Anda di halaman 1dari 4

PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

No. Dok. : IK-MGR-01


DAN ANAK PROVINSI DKI JAKARTA Tanggal : 30 Juni 2021

PEDOMAN PENULISAN HASIL ASESMEN Revisi : 01


Halaman : 1 dari 2

Pedoman ini dibuat untuk menyeragamkan penulisan hasil asesmen bagi semua
tenaga layanan P2TP2A DKI Jakarta yang melakukan asesmen awal kepada klien.
Tujuan pembuatan pedoman penulisan hasil asesmen ini diharapkan agar didapatkan
pencatatan yang seragam sebagai dasar bagi manager kasus menginput di aplikasi
MOKA. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan hasil asesmen, yaitu:

A. Informasi yang dituangkan dalam form asesmen terkait:


1. Riwayat Kejadian
a. Tuliskan informasi yang didapat dari klien dengan menggunakan metode
pertanyaan 5W 1H (What adalah apa, Who adalah siapa, Why adalah
kenapa, When adalah kapan, Where adalah dimana, dan How adalah
bagaimana) untuk mendapatkan riwayat kejadian secara detail dan
mendalam. Penjabaran metode pertanyaan 5W 1H adalah sebagai berikut:
1) (What) Apa saja yang terjadi?
2) (Who) Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut?
3) (Why) Mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi?
4) (When) Kapan peristiwa itu terjadi?
5) (Where) Dimana peristiwa itu terjadi?
6) (How) Bagaimana peristiwa itu terjadi?
b. Tuliskan sejak kapan kekerasan berlangsung dari kejadian pertama sampai
kejadian terakhir secara berurutan (tahun, bulan, tanggal), sudah berapa
kali kekerasan terjadi, dan tuliskan secara detail informasi yang
disampaikan klien terkait peristiwa yang dialami, yaitu:
1) Bentuk Kekerasan
a. Jika klien mengalami kekerasan fisik, maka informasi tambahan yang
perlu diketahui adalah terkait dengan bagian tubuh mana yang
mendapatkan kekerasan dan mengunakan alat apa.
b. Jika klien mengalami kekerasan psikis, maka informasi tambahan
yang perlu diketahui adalah jenis kekerasan psikis tersebut dilakukan
secara verbal (tuliskan kata-katanya, ancaman) atau nonverbal
(misalnya, pelaku berselingkuh, adanya intimidasi).
Diharapkan setiap petugas yang melakukan asesmen, benar-benar
menggali terkait tanggal kejadian, atau setidak-tidaknya bulan dan tahun
kejadian.
2. Asesmen/dampak yang dirasakan
Tuliskan hasil asesmen klien yang berkaitan dengan semua dampak yang
muncul dari kekerasan yang dialami klien secara fisik, sosial/ekonomi,
psikologis, hukum, dan lainnya.
3. Asesmen kronologis lanjutan
a. Tuliskan upaya-upaya yang pernah dilakukan klien/pelapor (misalnya
diselesaikan secara kekeluargaan, didampingi pengacara, melapor polisi,
lapor KPAI, mengajukan gugatan dll).
b. Tuliskan faktor-faktor yang menghambat dalam upaya penyelesaian
masalah. Misalnya klien ragu untuk memproses laporannya lebih lanjut,
kurangnya bukti dan saksi.
c. Tuliskan harapan klien terhadap permasalahan yang dihadapinya.
B. Ketentuan Penulisan dan Penyerahan Hasil Asesmen
1. Penggunaan inisial nama terdiri dari dua huruf dan ditulis dengan huruf kapital
baik untuk klien, terlapor dan orang lainnya yang terkait dengan kasus tersebut.
Penggunaan inisial nama dua huruf dituliskan pada komponen riwayat
kejadian, dampak yang dirasakan, dan asesmen kronologis lanjutan (upaya,
hambatan, dan harapan). Contoh: nama klien Annisa Utami (AU).
2. Pada bagian dampak yang dirasakan, petugas wajib menuliskan setiap poin
dampak yang muncul. Jika memang dampak tidak terlihat (mungkin pada
awalnya ada, namun sudah hilang karena sudah lama) atau dampak belum
diketahui, maka petugas tetap menuliskan keterangan tersebut, contoh: tidak
terlihat adanya dampak fisik yang terjadi pada AU akibat kekerasan yang
dialami; belum diketahui dampak psikologis yang terjadi pada AU akibat dari
kekerasan yang dialami.
3. Laporan hasil asesmen dibuat oleh setiap petugas yang pertama kali
melakukan asesmen awal kepada klien kecuali manager kasus. Laporan hasil
asesmen dituangkan dalam bentuk word dengan font: Candara; font size: 12;
spasi: 1,5. Laporan hasil asesmen diserahkan kepada manager kasus yang
bersangkutan berbentuk soft file dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam.

Disetujui oleh Diperiksa oleh Dibuat oleh

Top Management Wakil Top Management Petugas Layanan Manager


kasus
Laporan Hasil Asesmen

Annisa Utami
001/01/2021

Riwayat Kejadian:
01 Februari 2020
AU putus dengan pacarnya yaitu SR karena AU tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh. AU
memutuskan hubungannya dengan SR yang sudah berpacaran selama hampir 2 tahun karena
SR memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya yaitu Batam. AU juga menilai bahwa
SR tidak memiliki usaha agar bisa tetap tinggal di Jakarta bersama dengan dirinya. Walaupun
keduanya sudah putus namun komunikasi mereka masih berjalan dengan baik. AU yang saat
itu merasa sedih sebagai bentuk mengalihkan masalahnya, AU memutuskan untuk bermain
aplikasi "dating" dan menjalin kedekatan dengan pria yang dikenalkan oleh temannya.
01 Maret 2020
AU yang masih berkomunikasi dengan SR kemudian memutuskan untuk bertemu dan pergi
bersama dengan pria yang dikenalkan oleh temannya. Sepulang dari pergi dengan pria yang
dikenalkan oleh temannya AU menerima telepon dari SR yang mengatakan bahwa dia
bermimpi AU pergi dengan seorang pria yang ia tidak kenal. AU yang mendengarkan hal
tersebut kemudian menceritakan bahwa ia sudah dekat dengan pria yang hari ini pergi
dengannya. AU meminta agar SR tidak lagi menghubungi dan bisa mencari wanita lain. Setelah
mengatakan hal tersebut AU merasa terkejut dan merasa direndahkan oleh SR ketika SR
menanyakan "udah ngapain aja sama dia?" kepada AU.
Dan seterusnya sampai tanggal peristiwa terakhir yang dialami klien.

Asesmen/dampak yang dirasakan:


Fisik Tidak terlihat dampak fisik yang muncul kepada AU akibat kejadian
tersebut.
Sosial/Ekonomi AU menjadi bergantung kepada teman-temannya. AU selalu meminta
ditemani teman-temannya. Namun tidak terlihat dampak ekonomi
yang muncul akibat kejadian tersebut.
Psikologis AU merasa takut jika teman-teman kantornya mengetahui konten
pornografi dirinya, AU juga merasa tertekan akan sikap SR kepada
dirinya. AU juga merasa seperti di sekap oleh SR ketika ia sendiri dan
tidak ditemani teman-temannya. AU juga merasa cemas dan gemetar
Ketika mendengar ada notifikasi pesan atau telepon di ponselnya.
Saat asesmen berlangsung AU juga menangis ketika ia menceritakan
bahwa dirinya merasa di sekap oleh SR.
Hukum AU ingin membuat laporan kepolisian terkait masalah yang dialaminya
saat ini.
Lainnya AU menjadi sering memeriksa media sosial untuk memastikan jika SR
tidak menyebarkan foto dan video pornografi dirinya.

Asesmen Kronologis Lanjutan:

Upaya yang 1. AU menghubungi ibu SR dan menceritakan masalah yang


pernah dilakukan dialaminya;
2. AU menceritakan dan meminta saran dari keluarganya terkait
masalah yang dialaminya;
3. AU meng-capture konten pornografi dirinya yang sudah
disebar oleh SR di twitter untuk digunakan sebagai barang
bukti;
4. AU merekam percakapan dirinya dan SR di telepon yang berisi
ungkapan SR telah menyebarkan konten pornografi AU;
5. AU berkonsultasi dengan rekannya yang bekerja di Maber Polri;
6. AU menghubungi LBH Apik dan JS 112.
Hambatan dalam 1. Adanya ancaman dari SR kepada AU akan menyebarkan konten
penyelesaian pornografi AJ setiap hari;
masalah 2. Tidak adanya respon dari ibu SR;
3. SR terkesan meremehkan upaya hukum yang ingin AU ambil;
4. AU masih terus dipantau oleh SR keberadaannya
menggunakan aplikasi zenly.
Harapan terhadap 1. AU ingin ibu SR merespon dan membantu dirinya;
permasalahan 2. AJ ingin SR menjadi jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi.
yang dihadapi

Anda mungkin juga menyukai