Anda di halaman 1dari 21

PRINSIP-PRINSIP ETIKA

Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir telah
mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat.
Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung (great
ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas menjadi enam prinsip yang
merupakan landasan penting etika, yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan,
kebebasan, dan kebenaran.

1) Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap
keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin
menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan
ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.

2) Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama,
sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan,
persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi
perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.

3) Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai
kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan
sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik
dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi
masyarakat.

4) Prinsip Keadilan
kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang
semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak
adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
5) Prinsip Kebebasan
sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan
pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia
mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak
merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus
diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-
mena kepada orang lain. Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai:
 kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan.
 kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksana-kan pilihannya tersebut.
 kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

6) Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil
pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar
kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat
diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam pengembangan
nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antarindividu, individu dengan masyarakat,
dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan
mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai
harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan,
kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.
CARA BERBICARA

1.Berbicara Harus Menatap Lawan Bicara

Yang harus anda perhatikan ketika berbicara adalah konsentrasikan diri anda sepenuhnya
kepada lawan bicara. jangan melihat ke arah lain sehingga membuat lawan bicara
tersinggung. Menatap lawan bicara sungguh-sungguh (bukan mendelik/melirik) termasuk
etika berbicara yang baik. Obyek anda adalah lawan bicara bukan yang lain.

jangan tinggalkan etika ketika anda sedang berkomunikasi dengan orang lain. Kita sendiri
juga pasti tersinggung jika ada orang lain mengajak bicara tiba-tiba memutar hidungnya ke
tempat lain. Mau menanggapi bicaranya saja sebenarnya sudah harus disyukuri, jangan malah
berpindah hati.

Bicara itu bukan hanya dengan mulut, tetapi juga dengan hati dan seluruh tubuh kita kecuali
kalau kita berbicara melalui telepon. Ketika berbicara usahakan seluruh gerak tubuh kita
mengarah ke lawan bicara sehingga kita tahu bagaimana reaksi lawan bicara ketika membalas
apa yang kita ucapkan. Kalau pandangan kita beralih ke tempat lain, kita tahu apakah lawan
bicara tulus dengan ucapannya atau tidak. Bisa jadi lawan bicara bilang setuju tetapi mimik
wajahnya dan kita tahu karena pandangan kita tidak tertuju kepadanya.

Pada saat berbicara semestinya kita seudah mempersiapkan mental kita sepenuhnya. Karena
yang kita hadapi adalah manusia yang mempunyai perasaan, bisa senang dan susah, bisa
tersinggung dan marah-marah. Oleh sebab itu, baik itu mimik maupun mata kita harus
menampakan wajah yang bersahabat dan sungguh-sungguh.

2. Suara Harus Terdengar Jelas


Disamping kita harus menatap lawan bicara, yang tak kalah pentingnya adalah menata suara
kita agar lawan bicara dapat menangkap dengan jelas apa yang sedang kita bicarakan. Tidak
boleh terlalu terburu-buru dan jangan terlalu pelan. Usahakan suara yang keluar bisa
terdengar jelas agar lawan bicara dapat terdengar apa yang kita ucapkan.

Karena kondisi tertentu seringkali kita tidak dapat mengontrol suara kita, sehingga menjadi
terlalu cepat. Lawan bicara merasa perlu menegaskan kembali dengan bertanya balik. Atau
karena tidak ingin didengar orang lain, kita berusaha merendahkan intonasi suara sehingga di
telinga lawan bicara terdengar seperti desis ular. Kedua-duanya bukan cara yang efektif
dalam berbicara.

Berbicara dengan pelan tapi jelas terdengar. Tidak perlu terlalu keras tidak perlu terlalu
lemah. Yang perlu kita perhatikan pula adalah tingkat emosional kita. Bicaralah ketika emosi
kita sedang tidak konsentrasi. misalnya kalau kita sedang marah atau sedih, usahakan agar
kemarahan atau kesedihan tersebut tidak terlihat oleh lawan bicara.

Percuma saja kita berbicara terburu-buru sampai nafas kita tersengal-sengal, lawan bicara
susah mengerti. Atau terlalu lembut seperti orang yang sedang dirundung derita
berkepanjangan, sehingga hanya terdengar seperti rintihan yang menyayat hati. Oleh karena
itu hindarilah berbicara terburu-buru atau terlalu pelan. Sebab dalam kondisi berbicara seperti
itu, sulit untuk meninta respon yang obyektif dari lawan bicara.

Di samping tidak efektif, pembicaraan yang kurang terdengar jelas di telinga lawan bicara
kadang-kadang menimbulkan kejengkelan bagi lawan bicara. Maunya ingin cepat-cepat
selesai tetapi malah menimbulkan persoalan baru yang tidak selesai-selesai. Tentunya ini
akan merugikan diri kita sendiri.

3. Gunakanlah Tata Bahasa yang Baik dan Benar


Bahasa dapat menunjukan kualitas kepribadian dan latar belakang seseorang. Bahasa pegawai
kantor, jelas berbeda dengan orang berjualan di pasar. Salah satu unsur pembedanya terdapat
dalam pemakaian tata bahasa yang digunakan. Bahasa pegawai kantor jelas lebih punya etika
dari pada orang pasar. Bahasa anak gaul berbeda dengan bahasa ningrat keraton.

Sebelum berbicara sebaiknya kata-kata diatur terlebih dahulu. Jangan sampai di tengah
kalimat tiba-tiba putus karena kita tidak tahu apa yang akan kita bicarakan. Dan tentunya
tidak boleh menggunakan kata-kata yang kasar, apalagi yang meninggung hati lawan bicara.

Kita harus mengetahui mana subyek, mana predikat, obyek dan keterangan dalam sebuah
kalimat. Kita harus tahu pula bagaimana menempatkan perangkat kalimat pada tempat yang
benar. jangan sampai kita bingung dengan kalimat yang kita ucapkan sendiri. Umpamanya
dengan membolak-balik kedudukan subyek, predikat dan obyek sehingga menjadi kalimat
yang tidak beraturan.

4. Jangan menggunakan Nada Suara yang Tinggi


Citra pegawai kantor adalah citra kesopanan artinya orang lain melihat pegawai kantor
sebagai orang yang tahu etika, punya tata-krama dan santun dalam segala tindak-tanduknya.
Sikap dan perilakunya mencerminkan orang berpendidikan.

Kesan tersebut akan semakin membekas ketika kita sedang berbicara. Dari pembicaraan itu
orang lain akan dapat menilai, apakah kita seorang pegawai kantor atau bukan. Gaya bicara,
intonasi yang dipakai, dan tata bahasa, jelas berpengaruh besar di telinga pendengar.

Sebagai pegawai kantor, sebaiknya kita berbicara dengan kalimat yang jelas dan intonasi
yang sedang-sedang saja. Tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu rendah. Tunjukan kesan
bahwa kita bisa mengontrol intonasi dengan baik.

Pakailah nada suara yang datar-datar saja, sehingga setiap orang dapat mendengarnya dengan
baik. Kalau terlalu tinggi dikhawatirkan tidak semua pendengarnya dapat mendengar dengan
baik. Apalagi jika kita ditunjuk sebagai pembicara, nada suara harus benar-benar dijaga.
Sebab, pendengar dalam sebuah forum baik ceramah maupun diskusi cenderung beragam.

Jika nada suara terlalu tinggi kita akan cepat letih. Orang tidak mungkin sanggup berteriak
selama satu jam terus-menerus. Apa yang kita bicarakan sebaiknya dapat kita nikmati jangan
malah menjadi beban.

Disamping itu, kurang beretika rasanya kalau kita berbicara dengan nada suara yang tinggi.
Kecuali jika kita sedang membakar semangat para anak-anak muda untuk terjun ke medan
perang. Dalam situasi yang biasa, aman dan tidak darurat, Sebaiknya nada suara kita tidak
terlalu tinggi.

5. Pembicaraan Mudah Dimengerti


Tujuan utama berbicara adalah untuk membuat lawan bicara mengerti apa yang sedang kita
bicarakan. Oleh sebab itu, sebaiknya kita cukup toleran dengan para pendengar kita. Kita
harus pandai-pandai memilih lawan bicara, sebab hal ini berkaitan dengan bahasa yang kita
pakai. Jangan karena ingin dianggap sebagai pegawai kantor ke mana-mana kita selalu
menggunakan bahasa tingkat tinggi.

Kita harus pandai menyesuaikan diri dengan kondisi dan latar belakang lawan bicara yang
kita hadapi. Jangan terjebak oleh keinginan untuk menjaga image atau gengsi sehingga
mengorbankan lawan bicara.

Pakailah bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Tidak penting anggapan orang lain
terhadap diri kita, yang penting adalah orang lain mengerti terhadap apa yang sedang kita
bicarakan. Biarkan orang lain menganggap diri kita bodoh, dan seolah-olah pitar mereka, itu
hak mereka.

Sering kita mendengar ada orang berbicara dengan menggunakan bahasa yang tinggi. Padahal
pendengarnya hanya para pedagang yang tidak sempat mengikuti perkembangan jaman.
Memang ia berhasil membangun kesan di tengah audiennya bahwa ia pembicara yang pandai,
Tetapi ketika ditanyakan kepada mereka apakah mereka mengerti, mereka malah bingung.

Kita semua pasti punya pengalaman yang sama ketika mengikuti khotbah Jum'at. Ada khatib
yang selama khotbahnya menggunakan bahasa Arab di tengah jamaah yang seluruhnya orang
Indonesia. yakinkah anda bahwa jamaah mengerti isi khotbah tersebut?

Tipsnya sebelum mengajak bicara, ketahuilah dulu siapa lawan bicaranya. Kalau memang
lawan bicara lebih mudah mengerti dengan bahasa daerah, maka kita harus menyesuaikan
diri.

Dari bahasa di atas semakin mengertilah kita bahwa ternyata berbicara itu tidak semudah
yang kita bayangkan. Tetapi penulis juga tidak sedang mengarahkan pada satu kesimpulan
bahwa berbicara itu sukar. Singkatnya, sebagai pegawai kantor kita harus tetap menjaga
dengan baik etika kita dalam berbicara
ETIKA MAKAN

Aturan Dasar Etika Makan


Setiap negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa aturan dasar yang
terdapat di setiap etika makan, antara lain:
1. Duduk dengan tegak dan jangan bersandar pada kursi.
2. Saat memegang peralatan makan, kedua siku tidak diletakkan di atas meja.
3. Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan.
4. Berbicara dengan volume suara yang rendah.
5. Menutup mulut saat batuk atau bersin.
6. Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan.
7. Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan.
8. Selalu meminta ijin ke pemilik acara saat akan meninggalkan meja makan atau saat akan mengangkat telepon.
9. Letakkan sendok dan garpu searah jam 5 apabila telah selesai makan.
10. Gunakan tusuk gigi untuk mengambil makanan yang tersisa di dalam mulut.
11. Usahakan untuk mencicipi semua makanan yang disediakan.
12. Menambahkan bumbu sebelum mencicipi makanan dianggap kasar dan menghina koki.

Rangkaian Menu pada Jamuan Formal

 Hidangan pembuka (Appetizer)


Sebelum hidangan pembuka disajikan, biasanya roti disajikan terlebih dahulu di atas meja. Hidangan
pembuka pada umumnya terdiri dari dua jenis, yaitu hot appetizer dan cold appetizer. Hot appetizer yang
dihidangkan biasanya berupa sup, sementara cold appetizer dapat berupa salad. Ciri suatu makanan dapat
tergolong ke dalam jenis appetizer adalah tergolong ringan dan membangkitkan selera, serta dapat
merangsang selera makan.
 Hidangan utama (Main course)
Hidangan utama umumnya berupa masakan daging/seafood. Hidangan utama dapat disantap dengan dua
cara, yaitu cara Amerika dan Eropa. Bila menggunakan cara Amerika, maka biasanya daging dipotong
terlebih dahulu sebelum disantap. Sementara, apabila menggunakan cara Eropa, maka biasanya daging
dipotong dengan menggunakan pisau di tangan kanan dan langsung disantap dengan garpu di tangan kiri.
 Hidangan penutup (Dessert)
Setelah menyantap hidangan utama, maka saatnya untuk menyantap hidangan penutup. Hidangan
penutup umumnya berupa kue, pudding ataupun sejenis minuman dingin seperti cocktail, es krim atau jus.

Aturan Peletakkan Peralatan Makan pada Jamuan Formal

1. Cuci tangansebelum makan dan sesudah makan. Meskipun menggunakan peralatan makan, tangan harus tetap bersih.
2. Makan dalam posisi duduk –tidak sambil jalan-jalan atau berlarian. Hindari pula mebiarkan anak bermain saat
makan, bermain dengan makanannya atau menyambi makan dengan aktivitas lain seperti menonton televisi. Anak
tidak dapat konsentrasi terhadap makanannya, alhasil ia cenderung tidak menghabiskan makanan. Duduk dengan
posisi tegak lurus, bukan membungkuk atau kaki selonjoran. Saat duduk di kursi makannya, pastikan kursi si kecil
tidak terlalu rendah dari meja makan, sehingga tidak mengganggu aktivitas makan. Bila perlu gunakan high chair.
Posisi lengan boleh ditumpu di atas meja, namun jangan biarkan siku ikut ‘duduk’ di meja makan.
3. Berdoa sebelum dan sesudah makan. Anak perlu memahami bahwa makanan yang ada di depannya adalah rejeki dari
Tuhan. Maka ia sepatutnya menghabiskan makanan yang ia ambil.
4. Tepat dan benar menggunakan peralatan makan. Sendok dan garpu digunakan sebagaimana fungsinya. Begitu
juga bila memakai sumpit dan pisau –sediakan yang khusus untuk anak-anak dan ajarkan penggunaannya dengan
benar. Gunakan serbet bila ingin membersihkan mulut. Serbet hanya diperlakukan untuk mengelap mulut, bukan
hidung atau tangan.
5. Mulailah makan bila semua masakan sudah terhidang di meja makan. Kenalkan juga aturan bahwa orang yang
lebih tua dipersilahkan terlebih dahulu untuk mengambil makanan.
6. Makan dengan mulut tertutup dan tidak mengisi penuh mulutnya. Ia bisa tersedak atau malah tidak berselera
makan. Makan dengan perlahan, tidak perlu terburu-buru. Makan terburu-buru bisa membuat anak tersedak, selain
terlihat tidak sopan karena seperti anak yang sangat kelaparan. Perbolehkan ia menyuap usai makanan yang ada di
dalam mulutnya habis.
7. Ucapkan kata “terima kasih” setiap si kecil diberi atau diambilkan makanan oleh orang lain, kata “tolong” saat ia
meminta diambilkan sesuatu, kata “maaf” bila ia tidak sengaja menjatuhkan atau menumpahkan makanan. Alangkah
lebih baik jika si kecil mengucapkan “terima kasih” kepada orang yang sudah memasak makanan untuknya.
8. Hindari berkomentar negatif tentang makanan yang sudah dihidangkan, seperti, “Makanannya tidak enak. Aku
tidak suka!” Lebih baik bila anak diajarkan untuk bilang, “Apakah ada makanan yang lain, bunda? Aku tidak terlalu
suka. “
9. Ambil makanan sesuai dengan porsinya. Katakan padanya bahwa ia boleh tambah makanan jika ia merasa kurang.
Ajarkan juga bertanggung jawab terhadap makanan yang sudah diambilnya. Jika ingin mengambil makanan, hindari
bila tangan harus melewati piring orang lain, apalagi sampai tubuh si kecil ada di atas piring orang tersebut. Ajarkan
ia untuk meminta tolong diambilkan oleh orang lain saja.
10. Tutup mulut dan katakan “maaf” bila bersendawa. Hindari melarang si kecil untuk bersendawa karena ia bisa
muntah. Makan dengan rapi. Hati-hati dan lakukan secara perlahan ketika mengambil atau mengaduk makanan.
Jangan sampai makanan tercecer di atas meja.

Makan dengan tangan. Anggapan bahwa makan dengan tangan adalah kurang sopan tidak sepenuhnya benar. Ada
manfaat yang bisa diperoleh anak, yaitu melatih kemampuan motorik halusnya dan belajar mengenal tekstur makanan.
Lagipula, tidak semua makanan harus di makan dengan sendok, garpu atau sumpit –misalnya makan roti, hamburger,
kentang goreng atau ayam goreng. Dan lagi, dalam budaya Indonesia, makan dengan tangan bukanlah hal tabu –
bahkan merupakan hal baik dan kebiasaan yang dipujikan. Dari segi etika makan, selama posisi tubuh saat makan
benar, perilaku makan sopan dan makan tidak berantakan, sah-sah saja. (me)
ETIKA DUDUK,BERDIRI,BERJALAN

Berikut macam etika duduk:


1. Duduk bersila
Sebagian besar suku bangsa Indonesia masih memakai cara ini. Jika ada yang telah
meninggalkan cara ini, jumlahnyapun belum banyak dan terbatas pada mereka yang tinggal
di kota-kota saja. Duduk bersila pada umumnya dilakukan diatas permadani ata tikar yang
dibentangkan diatas lantai atau berlebih dahulu harus membuka sepatu atau alas kaki lainnya
(kaus kaki tidak perlu di buka).
Kaki dapat dilipat demikian rupa, sehingga kedua telapaknya tidak kelihatan dan
tersembunyi di bawah paha.Telapak kaki kiri berada di balik paha sebelah kiri. Pada wanita
duduk bersila sedikit berbeda, yakni : lipatan kaki lebih kecil (meringkus), kedua lututnya
agak diangkat dan bertumpu pada kedua telapak kakinya. Dengan demikian telapaknya
kelihatan, sedang pada pria tersembunyi. Sehingga, wanita dapat memilih salah satu dari
kedua cara tersebut.
(BENAR) (SALAH)
2. Sikap duduk yang baik bagi seorang tamu
Hal ini harus mengingat pada keadaan, tempat dan kepada siapa anda dan tempat yang
bisa pula maka anda boleh duduk dengan sikap biasa juga tetapi pada keadaan tempat dan
pembicaraan yang serius maka sikap andapun harus serius pula.Dalam keadaan demikian
sebaiknya duduklah agak maju sehingga punggung anda agak renggang dengan sandaran
kursi sikap demikian biasa ditunjukkan kepada orang-orang yang lebih tua lebih tinggi
kedudukannya, atasan, pejabat tinggi dan pembesar-pembesar lainnya.
Dalam suasana demikian, selain dengan sikap duduk tanpa menyandarkan tubuh pada
sandaran kursi sebaiknya tangan juga harus diatur demikian rupa, sehingga tidak terletak di
atas sandaran tangan, tetapi berada di muka terletak di kedua belah paha.Kepala hendaknya
agak menunduk[3].

Berikut adalah cara-cara duduk yang baik dan benar:


1. Sebelum dan sesudah duduk dikursi, hindari menyeret kursi. Angkat kursi sedikit sebelum
kita duduk, agar tidak menimbulkan suara.
2. Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu kebelakang. Paha menempel di dudukan kursi
dan bokong harus menyentuh bagian belakang kursi.

3. Posisi lutut mempunyai peranan penting juga. Untuk itu tekuklah lutut hingga sejajar dengan
pinggul. Usahakan untuk tidak menyilangkan kaki.

4. Tangan dibuat senyaman mungkin di atas meja, namun jangan lupa untuk mengistirahatkan
lengan dan siku Anda. Jika diperlukan, Anda dapat menggunakan sandaran tangan untuk
membantu mengurangi beban pada bahu dan leher Anda agar tidak mudah lelah.

5. Jangan sekali-sekali duduk bersilang kaki, atau menyodorkan telapak kaki jauh kedepan,
ketika menghadap ke orang lain. Apalagi meletakan kaki diatas meja
6. Tidak duduk dimeja
7. .Tidak menyenderkan tangan diatas kursi
8. Jika wanita tutup lutut, kaki diserongkan
9. Memberikan tempat duduk bagi mereka yang tidak kebagian
10. Tidak duduk sebelum wanita, orang yang dihormati, orang tua duduk terlebih
dahulu

2. Etika berdiri
Perlukah sikap berdiri diatur, agar memenuhi norma-norma sopan santun? Bangsa
Indonesia khususnya dan bangsa-bangsa timur yang lain pada umumnya. Sikap berdiri dinilai
juga dari segi kesopanan.Lain halnya dengan bangsa-bangsa barat pada umumnya, mereka
kurang mempunyai pandangan yang khusus pada soal itu.Demikian pula karena etika
mencakup segala kegiatan dan tingkah laku manusia.Maka sikap berdiri sudah barang tentu
harus mempunyai ketentuan-ketentuan juga.
Ada kalanya sikap berdiri yang dapat dianggap rasa kesopanan, tetapi ada pula kalanya
sikap tersebut tidak sopan. Pada uraia-uraian selanljutnya akan diterangkan tentang sikap
berdiri[4].
1. Berdiri di muka umum
Apa yang dimaksud berdiri di muka umum ialah apabila yang melakukannya tengah
menyanyi atau berpidato. Sikap untuk inipun sebaiknya dilakukan dengan sopan pula. Dalam
soal apa dan untuk keperluan apa kita berdiri untuk berpidato, perlu memperhatikan beberapa
ketentuan.
Berpidato dalam upacara-upacara perkawinan, kematian dan lain sebagainya sudah
barang tentu berbeda dengan pidato, rapat-rapat umum atau rapat politik dan lain sejenisnya.
Perbedaan yang dimaksud disini adalah perbedaan tentang sikap beridirinya. Pada upacara-
upacara yang mengharuskan kita berlaku kidmat, kita akan nampak lebih berwibawa dan
meresapkan suasana, apabila kita berdiri tegak dengan kaki merapat dan tanpa menggunakan
gerak tangan atau gerakan-gerakan lainnya. Dalam hal demikian sebaiknya kedua tangan
disilangkan ke muka. Sedang untuk berdiri dalam suasana yang lain, akan siap-siap itu harus
berlainan pula.
2. Berdiri untuk antri
Orang berdiri untuk antri harus berhati-hati dalam menempatkan dirinya. Sedikit saja
membuat kesalahan, niscaya akan menerima umpatan dari pihak lain. Dalam keadaan
demikian, setiap orang harus dapat menguasai kesabaran masing-masing.Sebaiknya berdirilah
berjajar urut ke belakang dengan baik, tenang dan sabar.Jangan resah, maksudnya berulang-
ulang melonggok-longgok ke muka atau menoleh ke belakang.Jangan pula berdesak-desakan
atau rebut-rebutan atau main serobot.Tunggulah hingga giliran anda tiba, dan jangan coba-
coba untuk saling mendahuluinya. Setiap orang harus datang dan berdiri menurut kesempatan
bagi dirinya, yang kami maksudkan di sini ialah apabila ia datang kemudian, harus berdiri di
belakang. Setiap usaha untuk menyelendup atau masuk menyelinap menyusup ke tengah-
tengah deretan merupakan suatu perbuatan yang melanggar peraturan.Baik melanggar tata
tertib, melanggar haknya orang banyak, atau pula melanggar kesopanan[5].
Berikut adalah cara-cara berdiri yang baik dan benar:
1. Tidak berdiri sambil tolak pinggang
2. Tidak membusungkan dada
3. Tidak mengadahkan wajah
4. Tidak menghalangi orang jalan
5. Tidak berdiri ditengah jalan
6. Tidak berdiri didepan pintu
7. Kaki tidak terlalu lebar

3. Etika berjalan
Banyak orang menganggap, bahwa soal berjalan adalah remeh. Tetapi apabila kita
perhatikan benar-benar, ternyata masih banyak di antara bangsa kita yang belum memahami
benar tentang bagaimana sikap yang sebaik-baiknya kita harus berjalan. Yang dimaksud
berjalan disini ialah berjalan di jalan umum, di mana selain kita sendiri, banyak pula orang
lain yang berjalan di situ.
Tiap-tiap bangsa mempunyai gaya sendiri-sendiri. Misalnya orang Amerika dan Eropa,
pada umumnya selalu bergegas-gegas, seolah-olah ada sesuatu yang mereka kejar.Kebiasaan
ini terpengaruh oleh kehidupan mereka yang segala sesuatunya serba otomat, dengan
demikian maka tindakan-tindakannya pun serba cepat pula.Memang harus diakui bahwa
keadaan dapat mempengaruhi kebiasaan. Di negara-negara Arab datarannya kebanyakan
terdiri dari padang pasir yang luas, sehingga untuk mengarunginya dari suatu tempat ke
tempat yang lain memerlukan kesabaran dan ketabahan yang luar biasa.
Kebanyakan bangsa Arab berjalan lambat-lambat asal sampai di tempat tujuan dan
selamat.Dari kedua keadaan yang diuraikan di atas, dapat diperoleh perbedaan yang
menyolok.Yang satu ingin cepat, sedang lainnya terbiasa dengan lambat-lambat.Sedangkan
keadaan di negara kita, khususnya di pulau Jawa boleh dikatakan berada di tengah-
tengah.Maka keadaan ini pun mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Sehingga gaya kita
berjalanpun menjadi sedang, tidak cepat dan tidak pula lambat.
Bangsa kita sudah banyak dikenal oleh bangsa-bangsa lain sebagai bangsa yang halus,
ramah-tamah dan memiliki sopan-santun yang tinggi.Memang, bagi bangsa kita, sopan-
santun ini masih membudaya dalam kehidupan masyarakatnya.Sopan-santun masih tumbuh
dengan subur dan dipelihara baik-baik, sehingga pada soal-soal yang kecil-kecil sekalipun
tidak lepas dari penilaian kesopanan.Demikian pula martabat seseorang berkaitan erat dengan
adabnya.Jelasnya, orang baru dapat baik, apabila penilaian terhadap segi adab dan
kesopanannya telah sempurna.[6]

Berikut adalah cara berjalan yang baik dan benar[7]:


1. Tidak membusungkan dada sehingga terlihat angkuh
2. Waktu berjalan, hendaknya sikap badan lurus dengan tegap, jangan membungkuk, jangan
melangkah besar-besar, atau sebaliknya.
3. Upayakan kedua kaki Anda menapak ke tanah dengan mantap. Jangan menyeret langkah
Anda atau berjingkat-jingkat. Orang akan bertanya-tanya, ada apa dengan anda?

4. Tidak menendang barang saat berjalan


5. Jangan berjalan sambil mengobrol, dan jangan pula sambal melongo kekana dan kiri, atau
selalu menunduk kebawah. Sebaiknya, arahkan Pandangan mata kedepan dengan tenang.
6. Tidak jalan bergerombol
7. Kain celana atau rok tidak menyapu lantai ketika berjalan
8. Jangan makan atau minum ketika sedang berjalan
9. Tidak berjalan mendahului orang tua
10. Tidak berjalan sambil tolak pinggang

ETIKA PERGAULAN

Kata etika pergaulan yaitu berasal dari bahasa Perancis yang artinya pedoman/aturan-aturan tentang sopan
santun/tatakrama, yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik
norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.

Etika juga dapat dipergunakan sebagai tolok ukur kepribadian seseorang. Etika dapat dibentuk melalui berbagai cara,
antara lain dengan pergaulan, pendidikan, lingkungan dan kebiasaan.

Yang harus diperhatikan dalam etika pergaulan baik dengan orang sebaya, dibawah maupun yang diatas kita baik disisi
sosial maupun usia adalah prinsip saling menghormati. Dengan etika yang baik dapat dipastikan bahwa seseorang
akan dapat diterima dengan baik dalam pergaulan sehari-hari

Mengapa Etika Pergaulan harus diperhatikan ? itu karena.

1. Manusia harus dituntut untuk saling berhubungan, mengenal dan membantu.

2. Agar tingkah laku kita diterima dan disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan kita.

3. Tata krama dan tingkah laku sehari-hari merupakan cermin pribadi kita sendiri
Hal mendasar dalam etika pergaulan adalah :

1. Bersikap sopan santun dan ramah

2. Perhatian terhadap orang lain

3. Mampu menjaga perasaan orang lain

4. Toleransi dan rasa ingin membantu

5. Mampu mengendalikan emosi diri


yang harus di perhatikan dalam pergaulan adalah :

1. Pandai menempatkan diri

2. Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua, sebaya, dan yang lebih muda. Misalnya :

o Orang yang lebih tua / yang dituakan harus kita hormati.


o Orang yang sebaya harus dihargai

o Orang yang lebih muda harus disayangi.


di dalam ber etika kita dapat melakukannya pada saat :

1. Di Sekolah
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan seluruh personal (Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Administrasi/TU,
Pesuruh Sekolah, Teman dan lain sebagainya.

2. Di Masyarakat
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota masyarakat. Misal di Toko dengan pelayan Toko, di Kantor
Pos dengan karyawannya, dan sebagainya.

3. Di Rumah
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota keluarga, baik orang tua maupun saudara.

Beberapa contoh sopan santun dalam pergaulan :

1. Dalam berbicara
Etika yang baik dalam berbicara yaitu:

1. Harus menatap lawan bicara.

2. Suara harus jelas terdengar.

3. Menggunakan tata bahasa yang baik.

4. Jangan menggunakan nada suara yang tinggi.

5. Bias mengimbangi lawan bicara.

6. Berusaha menyenangkan lawan bicara.

7. Mampu menciptakan suasana humor.

8. Memuji lawan bicara.

9. Mampu menjadi pendengar yang baik.

10. Dalam berbicara hindari hal-hal sebagai berikut ;

o Membicarakan kejelekan orang lain

o Membicarakan hal yang sensitif

o Memotong pembicaraan orang


o Mendominasi pembicaraan

o Banyak membicarakan diri sendiri

2. Dalam berkenalan
etika yang baik dalam berkenalan yaitu :

1. Ucapkan nama dengan jelas.

2. Lakukan kontak mata.

3. Jabat tangan dengan hangat, tidak dingin.

4. Perkenalkan pria pada wanita, yang muda kepada yang tua atau yang memiliki jabatan.

5. Pada saat sedang duduk, sebaiknya berdiri sebentar.

6. Jangan melakukan perkenalan di tempat yang ramai

3. Dalam menelpon
etika yang baik dalam menelpon yaitu :

1. Segera angkat telpon yang berdering

2. Sebutkan salam dan nama anda.

3. Bersikaplah dengan hangat

4. Jangan menerima telpon sambil makan

5. Bila telpon terputus maka penelpon pertama harus menyambung kembali

6. Jangan telpon sambil menelpon orang lain

7. Kendalikan emosi anda pada saat menerima telpon

8. Ucapkan kata-kata yang jelas jelas, jangan menggumam

9. Hindari pembicaraan dengan akrab yang berlebihan

10. Pada akhir pembicaraan ucapkan salam penutup sebagai ucapan terima kasih

4. Dalam menegur / memberi hormat


etika yang baik dalam bertamu yaitu :

1. Bila berjumpa dengan segerombolan kenalan atau teman-teman, hendaknya kita terlebih dahulu menegur atau memberi

hormat kepada perempuan tertua dari rombongan itu. Sesudah itu baru pada yang lain,
2. Ketika menegur atau memberi hormat, jangan menyimpan tangan di saku atau meletakkanya di bagian pinggang, karena

akan memberi kesan sombong dan tidak sopan dalam pandangan orang terpelajar.

5. Dalam bertamu
etika yang baik dalam bertamu yaitu :

1. Beritahu lebih dahulu untuk mendapat kepastian apakah tuan rumah ada di tempat dan bersedia dikunjungi.

2. Tepat waktu untuk memberikan kesan yang baik pada tuan rumah dan menghargai waktu tuan rumah

3. Masuk, bila sudah dipersilahkan. Bila pintu tidak terkunci, jangan sembarangan masuk. Bila pintu terkunci ketuklah atau

bunyikan bel dan bersabar.

4. Ucapkan salam. Sebagai penghormatan kepada tuan rumah dan tanda bahwa anda telah datang. Demikian juga pada saat

hendak pamit.

5. Ingat waktu. Walaupun tuan rumah sangat ramah dan kelihatannya senang atas kunjungan anda.

6. Jangan memegang barang. Sebelum mendapatkan ijin dari tuan rumah pujilah tentang barangnya.

7. Jangan merokok bila belum dipersilakan.

8. Jaga sikap dan omongan. Jangan sekali-kali mengkritik interior rumahnya, seberantakan apapun.

9. Situasi rumah. Bila situasi rumah sedang kurang enak atau membutuhkan perhatian tuan rumah, sebaiknya segera pamit.

10. Jika ada tamu lain. Perkenalkan diri anda pada tamu yang datang lebih dahulu.

6. Dalam berpakaian
Dalam etika pergaulan penampilan seseorang dapat memberikan kesan yang baik atau sebaliknya. Penampilan yang
menarik dan memikat merupakan modal untuk dapat meraih sukses dalam pergaulan. Penampilan yang menarik dan
memikat dapat diperoleh dangan cara :

1. Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri

2. Memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan

3. Menjauhkan diri dari rasa minder dan rendah diri

4. Bersikap wajar, tidak “over atau under confidence


Dan dalam etika berpakaian pun kita harus mengenal karakteristik tubuhkita , berikut ini saya mencontohkan beberapa
hal dalam etika berpakain :

1. Bagi yang bertubuh kurus :

o Hindari pakaian yang ketat


o Diutamakan bahan yang halus dan melayang

o Warna terang lebih dianjurkan

o Gunakan motif garis horizontal

2. Bagi yang bertubuh besar:

o Hindari busana motif horizontal

o Hindari ornamen busana dan asesori berlebihan

3. Warna kulit terang akan lebih menarik mempergunakan busana yang berwarna gelap

4. Bagi wanita, perpaduan motif dan warna busana baik kebaya/ blus, kain panjang/ rok dan selendang/pasmina disesuaikan.

Busana bermotif dipadu dengan setelan senada.

5. Bagi pria, warna kemeja diusahakan serasi dengan warna jas dan dasi. Kemeja motif kotak-kotak tidak disarankan dipadu

dengan jas pada acara resmi. Pemakaian dasi disesuaikan dengan warna kemeja daripada warna jasnya.

6. Pada setelan jas maupun kemeja berdasi disarankan tidak menyelipkan pin atau benda lain yang membuat saku

menggelembung (kacamata, handphone dll).

6. Pada pemakaian dasi pangkalnya harus berakhir pada gesper ikat pinggang yang dipakai. Dasi kupu-kupu hanya untuk

pakaian dan acara tertentu.

6. Untuk acara resmi pakai sepatu warna hitam dan kaos kaki disesuaikan dengan warna jas atau warna hitam. Hindari

sepatu dengan sol karet atau warna lain


Kepribadian yang baik merupakan pribadi yang :

1. Disukai banyak orang, dihargai dan dinilai sebagai orang yang menyenangkan dalam pergaulan.

2. Dianggap sebagai orang yang patut mendapatkan kepercayaan dan penghargaan.

3. Biasanya adalah orang yang suka melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan, suka menolong dan memberi perhatian

terhadap kepentingan orang lain.

4. Yang sanggup mengasihi orang lain, walaupun orang itu telah menyakiti hatinya, dan mau mengampuni kesalahan orang

lain.

5. Tidak pernah lari dari tanggung jawab dan konsekuen dalam bertindak.

ETIKA PERGAULAN REMAJA


Masa remaja merupakan masa yang sangat kritis, masa untuk melepaskan ketergantungan terhadap orang tua dan
berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. keberhasilan para remaja
melalui masa transisi sangat dipengaruhi oleh faktor biologis(faktor fisik), kognitif(kecerdasan intelektual),
psikologis(faktor mental), maupun faktor lingkungan. Dalam kesehariannya,remaja tidak lepas dari pergaulan dengan
remaja lain. remaja dituntut memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan
sehari-hari. keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang
lain, mendengarkan pendapat/ keluhan dari orang lain, memberi / menerima umpan balik, memberi/ menerima kritik,
bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain-lain.

A. Prinsip-prinsip etika pergaulan remaja

1. Hak dan kewajiban


Hak kita memang layak untuk kita tuntut, tapi juga jangan sampai meninggalkan kewajiban kita sebagai makhluk sosial.

2. Tertib dan disiplin


Selalu tertib dan disiplin dalam melakukan setiap aktivitas. Disiplin waktu biar nggak keteteran.

3. Kesopanan
Senantiasa menjaga sopan santun, baik dengan teman sebaya atau orang tua dan juga guru dimanapaun dan
kapanpun.

4. Kesederhanaan
Bersikaplah sederhana .

5. Kejujuran
Jujur akan membawa kita ke dalam kebenaran. Bersikap jujurlah walau itu pahit.

6. Keadilan
Senantiasa bersikap adil dalam bergaul. Tidak membeda-bedakan teman.

7. Cinta Kasih
Saling mencintai dan menyayangi teman kita agar terhindar dari permusuhan.

8. Suasana & tempat pergaulan kita


Ini sangat penting juga buat kita. Musti diperhatiin ya nih.

B . Faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja


Sebagai makhluk sosial, individu di tuntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.
Begitu juga dengan pergaulan pada remaja, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhinya antara lain :

1. Kondisi fisik

2. Kebebasan Emosional

3. Interaksi sosial.
4. Pengetahuan terhadap kemampuan diri

5. Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama


c. Prinsip dasar pergaulan yang sehat
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitive
(menutup diri) atau terlalu bebas. Semestinya lebih di tekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas
eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan.

1. Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan


dan merasa paling benar. Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti akan membutuhkan manusia lain.
Keadaan ini harus kita sadari betul, supaya kita tidak menjadi manusia paling egois

2. Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak


Hubungan yang baik adalah hubungan yang saling menguntungkan. Saya yakin anda tidak suka di rugikan demikian
sebaliknya orang lain juga tidak suka kita rugikan. Dari itulah salah satu dasar pergaulan sehat yang lain adalah
simbiosis mutualisme. Jangan sampai kita berpikir untuk merugikan orang lain

3. Saling menghormati dan menghargai


Satu kata yang selalu saya ingat jika kita ingin di harga dan di hormati orang lain, maka kita harus lebih dulu bisa
menghargai dan menghormati orang lain. Mengahargai dan menghormati orang lain ini bisa di lakukan dengan banyak
hal seperti menghargai dan menghormati pendapat orang lain, menghargai dan menghormati cara beribadah orang
lain, menghargai dan menghormati adat istiadat orang lain, menghargai dan menghormati cara berpikir orang lain dan
sebagainya.

4. Tidak berprasangka buruk


Agama menapun jelas melarang seseorang untuk berprasangka buruk kepada orang lain. Karena prasangka buruk
hanya akan mendatangkan masalah dan permusuhan antara kita dengan orang lain.

5. Saling memahami perbedaan


Manusia di lahirkan dengan berbagai macam perbedaan, baik itu dari segi fisik, psikologis, ras, suku, budaya dan lain-
lain. Setiap manusia itu memiliki keunikan tersendiri, karena hal inilah kita harus memahami perbedaan tersebut.

6. Saling memberikan nasihat


Orang bijak berkata teman yang baik adalah teman yang selalu mengajak ke jalan yang baik dan mencegah ke jalan
yang tidak baik. Ini juga salah satu prinsip pergaulan yang sehat. Dengan saling memberikan nasehat, kita secara tidak
langsung, menjalin hubungan yang lebih sehat bukan hanya untuk dunia saja, tapi juga untuk akhirat kelak.

Kesimpulan etika pergaulan remaja


Kesimpulan 1:

1. Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak

melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
2. Cara yang baik bersikap dalam pergaulan adalah bagaimana seseorang tersebut mengutamakan perilaku yang sopan

santun saat berhubungannya dengan setiap orang.

3. Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor umur, pekerjaan, keterikatan,

lingkungan dan sebagainya.

4. Dampak positif dari pergaulan adalah Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan

sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani.

5. Dampak negatif dari pergaulan adalah tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
Berbagai masalah tentang masalah pergaulan remaja pada masa ini, terutama di negara kita Indonesia, yang dikenal
dengan baik budaya ketimuran kita yang terkenal mengerti akan sopan santun juga marak terjadi.

Semua permasalahan itu contohnya :

Narkoba, Sex bebas, Penyakit HIV/AIDS, Hamil di luar nikah, Mencuri, Clubing, Perkataan Buruk dan Jorok, Tawuran
dan Perkelahian, Merokok, Membolos Sekolah, Peniruan Budaya Barat, dsb.

Kesimpulan 2 :

1. Lingkungan pergaulan dapat mengubah kepribadian para remaja.

2. Remaja dengan lingkungan pergaulan yang baik lebih baik kepribadiannya daripada anak dengan lingkungan pergaulan

yang jelek.

3. Peran orang tua, teman, guru, dan masyarakat sangatlah dibutuhkan bagi remaja dalam bentuk contoh dan nasihat untuk

menghadapi masalah pergaulan remaja.

4. Timbulnya rasa peduli terhadap lingkungan dan pergaulan remaja, setelah melakukan perbuatan yang baik dan berguna.

ETIKA BERTAMU

vETIKA BERTAMU YANG BAIK DAN BENAR

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila ingin bertamu yaitu sebagai berikut :
a) Meminta ijin masuk
Dalam hal ini (memberi salam dan minta izin), mengetuk pintu batasannya adalah tiga
kali.Maksudnya adalah, jika kita telah memberi salam tiga kali namun tidak ada jawaban atau
tidak diizinkan, maka itu berarti kita harus menunda kunjungan kita kali itu. Adapun ketika
salam kita telah dijawab, bukan berarti kita dapat membuka pintu kemudian masuk begitu
saja atau jika pintu telah terbuka, bukan berarti kita dapat langsung masuk. Mintalah izin
untuk masuk dan tunggulah izin dari sang pemilik rumah untuk memasuki rumahnya.
b) Jangan mengintip ke dalam rumah
Mengintip ke dalam rumah sering terjadi ketika seseorang penasaran apakah ada
orang di dalam rumah atau tidak.
c) Berpakaian yang rapi dan pantas
Bertamu dengan memakai pakaian yang pantas berarti menghormati tuan rumah dan
dirinya sendiri. Tamu yang berpakaian rapi dan pantas akan lebih dihormati oleh tuan rumah,
demikian pula sebaliknya.
d) Memperkenalkan diri sebelum masuk
Jika ditanya siapa oleh tuan rumah, jawablah dengan nama atau julukan yang ia
mengenalnya. Kemudian apabila tuan rumah belum tahu/belum kenal, hendaknya tamu
memperkenalkan diri secara jelas.
e) Masuk dan duduk dengan sopan
Setelah tuan rumah mempersilahkan untuk masuk, hendaknya tamu masuk dan duduk
dengan sopan di tempat duduk yang telah disediakan. Tamu hendaknya membatasi diri, tidak
memandang kemana-mana secara bebas. Pandangan yang tidak dibatasi (terutama bagi tamu
asing) dapat menimbulkan kecurigaan bagi tuan rumah.
f) Menerima jamuan tuan rumah dengan senang hati
Hendaknya tidak menampakkan sikap tidak senang terhadap jamuan itu. Jika
sekiranya tidak suka dengan jamuan tersebut, sebaiknya berterus terang bahwa dirinya tidak
terbiasa menikmati makanan atau minuman seperti itu. Jika tuan rumah telah mempersilahkan
untuk menikmati, tamu sebaiknya segera menikmatinya,tidak usah menunggu sampai berkali-
kali tuan rumah mempersilahkan dirinya dan makanlah dengan tangan kanan, ambilah yang
terdekat dan jangan memilih.
g) Memilih waktu yang tepat untuk bertamu.
Sebaiknya kita tidak bertamu pada waktu-waktu makan, istirahat, atau jika waktu
sudah larut malam, karena akan mengganggu kenyamanan tuan rumah.
h) Tidak Menjadi Beban bagi Tuan Rumah
Jika seorang tamu mendapati tuan rumah dalam keadaan berat atau sulit untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya terhadap tamu maka hendaknya dia tidak berlam-lama
yang menjadikan tuan rumah merasa terbebani atau sempit. Seorang tamu agar tidak
memaksa bertamu, yang mungkin akan membuatnya membicarakan aib tamu itu karena sikap
buruknya.

i) Berterima Kasih Terhadap Tuan Rumah


Seorang tamu,wajib berterima kasih kepada tuan rumah atas penerimaan dan sambutan dari
tuan rumah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berbicara dengan orang pada saat kita
berkunjung yaitu :
a) Jangan menggerakkan kedua tangan saat berbicara.
b) Kedua mata memperhatikan orang yang sedang berbicara.
c) Menjaga tutur kata dan emosi.
d) Tidak memotong pembicaraan.
e) Volume suara diatur.
f) Hindari ungkapan-ungkapan yang bernada sombong atau meremehkan orang yang
menerima kita.
g) Bila kita datang untuk complaint, sebaiknya tidak perlu marah-marah cukup tegas tetapi
sopan.
h)Hindari perdebatan, percekcokan/pertengkaran dengan alasan apapun.
Pada saat kita berada didalam ruangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a) Jangan sembarangan duduk saat belum dipersilahkan untuk duduk.
b) Ucapkan terima kasih, setelah dipersilahkan duduk.
c) Posisi tubuh tegak.
d) Tidak boleh terlihat loyo/tidak bersemangat.
e) Jika disediakan minuman atau makanan kecil, jangan terburu-buru diminun atau disantap.
f) Jagalah selalu kebersihan di dalam ruangan dengan tidak meninggalkan sampah dalam
bentuk apapun, dan hal ini juga penting diterapkan dimana saja kita berada.

4. ETIKA MENERIMA TAMU


Dalam menerima tamu ada etika-etika yang harus kita ketahui, untuk menciptakan
suasana yang menyenangkan dilingkungan. Agar tamu terkesan dengan sambutan yang kita
berikan, berikut adalah etika menerima tamu
a. Berpakaian yang pantas
Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan pakaian yang
pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya.
b. Menerima tamu dengan sikap yang baik
Sambutlah tamu dengan ramah, sopan dan bersemangat secara tulus, buang semua
kepura – puraan, karena umumnya tamu akan mengetahui jika kita hanya berpura – pura
tulus.Hendaknya menerima kedatangan tamu dengan sikap yang baik, misalnya dengan wajah
yang cerah, muka senyum dan sebagainya. Menggunakan tutur kata yang santun. Sekali-kali
jangan acuh, apalagi memalingkan muka dan tidak mau memandangnmya secara wajar.
Memalingkan muka atau tidak melihat kepada tamu berarti suatu sikap sombong yang harus
dijauhi.
c. Mempersilahkan tamu untuk duduk
Selayaknya mempersilahkan tamu untuk duduk ditempat yang nyaman ditempat
duduk yang tidak terlalu transparan atau tempat yang beraroma sedap merupakan suatu
penghormatan bagi tamu.
d. Menghargai tamu
Tuan rumah seharusnya bersegera dalam memenuhi hak-hak tamunya, dengan
menyuguhkan hidangan ala kadarnya. Dan jangan sampai tamu keburu pamit.
e. Menjamu tamu sesuai kemampuan dan tidak perlu mengada-adakan
Termasuk salah satu cara menghormati tamu ialah memberi jamuan kepadanya. Jika
hanya mampu memberikan air putih maka air putih itulah yang disuguhkan. Apabila air putih
tidak ada, cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan sikap yang ramah.
f. Tidak memaksakan diri
Sebagai tuan rumah seharusnya tidak terlalu memaksakan diri dalam melayani
tamunya sehingga dia memikul beban berat hanya karena ingin menghormati tamunya.akan
tetapi, cukup bagi tuan rumah tersebut menghidangkan makanan yang layak sesuai dengan
kemampuannya, tanpa harus mengurangi rasa hormat pada tamunya.
g. Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang
Selalu ucapkan terima kasih kepada tamu yang datang karena sudah berkunjung. Jika
memungkinkan antarkan tamu hingga ke pintu keluar.Salah satu cara terpuji yang dapat
menyenangkan tamu adalah apabila tuan rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu
halaman. Tamu akan merasa lebih semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan
kehadirannya diterima dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai