaikat / pasien berumur sekian tahun orang dengan wajah menyenangkan
yang menjadi pemeran serba tahu.
Perjalanan hidup yang panjang bagi seorang Ray, dengan segala macam rasa pahit-manisnya
kehidupan telah dirasanya dari sejak ia masih kecil. Ray anak yatim-piatu yang tinggal disebuah panti
asuhan dengan penjaga panti yang seringkali memukulinya, kemudian ia kabur.. pergi dari panti
tersebut. Yang kemudian menjadi bandar judi disebuah terminal kota, kemudian melanjutkan perjalanan
kerumah singgah. Dimana rumah tersebut memberikan banyak warna, dan memberikan arti keluarga
untuk pertama kalinya bagi Ray. Tertulis sebuah kalimat Kalian akan menjadi saudara di mana pun
berada, kalian sungguh akan menjadi saudara. Tidak ada yang pergi dari hati. Tidak ada yang hilang
adri sebuah kenangan. Kalian sungguh akan tetap menjadi saudara. Namun setelah 6tahun bertempat
tinggal dirumah singgah, Ray terlibat dengan perkelahian yang tiada henti, yang akhirnya memutuskan
ia untuk pergi.
Perjalanan masih berlanjut 6tahun kemudian ia jalani dengan menjadi pengamen jalanan
digerbong kereta api. Hingga akhirnya ia bertemu dengan sesosok lelaki paruh baya, yang akhirnya
menjadi sahabatnya ,Plee. Plee merupakan pedagang besar yang berbeda dengan pedagang lain, ia
hanya menjual berlian tanpa harus membeli. Ya, Plee adalah seorang pencuri yang hebat, bahkan ia
merencakan dengan jeli pencurian yang luar biasa yakni pencurian berlian seribu karat yang berada
tepat dipusaran ibukota, yang semua itu melibatkan keahlian Ray. Hampir meraih keberhasilan, mereka
tertangkap basah oleh petugas, namun Ray terselamatkan, dan Plee menjerat hukuman eksekusi mati.
Pahitnya lagi, Plee merupakan pelaku utama terjadinya kebakaran besar yang telah melenyapkan segala
harta bendanya, rumah, dan merenggut nyawa kedua orangtuanya.
Ray mencoba melanjutkan perjalanan hidup, hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang gadis
cantik disebuah gerbong makan, ia mencoba mendekatinya, meski awalnya gadis itu enggan, karena
ternyata gadis itu adalah seorang pelacur. Namun, setelah mendengar penjelasan dari wanita yang amat
sangat dicintainya tersebutlah mereka tetap melanjutkan kisah kasih mereka kejenjang pernikahan. Ray
yang sekarang menjadi mandor sukses ditemani istrinya yang amat sayang peduli terhadapnya. Wanita
sederhana yang selalu ada, yang membuat hari-hari Ray menjadi lebih bersemangat.Namun sayang,
kebahagiaan Ray hanyar berkisar 6Tahun, istrinya meninggal, dan itu artinya ia sendiri lagi. Berbagai
cobaan kembali menghampirinya, pertanyaan-pertanyaan yang lalu kembali menyelimuti fikiranya.
Perusahaannya hancur, Kerabat satu persatu meninggal dunia, kemudian ia terbaring lemah dirumah
saki menjalani operasi, hingga terserang komplikasi, dan ia menderita penyakit juga selama 6tahun,
lagi dan lagi ia kembali sendiri. Hingga 5 jawaban dari 5 pertanyaan perjalanan hidupnya terjawab satu
persatu.
Kau benar, Ray. Ada satu janji Tuhan. Janji Tuhan yang sungguh hebat, yang nilainya beribu
kali tak terhingga dibandingkan menatap rembulan ciptaanNya. Tahukah kau ? Itulah janji menatap
wajahNya. Menatap Wajah Tuhan. Tanpa tabir, tanpa pembatas.. Saat itu terjadi maka sungguh seluruh
rembulan di semesta alam tenggelam tiada artinya. Sungguh seluruh pesona dunia akan layu.
Percayalah selalu atas janji itu, Ray, maka hidup kita akanterasa indah.... Orang dengan wajah
menyenangkan itu menyentuh lembut bahu pasien dihadapannya.

Keunggulan

Novel ini, mampu membawa pembaca benar-benar terbang kedunia fantasi, berkhayal
membayangkan, mengikuti alur cerita yang disampaikan. Novel ini juga mengajarkan kita apa itu hidup
? bagaimana seharusnya menghadapi pahit-manisnya hidup ? belajar bersyukur, ikhlas, dan juga
kesederhanaan. Didalam novel ini, juga terdapat banyak sekali nasehat dari penulis yang disampaikan
dalam sebuah cerita. Meski awal ceritanya sedikit membosankan, namun jika terus kita baca kita akan
menemukan banyak sekali kejutan didalamnya. Salah satu nasehat yang terdapat didalam isi novel ini
adalah : Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan maka
itu saatnya kau harus melihat keatas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan. Dan
sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua
kesenangan maka itulah saatnya kau harus melihat kebawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung
darimu. Nasihat yang lain, yaitu Kalian mungkin memiliki masa lalu yang buruk, tapi kalian
memiliki kepal tangan untuk merubahnya. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan pandai
bersyukur dan kembali bangkit menjalani tantangan hidup. Luar biasa, bukan ?

Kelemahan

Diawal cerita, novel ini benar-benar membosankan, saya sendiri awalnya enggan karena alur
ceritanya, gaya bahasanya, sulit sekali dipahami.Namun, karena rasa penasaran yang luarbiasa yang
membuat saya mampu menyelesaikan dalam waktu 3 hari. Dan isinya, sungguh bermanfaat.

BAB III
PENUTUP

Saran

Menurut pendapat saya, novel ini cukup baik untuk menjadi bahan bacaan disaat waktu luang. Karena
ceritanya yang memang menarik, juga isinya mengandung banyak nasehat, gambaran tentang
perjalanan hidup, mengajarkan kesederhanaan, bagaimana seseorang mensyukuri atas segala nikmat
yang telah diberikan olehNya, juga bagaimana seseorang belajar ikhlas atas segala musibah dan ujian
yang sedang menimpanya.

DAFTAR PUSTAKA
Liye, Tere. 2009. Rembulan Tenggelam Di Wajahmu. Jakarta : Republika

Sumber : Kompasiana.com
BAB II
Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

Tajuk rencana adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi
penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat.
Tajuk rencana cirinya merupakan opini redakasi, berisi suatu masalah, tentang pemikiran subjektif
redaksi. Dalam tajuk rencana terdapat aspek-aspek fokus sebuah tajuk rencana yaitu: Judul, Latar
Belakang Masalah, Tokoh, Masalah, Peristiwa yang Disampaikan, Opini Penulis, Saran dan Solusi
Permasalahan, Kesimpulan, Sumber Berita, Anggota Redaksi, selain itu juga tajuk rencana mempunyai
sifat seperti Krusial dan ditulis secara berkala, menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas
baik itu aspek sosial, Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, Terkait erat dengan policy media
atau kebijakan media yang bersangkutan.
Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Adapun tujuan dari
resensi adalah untuk menilai suatu bahan bacaan baik atau tidaknya bagi khalayak dengan melihat
kepada isi dari karya tersebut. Selain itu unsur-unsur yang terdapat dalam resensi adalah judul, data
buku, pembukaan, isi pernyataan, dan penutup.

3.2 Saran
Setiap suatu kegiatan pasti ada manfaatnya dan kegiatan yang positif akan mendapat balasan yang
positif, untuk itu dalam hal menulis tajuk rencana harus memperhatikan situasi masyarakatnya, agar
tajuk rencana itu tidak bersifat propokatif. Untuk resensi, karena sifat dari tulisan ini tidak basi, maka
tidak ada salahnya para mahasiswa, terutama mahasiswa sastra atau khalayak umum membuat
setidaknya satu resensi untuk melatih kekuatan analisis. Selamat membuat resensi dan tajuk rencana.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.banyakpengetahuan.net
http://lutfi-nurul-aulia.blogspot.com/2012/06/makalah-bahasa-indonesia-tajukrencana.html
https://nasional.sindonews.com/read/1197304/16/tensi-politik-dan-sikap-aparat-1492222342
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-resensi-apa-itu-resensi.html
http://www.kompasiana.com/yantiatmaja/resensi-rembulan-tenggelam-di-
wajahmu_5632ed311193733e0564c0b6

Anda mungkin juga menyukai